Densitas rapat massa Titik nyala Flash Point Titik Tuang Pour Point Sisa Karbon Carbon Residu

Untuk mengubah dari viskositas kinematik menjadi viskositas dinamik µ, kita perlu mengalihkan dengan dalam kg m 3 . Untuk mengubah dari Stoke menjadi Poise kita mengalihkan dengan kerapatan massa dalam g cm 3 , yang nilai angkanya sama dengan gravitasi jenis.

2.4.2 Densitas rapat massa

Kerapatan suatu fluida dapat didefinisikan sebagai massa per satuan volume. v m = ρ 2.3 Dengan: = rapat massa kg m 3 m = massa kg v = volume m 3

2.4.3 Titik nyala Flash Point

Titik nyalaFlash Point dari cairan mudah terbakar adalah suhu terendah dimana bahan bakar tersebut dapat terbakar ketika bereaksi dengan udara. Bila nyala terus terjadi secara terus menerus, maka suhu tersebut dinamakan titik bakar fire point. Titik nyala yang terlampau tinggi dapat menyebabkan keterlambatan penyalaan, sementara apabila titik nyala terlampau rendah akan menyebabkan timbulnya denotasi yaitu ledakan kecil yang terjadi sebelum bahan bakar masuk ruang bakar. Adat Siagian : Studi Pengaruh Sifat Fisika Komposisi Campuran Biodiesel Sawit Dengan Solar Terhadap Unjuk Kerja Mesin, 2007. USU e-Repository © 2008 Hal ini juga dapat meningkatkan resiko bahaya saat penyimpanan. Semakin tinggi titik nyala dari suatu bahan bakar semakin aman penanganan dan penyimpanannya. Berikut contoh titik nyala bahan bakar: 1 Solar: Flash point: 62 °C 143 °F 2 Jet Fuel: Flash Point: 38 °C 100 °F 3 Minyak tanah: 4 Flash point: 38-72 °C 100-162 °F 5 Bensin: 6 Flash point: 43 °C

2.4.4 Titik Tuang Pour Point

Titik Tuang Pour Point adalah suhu terendah dimana bahan bakar dapat dialirkan untuk daerah bersuhu rendah, bahan bakar dipersyaratkan tidak membeku. Titik tuang yang terlalu tinggi akan mempersulitkan pengaliran bahan bakar. Adat Siagian : Studi Pengaruh Sifat Fisika Komposisi Campuran Biodiesel Sawit Dengan Solar Terhadap Unjuk Kerja Mesin, 2007. USU e-Repository © 2008

2.4.5 Sisa Karbon Carbon Residu

Sisa Karbon Carbon Residu yang tertinggal pada proses pembakaran akan menyebabkan terbentuknya endapan yang dapat menyumbat saluran bahan bakar. Hal ini dapat menyebabkan bagian – bagian pompa injeksi bahan bakar menjadi aus. Dengan demikian semakin rendah sisa karbon, semakin baik efisiensi motor tersebut.

2.4.6 Nilai Kalor Bahan Bakar