BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Susu Ibu ASI
ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan tubuh yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. ASI
mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormon, enzim, zat kekebalan,
dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan seimbang satu dengan yang lainnya Roesli, 2007.
Menurut Manuaba 1999, ASI adalah makanan ideal yang tidak ada bandingannya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi normal dan merupakan
pengaruh biologis dan emosional unik antara ibu dan bayi. Menurut Van 2009, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang diberikan hingga usia 4-6 bulan. Selain
dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, ASI juga memiliki sejumlah keunggulan yakni memiliki zat kekebalan untuk melindungi tubuh dari bahaya penyakit, infeksi dan
higienis.
2.2. Manfaat ASI
Menurut Depkes RI 2002, manfaat pemberian ASI segera setelah lahir antara
lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Menyusui dalam waktu 30 menit setelah melahirkan akan merangsang produksi
dan pengeluaran ASI. 2.
Bayi yang lahir sehat pada jam pertama dalam keadaan waspada dan mulut siap mengisap.
3. Menyusui bayi segera setelah lahir menyebabkan terjadinya kontak kulit bayi
baru lahir dengan kulit ibu secara langsung akan menghangatkan bayi, mencegah terjadi hipotermi penurunan suhu tubuh, dan mempererat hubungan batin
antara ibu dan bayi. Menurut Roesli 2007, ada 4 manfaat pemberian ASI, di antaranya:
1. Manfaat bagi bayi
1.1.Sebagai nutrisi Setiap mamalia secara alamiah dipersiapkan untuk mempunyai sepasang atau
lebih kelenjar air susu yang akan memproduksi air susu khusus untuk makanan bayinya.
1.2.Meningkatkan daya tahan tubuh bayi Zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit
diare. ASI juga akan menurunkan kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, pilek dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI eksklusif ternyata jarang sakit
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Anak yang sehat akan lebih berkembang kepandaiannya daripada anak yang sering sakit terutama bila
sakitnya berat.
Universitas Sumatera Utara
1.3.Meningkatkan kecerdasan Kecerdasan ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik ini tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa, sedangkan faktor lingkungan ini mempunyai banyak aspek dan dapat dimanipulasi. Secara garis
besarnya adalah melalui pola asuh, asih dan asah. Pola asuh menunjukkan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Pola asih menunjukkan kebutuhan bayi untuk
perkembangan emosi dan spiritualnya, sedangkan pola asah menunjukkan kebutuhan bayi untuk merangsang perkembangan kecerdasan anak secara optimal.
Mengingat hal-hal tersebut di atas, dapat dimengerti bahwa pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan akan optimal dengan kualitas yang
optimal pula. Hasil penelitian dr. Lucas dalam Roesli 2007 terhadap bayi prematur membuktikan bahwa bayi prematur yang diberi ASI eksklusif mempunyai tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi secara bermakna 8,3 poin lebih tinggi dibanding dengan bayi yang tidak diberi ASI eksklusif.
1.4.Meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan
kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa tenteram, terutama karena masih dapat mendengar detak jantung ibunya yang telah ia kenal sejak dalam kandungan.
Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang
baik.
Universitas Sumatera Utara
2. Manfaat bagi ibu
2.1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan akan berkurang. Hal ini terjadi karena peningkatan
kadar oxytocin yang berguna untuk penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu melahirkan.
2.2. Mengurangi terjadinya anemia
Menyusui mengurangi terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi. Menyusui mengurangi perdarahan.
2.2.Menjarangkan kehamilan Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah dan cukup berhasil.
Selama ibu memberi ASI dan belum haid, 98 tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96 tidak akan hamil sampai usia bayi 12 bulan.
2.3.Mengecilkan rahim Kadar oxytocin ibu menyusui yang meningkat akan sangat membantu rahim
ke ukuran sebelum hamil. Proses pengecilan ini akan lebih cepat dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui.
2.4.Lebih cepat langsing kembali
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena menyusui memerlukan energi, maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu akan
menyusut atau lebih cepat kembali ke berat badan sebelum hamil. 2.5.Mengurangi kemungkinan menderita kanker
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan
menyusui sampai bayi usia 2 tahun, diduga kejadian kanker payudara akan berkurang sampai 25. Menyusui juga akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur.
Risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20- 25.
2.6.Lebih ekonomismurah Pemberian ASI akan menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, pengeluaran
untuk susu formula, perlengkapan bayi, dan biaya perawatan bayi selama di rumah sakit.
2.7.Tidak merepotkan dan hemat waktu ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus memasak atau menyiapkan
air, tanpa harus mencuci botol dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas, tidak merepotkan terutama pada malam hari. Apalagi kalau persediaan susu habis
pada malam hari maka kita akan repot mencarinya. 2.8.Portablepraktis
Universitas Sumatera Utara
Mudah dibawa kemana-mana portable sehingga saat berpergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula. ASI terutama ASI eksklusif
dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan siap untuk diminum serta dalam suhu yang selalu tepat.
2.9.Memberi kepuasan bagi ibu Ibu yang berhasil memberikan ASI terutama ASI eksklusif akan merasakan
kepuasan, kebanggaan dan kebahagiaan yang mendalam. 3.
Manfaat bagi Negara 3.1.
Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya untuk menyiapkan susu.
3.2.Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit diare dan sakit saluran nafas 3.3.Penghematan obat-obatan, tenaga dan sarana kesehatan.
3.4. Menciptakan generasi bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk
membangun bangsa. 3.5.
Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia.
4. Manfaat bagi lingkungan
4.1. Air susu akan mengurangi bertambahnya sampah dan polusi di dunia. Dengan
hanya memberikan ASI eksklusif dan dilanjutkan dengan ASI sampai usia 2 tahun manusia tidak akan memerlukan kaleng susu, karton, kertas pembungkus, botol
plastik dan dot karet. Air susu tidak menamah polusi udara karena untuk membuatnya
Universitas Sumatera Utara
tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap, tidak memerlukan alat transportasi yang juga mengeluarkan asap, juga tidak menebang hutan untuk
membangun pabrik susu yang besar. Menurut Soetjiningsih 1997, faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan
ASI yaitu : 1.
Faktor psikologis meliputi : takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita dan tekanan batin.
2. Faktor fisik yaitu ibu menderita sakit seperti payudara bengkak dan panas.
3. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat
penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. 4.
Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI. 5.
Penjelasan yang salah dari petugas kesehatan untuk menggunakan PASI. Kecenderungan pergeseran perilaku Ibu dalam memberikan ASI pada bayi
merupakan kebiasaaan setiap orang untuk mencoba-coba memberikan Pendamping ASI PASI pada bayinya. Perilaku menyusui adalah suatu perbuatan atau tindakan
yang dilakukan oleh ibu terhadap bayinya untuk mendapatkan yang terbaik Notoatmodjo, 1993.
2.3. Langkah-langkah Menyusui yang Benar