Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
21
Sm = Pf x 100
Pr Dimana :
Sm = Share margin dihitung dalam persen
Pf = Biaya-biaya pada lembaga tataniaga Rp
Pr = Harga Beli konsumen Rp
Gultom,1996. Efisiensi tataniaga dihitung dengan menggunakan rumus:
Ep =
Biaya Pemasaran
1. Mengubah harga CPO internasional dari US ke Rupiah
x 100 Nilai Produk yang Dipasarkan
Jika ; Ep 50 maka saluran pemasaran dikatakan efisien Ep 50 maka saluran pemasaran dikatakan tidak efisien.
Pemasaran akan semakin efisien apabila nilai efisiensi pemasaran Ep semakin kecil. Soekartawi,2002.
Besarnya elastisitas transmisi harga CPO Crude Palm Oil internasional terhadap harga TBS Tandan Buah Segar dengan menggunakan analisis Fungsi
Cobb Douglas Tarigan, 2004 sebagai berikut :
ln Y = b0 + b1 ln X1
Elastisitas transmisi harga dihitung dengan menggunakan kriteria perhitungan sebagai berikut:
Setelah data dikumpulkan dengan lengkap, kemudian data harga CPO domestik dan data harga CPO internasional ditabulasi, kemudian harga
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
22
internasional yang masih dalam satuan US dirubah ke mata uang lokal Rupiah,
dengan rumus: US X Exchange Rate 2. Asumsi Autokorelasi
Menurut Supranto 1995 autokorelasi merupakan korelasi antara anggota seri observasi yang disusun menurut urutan waktu seperti data time –series atau
menurut urutan tempat atau ruang seperti data cross-section. Apabila autokorelasi dibiarkan terjadi, maka pemerkira tidak efisien dan masih tetap tak
bias. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala Autokorelasi dalam regresi, cara yang digunakan dengan melakukan pengujian serial korelasi dengan metode Durbin-
Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya Autokorelasi: a
Bila du d 4-du, maka koefisien autokorelasi = 0, berarti tidak ada autokorelasi. Dimana du: batas atas dan dl : batas bawah. Nilai du dan dl
dapat dilihat pada Tabel d-statistik. b
Bila d dl, maka koefisien autokorelasi 0, berarti autokorelasi positif. c
Bila d 4-du, maka koefisien autokorelasi 0, berarti autokorelasi negatif.
d Bila dl d du atau d terletak 4-du d 4-dl, maka tidak dapat
disimpulkan. Apabila terjadi autokorelasi positif d dl, Supranto 1995 menjelaskan
cara mengatasi masalah autokorelasi adalah dengan mentransformasikan data. Cara transformasi data adalah dengan menggunakan rho, dibuat transformasi
terhadap variabel asli. Data transformasi adalah Y, X
1
dan X
2
.Y untuk bulan pertama = Y
1
= Y
1 2
1 ρ
− Yt = Yt –
Y
t-1
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
23
X1 untuk bulan pertama = X
11
= X
1 1
2
1 ρ
− X
1t
= Xt - X
t-1
X
2
untuk bulan pertama = X
21
= X
21 2
1 ρ
− X
2
t = X
2t
– X
2t-1
Dimana: = 1- 2
d
Defenisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman mengenai istilah-istilah yang terdapat dalam penelitian ini maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:
Defenisi
1. Petani kelapa sawit adalah petani yang melakukan usaha tani kelapa sawit
sebagai pekerjaan utamanya, dan menjual hasil usahanya kepada KUD atau non KUD.
2. Fungsi tataniaga adalah aktivitas, usaha atau jasa-jasa yang dilaksanakan
dalam proses penyebaran barang penanganan pasca panen, penjualan,
pembelian,transportasi.
3. Saluran tataniaga adalah kumpulan lembaga-lembaga yang secara
langsung atau tidak langsung terlibat di dalam kegiatan tataniaga barangjasa yang saling mempengaruhi, dengan tujuan mengalokasikan
sumber daya alam secara efisien guna memenuhi kebutuhan manusia
sebanyak-banyaknya.
4. Biaya tataniaga yaitu semua komponen biaya yang dikeluarkan selama
menjalankan fungsi-fungsi tataniaga.
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
24
5. Price spread adalah kelompok harga beli dan harga jual juga biaya-biaya
tataniaga menurut fungsi pemasaran dan margin keuntungan dari tiap
lembaga tataniaga.
