View of DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIR JAYA KABUPATEN TANGERANG
13
DUKUNGAN SOSIAL SUAMI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PASIR JAYA
KABUPATEN TANGERANG
Febi Ratnasari* Maya Febriana **
Program StudiS1 keperawatan STIKes YATSI Tangerang,
ABSTRAK
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam menurunkan angka kematian bayi antara lain dengan meningkatkan
pemberian ASI ekslusif pada bayi. Pemberian makanan untuk bayi dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian
serta dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif. Ayah ASI merupakan salah satu
dukungan dalam pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan sosial
suami dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang
Tahun 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan retrospective, yaitu penelitian
yang berusaha melihat kebelakang (backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek yang telah terjadi.
Teknik sampel yang digunakan peneliti adalah teknik non random sampling secara quota sampling dan accidental
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 179 responden. Hasil penelitian didapat nilai uji chi square sebesar 1,000 >
0,05 maka Ha ditolak (p>0,05) artinya tidak ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan keberhasilan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang tahun 2017. Peneliti
menyarankan kepada anggota keluarga terutama suami, agar ikut berpartisipasi dalam pemberian ASI eksklusif dengan
cara memberikan dukungan sosial selama ibu menyusui eksklusif sampai usia bayi enam bulan dan menghilangkan budaya pemberian makanan tambahan selain ASI sebelum bayi berusia enam bulan.Kata kunci: Dukungan sosial suami, keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
ABSTRACT
One of the government's efforts in reducing infant mortality rate is by increasing exclusive breastfeeding in infants.
Feeding for babies can be achieved by creating understanding and support from the environment so that mothers can
breastfeed exclusively. This study aims to determine whether there is a relationship between husband's social support
with the success of exclusive breastfeeding in the work area of Pasir Jaya Puskesmas Distritc of Tangerang In 2017.
The research method used is an analytical survey with retrospective approach, the research that seeks to look backward
looking, data collection started from the effects that have occurred. The sample technique used by researchers is non-
random sampling technique in quota and accidental sampling with the number of samples was 179 respondents. Data
analysis techniques used univariate and bivariate analysis. The result of chi square test is 1,000> 0,05. Ha is rejected
(p> 0,05) meaning that there is no relationship between husband's social support with exclusive breastfeeding success
in work area of Pasir Jaya Puskesmas District of Tangerang in 2017. Researchers advise family members, especially
husbands, to participate in exclusive breastfeeding by providing social support during exclusive breastfeeding mothers
up to six months of age and eliminating a culture of supplementary feeding other than breastmilk before the infant is six
months old.Keywords: Exclusive breastfeeding success, husband's social support.
14
Pendahuluan
Beberapa faktor dapat menyebabkan kematian bayi, seperti diare, penyakit infeksi, dan pneumonia. Pencegahan, deteksi dini, serta penanganan yang cepat dan tepat dapat menekan kematian yang disebabkan penyakit ini
pemerintah Indonesia dalam menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) antara lain adalah dengan meningkatkan pemberian ASI ekslusif pada bayi. Pemberian makanan untuk bayi yang ideal dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian serta dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui secara eksklusif” 2.
Di Provinsi Banten, berdasarkan Susenas tahun 2009, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi umur 0-5 bulan adalah sebesar 58,6%. Angka tersebut cenderung lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional.
Sedangkan di wilayah Kabupaten Tangerang, cakupan pemberian ASI ekslusif pada bayi adalah sebesar 63,2% dari target 80% 3.
Saat ini, jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya sampai berumur 6 bulan masih rendah, yaitu kurang dari 2% dari jumlah total ibu melahirkan. Hal tersebut disebabkan karena pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI masih rendah, tata laksana rumah sakit yang salah, dan banyaknya ibu yang mempunyai pekerjaan diluar maupun didalam rumah
bentuk apapun, dapat mempengaruhi kondisi emosional ibu yang berdampak terhadap produksi ASI 5. Berdasarkan data dan informasi yang ada di Puskesmas Pasir Jaya, diketahui cakupan ASI ekslusif tahun 2015 hanya sebesar 43,2%. Angka tersebut cenderung lebih rendah dari target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%
1. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
6 .
