Sistematika Penulisan Jaringan Komputer Autonomous System

7. Analisis data Pada tahap analisa, dihasilkan output pengambilan data yang didapatkan dari tahap-tahap pengujian berupa initial convergence, failover convergence, dan recovery convergence 8. Hasil dan kesimpulan Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian yang didapat.

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah yang dihadapi, tujuan penulisan, batasan masalah, metodologi penelitian, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang dasar-dasar teori yang digunakan dalam melakukan analisis dan pengukuran kinerja protokol routing Border Gateway Protocol BGP yang menggunakan IPv4. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang flowchart, perancangan sistem, skenario pengujian, tahap implementasi dan tahap uji coba BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA Pada bab ini berisi evaluasi dari pelaksanaan uji coba skenario yang dibuat. Hasil pengambilan data dikumpulkan dan dianalisa. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat setelah melakukan analisa terhadap hasil pembahasan dan saran dari penulis. 8 Bab II LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan Komputer

Sebuah jaringan adalah kumpulan perangkat sering disebut sebagai node yang terhubung oleh jaringan komunikasi. Sebuah node dapat berupa komputer, printer, atau perangkat lain yang mampu mengirim dan atau menerima data yang dihasilkan oleh node lain di dalam jaringan Forouzan, 2007. Jaringan komputer modern adalah entitas dari banyak komponen kecil, sehingga diperlukan privasi dan keamanan dalam berkomunikasi. Dengan adanya keamanan jaringan komputer, maka pengguna akan merasa aman dan nyaman saat melakukan proses komunikasi pada jaringan komputer baik melalui intranet maupun internet.

2.2. TCP IP

Sejarah TCPIP dimulai dari lahirnya ARPANET yaitu jaringan paket switching digital yang didanai oleh DARPA Defence Advanced Research Projects Agency pada tahun 1969. Kemudian ARPANET semakin berkembang sehingga protokol yang digunakan pada waktu itu tidak mampu lagi menampung jumlah node yang semakin banyak. Oleh karena itu DARPA mendanai pembuatan protokol komunikasi yang lebih umum, yakni TCPIP dan menjadi standard ARPANET pada tahun 1983. Protokol jaringan dikembangkan dalam bentuk lapisan, dengan setiap lapisan bertanggung jawab untuk setiap aspek yang berbeda dari proses komunikasi. Protokol TCPIP merupakan kombinasi dari protokol yang berbeda di setiap lapisannya. TCPIP terdiri dari empat lapisan, seperti pada Gambar 2.1 Stevens, 1994 Gambar 2.1 Empat lapisan pada protokol TCPIP 2.2.1 Lapisan link link layer Lapisan fisik merupakan lapisan terbawah yang mendefinisikan besaran fisik seperti media komunikasi, tegangan, dan arus. Lapisan ini dapat bervariasi bergantung pada media komunikasi pada sebuah jaringan. TCPIP bersifat fleksibel sehingga dapat mengkoneksikan berbagai jaringan dengan media fisik yang berbeda-beda.

2.2.2 Lapisan network network layer

Lapisan ini berhubungan dengan internet protokol IP yang digunakan untuk menyediakan fungsi pe-rute-an routing melalui banyak jaringan. Protokol ini tidak hanya diimplementasikan pada sistem akhir tetapi juga dalam router. Lapisan ini juga menangani routing paket, IP internet protocol, ICMP Internet Control Message Protocol, dan IGMP Internet Group Management Protocol.

2.2.3 Lapisan transport transport layer

Lapisan transport menangani aliran data antara dua host untuk lapisan aplikasi yang terdapat diatasnya. Dalam lapisan ini terdapat dua protokol transport yaitu :

2.2.3.1 Transmission Control Protocol TCP

TCP digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan kehandalan data sehingga memiliki deteksi galat atau error dan flow control. TCP bersifat connection oriented, yaitu dimana koneksi end-to-end harus dibangun di kedua ujung terminal sebelum kedua ujung terminal tersebut mengirimkan data.

2.2.3.2 User Datagram Protocol UDP

UDP digunakan untuk aplikasi yang memiliki paket data tidak terlalu panjang dan tidak menuntut kehandalan data yang tinggi. UDP bersifat connectionless sehingga tidak ada mekanisme pemeriksaan data dan flow control. Beberapa aplikasi lebih memilih UDP karena efisien dan lebih sederhana.

2.2.4 Lapisan aplikasi application layer

Merupakan lapisan terakhir yang berfungsi mendefinisikan aplikasi- aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Selain itu representasi data dan manajemen hubungan ditangani aplikasi ini. Pada umumnya aplikasi yang ditangani pada lapisan ini, adalah a. Telnet untuk remote login. b. File Transfer Protocol FTP. c. Simple Mail Transfer Protocol SMTP, untuk electronic mail. d. Simple Network Management Protocol SNMP.

2.3. Internet Protocol IP

Internet protocol berfungsi menyampaikan paket data ke alamat yang tepat. Oleh karena itu internet protocol memegang peranan penting dari jaringan TCPIP Forouzan, 2007. Karena semua aplikasi jaringan TCPIP bertumpu di internet protocol agar dapat berjalan dengan baik. Intenet protocol merupakan protokol pada network layer yang bersifat :

2.3.1 Connectionless

Setiap paket data yang dikirim pada suatu saat akan melalui rute secara bebas. Paket internet protocol datagram akan melalui rute yang ditentukan oleh setiap router yang dilalui oleh paket tersebut. Hal ini memungkinkan keseluruhan datagram tiba di tempat tujuan dalam urutan yang berbeda karena menempuh rute yang berbeda pula.

