Ir. Lukman Edy Moh. Hanif Dhakiri
Eman Hermawan Marwan Jakfar
Imam Nahrowi Abdul Kadir Karding
B. I.I Konflik DPC PKB Dampak dari Konflik DPP PKB Pusat
Konflik  di  setiap  kalangan  atau  golongan  itu  pasti  terjadi  baik  yang bersifat  internal  maupun  eksternal,  dan  konflik  bisa  merubah  keadaan  bisa
menjadi  baik  dan  bisa  menjadi  buruk.  Organisasi  atau  kelompok  bisa  menjadi rukun  atau  hidup  kembali  ketika  mengalami  konflik  kalau  diantara  kedua  belah
pihak  bisa  mengatasi  dengan  baik,  akan  tetapi  konflik  bisa  berdampak  buruk ketika  suatu  organisasi  atau  golongan  tidak  bisa  mengatasinya  dengan  baik,
artinya  kurang  memahami  pentingya  kedamaian.  Dalam  kehidupan  sebuah komunitas atau golongan pasti akan mengalami dan menghadapinya.
Maka  dalam  kasus  PKB  baik  yang  terjadi  di  DPP,  DPW,  DPC,  maupun PAC itu merupakan kesalahan yang berdampak pada massa atau pendukung PKB
sendiri,  karena  menurut  penulis  konflik  di  tubuh  PKB  itu  sering  terjadi  yang diawali  tahun  2001  dan  berkembang  pada  tahun  2005,  dan  PKB  mengalami
konflik  kembali  di  tahun  2009.  Seakan  tidak  pernah  lepas  dari  konflik,  sehingga pada tahun 2009 yang lalu ketika menghadapi pemilu juga mengalami atau terjadi
konflik, dan konflik tersebut karena dampak atau imbas dari konflik PKB pusat.
Seperti  yang  dikatakan  Jaa  salah  seorang  pengurus  DPC  PKB  Karawang bahwa  konflik  yang  terjadi  di  Karawang  itu  karena  dampak  dari  konflik  DPP
PKB,  sehingga  muncul  berbagai  pemikiran  dan  pendapat  bahwa  sebelum  terjadi konflik  DPC  sampai  PAC  kepengurusan  PKB  sudah  berjalan  baik  sehingga
menimbulkan  keharmonisan  dalam  kekeluargaan  antar  pengurus,  massa pendukung dan warga Nahdliyin Karawang.
54
Dengan terjadinya konflik dari DPC sampai ke PAC sehingga para Ulama atau  Kiyai  dan  segenap  tokoh  masyarakat  Karawang  mengadakan  rapat  atau
musyawarah  untuk  membahas  masalah  yang  terjadi  di  DPC  PKB  Karawang. Dalam  rapat  tersebut  masing-masing  mengeluarkan  pendapat  dan  gagagsan  pada
intinya  mereka  ingin  mengetahui  sebab  musabab  konflik,  dan    akhirnya  telah diketahui  konflik  memang  dampak  dari  DPP  PKB  pusat,  sehingga  dalam  rapat
tersebut  menjadi  dua  kubu  antara  lain  kubu  Gus  Dur  atau  Yeni  dan  kubu Muhaimin, atau kubu  yang di  Parung dan kubu  yang di  Ancol.  Dan Toleng juga
mengatakan  kubu  Gus  Dur  kelompok  tua  yaitu  H.  Uba  Ruba’i  dan  Enjang Ya’kub,  dan  kubu  Muhaimin  kelompok  muda  yang  dipelopori  oleh  Ahmad
Zamakhsyari  ketua  sekarang,  dan  segenap  pengurus  lainnya.  Pertikaian  dan perbedaan pendapat selalu ada dalam suatu intansi atau suatu organisasi.
Konflik  terjadi  dari  pusat  merambah  ke  wilayah  serta  daerah,  mengenai konflik yang terjadi di Karawang itu sama seperti yang terjadi di berbagai daerah
yaitu konflik yang bersumber dari konflik DPP PKB di Kali Bata. Namun semua itu, tergantung kepada yang menghadapi konflik tersebut apakah bisa diselesaikan
atau tidak.