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Pasir Jaya didapatkan data bahwa dari lima ibu menyusui, hanya dua dari lima ibu yang telah melewati masa enam bulan kelahiran anak pertamanya sukses memberikan ASI eksklusif, sedangkan tiga lainnya tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena berbagai faktor, seperti ibu mulai bekerja dan rasa tidak percaya diri dalam memberikan ASI. 1 dari 2 ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif mengaku suami selalu memberikan perhatian dan membantu ibu dalam merawat bayi. Penelitian mengenai ASI eksklusif telah banyak dilakukan, tetapi penelitian mengenai dukungan sosial suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif masih jarang dilakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam terkait hubungan dukungan sosial suami dengan keberhasilan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Pasir Jaya Kab. Tangerang .
4. Dukungan suami yang diberikan dalam
15
Metode
Penelitian ini menggunakan desain
retrospective, pada 179 orang ibu menyusui
yang telah melewati masa pemberian ASI eksklusif (bayi usia > 6 bulan) yang datang ke Puskesmas Pasir Jaya dan posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pasir Jaya. Pengambilan data dan penyusunan laporan dilakukan pada bulan April-Mei 2017 menggunakan kuesioner yang telah dibakukan yang terdiri atas 29 pertanyaan tentang dukungan sosial suami dan 1 pertanyaan tentang keberhasilan pemberian ASI
7
eksklusif . Kemudian data diolah melalui tahap editing, coding, entry data dan
cleaning. Lalu dilakukan analisa data menjadi
analisa univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dan analisa bivariat menggunakan chi square test melalui sistem komputer SPSS 16.0.
Hasil
5.1 Analisa Univariat 5.2.1. Karakteristik Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Jaya Kab.Tangerang Tahun 2017 5.2.1.1.
Mean Median Modus Min Max Usia Ibu Menyusui 30,55 30,00
Tidak Bekerja 2 1,1% PNS 6 3,4% Wiraswasta
5.2.3 Tabel 5.7. Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Jaya Kab.Tangerang Tahun 2017.
Total 179 100%
5.2.2. Tabel 5.6. Gambaran Dukungan Sosial Suami Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Jaya Kab.Tangerang Tahun 2017. Dukungan Sosial Suami n f Kurang Baik 12 6,7% Baik 167 93,3%
Total 179 100%
17 9,5% Pegawai Swasta 51 28,6%
Tidak Bekerja 108 60,3% PNS 3 1,7% Wiraswasta
Tabel 5.5. Pekerjaan Ibu Menyusui Pekerjaan Ibu Menyusui n f65 36,3% Pegawai Swasta 106 59,2% Total 179 100% 5.2.1.5.
Tabel 5.4. Pekerjaan Suami Pekerjaan Suami n f32
Tabel 5.1. Usia Ibu MenyusuiPendidikan Rendah 16 8,9% Pendidikan Menengah 157 87,7% Pendidikan Tinggi 6 3,4%
Tabel 5.3. Tingkat Pendidikan Ibu Menyusui Tingkat Pendidikan Ibu Menyusui n fTotal 179 100% 5.2.1.3.
Pendidikan Rendah 6 3,4% Pendidikan Menengah 169 94,4% Pendidikan Tinggi 4 2,2%
Tabel 5.2. Tingkat Pendidikan Suami Tingkat Pendidikan Suami n f40 5.2.1.2.
18
Total 179 100% 5.2.1.4.
Pemberian ASI Eksklusif n F Berhasil 60 33,5% Tidak Berhasil 119 66,5%
Total 179 100% 5.3. Analisa Bivariat
5.3.1 Tabel 5.8. Hubungan Dukungan Sosial Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang Tahun 2017. Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Total Dukungan Sosial OR
P value Tdk Berhasil Berhasil Suami
(95% CI) n F n f n f 1,009 Kurang Baik
8 4,5% 4 2,2% 12 6,7% 1,00 0,219 - Baik 111 62,0%
56 31,3% 167 93,3% 3,495 Total 119 66,5% 60 33,5% 179 100% Berdasarkan hasil uji chi-square menunjukkan bahwa p-value 1,00 > 0,05 maka dapat dinyatakan Ha ditolak (p>0,05) artinya tidak ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang tahun 2017. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=1,009, artinya ibu yang mendapatkan dukungan sosial suami yang kurang baik mempunyai peluang 1,009 kali tidak berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayi dibandingkan ibu yang mendapat dukungan sosial suami baik.
