Penilaian Kinerja Pusat Biaya

sempurna karena seringkali bawahan lebih mengerti kondisi yang ada di lapangan sehingga partisipasi akan dapat memperbaiki proses pengendalian menyeluruh.

E. Penilaian Kinerja Pusat Biaya

Pusat biaya adalah suatu pusat pertanggungjawaban di mana manajernya hanya bertanggungjawab untuk biaya-biaya. Kinerjanya dinilai dengan membandingkan biaya aktual dengan anggaran kinerja yang menunjukkan besarnya biaya yang diperkenankan pada volume aktivitasnya aktualnya. Setiap penyimpangan variance antara realisasi dan anggaran biaya manjadi fokus utama dalam penilaian manajemen. Pengukuran kinerja manajemen menekankan pada penilaian seberapa baik manajer suatu pusat pertanggungjawaban bekerja. Pada pusat biaya pengukuran prestasi manajer pada pusat biaya teknik sangat berbeda dengan pengukuran prestasi manajer pusat biaya kebijakan. Efisiensi pusat biaya teknik dinilai berdasarkan perbandingan antara masukan dan keluaran pusat pertanggungjawaban tersebut. Kriteria efisiensi dalam hal ini adalah sebagai berikut: a Dengan masukan yang sama, dihasilkan keluaran yang lebih besar b Dengan masukan yang lebih kecil, dihasilkan keluaran yang sama Pengukuran efisiensi pusat biaya teknik umumnya dilakukan dengan cara membandingkan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya pada pusat biaya teknik tersebut selisih yang timbul dianalisis, jika biaya sesungguhnya lebih kecil dari pada biaya standar maka pusat biaya teknik dinilai efisiensi. Sebaliknya Universitas Sumatera Utara jika biaya sesungguhnya lebih besar dari pada biaya standar maka pusat biaya teknik dinilai tidak efisien. Pengukuran pusat biaya kebijakan berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi, Robert N Anthony 2002 : 114 mengatakan “efisiensi dan efektivitas berkaitan satu sama lain, setiap pusat pertanggungjawaban harus efektif dan efisien, dimana perusahaan harus mencapai tujuannya dengan cara yang optimum. Biaya kebijakan sulit diukur efisinsinya, dimana semakin besar biaya yang digunakan maka keluaran yang dihasilkan akan semakin besar, akan tetapi biaya kebijakan dapat diukur efektivitasnya, walaupun sulit dilakukan efektivitasnya kadang- kadang dinyatakan dalam standar kualitatif. Penilaian Kinerja dalam suatu perusahaan mutlak harus dilakukan, karena penilaian kinerja merupakan ukuran bagi direktur dan manajer dalam melaksanakan wewenang yang dilimpahkan kepadanya. Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan prilaku karyawan yang bisa merugikan perusahaan dan untuk memotivasi semangat kerja setiap individu, juga menetapkan standar kerja bagi seluruh individu yang ada dalam perusahaan. Menurut Mulyadi 2001:415 ”penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan criteria yang telah diterapkan sebelumnya”. Dalam akuntansi pertanggungjawaban, pengukuran kinerja hendaknya dikaitkan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan. Pengukuran kinerja pada bagian produksi hendaknya dikaitkan dengan pusat Universitas Sumatera Utara pertanggungjawaban biaya mengingat bagian produksi itu sendiri merupakan pusat biaya cost centre. Samryn 2001 : 262 mengemukakan bahwa ukuran kinerja yang baik bersifat komprehensif dan meliputi ukuran-ukuran finansial dan non finansial. Ukuran- ukuran yang dimaksud disini adalah: 1. Relevan dengan sasarantarget perusahaan 2. Dapat dipengaruhi oleh tindakan para manajer 3. Objektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan 4. Dapat dimengerti oleh para manajer 5. Mencakup aspek penting dari kinerja tanpa menimbulkan konflik dengan pihak lain 6. Dapat digunakan secara regular dan berkelanjutan 7. Memperhatikan keseimbangan jangka pendek dan jangka panjang Dalam penilaian kinerja atau prestasi suatu pusat pertanggungjawaban selalu digunakan dua kriteria yakni efisiensi dan efektivitas. Menurut Hammer 1993:470 “sistem pelaporan dan akuntansi pertanggungjawaban yang efektif harus memisahkan biaya terkendali dari biaya tidak terkendali”. Laporan pada manajer yang bertanggungjawab hendaknya memisahkan biaya berdasarkan aktivitas dan menekankan pada biaya terkendali agar manajer dapat mengidentifikasi secara cepat aktivitas mana yang harus diperhatikan. Sedangkan Menurut Horngren 1997:325 “Efisiensi kerja dalam sistem akuntansi pertanggungjawaban terletak pada penyimpangan efisiensi efficiency variance yaitu harga standar bagi sumber produktif tertentu, dikalikan dengan selisih antara jumlah input Universitas Sumatera Utara sesungguhnya dan jumlah input standar yang disediakan bagi sejumlah output yang dicapai”. Efisiensi suatu pusat biaya merupakan kemampuannya menggunakan biaya masukan yang lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama atau kemampuan menggunakan biaya masukan yang lebih besar. Sedangkan efektivitas suatu pusat biaya ditentukan oleh besarnya konstruksi keluaran yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Kelemahan utama dalam pengukuran prestasi adalah penggunaan ukuran tunggal yang menekankan hanya pada satu tujuan organisasi dan penggunaan ukuran yang tidak mampu menginterprestasikan atau gagal merefleksikan tujuan organisasi. Penggunaan laba sebagai salah satunya ukuran terbukti banyak menimbulkan akibat yang kurang baik. Selain itu penilain kinerja dapat juga dilakukan dengan metode balance scorecard, yakni penilaian kinerja dengan menilai unit-unit bisnis strategi dengan menggunakan penilaian skor yang telah ditentukan sebelumnya. Penilain kinerja mencakup penilaian karyawan baik kinerjanya, motivasi, atau keahliannya. Penilaian kinerja keseluruhan perusahaan juga dapat dilakukan dengan metode- metode tertentu dilakukan pihak manajemen yang telah disesuaikan dengan kondisi perusahaan tersebut.

F. Sistem Pelaporan Biaya Pusat Pertanggungjawaban Biaya