6. Share margin adalah persentase price spread terhadap harga beli
konsumen akhir, yaitu bagian harga yang diterima oleh setiap lembaga
tataniaga terhadap harga beli konsumen dalam bentuk persen..
7. Efisiensi tataniaga adalah suatu keadaan yang digunakan dalam penilaian
prestasi kerja proses tataniaga bagi semua lembaga yang terkait dalam tataniaga.
8. Harga price adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk
atau jasa, atau sejumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat- manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
9. Harga CPO Crude Palm Oil internasional adalah harga rata-rata
penjualan pada pasar internasional. 10.
Koperasi Unit Desa KUD adalah suatu jenis badan usaha yang membeli hasil panen petani dan menjual sarana produksi kepada petani dengan cara
tunai dan kredit.
Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Desa Mananti, Kecamatan Hutaraja Tinggi,
Kabupaten Padang Lawas. 2.
Penelitian dilaksanakan pada tahun 2008. 3.
Sampel petani kelapa sawit adalah petani yang menetap dan mengusahakan tanaman kelapa sawit di desa Mananti.
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
25
4. Sampel penelitian adalah KUD kelapa sawit dan pedagang pengumpul
desa non KUD yang membeli TBS kelapa sawit dari desa Mananti.
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
26
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK SAMPEL
Deskripsi Daerah Penelitian Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah
Desa Mananti berada di Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas, Propinsi Sumatera Utara. Desa Mananti berada pada ketinggian 900m
diatas permukaan laut. Desa Mananti terletak + 13 km dari Hutaraja Tinggi Ibukota Kecamatan dan + 43 km dari Kantor Bupati Padang Lawas di Sibuhuan.
Luas Desa Mananti adalah 430 Ha. Secara administratif Desa Mananti mempunyai batas-batas :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Siborna
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Imbaru
- Sebelah Timur berbatasan dengan Sibuhuan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Pasir Pangarayan
Tata Guna Tanah
Pola penggunaan tanah di Desa Mananti dapat dilihat pada Tabel 2 :
Tabel 2. Keadaan Tata Guna Tanah Desa Mananti Tahun 2006 No
Jenis Penggunaan Tanah Luas Ha
Persentase
1 Perladangan dan Perkebunan
320,0 74,43
2 Pemukiman
23,5 5,46
3 Lainnya
86,5 20,11
Jumlah 430,0
100,00
Sumber : Profil Desa Mananti 2007
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 430 Ha luas desa Mananti, sebagian besar digunakan untuk perladangan dan perkebunan seluas 320 Ha
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
27
74,43. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat desa Mananti pada umumnya adalah berladang dan berkebun terutama Kelapa sawit.
Keadaan Penduduk Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Jumlah penduduk Desa Mananti tahun 2006 adalah 1.272 jiwa, terdiri dari 595 laki-laki dan 677 perempuan. Jumlah penduduk menurut kelompok umur
adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Komposisi Penduduk Desa Mananti Menurut Kelompok Umur
Tahun 2006
No Umur
Jumlah Jiwa
1 0-14
433 2
15-58 759
3 59
80
Jumlah 1.272
Sumber : Profil Desa Mananti 2007
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa penduduk desa Mananti paling banyak pada umur usia produktif 15-58 yaitu 759 jiwa.
Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Sebagian besar penduduk desa Mananti telah mengenyam pendidikan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4 :
Tabel 4. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2006 No
Jenjang Pendidikan Jumlah Jiwa
Persentase
1 Belum Sekolah
231 1,80
2 Tidak Sekolah
115 9,04
3 Tidak Tamat SD
150 11,79
4 SD
252 19,81
5 SLTP
180 14,15
6 SLTA
311 24,44
7 Diploma I-II
20 1,57
8 Diploma III
10 0,78
9 Sarjana SI
3 0,23
Jumlah 1.272
100,00
Sumber : Profil Desa Mananti 2007
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
28
Sosial Ekonomi Komposisi Penduduk Menurut Agama yang Dianut
Penduduk desa Mananti pada umumnya menganut agama Islam yaitu sebesar 73,66 . Untuk mengetahui jumlah penduduk menurut agama yang dianut
dapat dilihat pada Tabel 5 :
Tabel 5. Komposisi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Tahun 2006 No
Agama Jumlah Jiwa
Persentase
1 Islam
937 73,66
2 Kristen Khatolik
293 23,04
3 Kristen Protestan
42 3,30
Jumlah 1.272
100,00
Sumber : Profil Desa Mananti 2007
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian penduduk desa Mananti adalah dalam bidang pertanian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6 :
Tabel 6. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian Tahun 2006
No Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa
1 Petani
189 2
Buruh tani 100
3 Swasta
2 4
PNS 16
5 Pedagang
11 6
Peternak 2
7 Montir
1
Jumlah 331
Sumber : Profil Desa Mananti 2007
Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang tersedia di desa Mananti tersedia cukup baik. Di desa Mananti terdapat sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 7:
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
29
Tabel 7. Sarana dan Prasarana Desa Mananti Tahun 2006
No Sarana dan Prasarana
Jumlah
1 Sekolah Dasar
1 2
Posyandu 1
3 Apotek
1 4
Gereja 2
5 Mesjid
3 6
Mushola 5
Sumber : Profil Desa Mananti 2007
Pada Tabel 7, desa Mananti memiliki sarana dan prasarana yaitu Sekolah Dasar, Posyandu, Apotek, Gereja, Mesjid dan Mushola. Sarana dan prasarana
tersebut masih sangat sederhana jika dibandingkan dengan desa sekitarnya, dan bisa dikatakan belum lengkap.
Karakteristik Petani Sampel
Karakteristik seseorang sangat mempengaruhi tindakan, pola pikir, serta wawasan yang dimilikinya. Berikut karakteristik petani yang menjadi sampel pada
daerah penelitian yang meliputi, umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani dan luas lahan usaha tani. Karakteristik petani sampel dapat dilihat pada Tabel
berikut.
Tabel 8. Karakteristik Petani Sampel No.
Uraian Range
Rataan
1 Umur Tahun
28-50 38,00
2 Tingkat Pendidikan Tahun
6-12 9,00
3 Pengalaman Bertani Tahun
5-30 12,00
4 Luas Lahan Ha
3-15 8,60
Sumber : Analisis Data Primer ,Lampiran 1
Dari Tabel 8, dapat dilihat bahwa rata-rata petani sampel di desa Mananti pada tingkat umur memiliki range 28-50 tahun, dengan rata-rata berumur 38,00
Tahun. Di tingkat pendidikan dapat dilihat bahwa rangenya 6-12 tahun, dengan
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
30
rata-rata 9,00 tahun, atau setara dengan SLTP, dan pada karakteristik pengalaman bertani, sampel petani daerah penelitian memiliki range 5-30 tahun, dengan rata-
rata 12 tahun, sedangkan pada penguasaan luas lahan petani sampel memiliki range 3-15 Ha dengan rata-rata 8,60 Ha.
Karakteristik Pedagang Sampel
Penentuan pedagang sampel dilakukan dengan cara sensus, yakni dengan cara menanyakan langsung kepada petani kemana mereka menjual produk Kelapa
sawit mereka. Tabel 9 berikut menggambarkan karakteristik pedagang sampel di daerah
penelitian sebagai berikut :
Tabel 9. Karakteristik Pedagang Sampel Agen No.
Uraian Pedagang Pengumpul Agen
Range Rata-rata
1 Umur Tahun
35-60 45,00
2 Tingkat Pendidikan Tahun
9-12 12,00
3 Pengalaman Tahun
4-12 8,00
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran 3
Dari Tabel 9 dilihat bahwa rata-rata pedagang pengumpul kecil desa berdomisili di desa Mananti 45,00 tahun dengan range 35-60. Di tingkat
pendidikan pedagang pengumpulagen memiliki nilai rata-rata adalah 12 tahun dengan range 9-12. Untuk tingkat pengalaman, pedagang pengumpulagen
memiliki pengalaman rata-rata 8 tahun dengan range antara 4-12 tahun.