Pembahasan 6.1. Gambaran Karakteristik Ibu Menyusui Diwilayah Kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang
a. Usia Ibu Menyusui
waktu reproduksi yang paling baik adalah umur 25-35 tahun
8
. Usia tersebut juga merupakan rentang usia aman untuk bereproduksi. Pada umumnya, ibu pada usia tersebut memiliki kemampuan laktasi yang lebih baik daripada yang berumur lebih dari 30 tahun sehingga ibu yang berusia 20-30 tahun memiliki peluang yang lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
b. Tingkat Pendidikan Suami
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan suami sebagai kepala rumah tangga. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang pendidikannya lebih rendah
9
. Pendidikan berdampak pada peningkatan wawasan atau pengetahuan seseorang. Semakin rendah pengetahuan suami maka akses terhadap informasi kesehatan bagi keluarga akan berkurang sehingga suami akan kesulitan mengambil keputusan secara efektif.
c. Tingkat Pendidikan Ibu
Pendidikan yang dimiliki oleh ibu berhubungan dengan pengetahuan yang dimilikinya, maka ibu akan berusaha untuk lebih mengetahui tentang pemberian ASI eksklusif. Pendidikan akan membuat sesorang ingin mengetahui lebih banyak hal yang diperlukan dan lebih tanggap tantang informasi serta peka melihat perubahan- perubahan yang terjadi
10 Pendidikan orang tua sangat berpengaruh
untuk tumbuh kembang seorang anak dan semakin tinggi pendidikan orang tua maka pengetahuan tentang informasi akan semakin berkembang. Dalam hal ini pemberian ASI secara eksklusif kepada bayinya akan sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan seorang ibu.
d. Status Pekerjaan Suami
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori bahwa keadaan ekonomi atau penghasilan memegang peranan penting dalam meningkatkan status kesehatan keluarga. Bila penghasilan tinggi maka pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit juga meningkat, dibandingkan dengan penghasilan rendah akan berdampak pada kurangnya pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam hal pemeliharaan kesehatan karena daya beli obat maupun biaya transportasi dalam mengunjungi pusat pelayanan kesehatan. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan yang menyebabkan orang tersebut tidak mampu membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Sebaliknya, semakin tinggi pendapatan dalam keluarga akan menyebabkan semakin rendahnya presentase dalam pemberian ASI sehingga daya beli terhadap susu formula semakin tinggi
11 .
e. Status Pekerjaan Ibu
Kembalinya ibu bekerja dapat mempengaruhi keberhasilan ASI eksklusif. Ketika ibu kembali bekerja, tingkat stres akan meningkat sehingga akan berpengaruh pada prooduksi ASI (Hani, 2014). Bagi ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI eksklusif sering kali mengalami hambatan lantaran singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan. Sebelum pemberian ASI eksklusif berakhir secara sempurna, ia harus kembali bekerja, inilah yang menjadikan bayi tidak memperoleh ASI eksklusif
12 .
6.2. Gambaran Dukungan Sosial Suami di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang Tahun 2017
Seorang ayah mempunyai peranan penting dalam keberhasilan ibu menyusui, peran ayah mempengaruhi perasaan dan semangat ibu untuk menyusui dan untuk terus memberikan yang terbaik bagi anaknya. Proses menyusui bisa terhambat apabila hubungan ayah dan ibu tidak harmonis dan ibu tidak mendapat dukungan suami
13 .
Faktor dukungan suami yang berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif yaitu tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, pendapatan dan status pekerjaan suami
14
. Pengetahuan, informasi, dan budaya juga merupakan faktor-faktor yang dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif
15 .
