Konsepsi Sifat dan jenis penelitian

b. Lisensi Tunggal Dalam perjanjian ini pemegang paten mengalihkan patennya kepada pihak lain, tetapi pemegang paten tetap boleh menjalankan haknya sebagai pemegang paten. c. Lisensi non eksklusif. Melalui perjanjian ini pemegang paten mengalihkan kepemilikannya kepada sejumlah pihak dan juga tetap berhak menjalankan atau menggunakan patennya. Di samping lisensi umum yang terbentuk karena kesepakatan antara licensor dengan lisensee, maka dalam dikenal pula lisensi wajib yang terjadi karena keputusan pemerintah atas dasar permohonan pihak lain. Dalam ketentuan Pasal 74 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten disebutkan, lisensi wajib adalah lisensi untuk melaksanakan Paten yang diberikan berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal atas dasar permohonan. Ketentuan lisensi ajib dikenal Konvensi Paris Pasal 5 ayat 2 Art of London yang menyatakan bahwa tiap negara anggota berhak untuk menentukan dalam perundang- undangan nasionalnya bahwa penyalahgunaan hak pemegang paten ini, misalnya karena tidak melakukan pelaksanaan hak patennya, dapat dihindarkan, antara lain dengan memberikan lisensi wajib kepada pihak lain. Akan tetapi ditentukan bahwa pemberian lisensi wajib itu tidak boleh diadakan lebih cepat dari 3 tiga tahun setelah hak paten ini diberikan dan pihak pemegang hak paten tidak dapat memberikan alasan yang sah mengapa tidak dapat menggunakannya. Dalam Pasal 75 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten, ditentukan setiap pihak dapat mengajukan permohonan lisensi-wajib kepada Direktorat Jenderal untuk melaksanakan Paten yang bersangkutan setelah lewat jangka waktu 36 tiga puluh enam bulan terhitung sejak tanggal pemberian Paten dengan membayar biaya. Permohonan lisensi-wajib hanya dapat dilakukan dengan alasan bahwa Paten yang bersangkutan tidak dilaksanakan atau dilaksanakan tidak sepenuhnya di Indonesia oleh Pemegang Paten. Permohonan lisensi-wajib dapat pula diajukan setiap saat setelah Paten diberikan atas alasan bahwa Paten telah dilaksanakan oleh Pemegang Paten atau Penerima Lisensi dalam bentuk dan dengan cara yang merugikan kepentingan masyarakat.

2. Konsepsi

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefinisikan beberapa konsep dasar, agar secara operasional diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, yaitu: Amelya Zuharni: Perlindungan Hukum Pemilik Paten Dalam Lisensi Wajib, 2008. USU e-Repository © 2008 a. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. 29 b. Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. 30 c. Inventor adalah seorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi. 31 d. Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik Paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten. 32 e. Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Paten kepada pihak lain berdasarkan perjanjian pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Paten yang diberi perlindungan dalam jangka waktu dan syarat tertentu. 33 f. Lisensi wajib adalah lisensi untuk melaksanakan Paten yang diberikan berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal atas dasar permohonan. 34 g. Perlindungan hukum atas paten adalah perlindungan atas hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. 35

G. Metode Penelitian

1. Sifat dan jenis penelitian

Sesuai dengan karakteristik perumusan masalah yang ditujukan untuk menganalisa jaminan kepastian hukum investasi asing di Indonesia, maka penelitian ini bersifat deskriptif analisis. Penelitian ini dilakukan secara pendekatan yuridis normatif, karena penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau studi dokumen yang dilakukan atau ditujukan hanya pada peraturan-peraturan yang tertulis atau 29 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. 30 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. 31 Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. 32 Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. 33 Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. 34 Pasal 74 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. 35 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten. Amelya Zuharni: Perlindungan Hukum Pemilik Paten Dalam Lisensi Wajib, 2008. USU e-Repository © 2008 bahan hukum yang lain, 36 mengenai perlindungan hukum pemegang hak eksklusif pemilik paten dalam lisensi wajib.

2. Teknik pengumpulan data