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
31
HASIL DAN PEMBAHASAN
Saluran Pemasaran Kelapa sawit
Saluran pemasaran kelapa sawit di desa Mananti sudah terbentuk selama lima 5 tahun terakhir, melibatkan beberapa lembaga pemasaran yang
menyalurkan TBS kelapa sawit dari petani hingga ke PKS. Setelah sampai ke PKS Pabrik Kelapa Sawit maka hasil olahan TBS kelapa sawit yang sudah
berbentuk CPO Cruid Palm Oil akan dikspor ke negara–negara luar yang telah ditentukan oleh PKS Pabrik Kelapa Sawit seperti India, Jepang, negara bagian
Eropa, dan Amerika. Di desa Mananti hanya terdapat 2 saluran pemasaran untuk TBS kelapa
sawit mulai dari petani hingga kepada PKS Pabrik Kelapa Sawit. Untuk lebih jelasnya, saluran pemasaran kelapa sawit di desa Mananti dapat digambarkan
sebagai berikut :
750.000 Kg, atau 100
750.000 Kg,atau 37,5
Gambar 2. Skema Saluran Pemasaran I Kelapa sawit di Desa Mananti
Pedagang Pengumpul Agen
PKS Pabrik Kelapa Sawit
Petani Kelapa Sawit
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
32
Dari skema saluran pemasaran tersebut dapat diketahui : 1.
Berat volume penjualan petani sampel ke Pedagang pengumpul agenAGEN adalah sebesar 750.000 Kg atau 100 dari total produksi.
2. Berat volume penjualan Pedagang Pengumpul AGEN kepada Pabrik
Kelapa Sawit PKS adalah 750.000 Kg atau 100 dari total pembeliannya dari petani.
3. Berat volume penjualan Pedagang Pengumpul terhadap PKS sebesar
750.000 kg, besarnya penjualan ini menyumbang sebesar 37,5 dari total pembelian PKS.
Proses saluran pemasaran I kelapa sawit dari petani hingga kepada PKS Pabrik Kelapa Sawit dimulai dari penjualan kelapa sawit kepada pedagang
pengumpul agen yang berada dekat dengan rumah petani. Oleh pedagang pengumpul agen dilakukan sortasi kualitas terhadap TBS kelapa sawit secara
visual, disini tidak dilakukan fungsi penyimpanan karena TBS kelapa sawit yang dibeli oleh pedagang pengumpul agen pada pagi hari, langsung dijual kepada
Pabrik Kelapa Sawit PKS sore harinya. Biasanya pedagang pengumpul agen melakukan penjemputan langsung kepada petani apabila tidak memiliki atau
terkendala dalam transportasi pengangkutan kelapa sawit produksinya.
1,250,000 Kg, atau 100
1,250,000 Kg,atau 62,5 Petani Kelapa
sawit
KUD
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
33
Gambar 3. Skema Saluran Pemasaran II Kelapa sawit di Desa Mananti
Dari skema saluran pemasaran tersebut dapat diketahui : 1.
Berat volume penjualan petani sampel ke Pedagang pengumpul agenAGEN adalah sebesar 750.000 Kg atau 100 dari total produksi.
2. Berat volume penjualan Pedagang Pengumpul AGEN kepada Pabrik
Kelapa Sawit PKS adalah 750.000 Kg atau 100 dari total pembeliannya dari petani.
3. Berat volume penjualan Koperasi Unit Desa KUD kepada PKS Pabrik
Kelapa Sawit adalah 1.250.000 Kg atau 62,5 dari total pembelian PKS. Saluran Pemasaran II, yaitu melalui Koperasi Unit Desa KUD TBS
kelapa sawit langsung dikirim kepada Pabrik Kelapa Sawit untuk menghindari penyusutan dan buah TBS yang busuk. KUD juga menyediakan fasilitas truk
untuk mengangkut buah kelapa sawit dari petani.
Fungsi–Fungsi Pemasaran yang Dilakukan Setiap Lembaga Pemasaran
Fungsi-fungsi pemasaran merupakan unsur penting dalam proses pemasaran kelapa sawit. Fungsi pemasaran dilakukan oleh masing-masing
lembaga pemasaran untuk memperlancar penyampaian hasil produksi kelapa sawit dari pihak petani kelapa sawit hingga kepada PKS Pabrik Kelapa Sawit.
Dalam proses pemasaran pemasaran kelapa sawit, fungsi-fungsi pemasaran yang dilaksanakan oleh petani dan lembaga pemasaran bervariasi.
Setiap lembaga akan melakukan fungsi pemasaran mulai dari fungsi pembelian hingga ke fungsi penjualan. Konsekuensi dari pelaksanaan fungsi-fungsi ini
PKS Pabrik Kelapa Sawit
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
34
adalah munculnya biaya-biaya setiap fungsi. Fungsi-fungsi pemasaran kelapa sawit yang dilakukan masing-masing lembaga pemasaran dapat dilihat pada Tabel
10 berikut .