54
Buku  catatan  Jaa  maliki  tentang  PKB  Karawang  yang  dikutip  pada  21  juli  2009  di kantor DPC PKB Karawang.
I.II Pelaku yang terlibat dalam konflik
Terjadi  konflik  pasti  karena  ada  dua  kubu  yang  saling  memperebutkan suatu  permasalahan  tertentu,  sehingga  tidak  terpikirkan  akibat  dari  konflik
tersebut,  yang  ada  malah  memikirkan  golongan  atau  kelompoknya  sendiri,  dan ada  juga  kepentingan  pribadi  atau  keluarga.  Konflik  dianggap  baik  kalau  para
pelaku bisa mengatasi dan saling mengintropeksi diri masing-masing atau pribadi diri sendiri.
Seperti yang terjadi di Partai Kebangkitan Bangsa Karawang pelaku yang terlibat  dalam  konflik  tersebut  sama  seperti  kejadian  yang  terjadi  di  tingkat
nasional atau DPP PKB, seperti apa yang dikatakan Toleng bahwa golongan muda dan  golongan tua sama-sama mempunyai  argumen dan pemikiran  yang berbeda-
beda, sehingga timbul pergolakan dan pertarungan antara kelompok Gus Dur dan kelompok Muhaimin.
Golongan  muda  yaitu  yang  mendukung  kelompok  Muhaimin  dengan alasan Partai Kebangkitan Bangsa tanpa pemilu tidak ada gunanya dan tidak aktif
dalam  pemerintahan  sama  saja  tidak  jelas  tentang  keadaan  partai,  dan  golongan tua  tidak  mau  kalah  dalam  membela  Gus  Dur  mereka  beralasan  bahwa  Partai
Kebangkitan  Bangsa  tanpa  Gus  Dur  tidak  ada  gunanya  seperti  suatu  pendidikan tidak  ada  guru  dan  kurang  sempurna,  bahkan  ada  sebagia  mereka  mengatakan
kepengurusan  PKB  Karawang  saat  ini  kurang  syah  kurang  dukungan  dan persetujuan dari warga Nahdlatul Ulama Karawang sepenuhnya.
55
Kelompok tua atau pendukung mayoritas mereka berada di Pengurus Anak Cabang PAC
, antara lain yaitu: H. Uba Ruba’i, H. Suyanto, Ust. Hayi Basyari,
55
Artikel DPC PKB Karawang
Enjang  Ya’kub,  Abdullah  Halim  Sukhaeri,  H.  Noorjuman,  S.Ag,  Imam  Gozali S.Ag, Komarudin SE, E. Khotib Muwahid, dan golongan muda berada di Dewan
Pengurus  Cabang  DPC  yang  sekarang  menjadi  pengurus  di  DPC  Kabupaten Karawang  antara  lain  yaitu:  KH.  Nasuha  Azhari,  KH.  Tajudin  Zuhri,  H.  Ceceng
Syarif  Husen  MS,  Ahmad  Zamakhsyari,  S.Ag,  Drs.  H.M  Solihin,  Kamaludin Abdullah, S.Ag, Drs. Ja’a Maliki, Aef Saefullah Ahmad SS, Rahmat Toleng Djati,
H. Ayi Khotibul Umam.
56
Oleh  karena  itu  pada  waktu  musyawarah  yang  membahas  masalah  partai terjadi dua kelompok atau dua golongan antara lain yaitu: kelompok Gus Dur dan
kelompok  Muhaimin,  masing-masing  kubu  mempunyai  komitmen  dan  tujuan yang berbeda walaupun pada intinya sama membangun partai Nahdliyin.
I. III Pengaruh Konflik Terhadap Masyarakat
Dampak  dari  konflik  sangat  berpengaruh  sekali  terhadap  masyarakat, banyak  bukti  akibat  dari  konflik  tersebut,  antaranya  timbulnya  kekerasan,
putusnya  tali  persaudaraan,  pecahnya  keharmonisan  kelompok  atau  golongan. Namun  perlu  diketahui  konflik  yang  terjadi  di  tubuh  Parta  Kebangkitan  Bangsa
bukan hanya sekali atau dua kali ini sering terjadi sama halnya dengan Nahdlatul Ulama yang sering terjadi konflik.
