Sistem Pelaporan Biaya Pusat Pertanggungjawaban Biaya Tinjauan Penelitian Terdahulu

sesungguhnya dan jumlah input standar yang disediakan bagi sejumlah output yang dicapai”. Efisiensi suatu pusat biaya merupakan kemampuannya menggunakan biaya masukan yang lebih kecil untuk menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama atau kemampuan menggunakan biaya masukan yang lebih besar. Sedangkan efektivitas suatu pusat biaya ditentukan oleh besarnya konstruksi keluaran yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Kelemahan utama dalam pengukuran prestasi adalah penggunaan ukuran tunggal yang menekankan hanya pada satu tujuan organisasi dan penggunaan ukuran yang tidak mampu menginterprestasikan atau gagal merefleksikan tujuan organisasi. Penggunaan laba sebagai salah satunya ukuran terbukti banyak menimbulkan akibat yang kurang baik. Selain itu penilain kinerja dapat juga dilakukan dengan metode balance scorecard, yakni penilaian kinerja dengan menilai unit-unit bisnis strategi dengan menggunakan penilaian skor yang telah ditentukan sebelumnya. Penilain kinerja mencakup penilaian karyawan baik kinerjanya, motivasi, atau keahliannya. Penilaian kinerja keseluruhan perusahaan juga dapat dilakukan dengan metode- metode tertentu dilakukan pihak manajemen yang telah disesuaikan dengan kondisi perusahaan tersebut.

F. Sistem Pelaporan Biaya Pusat Pertanggungjawaban Biaya

Sebelum mendesain sistem pelaporan pertanggungjawaban, yang perlu di perhatian adalah pembentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas, Universitas Sumatera Utara maka sistem pelaporan pertanggungjawaban pelaksanaan akan dapat menghasilkan suatu laporan yang dapat dipergunakan oleh manajemen untuk mengawasi jalannya kegiatan perusahaan sekaligus mengambil tindakan perbaikan bila terjadi penyimpangan. Laporan pertanggungjawaban pusat biaya yang disusun oleh perusahaan pada umumnya membandingkan anggaran dengan realisasinya. Cara penyajian laporan tergantung kepada pengaruh terhadap operasi perusahaan dan besar kecilnya penyimpangan serta suatu keadaan yang sangat berpengaruh terhadap operasi perusahaan dan jumlahnya cukup material. Menurut Mulyadi 2002:195, bagian akuntansi biaya setiap bulannya membuat laporan pertanggungjawaban untuk tiap-tiap pusat biaya. Setiap awal bulan dibuat rekapitulasi biaya atas dasar total biaya bulan lalu, yang tercantum dalam kartu biaya. Atas dasar rekapitulasi biaya disajikan laporan pertanggungjawaban biaya. Isi dari laporan pertanggungajawaban disesuaikan dengan tingkatan manajemen yang akan menerimanya. Untuk tingkatan manajemen yang terrendah disajikan jenis biaya, sedangkan untuk tiap manajemen diatasnya disajikan total biaya tiap pusat biaya yang dibawahnya ditambah dengan biaya-biaya yang dikendalikan dan terjadi dipusat biaya nya sendiri.

