Pengertian dan Dasar Hukum Shalat Jama`ah Makmum Masbuk Cara Mengingatkan Imam Yang Lupa

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah MTs Propinsi Jawa Tengah 2009. “shalat berjamaah melebihi keutamaan shalat sendirian dengan duapuluh tujuh derajat”. HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar . b. IFTITAH Islam mensyariatkan shalat berjamaah. Shalat berjamah mengandung arti yang sangat penting, yakni sebagai jalan peningkatan kualitas diri sebagai makhluk individu ataupun sebagai usaha mewujudkan kehidupan sosial membina persatuan dan kesatuan, berdiri setara tanpa mengenal pangkat jabatan dihadapan Allah SWT

A. Shalat Jamaah

1. Pengertian dan Dasar Hukum Shalat Jama`ah

Secara bahasa, jama`ah berarti kumpulan atau bersama-sama. Sedangkan secara istilah, shalat jamaah berarti shalat yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, salah satunya menjadi imam dan yang lain menjadi makmum. Shalat berjamaan diutamakan dalam Islam karena mengandung 27 kebaikan sesuai hadits nabi sebagai berikut : ًةَجَرَد َنْيِرْشِعَو ِعْبَسِب ِذَفْلا ِةَاَص ىَلَع ُلَضْفَ ت ِةَعاَمَْْا ُةَاَص ُ ىراخبلا اور رمع نبا نع ملسم و َ Shalatul jama`ati tafdhalu `ala shalatil fadzdzi bisabi wa`isyrina darajatan Artinya : “Shalat jama`ah lebih utama dari shalat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat” HR. Bukhari dan Muslim d ari Ibnu Umar Shalat jama`ah hukumnya sunnah mu`akkad, yaitu sunnah yang sangat utama dan dianjurkan terutama bagi laki-laki di masjid. Ingat Dengan shalat berjamaah dapat meningkatkan kualitas keimanan seseorang sekaligus mempererat tali persaudaraan diantra diantara umat islam.

2. Ketentuan Shalat Berjamaah

a. Syarat Menjadi Imam

1. Bacaannya fasih 2. Laki-laki apabila makmumnya laki-laki 3. Imam handaknya berdiri di depan makmum Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah MTs Propinsi Jawa Tengah 2009. 4. Imam tidak dalam keadaan menjadi makmum.

b. Syarat Menjadi Makmum

1. Makmum hendaknya berniat mengikuti imam 2. Makmum hendaknya mengetahui gerakan imam 3. Makmum hendaknya berdiri di belakang imam 4. Makmum hendaknya berada di satu bangunan atau tempat yang berhubungan dengan Imam

c. Tatacara Shalat Berjamaah

1 Dalam semua gerakan shalat makmum jangan mendahului gerakan imam ِِب ََْؤُ يِل ُماَمِاْا َلِعُج اََِا َملَسَو ِْيَلَع ُ ها ىلَص ِها ُلْوُسَر َلاَق اْوُعَكْراَف َعَكَر اَذِاَواوُرِ بَكَف َر بَك اَذِاَف ُ ملسمو ىراخبلا اور َ “Sesungguhnya imam itu dijadikan supaya diikuti perbuatannya, apabila ia telah takbir, hendakla h kamu takbir, dan apabila ia ruku’ maka hendaklah kamu ruku’ pula”HR. Bukhari dan Muslim. 2 Pada waktu imam membaca al fatihah dengan jahr keras makmum mendengarkan 3 Ketika imam bangun dari rukuk’ membaca sami’allah makmum membaca robbana lakal hamdu , ketika imam membaca waladdholliin makmum membaca amiin.

d. Susunan Shaf Barisan Dalam Shalat Jama`ah

1. Bila makmum hanya satu orang, makmum berdiri di sebelah kanan agak ke belakang. 2. Bila makmum 2 orang, makmum berdiri di belakang imam. 3. Bila makmum terdiri dari laki-laki dan perempuan, maka makmum laki-laki berada di shaf depan, sedangkan makmum perempuan berada di belakang shaf makmum laki-laki. 4. Bila makmum terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak, maka : a. Shaf laki-laki dewasa di depan, di belakangnya adalah shaf anak-anak laki-laki b. Shaf makmum perempuan di belakangnya shaf anak-anak laki-laki.

3. Makmum Masbuk

Sumber: Arif Hanafi,S.Ag.M.Pd, Buku Pembelajaran Mata Pelajaran Fiqih Kelas VII Semester Ganjil, Departemen Agama Madrasah Tsanawiyah MTs Propinsi Jawa Tengah 2009. Makmum masbuq adalah makmum yang datangnya terlambat, yaitu ketika imamnya telah melakukan ruku`. Makmum tersebut dianggap ketinggalan 1 raka`at. Makmum masbuq setelah datang langsung takbiratul ihram dan segera mengikuti gerakan imam. ْعَْصَي اَمَك ْعَْصِيْلَ ف ٍلاَح ىَلَع َماَمُِْااَو َةَاصلا ْمُكُدَحَا ىَتَا اَذِإ ُماَمُِْاا ُ ىذمرلا اور َ A rtinya : “Jika seorang kamu datang kepada jama`ah shalat sedang imam dalam suatu keadaan, maka hendaklah berbuat seperti yang diperbuat imam” HR. Turmudzi

4. Cara Mengingatkan Imam Yang Lupa

a. Jika imam lupa dalam bacaan atau ayat, cara mengingatkannya adalah dengan meneruskan bacaan atau ayat tersebut yang benar. Jika imam terus saja, maka makmum hendaknya tetap mengikuti imamnya. b. Apabila imam salah dalam bilangan rakaat atau gerakannya yang lain, cara mengingatkan imam adalah dengan membaca lafald “subhanallah” ها نحبس bagi makmum laki-laki dan bertepuk tangan talfiq bagi makmum perempuan.

5. Mempraktekkan Shalat Jamaah