Tabel 10. Fungsi–Fungsi Pemasaran yang Dilakukan Setiap Lembaga Pemasaran
Fungsi Pemasaran Petani AGEN
KUD PKS
Pembelian X
V V
V Penjualan
V V
V X
Pengolahan X
X X
V Sortasi
V V
V V
Transportasi X
V V
X Bongkar Muat
X V
V X
Penyimpanan V
V V
V
Sumber : Analisis Data Primer, Lampiran ,3,4,6,8
Keterangan : V : Melaksanakan fungsi tersebut
X : Tidak melaksanakan
Tabel 10 dapat dilihat bahwa masaing-masing saluran pemasaran melakukan fungsi-fungsi pemasaran sebagai berikut :
1. Petani melakukan fungsi pemasaran sebagai berikut : penjualan, sortasi.
Sedangkan untuk fungsi penyimpanan yang dilakukan petani hanya beberapa hari saja dan jumlahnya tidak banyak, sehingga cukup disimpan
di rumah saja, oleh sebab itu biaya penyimpanan dan sortasi dianggap tidak ada, demikian halnya dengan penyusutan yang relatif sedikit.
2. Pedagang pengumpul agen melakukan fungsi pemasaran sebagai berikut :
pembelian, penjualan, sortasi, transportasi, bongkar muat, penyimpanan dan penyusutan. Sortasi yang dilakukan oleh pedagang pengumpul hanya
bertujuan untuk memisahkan TBS kelapa sawit kualitas baik dan buruk, dan tidak ada terjadi pengurangan jumlah dalam penjualan TBS kelapa
sawit nantinya.
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
35
3. Koperasi Unit Desa KUD melakukan semua fungsi pemasaran, dimana
hal itu adalah : pembelian, penjualan, sortasi, transportasi, bongkar muat, penyimpanan, dan penyusutan. Transportasi yang dilakukan oleh Koperasi
Unit Desa KUD terdiri dari pengangkutan kelapa sawit kepada PKS Pabrik Kelapa Sawit dari petani.
Perbedaan Price Spread Sebaran Harga dan Share Margin yang Diterima Oleh Masing–Masing Saluran Tataniaga TBS Tandan Buah Segar Kelapa
Sawit. Analisis Biaya, Price Spread, Share Margin Pemasaran Kelapa sawit
Analisis ini akan dilakukan perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
tiap-tiap saluran pemasaran yang berperan dalam memasarkan TBS kelapa sawit mulai dari pedagang pengumpulagen sampai kepada konsumen PKS Pabrik
Kelapa Sawit, selain itu juga untuk mengetahui bagaimana price spread, share margin pemasaran kelapa sawit di daerah penelitian. Analisis biaya, price spread
dan share margin oleh masing-masing lembaga saluran pemasaran kelapa sawit dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 11. Biaya Pemasaran dan Profit Margin Pemasaran Pada Saluran Pemasaran I Kelapa sawit di Desa Mananti
No Uraian
Biaya Harga
Share Margin RpKg
RpKg 1
Harga Jual Petani Kelapa sawit 450
64,28
2 Pedagang pengumpul agen
Harga Beli AGEN 450
Biaya Pemasaran a. Sortasi
15 2,14
b. Transportasi 30
4,2 c. Bongkar Muat
5 0,71
d. Pajak 5
0,71 e. Penyimpanan
5 0,71
f. Penyusutan 5
0,71 Total Biaya Pemasaran
65 9,28
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas,
2009. USU Repository © 2009
36
Margin Pemasaran 250
Profit Pemasaran 185
26,42 Harga Jual AGEN
700
4 PKS
Harga Beli PKS Pabrik Kelapa Sawit 700
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3,4,5,6
Tabel 11 dapat diketahui bahwa margin pemasaran yang diperoleh pedagang pengumpul agen adalah sebesar Rp.250 Kg, sedangkan untuk Profit
pemasaran yang diperoleh pedagang pengumpul agen sebesar Rp.185 Kg, dengan nilai share profit pedagang pengumpul agen adalah sebesar 26.
Adapun biaya pemasaran terbesar yang dikeluarkan adalah pembelian TBS kelapa sawit dari petani yaitu sebesar Rp.450 Kg, untuk biaya sortasi yaitu
sebesar Rp.15 Kg, transportasi Rp.30 Kg, bongkar Rp.5 Kg, penyimpanan dan penyusutan Rp.5 Kg.
