BAB 3 KERANGKA KONSEP
Jumlah rokok perhari Lama Merokok
Waktu Transportasi
Mukosiliar Hidung
Bukan Perokok
Perokok
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan disain
potong lintang 4.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di poliklinik Departemen THT-KL FK USU RSUP H. Adam Malik Medan, dengan waktu penelitian dari bulan Agustus
2009 sampai Mei 2010. 4.3 Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
4.3.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah perokok dan bukan perokok yang
berkunjung ke poliklinik Departemen THT-KL FK USU RSUP H. Adam Malik Medan.
4.3.2 Sampel penelitian Sampel penelitian ini adalah perokok dan bukan perokok yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi Kriteria Inklusi :
a. Usia 18 – 60 tahun
b. Bebas pemakain tetes hidung selama 1 minggu
Kriteria Eksklusi : Pasien – pasien rhinologi.
4.3.3 Besar sampel Besar sampel berdasarkan rumus :
n
1
= n
2
= 2 { z
α
+ z
β
σ }
2 µ
1
-
µ 2
z
α
= tingkat kepercayaan 95 = 1.96 z
β
= kekuatan uji 90 = 1.28 σ = Standar deviasi waktu transportasi mukosiliar hidung
normal, = 7,2
µ 1
-
µ 2
= Perbedaan rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada perokok dan bukan perokok = 9,7
Besar masing-masing sampel minimal = 15
orang.
4.3.4 Teknik pengambilan sampel Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara non probability
consecfutive sampling, yaitu setiap pengunjung yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan ke dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu,
sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan terpenuhi Sastroasmoro 1995.
4.4 Variabel Penelitian
4.4.1 Variabel Perokok dan bukan perokok yang berkunjung ke poliklinik Departemen
THT-KL FK USU RSUP H. Adam Malik Medan.
4.4.2 Definisi operasional a. Merokok adalah suatu proses pembakaran tembakau yang
menimbulkan asap yang secara sadar langsung dihisap melalui mulut dan dikeluarkan melalui hidung.
b. Perokok adalah seseorang yang menghisap rokok sedikitnya satu batanghari selama sekurang – kurangnya satu tahun.
c. Bukan perokok adalah seseorang yang tidak pernah merokok. d. Lamanya merokok dapat dikelompokkan sebagai berikut : merokok
selama 10 tahun, antara 10 – 20 tahun, dan 20 tahun. e. Jumlah rokok yang dikonsumsi perhari dapat dikelompokkan :
▪ ringan 1 – 10 batang perhari ▪ sedang 11 – 20 batang perhari
▪ berat 20 batang perhari f. Transportasi mukosiliar TMS
Transportasi mukosiliar adalah suatu sistem pembersihan yang terdiri atas dua komponen yang bekerja secara simultan. Yang
terdiri atas gerakan silia yang menggerakkan komponen palut lendir ke arah nasofaring dan di dalam faring palut lendir ini akan
ditelan ataupun dibatukkan. Kecepatan kerja pembersihan ini dapat diukur dengan meletakkan partikel di atas mukosa misalnya
sakarin.
g. Variasi anatomi rongga hidung Adalah kelainan pada rongga hidung yang dijumpai pada
pemeriksaan rinoskopi anterior, berupa septum deviasi, hipertropi konkha, polip, tumor. dan sinekhia.
h. Waktu transportasi mukosiliar Waktu transportasi mukosiliar adalah waktu yang dibutuhkan oleh
partikel sakarin dari saat diletakkan pada ujung depan konka inferior kira-kira 1 cm ke arah posterior dari batas anterior konka
inferior sampai di nasofaring yang ditandai sensasi rasa manis. i. Uji sakarin adalah Pemeriksaan waktu transportasi mukosiliar
dengan menggunakan partikel sakarin. j. Umur, dihitung dalam tahun dan menurut ulang tahun terakhir.
Perhitungannya berdasarkan kalender Masehi.
