2.3 Maloklusi Klas II divisi 1
Pada maloklusi Klas II divisi 1 terlihat adanya hubungan rahang yang disto- oklusi dimana mandibula berada lebih distal dari maksila. Hal ini disebabkan
karena ukuran rahang dalam arah anteroposterior tidak seimbang atau karena posisi maksila dan mandibula tidak sesuai.
3,12,13,15
Maloklusi Klas II Divisi 1 dapat dibagi dua keadaan yaitu Klas II divisi 1 dengan prognasi maksila dan Klas II divisi 1 dengan retrognasi mandibula
12,15
2.3.1 Klas II divisi 1 dengan Prognasi Maksila.
Perkembangan maksila yang lebih besar dapat terjadi dalam dimensi anteroposterior maupun dimensi vertikal. Pada dimensi anteroposterior wajah
bagian tengah protrusi sehingga konveksitas wajah menjadi cembung. Inklinasi gigi insisivus yang besar, bibir atas terletak lebih ke depan dan sudut nasolabial
yang kecil. Pada kasus tersebut perlu dilakukan retraksi gigi anterior.
3,6,14
2.3.2 Klas II divisi 1 dengan Retrognasi Mandibula
Klas II divisi 1 dengan mandibula yang kecil disebabkan oleh karena ukuran mandibula yang kurang atau ukuran mandibula normal tetapi posisi
mandibula yang retrusi terhadap maksila sedangkan maksila normal dan pada kondisi seperti ini sudut nasolabial normal.
15
2.4 Pengaruh Retraksi Gigi Anterior Terhadap Sudut Nasolabial
Menurut Bowman dan Jonshton 2000 bahwa retraksi gigi anterior mengakibatkan bibir atas bergerak 2-3mm ke belakang garis estetik. Kusnoto dan
Kusnoto 2001 juga menyatakan bahwa retraksi gigi anterior diikuti dengan pergerakan bibir atas ke belakang. Basciftci 2004 menyatakan bahwa retraksi
Universitas Sumatera Utara
gigi anterior akan mengakibatkan mundurnya bibir atas. Menurut Ramos dkk 2005 retraksi gigi anterior mempunyai korelasi yang signifikan terhadap
mundurnya bibir atas r = 0,70. Menurut Conley dan Jernigan 2006 bahwa retraksi gigi anterior sebesar 2,5 mm akan mengakibatkan bibir atas mundur
sebesar 1 mm. Mundurnya bibir atas mengakibatkan terjadinya peningkatan sudut
nasolabial. Menurut Kusnoto dan Kusnoto 2001 bahwa peningkatan sudut
nasolabial sebesar 7,7 dan Ramos dkk 2005 menyatakan sudut nasolabial
meningkat sebesar 4 . Conley dan Jernigen 2006 menyatakan bahwa ada
korelasi antara retraksi gigi anterior dengan mundurnya bibir atas r = 0,75 dan Tadic dan Woods 2007 korelasi antara mundurnya bibir atas dengan
peningkatan sudut nasolabial r = 0,34.
2.5 Landasan Teori Analisa jaringan lunak profil dengan menggunakan sefalometri lateral
seharusnya ditegakkan sebelum perawatan ortodonti dilakukan. Pada analisa jaringan lunak terdapat titik-titik referensi penting, salah satunya adalah subnasal
Sn. Titik subnasal adalah titik temu antara dasar hidung dengan bibir atas yang membentuk sudut yang disebut sudut nasolabial
3,6,16,21
. Besar sudut nasolabial konstan dan tidak dipengaruhi oleh pertumbuhan
4
tetapi besar sudut nasolabial dapat dipengaruhi oleh perawatan ortodonti dan bedah ortognati
3,17
. Retraksi gigi anterior atas merupakan perawatan pada kasus-kasus dengan
protrusi gigi anterior rahang atas. Keadaan ini dapat dijumpai pada maloklusi Klas I dengan protrusi gigi anterior dan bimaksiler protrusi serta maloklusi Klas II
Universitas Sumatera Utara
divisi 1. Pada maloklusi Klas I dengan protrusi gigi anterior atas dan bimaksiler protrusi ditandai dengan hubungan skeletal normal dengan inklinasi yang besar
pada insisivus atas. Akibat inklinasi insisivus yang besar maka bibir atas terdorong ke depan sehingga sudut nasolabial menjadi lebih kecil.
11
Pada maloklusi Klas II divisi 1, maksila terlihat lebih ke depan dari mandibula, keadaan ini terjadi karena maksila berkembang lebih besar dan
menimbulkan wajah tengah yang protrusi sehingga konveksitas wajah menjadi cembung. Pada keadaan inklinasi gigi insisivus besar, bibir atas berada lebih ke
depan dan sudut nasolabial yang kecil maka perawatannya perlu dilakukan dengan retraksi gigi anterior.
3,6,12,14
.
Retraksi gigi anterior mengakibatkan mundurnya bibir atas. Retraksi gigi anterior sebesar 2,5 mm akan mengakibatkan mundurnya bibir atas sebesar 1 mm
serta mengakibatkan peningkatan besar sudut nasolabial r = 0,34.
1,2,4,5,6,8,10
.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konsep