Berikut adalah Tabel harga TBS kelapa sawit di tingkat Petani selama 5 tahun terakhir per 12 bulan :
Putra Bisuk : Analisis Tataniaga Dan Elastisitas Transmisi Harga CPO Internasional Terhadap Harga TBS Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Studi Kasus: Desa Mananti Kecamatan Sosa Kabupaten Padang Lawas, 2009.
USU Repository © 2009
39
Tabel 12. Tabel harga TBS kelapa sawit di tingkat Petani selama 5 tahun terakhir per 12 bulan
No TAHUN
Morfologis TBS BULAN
1 Rp 3 Rp
4Rp 5Rp
6Rp 7Rp
8Rp 9Rp
10Rp 11Rp
12 Rp
1 2003
Buah Besar Buah Sedang
Buah Kecil 650
590 495
665 595
500 660
595 510
650 590
500 655
600 510
620 560
495 615
555 495
600 540
480 610
560 485
620 580
490 670
605 515
690 615
520 2
2004 Buah Besar
Buah Sedang Buah Kecil
720 700
665 760
720 675
847 760
700 863
770 705
867 780
715 721
634 514
656 578
468 636
560 454
670 590
478 674
593 480
671 591
479 625
570 530
3 2005
Buah Besar Buah Sedang
Buah Kecil 652
574 465
622 547
443 645
568 460
722 636
515 650
600 540
689 607
491 712
627 508
687 605
490 700
640 560
705 621
503 692
609 493
671 591
478 4
2006 Buah Besar
Buah Sedang Buah Kecil
715 670
575 715
675 580
710 670
585 700
665 585
700 670
585 690
660 570
705 665
580 710
670 590
720 680
600 750
685 610
780 700
610 800
740 650
5 2007
Buah Besar Buah Sedang
Buah Kecil 965
800 740
970 810
760 980
820 765
1.059 933
755 1.227
1.080 875
1.336 1.176
953 1.229
1.082 877
1.326 1.167
946 1.317
1.160 939
1.342 1.182
957 1.440
1.268 1.027
1.512 1.331
1.078
2 Rp
Sumber: PT. Permata Hijau Sawit, 2007
34
Tabel 13. Biaya Pemasaran dan Profit Margin Pemasaran Pada Saluran Pemasaran II Kelapa sawit di Desa Mananti
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 2, 3, 4, 5, 6
Dari Table 13 diperoleh untuk biaya sortasi diperhitungkan sebesar Rp.15Kg. Untuk biaya transportasi baik itu dalam membeli kelapa sawit dari
petani ataupun menjual kelapa sawit ke PKS Pabrik Kelapa Sawit diperhitungkan sebesar Rp.25Kg. Biaya ini sedikit lebih murah dikarenakan
kebijakan koperasi untuk mensejahterakan anggotanya, oleh karena ini juga dapat dilihat dari ketertarikan atau banyaknya jumlah petani yang menjual hasil panenan
kelapa sawitnya kepada KUD. Untuk biaya bongkar muat dikenakan Rp 50.000Truck, dengan kapasitas truck + 10 Ton, jadi dapat diperhitungkan bahwa
biaya bongkar muat sebesar Rp. 5 Kg. Adapun pajak yang dikenakan dalam menjual kelapa sawit ke PKS Pabrik Kelapa Sawit adalah sebesar Rp.5 Kg.
Jumlah yang sama juga untuk penyimpanan Rp.5 Kg dan penyusutan Rp.5
No Uraian
Biaya Harga
Share Margin RpKg
RpKg 1
Harga Jual Petani Kelapa sawit 450
64,28
2 Koperasi Unit Desa KUD
Harga Beli KUD 450
Biaya Pemasaran a. Sortasi
15 2,14
b. Transportasi 25
4,20 c. Bongkar Muat
5 0,71
d. Pajak 5
0,71 e. Penyimpanan
5 0,71
f. Penyusutan 5
0,71 Total Biaya Pemasaran
60 8,57
Margin Pemasaran 250
Profit Pemasaran 190
27,14 Harga Jual KUD
700
4 PKS
Harga Beli PKS Pabrik Kelapa Sawit
700 35
35
Kg. Margin pemasaran yang diterima dari sampel Koperasi Unit Desa KUD adalah Rp.250 Kg. Sedangkan profit pemasaran yang diterima oleh Koperasi Unit
Desa KUD sebesar Rp.190 Kg, adapun besar nilai share profit Koperasi Unit Desa KUD adalah 27.