4.5 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan adalah bubuk sakarin laktis
4.6 Instrumen Alat Penelitian
a. Catatan medik penderita dan kuesioner penelitian b. Formulir persetujuan ikut penelitian
c. Alat-alat pemeriksaan THT rutin d. Kuret telinga
e. Stopwatch merk Alba
4.7 Cara Kerja
Semua sampel penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dilakukan uji sakarin . Uji sakarin dilakukan dengan memposisikan
subjek dalam keadaan duduk. Sebelum pemeriksaan subjek diminta untuk kumur-kumur dengan air putih dan istirahat dalam ruangan pemeriksaan kira-
kira 15 menit. Dibuat partikel sakarin dengan ukuran kira-kira setengah mm. Spekulum hidung dipasang pada salah satu rongga hidung, kemudian bubuk
sakarin diambil dengan kuret telinga dan diletakkan pada ujung depan konka inferior kira-kira 1 cm ke arah posterior dari batas anterior konka inferior.
Posisi kepala difleksikan sekitar 10 ,
lalu subjek diminta bernafas melalui hidung dengan mulut tertutup, selanjutnya subjek diminta untuk menelan
ludah setiap setengah atau satu menit. Dengan menggunakan stopwatch ditentukan lamanya waktu antara saat sakarin diletakkan sampai merasakan
sensasi manis pertama kali.
4.8 Kerangka Kerja
Populasi Sampel
Anamnesis Pemeriksaan THT
Kriteria Eksklusi
Perokok Bukan Perokok
Sakarin tes Sakarin tes
Waktu Transportasi Mukosiliar
Waktu Transportasi Mukosiliar
4.9 Cara Analisis Data
Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk table. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dan untuk menilai hubungan
kebermaknaan dilakukan uji statistic menggunakan chi-square,
t-independent, Anova
dan bonferroni dengan tingkat kemaknaan 5 .
BAB 5 ANALISIS HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan di poliklinik Departemen THT-KL FK USU RSUP. H. Adam Malik Medan sejak Agustus 2009 sampai Mei 2010 dengan jumlah
sampel 30 orang. yang terdiri dari 15 orang perokok dan 15 orang bukan perokok. Sampel termuda berusia 18 tahun, sedangkan sampel yang tertua
berumur 60 tahun.
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Umur
Umur Tahun Perokok
Bukan Perokok n
n ≤ 20
1 6,7
2 13,3
21 – 30 1
6,7 5
33,4 31 – 40
4 26,6
3 20,0
41 – 50 4
26,6 2
13,3 51 – 60
5 33,4
3 20,0
Total 15
100,0 15
100,0 X
2
= 4,310 df = 4
p = 0,366
Dari tabel 5.1 Persentase tertinggi kelompok perokok adalah pada umur 51 – 60 tahun yaitu sebanyak lima orang 33,4 dan persentase
terendah kelompok perokok adalah pada umur ≤ 20 tahun dan umur 21 – 30
tahun yaitu masing – masing sebanyak satu orang 6,7 . Persentase tertinggi kelompok bukan perokok adalah pada umur 21 – 30 tahun yaitu
sebanyak lima orang 33,4 dan persentase terendah kelompok bukan perokok adalah pada umur
≤ 20 tahun dan umur 41 – 50 tahun yaitu masing– masing sebanyak dua orang 13,3 .
Dengan uji chi-square, didapatkan hasil yang secara statistik tidak menunjukkan hubungan yang bermakna antara umur dengan status merokok
ataupun bukan perokok, dengan nilai p = 0,366 p 0,05 .
Tabel 5.2 Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Perokok
Bukan Perokok n
n PNS
3 20,0
2 13,3
Wiraswasta 6
40,0 6
40,0 Mahasiswa
2 13,3
5 33,4
Petani 4
26,7 2
13,3 Total
15 100,0
15 100,0
X
2
= 1,010 df = 3
p = 0,799
Dari tabel 5.2, Persentase tertinggi kelompok perokok adalah pada wiraswasta yaitu sebanyak enam orang 40,0 dan persentase terendah
kelompok perokok adalah pada mahasiswa yaitu sebanyak dua orang 13,3. Persentase tertinggi kelompok bukan perokok adalah pada
wiraswasta yaitu sebanyak enam orang 40,0 dan persentase terendah kelompok bukan perokok adalah pada PNS dan petani yaitu masing-
masing sebanyak dua orang 13,3 . Dengan uji
chi-square , didapatkan hasil yang secara statistik tidak
menunjukkan hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan status merokok ataupun bukan perokok, dengan nilai p = 0,366 p 0,05 .