6.3. Gambaran Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang Tahun 2017 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif lebih banyak dibanding dengan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian- penelitian lain, yang mengungkapkan bahwa jumlah ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif lebih banyak daripada jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif. Rendahnya angka keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif ini diduga karena belum optimalnya pemahaman ibu mengenai ASI eksklusif, terdapatnya mitos-mitos yang beredar dimasyarakat, serta rasa takut ibu terhadap ASI yang dihasilkannya kurang. Adapun mitos atau anggapan keliru tentang pemberian ASI misalnya ibu yang menyusui anaknya dapat menurunkan kondisi fisik dirinya merupakan mitos yang sulit diterima oleh akal sehat, menyusui dapat mengubah bentuk payudara, menyusui membuat ibu sulit menurunkan berat badan, serta payudara kecil tidak menghasilkan ASI yang banyak
akibat iklan susu ialah banyaknya ibu yang beranggapan bahwa susu formula bukanlah sekedar makanan, tetapi juga sebagai obat bagi anak. Hal ini diyakini oleh para ibu yang kurang memiliki pengetahuan tentang ASI. Boleh jadi, anggapan itu muncul setelah mencermati keterangan yang tertera pada pembungkus susu formula, atau yang dijelaskan dalam iklan susu tersebut. Iklan ini menerangkan bahwa susu formula diperkaya oleh berbagai vitamin dan zat-zat penting lainnya, yang konon sangat dibutuhkan anak untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Iklan itu seolah-olah menjelaskan bahwa kandungan gizi dalam susu formula lebih banyak daripada ASI, dan kualitasnya lebih baik ketimbang ASI. Iklan seperti inilah yang dinilai menyesatkan para ibu dan merugikan anak
17 .
6.4. Hubungan Dukungan Sosial Suami Dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang
Hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil penelitian lain, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI ekslusif
16 Fenomena lain yang lebih tragis sebagai
18 .
Faktor yang berhubungan dengan pengambilan keputusan pemberian ASI eksklusif adalah paparan informasi, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dan dukungan petugas kesehatan
19 . faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan pemberian ASI eksklusif adalah waktu inisiasi menyusui dalam satu jam pertama setelah kelahiran, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, dan wilayah tempat tinggal ibu
20 .
Pekerjaan suami, dukungan petugas kesehatan, dan pekerjaan ibu merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif
21
. Status ibu bekerja juga berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
22 .
Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya dengan hasil yang dilakukan oleh peneliti dapat disebabkan oleh beberapa kendala yaitu masih kurangnya pemahaman ibu mengenai ASI eksklusif, adanya rasa takut ibu yang tidak berdasar bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup untuk bayinya dan kepercayaan yang keliru bahwa bayi mereka memerlukan cairan tambahan selain ASI
23 .
Pada umumnya ibu-ibu yang sedang menyusui tidak bisa memberikan ASI secara eksklusif. Kebiasaan memberikan makanan kepada bayi baru lahir dilakukan oleh sebagian besar ibu. Jenis makanan yang diberikan kepada bayi baru lahir adalah madu, air, air dicampur dengan madu/gula merah dan kopi, dengan alas an ASI belum keluar, supaya mulut bayi bersih maka diberi minum air. Madu, air dan gula merah dimaksudkan supaya lidah bayi terangsang rasa manis dan supaya bayi tidak step diberi kopi. Bayi usia 1 bulan diberi makanan tambahan seperti pisang, bubur, roti dan bsikuit karena supaya bayi tidak lapar sehingga mudah tidur, juga atas anjuran paraji dan orang tua
24 .
Hal tersebut sesuai dengan teori yang mengenai beberapa faktor yang membuat sebagian ibu muda tidak menyusui anaknya adalah pertama, gencarnya kampanye produsen susu dan makanan pengganti ASI, serta berhasilya upaya para distributor dalam mendistribusikannya, sehingga para ibu tergerak untuk mempercayainya. Kedua, kurangnya kesadaran ataupun pengetahuan para ibu terhadap pemberian makanan kepada anak. Ketiga, ketiadaan perhatian yang sungguh-sungguh dari tenaga kesehatan untuk menggalakkan kebiasaan menyusui anak. Keempat, kurangnya program kesejahteraan sosial yang terarah, yang dijalankan oleh beberapa instansi pemerintahan di Negara-negara berkembang
25 .
