Manusia sebagai makhluk individual.

Sementara menurut Baron dan Byrne 1994, faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku sosial dapat dikategorikan ke dalam 5 faktor utama yaitu : 1. Aksi atau tindakan dan karakteristik dari orang lain 2. Proses kognitif dasar, seperti ingatan dan penalaran yakni proses yang mendasari pikiran, keyakinan, ide dan penilaian tentang orang lain yang dimiliki lingkungan 3. Pengaruh lingkungan secara langsung ataupun tidak langsung 4. Konteks kebudayaan dimana perilaku sosial itu terjadi Objek Psikologi modern adalah manusia dan kegiatan – kegiatannya dalam hubungannya dengan lingkungan. Hal ini berhubungan erat dengan 3 segi utama manusia, yaitu bahwa manusia secara hakiki sekaligus merupakan :

a. Manusia sebagai makhluk individual.

Yang berarti manusia itu merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi – bagi. Manusia juga merupakan penjumlahan dari beberapa kemampuan tertentu yang masing – masing bekierja sendiri, seperti kemampuan – kemampuan vegetatif dan kemampuan intelektif. Salah seorang ahli psikologi modern Wilhelm Woundt menegaskan bahwa jiwa manusia merupakan satu kesatuan jiwa raga yang berkegiatan. Ia juga menegaskan bahwa apabila kita mengamati sesuatu, maka kita bukan hanya melihat sesuatu dengan indra mata kita tapi juga dengan seluruh minat dan perhatian yang sangat dipengaruhi oleh niat. Psikologi zaman modern ini menegaskan bahwa kegiatan jiwa manusia dalam kehidupan sehari – harinya merupakan kegiatan keseluruhan jiwa raga, dan Universitas Sumatera Utara bukan kegiatan alat – alat tubuh saja atau kemampuan – kemampuan jiwa satu persatu yang terlepas dari orang lain. Manusia sebagai makhluk individual tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, tetapi juga dalam arti bahwa setiap orang itu merupakan pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya termasuk kecakapan – kecakapan sendiri. Perkembangan manusia yang wajar harus memperhatikan segi individualitas manusia dalam arti bahwa pribadi manusia merupakan keseluruhan jiwa raga yang mempunyai struktur dan kecakapan yang khas. b Manusia Sebagai Makhluk Sosial Segi utama lainnya yang perlu diperhatikan adalah bahwa manusia secara hakiki merupakan makhluk sosial. Sejak ia dilahirkan, ia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologisnya yaitu makanan, minuman dan lain – lain. Akan tetapi pada usia 2 bulan hubungannya dengan ib unya sudah mulain berlangsung secara psikis tidak hanya secara biologis. Munurut Freud, super – ego pribadi manusia sudah mulai dibentuk ketika ia berumur 5 – 6 tahun dan perkembangan super – ego tersebut berlangsung terus menerus selama ia hidup. super – ego yang terdiri atas hati nurani, norma – norma, dan cita –cita pribadi itu tidak mungkin terbentuk dan berkembang tanpa manusia itu bergaul dengan manusia lainnya, sehingga sudah jelas bahwa tanpa pergaulan sosial manusia tidak dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya. Pada dasarnya, pribadi manusia tidak sanggup hidup seorang diri tanpa lingkungan psikis atau rohaniahnya walaupun secara biologis – fisiologis ia mungkin dapat mempertahankan dirinya pada tingkat kehidupan vegetatif. Segi Universitas Sumatera Utara sosial manusia itu terutama dipelajari dalam psikologi sosial, tetapi yang sulit dipahami dengan sewajarnya apabila dalam mempelajarinya kita melalaikan segi individualitas pribadi manusia.

c. Manusia Sebagai Makhluk Berketuhanan.

Dokumen yang terkait

The Quest of Identity of Kafka Tamura in Haruki Murakami’s Kafka on the Shore.

0 9 31

Penggunaan Tenka no Setsuzokushi dalam Novel Norwei no Mori Karya Haruki Murakami.

6 23 41

The Quest of Identity of Kafka Tamura in Haruki Murakami’s Kafka on the Shore - repository UPI S ING 1102076 Title

0 0 3

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 1 8

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 1

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 7 8

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 15

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki Chapter III IV

0 0 19

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 2

Analisis Nilai Pragmatik Dalam Novel “Norwegian Wood” Karya Haruki Murakami Haruki Murakami No Sakuhin “Noruwei No Mori” To Iu Shousetsu Ni Okeru Puragumatikku Kachi No Bunseki

0 0 5