Tabel 14. Price Spread dan Share Margin Saluran Pemasaran I Kelapa sawit di Desa Mananti
No Uraian
Price Spread Share Margin
Biaya RpKg
Harga RpKg
1 Harga Jual Petani Kelapa sawit
450 64,28
2 Biaya Pemasaran
a. Sortasi 45
6,42 b. Transportasi
90 12,85
c. Bongkar Muat 15
2,14 d. Pajak
15 2,14
e. Penyimpanan 15
2,14 f. Penyusutan
15 2,14
Total Biaya Pemasaran 195
27,86 3
Profit Pemasaran Pedagang 55
7,85 4
Harga Beli PKS Pabrik Kelapa Sawit
700
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3,4,5,6
Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan biaya pedagang pengumpul agen adalah Rp.195 Kg dengan share margin 27,86. Harga beli
PKS Pabrik Kelapa Sawit Rp.700 Kg sehingga profit pedagang keseluruhan sebesar Rp.55 Kg dengan share margin 7,85 .
Tabel 15. Price Spread dan Share Margin Saluran Pemasaran II Kelapa sawit di Desa Mananti
No Uraian
Price Spread Share Margin
Biaya RpKg
Harga RpKg
1 Harga Jual Petani Kelapa sawit
450 64,28
2 Biaya Pemasaran
a. Sortasi 30
4,28 b. Transportasi
60 8,57
c. Bongkar Muat 10
1,42 d. Pajak
10 1,42
e. Penyimpanan 10
1,42 f. Penyusutan
10 1,42
Total Biaya Pemasaran 130
18,57 3
Profit Pemasaran KUD 120
17,14 4
Harga Beli PKS Pabrik Kelapa Sawit
700
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3,4,5,6
Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan biaya Koperasi Unit Desa KUD adalah Rp.130 dengan share margin 18,57. Harga beli PKS
Pabrik Kelapa Sawit Rp.700 sehingga profit pedagang keseluruhan sebesar Rp.120 Kg dengan share margin 17,14 .
Efisiensi Pemasaran
Untuk menghitung efisiensi pemasaran pada saluran pemasaran kelapa sawit, maka digunakan rumus sebagai berikut :
Ep =
Biaya Pemasaran x 100
Nilai Produk yang Dipasarkan Keterangan
: Ep
: Efisiensi Pemasaran Adapun nilai efisiensi dari saluran pemasaran I di daerah penelitian dapat
dilihat pada perhitungan berikut : Ep
=
700 195
x 100
Ep = 27,86 ; dan
Nilai efisiensi dari saluran pemasaran II di daerah penelitian dapat dilihat pada perhitungan berikut :
Ep =
700 130
x 100 Ep
= 18,57 Dari hasil analisis diperoleh nilai efisiensi pemasaran I dan II adalah 27,86
dan 18,57 maka dapat dikatakan saluran pemasaran kelapa sawit di daerah penelitian dikatakan efisien, karena nilai efisiensi pemasaran lebih kecil daripada
50 . Untuk menentukan efisiensi pemasaran bukan hanya dilihat dari besarnya
angka efisensi pemasaran, namun ada faktor lain seperti mata rantai saluran pemasaran. Semakin sedikit lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran
pemasaran, maka saluran pemasaran tersebut akan semakin efisien. Hal lain yang dapat menentukan adalah biaya pemasaran. Biaya
pemasaran yang tinggi disebabkan oleh panjangnya saluran pemasaran dan banyaknya fungsi pemasaran yang diembannya. Biaya pemasaran saluran I lebih
tinggi dibandingkan biaya pemasaran II, nilai biaya pemasaran saluran I adalah Rp. 195 dengan share margin 27,86 , sedangkan biaya pemasaran II adalah Rp.
130 dengan share margin 18,57 . Selisih biaya pemasaran saluran I dan II adalah Rp. 65 dengan share margin 7,31 .
Profit margin saluran I adalah Rp. 55kg dengan share margin 7,85 , profit margin saluran II adalah Rp. 120kg dengan share margin 17,14 . Selisih
profit margin saluran pemasaran I dan saluran II adalah Rp 75kg, selisih share margin saluran I dan saluran II 10,69 .
