16
adalah entropy sesudah dilakukan pemisahan data berdasarkan atribut A.
Untuk menghitung rasio perolehan perlu diketahui suatu term baru yang disebut pemisahan informasi SplitInfo. Pemisahan informasi
dihitung dengan cara :
bahwa S1 sampai Sc adalah c subset yang dihasilkan dari pemecahan S dengan menggunakan atribut A yang mempunyai
sebanyak c nilai. Selanjutnya rasio perolehan gain ratio dihitung dengan cara :
GainRatio S,A =
, ,
2.4 Konsep Hukum Dalam Islam
2.4.1 Pengertian Hukum
Hukum adalah ketetapan Allah dan Rasul-Nya yang berhubungan dengan perbuatan mukallaf dengan perintah, pilihan atau ketetapan. Atau
perintah Allah dan Rasul-Nya, baik perintah mengerjakan sesuatu, melarang sesuatu pekerjaan, membolehkan sesuatu pekerjaan maupun pekerjaan yang
bila dikerjakan
tidak disukai
oleh Allah
maupun Rasul-Nya.
Qardhawi:2005:1
17
2.4.2 Pembagian Hukum Dalam Islam
Menurut mazhab Syafi’i, hukum terbagi menjadi lima: 1. Halal Wajib
Asal arti : mesti, tidak boleh tidak. Dalam ilmu fiqih : sesuatu yang tidak menimbulkan kerugian dan Allah
memberikan kewenangan untuk melakukannya. 2. Sunnah Mandub
Asal arti : jalan, sesuatu yang bisa dipakai atau dikerjakan. Dalam ilmu fiqih : permintaan syar’i untuk melakukan sesuatu perbuatan
dengan permintaan yang tidak tegas, atau sesuatu perbuatan dimana pelakunya mendapat pahala dan yang meninggalkannya tidak disiksa,
atau perbuatan dimana pelakunya terpuji sedang yang meninggalkannya tidak tercela menurut syara’, atau yang lebih baik melakukannya dan
boleh meninggalkannya. Sunnah apabila dihubungkan dengan perbuatan Rasulullah ada tiga
macam: 1. Sunnah mu’akkadah ialah sunnah-sunnah yang selalu dilakukan oleh
Rasulullah tetapi bukan wajib, seperti salat sunnah dua rakaat sebelum fajar, ba’da Magrib, dan ba’da Isya’, membaca surat atau ayat-ayat
Al-Qur’an sesudah Fatihah. 2. Sunnah yang bukan mu’akkadah yaitu sunnah-sunnah yang tidak
selalu dilaksanakan oleh Rasulullah, seperti salat sunnah empat rakaat sebelum Ashar dan sebelum Isya’.
3. Yang dianggap sunnah, yaitu mencontoh Nabi dalam adat istiadatkebiasaan yang tidak berhubungan dengan tugasnya sebagai
18
Rasul dan tidak dimasukkan menjelaskan hukum. Seperti cara berpakaian, makannya, minumnya, berjenggot, mencukur kumis,
apabila kita maksudkan untuk memuliakan dan menunjukkan kecintaan kepada Rasulullah SAW.
3. Haram Asal arti : sakti, angker, larangan atau pantangan.
Dalam ilmu fiqih : sesuatu yang dilarang Allah untuk dikerjakan dengan larangan tegas. Dan melaksanakannya akan diancam dengan siksa dan
hukumnya secara permanen diakhirat, bahkan terkadang ditambah dengan sangsi dunia.
Pembagian haram dari segi kualitasnya: 1. Haram karena zatnya.
Haram karena zatnya adalah sesuatu yang diharamkan karena adanya madharat pada zatnya, seperti makan bangkai, minum khamr,
zina, pencurian, dan sebagainya yang menyangkut kepada maqhashid al-syari’ah, yaitu: memelihara agama, memelihara diri, memelihara
akal, memelihara keturunan, memelihara harta. 2. Haram karena yang lainnya Haram lighayrihi.
Haram lighayrihi ialah sesuatu yang dilarang bukan karena zatnya akan tetapi bisa mengakibatkan jatuh kepada haram lidzatihi
seperti haramnya melihat aurat wanita atau memadu wanita dengan bibinya. Kadang-kadang haram lighayrihi dimaksudkan dengan
keharaman karena adanya unsur luar yang haram. Seperti salat di atas tanah hasil ghasb atau jual beli waktu adzan Jumat. Karena jual beli,
19
pada zatnya tidaklah haram, tetapi ada qarinah lain yang menyebabkannya haram.
4. Makruh Asal arti : hal yang tidak disukai.
Dalam ilmu fiqih : sesuatu yang apabila kita tinggalkan mendapat pahala, bila dikerjakan tidak dipersalahkan. Dengan perkataan lain : sesuatu yang
lebih baik ditinggalkan, meskipun mengerjakan tidak dianggap salah atau dosa.
Disamping itu ada pula yang member definisi makruh dengan perbuatan-perbuatan dimana pelakunya tidak dicela dan diberi pahala
yang meninggalkanya. 5. Mubah
Asal arti : dibolehkan atau tidak ada larangan Dalam ilmu fiqih : perbuatan dimana syari’ membolehkan untuk memilih
antara melakukan atau meninggalkan.
2.5 Database