2.1.3 Teori Agensi
Brigham dan Daves, 2002 dalam Ade Fatma dan Adi, 2012:10 dengan terpisahnya pemilik perusahaan pada perusahaan yang Go Public, dalam hal ini
diwakili oleh dewan komisaris para pemegang saham disebut juga dengan Principal, dengan orang yang mengelola perusahaan yaitu manajemen orang
yang digaji oleh pemilik perusahaan disebut dengan Agent. Karena pemisahan tersebut, maka akan terjadi Gap atau konflik kepentingan. Hal tersebut terjadi
karena manajer tidak akan mau bekerja untuk kepentingan perusahaan jika tidak selaras dengan kepentingan mereka. Hubungan keagenan timbul pada saat seorang
atau lebih individu yang disebut sebagai Principal : 1 menggaji individu lain yang disebut sebagai Agent untuk memberikan jasa kepdanya, 2 kemudian
mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan kepada Agent tersebut. Di dalam konteks manajemen keuangan, hubungan keagenan tersebut terutama diantara :
1 pemegang saham dengan manajer, 2 manajer dengan debitur yang memberikan hutang dan 3 antara manajer dan para pemegang saham, dan
debitur yang suatu waktu akan menyebabkan distress keuangan financial distress.
2.1.4 Prinsip – Prinsip CSR
Untuk CSR sendiri, dalam memberikan definisi banyak para ahli yang memiliki definisinya sendiri karena sampai saat ini belum ada definisi yang pasti
mengenai CSR itu sendiri. Berikut ini merupakan beberapa definisi CSR yang
umumnya sering digunakan :
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bank Dunia : “CSR is the commitment of business to Contribute to sustainable economic development working with employees and their
respensatives, the local community and society at large to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development”. Dalam bahasa
Indonesia, Yusuf Wibisono 2007:7 mengartikan bahwa : “CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan
kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta
seluruh keluarganya”. Dalam Jalal 2010 dan Rifeald 2012, CSR menurut ISO 26000
didefinisikan sebagai tanggung jawab dari suatu organisasi untuk dampak-dampak dari
keputusan-keputusan dan aktivitas di masyarakat dan lingkungan melalui transparansi dan perilaku etis yang konsisten dengan perkembangan
berrkelanjutan dan kesejahteraan dari masyarakat, pertimbangan harapan stakeholder, sesuai dengan ketentuan hukum yang bisa diterapkan dan
norma-norma internasional yang konsisten dari perilaku dan terintegrasi sepanjang organisasi.
Walaupun definisi CSR masih memiliki berbagai versi masing-masing menunjukkan prinsip yang tidak jauh berbeda yaitu sebagai tanggung jawab
sosial perusahaan kepada para pemangku kepentingan untuk berlaku etis sekaligus meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif yang
mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dikenal sebagai tri bottom
Universitas Sumatera Utara
line dalam rangka mencapai tujuan pembangunan secara berkelanjutan Sinulingga, 2010:.
Menurut Bradshaw dalam Harahap, 2012 , ada tiga bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yaitu sebagai berikut :
1. Corporate philanthropy, di sini tanggung jawab perusahaan itu berada
sebatas kedermawanan atau kerelaan belum sampai pada tanggung jawabnya. Bentuk tanggung jawab ini bisa merupakan kegiatan amal,
sumbangan, atau kegiatan lain yang mungkin saja tidak langsung berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
2. Corporate responsibility, di sini kegiatan pertanggungjawaban itu sudah
merupakan bagian dari tanggung jawab perusahaan bisa karena ketentuan UU atau bagian dari kemauan atau kesediaan perusahaan.
3. Corporate policy, di sini tanggung jawab sosial perusahaan itu sudah
merupakan bagian dari kebijakannya. Prinsip CSR menurut ISO 26000 : 2010 dalam Jalal 2010 dan Rifeald
2012:27 yaitu berkaitan dengan : 1.
Akuntabilitas Membuktikan kepada seluruh pemangku kepentingan bahwa perusahaan
telah melakukan segala sesuatu dengan benar terkait dampak dengan masyarakat dan lingkungan atas seluruh kegiatan operasional yang
dilakukan oleh perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2. Transparansi
Perusahaan menyatakan secara transparan seluruh keputusan dan aktivitaas yang memiliki dampak kepada masyarakat dan lingkungan. Untuk itu
perusahaan dituntut atas keterbukaan yang clear, accurate, dan completeness atas seluruh kebijakan, keputusan, dan aktivitas yang
dilakukan. 3.
Perilaku etis Perusahaan harus berperilaku secara etis dengan menegakkan kejujuran,
kesetaraan, dan integritas. Perilaku etis dilaksanakan melalui pengembangan struktur tata kelola yang mendorong perilaku etis,
membuat dan mengaplikasikan standar perilaku etis, dan terus meningkatkan standar perilaku etis.