Dari keempat faktor tersebut, banyak kalangan berpendapat bahwa faktor yang paling dominan adalah promosi yang terlampau gencar dan muluk- muluk dari pihak produsen susu. Dalam promosi susu tersebut, ada sebuah kekeliruan konsep, yakni susu formula itu diperlukan oleh ibu yang persediaan air susunya tidak mencukupi kebutuhan anak, sehingga dibutuhkan susu tambahan yang diproduksi oleh perusahaan susu
27
. Promosi ini sangat mempengaruhi pemikiran pada ibu yang kurang memiliki pengetahuan yang luas tentang ASI. Dengan adanya promosi tersebut, para ibu dibujuk agar mempercayai propaganda mereka, dan mulai menggunakan susu formula sebagai pengganti ASI. Bagi para ibu, menggunakan susu formula dianggap lebih mendatangkan semacam kelonggaran, karena mereka tidak perlu selalu siap sedia memberikan ASI kepada anak. Lambat laun, kebiasaan ini akan memupuk sikap mental yang enggan repot dan bertindak seenaknya sendiri
26 .
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian lain yang menyatakan bahwa ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif
28 .
Faktor yang diduga mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif yaitu tingkat pendidikan ibu yang mayoritas tinggi, tingkat pengetahuan ibu yang cukup tinggi, kondisi kesehatan ibu yang baik, adanya dukungan suami, adanya peran kelompok potensial yang memberikan informasi, adanya penyuluhan, sikap petugas yang suportif dan mau menanggapi setiap persoalan yang sedang dihadapi
29 .
Kesimpulan
1. Usia termuda responden adalah 18 tahun dan usia tertua responden adalah 40 tahun dengan usia terbanyak adalah 32 tahun, tingkat pendidikan suami terbanyak adalah pendidikan menengah yaitu sebanyak 169 orang (94,4%), tingkat pendidikan ibu menyusui terbanyak adalah pendidikan menengah sebanyak 157 orang (87,7%), pekerjaan suami terbanyak adalah pegawai swasta sebanyak 106 orang (59,2%), serta pekerjaan ibu menyusui terbanyak adalah tidak bekerja sebanyak 108 orang (60,3%).
2. Dukungan sosial suami di wilayah kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang menunjukkan dukungan baik sebesar 93,3%.
3. Keberhasilan ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang menunjukkan keberhasilan ASI eksklusif sebesar 33,5%.
4. Ibu yang mendapatkan dukungan sosial suami baik sebanyak 167 (93,3%)
Pintar ASI Eksklusif, Pengenalan Praktik Dan Kemanfaatan- Kemanfaatannya . Jogjakarta : Diva Press.
8. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007).
12. Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). Buku
[Skripsi]. Surakarta : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pendidikan Ibu Dan Pendapatan Orang Tua Dengan Lama Pemberian ASI Eksklusif Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Pucangan Kecamatan Kartasura. Karya Tulis Ilmiah .
Rahayu, ID. (2010). Hubungan
[Skripsi]. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU 11.
6 Bulan) Dikelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung Tahun 2013.
Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi (0-
10. Siallagan, Yesica, Mutiara, Erna, dan Yusad, Yusniwarti. (2013). Faktor-
Univeristas Jember : Program Studi Ilmu Keperawatan.
Hubungan Dukungan Suami Dengan Sikap Ibu Dalam Pemberian ASI Eksklusif Diwilayah Kerja Puskesmas Arjasa Kabupaten Jember.. [Skripsi].
9. Hargi, Jayanta Permana. (2013).
Jakarta : Rineka Cipta.
Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
orang, 56 (31,5%) diantaranya berhasil memberikan ASI eksklusif, sedangkan 12 (6,7) orang ibu mendapatkan sosial suami kurang baik,
Dukungan Suami Terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Primipara Di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan. [Skripsi] Program
7. Hani, Ratu Ummu. (2014). Hubungan
6. Profil Puskesmas Pasir Jaya, 2015
Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 4 Nomor 6 Juni 2010 : 269-274.
5. Ramadani, Mery Dan Hadi, Ella Nurlaella. (2010). Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Air Tawar Kota Padang, Sumatera Barat. Jurnal
Yogyakarta : ANDI.
4. Yuliarti, Nurheti. (2010). Keajaiban ASI
3. DINKES Kabupaten Tangerang. (2013).
2. Roesli, Utami. (2007). Mengenal ASI Eksklusif . Jakarta : Trubus Agriwidya.
diunduh pada 12 Desember 2016.
1. GIZIKIA. (2012). Materi Advokasi BBL diakses dari
Referensi
5. Hasil uji statistik bivariat menunjukkan bahwa p-value 1,00 > 0,05 maka Ha ditolak (p>0,05) artinya tidak ada hubungan antara dukungan sosial suami dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Pasir Jaya Kabupaten Tangerang tahun 2017.
