Waktu-waktu yang utama untuk berdoa, ialah: Tempat-tempat yang baik untuk berdoa Adab Berdoa

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah MTs Propinsi Jawa Tengah 2009. Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka jawablah, bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. QS. al-Baqarah : 186

b. Waktu-waktu yang utama untuk berdoa, ialah:

1. Pada bulan Ramadhan, terutama pada malam Lailatul Qadar. 2. Pada waktu wukuf di Arafah, ketika menunaikan ibadah haji. 3. Ketika turun hujan. 4. Sebelum dan sesudah shalat Fardhu. 5. Di antara adzan dan iqamat. 6. Ketika Itidal yang akhir dalam shalat. 7. Ketika sujud dalam shalat. 8. Ketika khatam tamat membaca Al-Quran 30 Juz. 9. Sepanjang malam, utama sekali sepertiga yang akhir dan waktu sahur. 10. Sepanjang hari Jumat, karena mengharap berjumpa dengan saat ijabah saat diperkenankan doa yang terletak antara terbit fajar hingga terbenam matahari pada hari Jumat, terutama antara dua khutbah jum`at. 11. Pada saat kritis atau genting 12. Padasaat teraniaya. 13. Pada waktu minum air zam-zam.

c. Tempat-tempat yang baik untuk berdoa

1. Dikala melihat kabah. 2. Dikala melihat masjid Rasulullah Saw. 3. Di tempat dan dikala melakukan thawaf. 4. Disisi Multazam. Di dalam Kabah. 5. Disisi sumur Zamzam. 6. Di belakang makam Ibrahim. 7. Di atas bukit Shafa dan Marwah. 8. Di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di sisi Jamarat yang tiga.

d. Adab Berdoa

1. Berdoa dengan perut yang diisi dengan yang halal. 2. Menghadap kiblat. 3. Memperhatikan saat yang tepat untuk berdoa, seperti di tengah malam dan sehabis shalat fardhu. 4. Mengangkat kedua tangan setentang kedua bahu. 5. Memulai dengan istighfar, memuji Allah, dan membaca shalawat. 6. Harus ada sikap tawadhu’ rendah hati dan rasa takut serta tidak mengeraskan suara. Firman Allah : Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah MTs Propinsi Jawa Tengah 2009. ْرُكْذاَو َنِم ِرْهَْْا َنوُدَو ًةَفيِخَو اًعرَضَت َ ِسْفَ ن ِ َ بَر َاَو ِلاَص ْْاَو ِوُدُغْلاِب ِلْوَ ْلا َِْلِفاَغْلا َنِم ْنُكَت Artinya : “Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” Q.S. Al-A’raf : 205 7. Menyederhanakan suara, antara bisik-bisik dengan suara keras Firman Allah : ًايِبَس َ ِلَذ ََْْ ب ِغَتْ باَو اَِ ْتِفاَُ َاَو َ ِت َاَصِب ْرَهَْ َاَو Artinya : “Janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu doamu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu” Q.S. al-Isra` : 110 8. Tidak berdoa untuk keburukan atau memutus tali silaturahmi.

e. Manfaat doa