4. Penghormatan kepada keputusan stakeholder
Perusahaan harus menghormati dan menanggapi seluruh kepentingan para stakeholder. Dalam hal ini yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah
mengidentifikasi, menanggapi kebutuhan, mengenali hak-hak legal dan kepentingan yang sah, serta mengenali kepentingan yang lebih luas terkait
dengan pembangunan berkelanjutan. 5.
Kepatuhan terhadap hukum Sebuah organisasi harus menerima bahwa kepatuhan terhadap hukum
merupakan suatu kewajiban, untuk itu yang harus dilakukan oleh perusahaan adalah patuh terhadap semua regulasi yang berlaku,
memastikan bahwa seluruh aktivitasnya sesuai dengan kerangka hukum
Universitas Sumatera Utara
yang relevan, patuh kepada seluruh aturan yang dibuat oleh perusahaan sendiri secara adil dan imparsial, mengetahui perubahan-perubahan dalam
regulas, serta secara periodik memeriksa kepatuhannya. 6.
Penghormatan terhadap norma perilaku internasional Di negara-negara dimana hukum nasionalnya atau implementasinya tidak
mencukupi untuk melindungi kondisi lingkungan dan sosialnya, perusahaan harus berusaha mengacu kepada norma perilaku internasional.
7. Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia HAM
Perusahaan harus menghormati serta mengakui pentingnya hak asasi manusia dan sifatnya yang universal. Dalam hal ini yang harus dilakukan
oleh perusahaan adalah ketika ditemui situasi pelanggaran hak asasi manusia, perusahaan harus melindungi hak asasi manusia tersebut dan
tidak mengambil kesempatan dari situasi tersebut, dan apabila tidak ada regulasi dari hak asasi manusia di tingkat nasional, maka perusahaan harus
mengacu pada standar internasional.
Alyson Warhurst dari University of Bath Inggris dalam Sinulingga, 2010:281-282 juga mengungkapkan prinsip – prinsip CSR yaitu sebagai berikut :
1. Prioritas korporat yaitu mengakui tanggung jawab sosial sebagai
prioritas tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan berkelanjutan.
2. Manajemen terpadu yaitu mengintegrasikan kebijakan, program dan
praktek ke dalam setiap kegiatan bisnis sabagai satu unsur manajemen dalam semua fungsi manajemen.
Universitas Sumatera Utara
3. Proses perbaikan yaitu secara berkesinambungan memperbaiki
kebijakan, program dan kinerja sosial korporat berdasarkan temuan riset mutakhir dan memahami kebutuhan sosial secara internasional.
4. Pendidikan karyawan yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
serta memotivasi karyawan untuk bekerja lebih produktif. 5.
Pengkajian yaitu melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai
kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu fasilitas. 6.
Produk dan jasa yaitu mengembangkan produk dan jasa yang tidak
berdampak negatif secara sosial. 7.
Informasi publik yaitu memberi informasi dan bila perlu mendidik
pelanggan, distributor, dan publik tentang penggunaan secara aman transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk.
8. Fasilitas dan operasi
yaitu mengembangkan, merancang dan mengoperasikan fasilitas serta menjalankan kegiatan yang
mempertimbangkan temuan kaji berdampak sosial. 9.
Penelitian yaitu melakukan atau mendukung penelitian dampaka sosial
bahan baku, prosuk, proses, emisi, dan limbahnya yang terkait dengan kegiatan usaha penelitian yang menjadi sarana untuk mengurangi limbah.
10. Prinsip pencegahan yaitu memodifikasi manufaktur, pemasaran, atau
penggunaan produkjasa sejalan hasil penelitian mutakhir atau mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.
Universitas Sumatera Utara
11. Kontraktor dan pemasok yaitu mendorong penggunaan prinsip-rinsip
tanggung jawab sosial korporat yang dijalankan kalangan kontraktor dan pemasok.
12. Siaga menghadapi darurat yaitu menyusun dan merumuskan rencana
menghadapi keadaan darurat dan bila terjadi keadaan bahaya, bekerjasama dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan komunitas lokal.
13. Transfer of best practice yaitu berkontribusi pada pengembangan dan
transfer praktek bisnis yang bertanggung jawab secara sosial kepada semua industri dan sektor publik.
14. Memberi sumbangan yaitu sumbangan untuk usaha bersama,
pengembangan kebijakan publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang akan
meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab sosial.
15. Keterbukaan yaitu menumbuhkan dan mengembangkan keterbukaan dan
dialog dengan para pekerja dan publik, mengantisipasi dan memberi respon terhadap potencial hazard dan dampak operasi, produk, limbah dan
jasa.
16. Pencapaian dan pelaporan yaitu mengevaluasi kinerja sosial,
melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan kriteria korporat dan peraturan per undang-undangan serta
menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi, pemegang
saham, pekerja dan publik.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Pro-Kontra Tanggung Jawab Sosial Perusahaan