4 (2,0%) diantaranya berhasil memberikan ASI eksklusif.
- – Makanan Terbaik Untuk Kesehatan , Kecerdasan, Dan Kelincahan Si Kecil.
13. Sari, Reni Restu. (2011). Hubungan
20. Kusmaningrum, Tyas. 2016. Gambaran
R. (2015). Hubungan Dukungan Suami Dengan Kemauan Ibu Memberikan ASI Eksklusif Di Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting. E-Journal Keperawatan (E-KP) Vol 3. No 1.
Jakarta : Salemba Medika 25. Abidjulu FR, Hutagaol E Dan Kundre
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.
24. Dewi, Vivian Nanny Lia. (2011).
XVI Nomor 3 Tahun 2007.
Media Litbang Kesehatan
23. Media, Yulfira, Rachmalina, dan Manalu Helper. (2007). Pengetahuan, Persepsi Dan Perilaku Ibu Tentang Pemberian ASI/ASI Eksklusif. Jurnal
[Thesis]. Fakultas Ilmu Keperawatan Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Keperawatan Maternitas Universitas Indonesia Depok.
Pengambilan Keputusan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Pasca Persalinan Seksio Seksaria Di Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah.
22. Aroh Isyti. (2012). Prediktor
Father’s Roles On The Exclusive Breastfeeding Practice . Jurnal Kesmas Vol 8 No 2 September 2014 : 83-92.
21. Arifah I, Rahayuning D Dan Rahfiludin MZ. (2014).
[Skripsi]. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Faktor-Faktor Ibu Yang Tidak Memberikan ASI Eksklusif Di Desa Cepokosawit Kabupaten Boyolali.
Jurnal Kesehatan Masyarakat , Maret 2010-September 2010, Vol.4, No.2.
Karakteristik, Pengetahuan, Sikap Dan Dukungan Ayah Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Takang Kabupaten Solok Tahun 2011 Diakses Dari Pada 20 November 2016.
16. Ida. (2011). Faktor-Faktor Yang
14. Sari, Ni Made Ayu Komala. (2015).
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Suami Terhadap Pelaksanaan ASI Eksklusif Diwilayah Kerja Puskesmas Kediri I Tabanan.
[Skripsi]. Universitas Udayana Denpasar : Fakultas Kedokteran.
15. Nurbaiti.
(2014). Faktor-Faktor
Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Hamil Trimester III Dirumah Bersalin Vina Kecamatan Medan Baru 2014. [Skripsi].
Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif 6 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2011 [Skripsi] (Diakses Dari Diunduh Pada
19. Mitra. (2010). Faktor—Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelangsungan Pemberian ASI Ekslusif Di Indonesia.
5 Februari 2017).
17. Pertiwi, Putri. (2012). Gambaran
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Kunciran Indah Tangerang Diakses
Dari Diunduh Pada 5 Desember 2016).
18. Wahyuningsih, Dyan Dan Machmudah.
(2012). Dukungan Suami Dalam Pemberian ASI Eksklusif. [Skripsi]. Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang.
Februari 2015 : 1-8.
26. Asih, Kartini. (2013). Hubungan
Dukungan Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif Pada Karyawati Rumah Sakit Bakti Wira Tamtama Semarang.
[Skripsi]. Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas Muhamadiyah Semarang.
27. Asih, Yusari Dan Risneni. (2016). Buku
Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui, Dilengkapi Dengan Evidence Based Practice Dan Daftar Tilik Asuhan Nifas. Jakarta : TIM.
28. Purwiyanti, Evi. (2011). Studi Tentang
Keberhasilan Pemberian ASI Pada Daerah Dengan Cakupan ASI Eksklusif > 80% (Studi Kasus Didesa Paulan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar). Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
29. Sartono A dan Utamaningrum H (2012).
Hubungan Pengetahuan Ibu, Pendidikan Ibu, Dan Dukungan Suami Dengan Praktek Pemberian ASI Eksklusif Di Kelurahan Muktiharjo Kidul Kecamatan Telogosari Kota Semarang. Jurnal Gizi
Universitas Muhammadiyah Semarang Vol 1 No 1 November 2012.