Masyarakat  adalah  golongan  atau  sekelompok  orang  yang  mempunyai naluri dan pemikiran yang berbeda-beda, dan mempunyai kedudukan serta derajat
atau  pangkat  yang  berbeda  pula,  bahkan  ada  yang  disebut  masyarakat  awam, artinya masyarakat yang tidak tahu dan kurang mengerti terhadap sesuatu kurang
pengetahuan. Mereka manut dan patuh saja terhadap keputusan pemerintah atau
56
Artikel DPC PKB Karawang.
penguasa,  dalam  artian  masyarakat  tidak  mampu  melawan  ketika  negara melakukan sebuah kebijakan yang kurang baik bagi masyarakat.
Dalam  pemikiran  Ibnu  Khaldun  tentang  masyarakat  menurutnya  adalah perjalanan  proses  pemikiran,  yang  pendapatnya  manusia  pada  awalnya
memerlukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan diri.  Manusia  pada  saat  itu  lah  membentuk  sebuah  masyarakat  dalam  sebuah
organisasi  yang  di  dalamnya  terbangun  sebuah  interaksi  sosial  antar  manusia dalam berbagai bentuk, seperti dalam perniagaan dan lain sebagainya. Akan tetapi
tidak  menutup  kemungkinan  bahwa  manusia  memiliki  sifat  dasar  yang  agresif untuk  selalu  menciptakan  keributan,  perang  dan  konflik.  Masyarakat  sebagai
instrumen manusia untuk mengimbangi kelemahannya dan memperbesar peluang- peluangnya  untuk  mempertahankan  diri,  egoisme  manusia  mendorong  untuk
berbuat  dengan  caranya  sendiri  dan  sesuai  dengan  hatinya,namun  manusia mempunyai peluang sedikit untuk mempertahanan hidupnya.
57
Kalau penulis  amati  dari pemikiran  Ibnu Khaldun sangat  berkaitan sekali dengan kasus  atau konflik  yang terjadi  di  PKB, karena manusia atau masyarakat
mempunyai sifat agresif dan egois untuk berbuat dengan caranya sendiri. Konflik PKB  sangat  berpengaruh  sekali  terhadap  masyarakat  khususnya  di  wilayah
Karawang yang hampir 70 NU tulen dan para simpatisan, sehingga masyarakat bosan  dengan  keadaan  PKB  yang  selalu  di  kerumuni  konflik.  Menurut  Rahmat
Toleng konflik di DPC PKB Karawang  tidak terlalu mempengaruhi pada pemilu 2009  yang  lalu,  karena  buktinya  PKB  pada  pemilu  2009  mendapat  jatah  kursi
57
Sjadzali,  Munawir.  Islam  dan  Tata  Negara;  ajaran,  sejarah  dan  pemikiran.  Jakarta: UI-Press, 1990., h. 28.
empat dan ini membuktikan bahwa walaupun terjadi konflik tidak ada pengaruh. Karena  pada  saat  pemilu  kelompok  pendukung  Gus  Dur  akhirnya  sebagian  ikut
berpartisipasi  dalam  pemilu.  Kalau  untuk  kerukunan  antar  pengurus  memang masih  ada  mis  communication  karena  dari  kubu  Dus  Dur  atau  Yeni  Wahid  tetap
pada pendiriannya yang tidak mau PKB dipimpin oleh Muhaimin.
58
Dari pemaparan di atas tadi penulis mengambil kesimpulan bahwa konflik yang terjadi di DPC PKB Karawang imbas atau pengaruh dari DPP PKB sehingga
mengakibatkan perselisihan atau berbeda pendapat antar pengurus dan keresahan warga NU Karawang, dan sampai sekarang menghadapi pemilihan Bupati belum
menyatu kembali sepenuhnya. PKB yang berkoalisi dengan HANURA, PBR, dan PPP  mendukung  calon  no  1  yaitu  Eli  Amalia  sebagai  Calon  Bupati  Karawang,
DPC PKB harus bekerja keras merangkul  kembali dari PKB kubu Gus Dur atau Yeny Wahid yang ada di PAC.
C. Dampak Konflik PKB pada pemilu 2009