Defuzifikasi [1] FIS tipe Sugeno [1]

Gambar 2.8. Ilustrasi sistem fuzzy dengan operator Max-Min Dari gambar 2.8. terlihat bahwa input RGB berada pada perpotongan grafik. Daerah perpotongan grafik tersebut menciptakan penalaran kabur. Rule base dari gambar 2.8. menunjukkan bahwa rule yang berlaku adalah IF RGB is kecil AND UKURAN is sedang THEN OUTPUT is Sample 1. Pada input RGB posisi nilai berada pada daerah fuzzy maka nilai Max dari kedua grafik yang bersinggungan adalah input rule 1 sesuai juga dengan variable linguistic pada rule base kecil. Pada input yang kedua juga demikian hasil dari kedua perbandingan max tersebut di bandingkan nilai kekaburannya untuk menetukan mana yang paling kecil dan nantinya akan di masukkan menjadi nilai kabur output yang selanjutnya akan di defuzifikasi menjadi nilai tegas. 2.10.3. Defuzifikasi [1] Defuzifikasi adalah proses mengubah himpunan samar menjadi himpunan tegas yang nantinya akan menjadi kesimpulan dari sistem fuzzy. Defuzifier diperlukan jika sistem yang digunakan adalah sistem mamdani. Beberapa metode defuzzifier adalah sebagai berikut: 1. Metode COA yang lebih sering digunakan, menentukan pusat gravitasi titik berat distribusi peluang aksi kendali. Pada kasus semesta pembicaraan diskrit, metode COA dirumuskan sebagai berikut: � � = � =1 � =1 2.8. Dengan n merupakan banyaknya level kuntifiksi nilai linguistic variabel keluaran. z j merupakan nilai numerikaksi kendali pada level kuantisasi ke –j dan µ c z j merupakan nilai derajat keanggotaan z j pada himpunan fuzzy C. 2. Metode MOM menentukan aksi kendali yang mewakili nilai rataan mean dari aksi kendali local yang fungsi keanggotaanya mencapai maksimum. Pada kasus semesta pembicaraan diskrit, aksi kendali dapat dinyatakan sebagai berikut: 2.9. Yang mana z j merupakan nilai support dimana fungsi keanggotaan mencapai nilai maksimum µ c z j dan m adalah banyaknya nilai support tersebut. 2.10.3. FIS tipe Sugeno [1] Tipe alternative yang sering dipakai adalah tipe Takagi-Sugeno-Kang atau cukup disebut juga dengan tipe Sugeno saja. Dalam banyak hal, FIS tipe sugeno mirip dengan tipe mamdani. Perbedaan terletak pada jenis fungsi keanggotaan yang dipaki dalam bagian consequent. FIS tipe Sugeno menggunakan fungsi keanggotaan output yang bersifat linier atau konstan. IF-THEN rule dalam FIS tipe Sugeno berbentuk sebagai berikut: IF input1= v AND input2 = w THEN output is z =av +bw+c 2.10. Keluaran rule bukan dalam bentuk fungsi keanggotaan, tetapi sebuah bilangan yang mana berubah secar linier terhadap variable-variabel input, yaitu mengikuti suatu persamaan garis yaitu z=av+c. Jika a=b=0, FIS dikatakan orde nol, Karena keluarannya berupa sebuah bilangan konstan, yaitu z=c. Proses defuzifikasi dalam FIS tipe sugeno jauh lebih efisien daripada tipe Mamdani. Hal ini karena FIS tipe Sugeno menghitung nilai keluaran dengan cara sebagai berikut: 2.11. = =1 = =1 =1 Dimana: W I = Proses hasil operasi fuzzy logic antecedent. Z i =keluaran rule ke-i Keluaran akhir, Output, tidak lain adalah sebuah weighted average. Secara singkat hasil keluaran adalah rata-rata dari inferensi rule-rule fuzzy. 17

BAB III PERANCANGAN

3.1. Perancangan Sistem

Blok sistem secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut Unit perekam Unit pengenalan dan penampil Gambar 3.1 Blok sistem Proses pengenalan dimulai dari perekaman objek berupa sayap kupu-kupu. Perekaman menggunakan webcam. Hasil dari perekaman akan ditampilkan ke laptop dengan tampilan berupa GUI. Didalam GUI inilah hasil perekaman di tampilkan. Setelah objek didapatkan hasilnya maka laptop akan memproses data masukan yang berupa matriks RGB. Hasil tersebut diproses di GUI yang merupakan pusat dari segala proses pengenalan setelah gambar tersebut dicuplik dan diproses RGB-nya. Perekaman objek menggunakan webcam

3.1.1. Kupu-kupu

Jenis-jenis kupu-kupu yang digunakan adalah jenis kupu-kupu yang memiliki pola, warna dan corak yang mencolok baik dari segi ukuran maupun bentuknya. Sehingga pengenalannya menjadi mudah karena mencolok.