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilaksanakan ini merujuk pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian pertama yaitu penelitian Ginting 2006 pada Universitas Sumatera Utara perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IIIperseroMedan, menggunakan variabel pengendalian biaya dan akuntansi pertanggungjawaban. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntansi pertanggungjawaban menganggap pengendalian organisasi dapat meningkat dengan cara menciptakan jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur organisasi formal perusahaan. Penelitian kedua yaitu penelitian Maulina 2007 telah meneliti peranan sistem akuntansi pertanggungjawaban dalam mengukur kinerja pusat biaya. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan PT.IRA WIDYA UTAMA medan. Penelitian ini menggunakan variabel kinerja pusat biaya, anggaran biaya, dan akuntansi pertanggungjwaban. Hasilnya menunjukkan bahwa anggaran biaya merupakan proyeksi kinerja setiap pusat pertanggungjawaban biaya. Penelitian ketiga yaitu penelitian Hambrata 2007 yang meneliti penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja pusat pendapatan pada PT.Rajawali Nusindo Cab. Medan. Penelitian ini menggunakan variabel penerapan akuntansi pertanggungjawaban, kinerja pusat pendapatan. Hasilnya bahwa pada PT.Rajawali Nusindo meskipun anggaran penjualan sudah dapat dikatakan berfungsi sebagai alat penilaian kinerja manajer pusat pendapatan yaitu dengan cara membandingkan antara anggaran penjualan dengan realisasinya tetapi tidak terdapat suatu sistem reward dan punishment yang jelas terhadap manajer pusat pendapatan. Penelitian keempat yaitu penelitian Sormin 2006 pada RSUP. H. Adam Malik Medan, Penelitian ini menggunakan variabel akuntansi pertanggungjawaban pada pusat biaya kebijakan dan sistem pengendalian Universitas Sumatera Utara manajemen. Hasilnya yaitu berdasarkan pembahasan dalam tinjauan pustaka dan data-data dari perusahaan ini khususnya dalam hal pertanggungjawaban biaya kebijakan pada sub bagian akuntansi, maka peneliti akan melakukan analisis dan evaluasi atas penerapan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya kebijakan pada sub bagian akuntansi RSUP. H. Adam Malik Medan sebagai objek penelitian peneliti. Penelitian terdahulu tersebut dapat diuraikan melalui tabel berikut: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Ginting 2006 Simamora 2007 Pengendalian Biaya Melalui Akuntansi Pusat Pertanggungjawaban Pada PT.Perkebunan NusantaraIIIperseroMedan Peranan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban Dalam Pengukuran Kinerja Pusat Biaya pada PT.IRA WIDYA UTAMA Medan. Pengendalian Biaya, Akuntansi Pertanggungjawaban Kinerja pusat biaya, Anggaran biaya, Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban menganggap bahwa pengendalian organisasi dapat meningkat dengan cara menciptakan jaringan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dengan struktur organisasi formal perusahaan. Hasil penelitian ini Bahwa anggaran biaya merupakan proyeksi kinerja setiap pusat pertanggungjawaban biaya. Universitas Sumatera Utara Hambrata 2007 Penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja pusat pendapatan pada PT.Rajawali Nusindo Cab. Medan Kinerja pusat pendapatan dan penerapan akuntansi pertanggungjawaban Hasilnya bahwa pada PT.Rajawali Nusindo meskipun anggaran penjualan sudah dapat dikatakan berfungsi sebagai alat penilaian kinerja manajer pusat pendapatan yaitu dengan cara membandingkan antara anggaran penjualan dengan realisasinya tetapi tidak terdapat suatu sistem reward dan punishment yang jelas terhadap manajer pusat pendapatan. Sormin 2006 Penerapan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya kebijakan sebagai alat bantu dalam sistem pengendalian manajemen pada RSUP. H. Adam Malik Medan Akuntansi pertanggungjawaban pada pusat biaya kebijakan dan sistem pengendalian manajemen Berdasarkan pembahasan dalam tinjauan pustaka dan data-data dari perusahaan ini khususnya dalam hal pertanggungjawaban biaya kebijakan pada sub bagian akuntansi, maka peneliti akan melakukan analisis dan evaluasi atas penerapan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya kebijakan pada sub bagian akuntansi RSUP. H. Adam Malik Medan sebagai objek penelitian peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian eksploratif, disebut juga penelitian penjelajahan dan merupakan penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami karakteristik fenomena atau masalah yang akan diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang digunakan untuk memperjelas permasalahan yang akan dipecahkan.

B. Jenis Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. 1. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari objek penelitian yang belum mengalami pengolahan lebih lanjut dan dikembangkan dengan pemahaman sendiri, misalnya hasil wawancara yang berhubungan dengan penerapan akuntansi pertangungjawaban di dalam perusahaan. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan sebagai objek penelitian yang sudah diolah dan terdokumentasi di perusahaan, misalnya struktur organisasi, laporan keuangan, laporan realisasi anggran perusahaan. Universitas Sumatera Utara