2.3.2 Unreliable

Internet protocol tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan. Internet protocol hanya akan melakukan best effort delivery yakni melakukan usaha sebaik-baiknya agar paket yang dikirim tersebut sampai ke tujuan.

2.4. Internet Protocol Version 4 IPv4

IPv4 adalah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan di dalam protokol jaringan TCPIP dengan kapasitas pengalamatan 32-bit atau sejumlah 2 32 buah IP address. Alamat IPv4 dituliskan dalam notasi desimal bertitik dotted-decimal notation, yang dibagi kedalam empat buah oktet dengan panjang 8-bih sehingga nilainya berkisar antara 0 sampai 255.

2.4.1. IPv4 Addressing

Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host dapat dibagi dengan menggunakan subnetmask jaringan, yaitu : 1. Network Identifier NetID atau network address alamat jaringan yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan diaman host berada. Alamat network identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255. 2. Host Identifier HostID atau host address alamat host yang digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat host dapat berupa workstation, server atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCPIP di dalam jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan harus bersifat unik di dalam network identifier segmen jaringan dimana dia berada. Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu : 1. Alamat Unicast , merupakan alamat IPv4 yang ditentukan untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah internetwork IP. Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. 2. Alamat Broadcast , meruapakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. 3. Alamat Multicast , merupakan alamat IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast diguanakan dalam komunikasi one-to-many . Pada RFC 791, alamat IPV4 dibagi ke dalam beberapa kelas, dilihat dari oktet pertamanya, seperti pada tabel 2.1. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas pada IPv4 adalah pola binner yang terdapat dalam oktet pertama utamanya adalah bit-bit awalhigh-order bit, tetapi untuk lebih mudah diingat maka direpresentasikan ke desimal. Tabel 2.1 Pembagian Kelas dalam IPv4 Kelas alamat IP Oktet pertama desimal Oktet pertama binner Digunakan oleh Kelas A 1 – 126 0xxx xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala besar. Kelas B 128 – 191 1xxx xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala menengah hingga skala besar. Kelas C 192 – 223 110x xxxx Alamat unicast untuk jaringan skala kecil. Kelas D 224 – 239 1110 xxxx Alamat multicast bukan alamat unicast. Kelas E 240 – 255 1111 xxxx Direservasikan, umumnya digunakan sebagai alamat untuk eksperimen atau penelitian bukan alamat unicast.

2.4.2. Struktur Header IPv4

Paket-paket data dalam protokol IPv4 dikirimkan dalam bentuk datagram. Sebuah paket IPv4 terdiri atas header IP dan muatan IP payload. Header IP menyediakan dukungan untuk memetakan jaringan routing, identifikasi muatan IP, ukuran header IP dan paket IP, dukungan fragmentasi dan juga IP options. Sedangkan payload IP berisi informasi yang dikirimakn. Sebelum dikirimkan di dalam saluran jaringan, paket IP akan dibungkus encapsulation dengan header protokol lapisan antarmuka jaringan dan trailernya, untuk membuat sebuah frame jaringan. Setiap paket terdiri dari beberapa field yang memiliki fungsi tersendiri dan memiliki informasi yang berbeda-beda. Gambar 2.2 menunjukkan struktur dari paket IPv4. Gambar 2.2 Format Header IPv4 Header IPv4 terdiri atas beberapa field Forouzan, 2003, yaitu : 1. Version Mengindikasikan versi IP yang digunakan, berukuran 4-bit. 2. IP Header Length Menunjukkan ukuran header yang digunakan dalam satuan per 4- bytes. 3. Type of Service Field ini menunjukkan layanan yang hendak diapakai oleh paket yang bersangkutan. 4. Total Length Menunjjukan ukuran paket yang terdiri dari header dan data. 5. Identification Menunjukkan identitas suatu fragmen yang digunakan dalam penyatuan kembali reassembly menjadi paket utuh. 6. Flags Menunjukkan tanda-tanda tertentu dalam proses fragmentasi. 7. Fragment Offset Menunjukkan posisi setiap fragmen. 8. Time to Live Menunjukkan jumlah node maksimal yang dapat dilalui oleh setiap paket yang dikirim. 9. Protocol Menunjukkan protokol di lapisan yang lebih tinggi. 10. Header Checksum Menujukkan nilai yang digunakan dalam pengecekan kesalahan terhdap header sebelum dan sesudah pengiriman. 11. Source Address Menunjukkan alamat pengirim paket. 12. Destination Address Menunjukkan alamat penerima paket. 13. Options Menunjukkan informasi yang memungkinkan suatu paket meminta layanan tambahan. 14. Padding Bit-bit “0” tambahan yang ditambahkan ke dalam field ini untuk memastikan header IPv4 tetap berukuran multiple 32-bit. 15. Data Berisi informasi upper-layer. Panjang variabel sampai dengan 64 Kb.

2.5. Autonomous System

Sebuah autonomous system AS adalah sekolompok jaringan dan router di bawah otoritas administrasi tunggal sebuah administrasi tunggal. Routing yang berada di dalam satu autonomous system disebut intra-domain routing. Sedangkan routing yang berada diantara lebih dari satu autonomous system disebut inter-domain routing. Setiap autonomous system dapat memilih satu atau lebih protokol routing untuk intra-domain yang menangani routing yang ada di dalam autonomous system. Namun, hanya satu protokol routing yang digunakan oleh inter-domain untuk menangani routing antar autonomous system Forouzan, 2007.

2.6. Routing Protocol