Langkah-langkah Menyusui yang Benar Keterlibatan Suami dalam Menyusui Bayi

tidak memerlukan pabrik yang mengeluarkan asap, tidak memerlukan alat transportasi yang juga mengeluarkan asap, juga tidak menebang hutan untuk membangun pabrik susu yang besar. Menurut Soetjiningsih 1997, faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan ASI yaitu : 1. Faktor psikologis meliputi : takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita dan tekanan batin. 2. Faktor fisik yaitu ibu menderita sakit seperti payudara bengkak dan panas. 3. Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI. 4. Meningkatnya promosi susu formula sebagai pengganti ASI. 5. Penjelasan yang salah dari petugas kesehatan untuk menggunakan PASI. Kecenderungan pergeseran perilaku Ibu dalam memberikan ASI pada bayi merupakan kebiasaaan setiap orang untuk mencoba-coba memberikan Pendamping ASI PASI pada bayinya. Perilaku menyusui adalah suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh ibu terhadap bayinya untuk mendapatkan yang terbaik Notoatmodjo, 1993.

2.3. Langkah-langkah Menyusui yang Benar

Menurut Soetjiningsih 1997, ada beberapa langkah yang benar dalam proses menyususi, di antaranya : Universitas Sumatera Utara 1. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada puting dan sekitar kalang payudara. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan pembersih dan menjaga kelembaban puting susu. 2. Bayi diletakkan menghadap perutpayudara ibu. Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan punggung dapat bersandar pada sandaran kursi. 3. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah, jangan menekan puting susu atau kalang payudaranya saja. 4. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut rooting reflex dengan cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut bayi. 5. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi diletakkan ke payudara ibu dan puting serta kalang payudara dimasukkan ke mulut bayi. Posisi yang salah apabila bayi hanya mengisap pada puting susu saja, sehingga mengakibatkan puting susu lecet.

2.4. Keterlibatan Suami dalam Menyusui Bayi

Dari semua dukungan bagi ibu menyusui, dukungan sang ayah suami adalah dukungan yang paling berarti bagi ibu. Suami dapat berperan aktif dalam keberhasilan pemberian ASI khususnya ASI eksklusif. Kini mulai banyak para ayah yang ingin berperan dalam perawatan bayinya, meskipun pada umumnya mereka hanya memiliki waktu yang terbatas. Di samping keterbatasan waktu, beberapa ayah suami kadang merasa canggung untuk ikut merawat bayinya sehingga merasa Universitas Sumatera Utara terhambat untuk berperan, agar seorang suami tidak segan untuk memulai peran merawat bayinya, dorongan ekstra pada suami sangat diperlukan Roesli, 2007. 2.5. Faktor-faktor yang memengaruhi tindakan pemberian ASI Menurut Roesli 2007 faktor yang memengaruhi tindakan pemberian ASI : 1. Mempersiapkan kondisi fisik payudara. 2. Mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui. 3. Menciptakan dukungan suami, keluarga, teman dan sebagainya. 4. Memilih tempat melahirkan yang “sayang bayi” seperti “rumah sakit sayang bayi” atau “rumah bersalin sayang bayi”. 5. Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI secara eksklusif. 6. Mencari ahli tentang masalah dalm proses menyusui seperti konsultasi laktasi untuk persiapan apabila kita menemui kesulitan dalam proses menyusui. 7. Menciptakan suatu sikap yang positif tentang ASI dan menyusui. Menurut Maharani 2007, WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah- langkah berikut untuk memulai dan mencapai ASI khususnya ASI Eksklusif : 1. Menyusui dalam waktu satu jam setelah melahirkan. 2. Menyusui secara eksklusif : hanya ASI, artinya tidak ditambah makanan atau minuman lain, bahkan air putih sekalipun. 3. Menyusui kapan pun bayi meminta on-demand, sesering yang bayi mau. Universitas Sumatera Utara 4. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng. 5. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan disaat tidak bersama dengan anak. 6. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang. Menurut Soetjiningsih dalam Harahap 2006, faktor-faktor yang memengaruhi produksi ASI antara lain : 1. Makanan ibu. Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui tidak secara langsung memengaruhi mutu atau jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh ibu terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi bila makanan ibu terus-menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya kelenjar- kelenjar pembuat air susu dalam payudara ibu tidak akan dapat bekerja dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI. 2. Ketentraman jiwa dan pikiran. Pembuahan air susu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. 3. Pengaruh persalinan di rumah sakit dan klinik bersalin. Universitas Sumatera Utara Masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan tidak mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih baik dari ASI. Pengaruh ini akan lebih buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan. 4. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan progesteron. Bagi ibu yang pada masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena dapat mengurangi jumlah bahkan dapat menghentikan produksi ASI secara keseluruhan. Alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim AKDR yaitu Intra Uterine Device IUD atau spiral. Karena AKDR ini dapat merangsang uterus rahim ibu sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI. 5. Perawatan payudara. Perawatan payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan. Pengurutan tersebut berguna untuk menghindari penyumbatan saluran air susu sehingga ASI akan keluar dengan lancar.

2.6. Dukungan Sosial