Jumlah volume penjualan juga mempengaruhi efisiensi tidaknya sistem pemasaran tersebut, dimana volume yang banyak, harga murah, dan jaraknya yang
tidak jauh maka dapat dikatakan efisien. Dan sebaliknya, jika volume yang dijual sedikit, harga yang tinggi dan jarak yang ditempuh cukup jauh, maka hal ini
cenderung akan membuat sistem pemasaran tidak efisien. Elastisitas Transmisi Harga
Elastisitas transmisi harga yang dihitung adalah elastisitas transmisi harga antara CPO Internasional terhadap TBS Tandan Buah Segar.
Hasil elastisitas transmisi harga dijelaskan pada tabel 16:
Tabel 16. Hasil Regresi dengan Variabel Terikat TBS Tandan Buah Segar Variabel
B Std Error T-Hitung
Signifikan
Constant -3,54
0,22 1,005
0.000 X1=Harga CPO Internasional
0,983 0,03
92,991 0.000
R-Square=93,4 F-Hitung= 825,53
0.000 F-Tabel=19,5
T-hitung = 28,75 T-Tabel=2,75
D = 0,898 dl=1,62 du=1,55 0.01
Keterangan: = nyata pada taraf kepercayaan 95 Sumber : Diolah dari data sekunder lampiran 16
Tabel 16 menjelaskan bahwa elastisitas transmisi harga yang diperoleh dari analisis regresi linear berganda memenuhi persamaan sebagai berikut :
Y = -3,54 + 0,983X1 Dimana : d = 0,898 ; du = 1,55 ; dl = 1,62
Persamaan di atas diinterpetasikan sebagai berikut : -
bo = -3,54, artinya nilai konstanta adalah sebesar -3,54.
- b1 = 0,983, artinya kenaikan harga CPO internasional sebesar 1 , maka
akan meningkatkan harga TBS Tandan Buah Segar sebesar 0,983 . Menurut Sudiyono 2004 apabila elastisitas transmisi harga lebih kecil
dari satu Et 1 dapat diartikan bahwa perubahan harga sebesar 1 ditingkat pemasar akan mengakibatkan perubahan harga kurang dari 1
ditingkat produsen. Hal ini disebabkan kenaikan input, seperti harga bahan baku TBS, harga solar pabrik dan upah tenaga kerja dalam pembuatan
CPO Crude Palm Oil. Jadi, b1 = 0,983 lebih kecil dari 1, artinya perubahan harga sebesar 1 pada harga CPO Internasional akan
mengakibatkan harga kurang dari 1 0,983 pada harga Tandan Buah Segar TBS.
- Elastisitas transmisi harga CPO Internasional terhadap harga TBS Tandan
Buah Segar bersifat inelastis. Dengan demikian perubahan harga di tingkat konsumen tidak dapat ditransmisikan secara sempurna hingga ke
tingkat produsen, dengan kata lain perdagangan CPO dalam pasar lokal tidak efisien. Selanjutnya analisa model Kawagoe menunjukkan bahwa,
kecenderungan perilaku pedagang meningkatkan keuntungaannya pada saat terjadi kenaikan harga di pasar konsumen. Artinya besar persentase
perubahan harga ditingkat pasar konsumen dalam hal ini harga CPO Internasional tidak sebanding dengan besarnya persentase yang diterima
oleh produsen dalam hal ini harga Tandan Buah Segar. Faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas transmisi harga bersifat inelastis adalah
banyaknya saluran tataniaga dan kebijakan Pemerintah misalnya kebijakan Pemerintah pada Harga Patokan Ekspor HPE.
- d = 0,898 dl = 1,62, artinya terjadi autokorelasi positif.
- F-hit = 825,53 F-
tabel = 19,5 = 0,05 dengan nilai signifikansi 0,000. Secara serempak variabel independen harga CPO internasional
berpengaruh nyata terhadap harga TBS Tandan Buah Segar. -
T-hit = 28, 75 T- tabel = 2,75 = 0,05 dengan nilai signifikansi 0,000.
Secara parsial harga CPO Internasional berpengaruh nyata terhadap€ harga TBS Tandan Buah Segar.
Masalah-Masalah yang Dihadapi Dalam Pemasaran Kelapa sawit
Dalam pemasaran kelapa sawit di daerah penelitian terdapat berbagai masalah yang dihadapi oleh lembaga pemasaran. Dibawah ini akan diuraikan
beberapa masalah yang dihadapi dalam pemasaran kelapa sawit di daerah penelitian, antara lain :
1. Kurangnya peranan lembaga pendukung