Tabel 5.3. Waktu Transportasi Mukosiliar TMS pada Kelompok Perokok dengan Kelompok Bukan Perokok
Kelompok n
Mean SD
Perokok 15
17,81 1,37
Bukan Perokok 15
10,23 0,69
t = 19,194 df = 28
p = 0,0001
Dari tabel 5.3, Rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada kelompok perokok adalah 17,81 SD ± 1,37 menit dan pada kelompok bukan
perokok adalah 10,23 SD ± 0,69 menit.
Setelah dilakukan uji t-independent
didapatkan hasil yang secara statistik menunjukkan perbedaan bermakna dari rata-rata waktu transportasi
mukosiliar antara kelompok perokok dengan kelompok bukan perokok, dimana waktu transportasi mukosiliar pada kelompok perokok lebih lama
dibanding kelompok bukan perokok p0,05 .
Tabel 5.4. Waktu Transportasi Mukosiliar TMS pada Kelompok Perokok Berdasarkan Lamanya Merokok
Lama Merokok Tahun
n Mean
SD 10
6 40,0
16,90 0,54
10 – 20 4
26,6 17,68
0,48 20
5 33,4
19,02 0,34
Total 15
100,0 17,81
0,35 F = 5,376
df = 2 p = 0,022
Dari tabel 5.4, Persentase tertinggi lamanya merokok adalah sebanyak enam orang 40 yaitu kurang dari 10 tahun. Persentase
terendah lamanya merokok adalah sebanyak empat orang 26,6 yaitu 10 – 20 tahun.
Rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada perokok yang lama merokoknya kurang dari 10 tahun adalah 16,90 SD ± 0,54 menit, rata-
rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada perokok yang lama
merokoknya antara 10 – 20 tahun adalah 17,68 SD ± 0,48 menit, rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada perokok yang lama merokoknya
lebih dari 20 tahun adalah 19,02 SD ± 0,34 menit. Setelah dilakukan uji
Anova, didapatkan hasil yang secara statistik
menunjukkan perbedaan bermakna dari rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada perokok berdasarkan lamanya merokok. Dimana
pada perokok dengan waktu merokok yang lebih lama memiliki waktu transportasi mukosiliar hidung yang lebih panjang p0,05 .
Dan setelah dilakukan bonferoni test, didapatkan hasil yang secara statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna rata-rata waktu transportasi
mukosiliar hidung antara kelompok yang merokok selama 10 thn dengan kelompok yang merokok 20 tahun p=0.020
Tabel 5.5. Waktu Transportasi Mukosiliar TMS pada Kelompok Perokok Berdasarkan Jumlah Rokok yang Dihisap Perhari
Jumlah Rokok yang dihisaphari Batang
n Mean
SD 1 – 10
3 20,0
15,93 0,41
11 – 20 4
26,6 17,58
0,93 20
8 53,4
18,64 1,00
Total 15
100,0 17,81
1,37 F = 9,864
df = 2 p = 0,003
Dari tabel 5.5, Persentase tertinggi jumlah rokok yang dihisap perhari adalah sebanyak delapan orang 53,4 , yaitu lebih dari 20 batang.
Persentase terendah jumlah rokok yang dihisap perhari adalah sebanyak empat orang 26,6, yaitu 11 – 20 batang.
Rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada perokok yang menghisap rokok sebanyak 1 – 10 batang rokok perhari adalah 15,93
SD ± 0,41 menit, rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada perokok yang menghisap 11 – 20 batang rokok perhari adalah 17,58
SD ± 0,93 menit, rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada perokok yang yang menghisap lebih dari 20 batang rokok perhari adalah
18,64 SD ± 1,00 menit. Setelah dilakukan uji
Anova, ditemukan hasil yang secara statistik
menunjukkan perbedaan bermakna dari rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung pada perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap
perhari. Dimana pada perokok dengan jumlah rokok yang lebih banyak dihisap perharinya, memiliki waktu transportasi mukosiliar hidung yang lebih
panjang p0,05 . Dan setelah dilakukan bonferoni test, didapatkan hasil yang secara
statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna rata-rata waktu transportasi mukosiliar hidung antara kelompok yang merokok sebanyak 1-10 batang
rokok perhari dengan kelompok yang merokok sebayak 20 batang rokok perhari p=0.003 .
BAB 6 PEMBAHASAN