Penurunan Sistem Pernapasan Pada Lansia

volume paru, meningkatkan dan redistribusi ventilasi, mempertahankan alveolus tetap mengembang, meningkatkan oksigenasi, membantu membersihkan sekresi, mobilisasi torak dan meningkatkan kekuatan dan daya tahan serta efisiensi dari otot-otot pernapasan Nurbasuki, 2008.

2.3.1 Mekanisme Fisiologi Deep Breathing Exercise

Selama metode inspirasi dengan deep breathing berlangsung, akan menyebabkan abdomen dan rongga dada terisi penuh mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan intratoraks di paru. Inspirasi dalam akan efektif untuk membuka pori-pori kecil antara sel epitel alveolus kohn dan menimbulkan ventilasi kolateral ke dalam alveolus di sebelahnya yang mengalami penyumbatan. Dengan demikian kolaps akibat absorpsi gas ke dalam alveolus yang tersumbat dapat dicegah. Dalam keadaan normal absorpsi gas ke dalam darah lebih mudah karena tekanan parsial total gas-gas darah sedikit lebih rendah daripada tekanan atmosfer akibat lebih banyaknya O 2 yang diabsorpsi ke dalam jaringan daripada CO 2 yang diekskresikan. Selama ekspirasi, pori-pori kecil antara sel epitel alveolus kohn menutup, akibatnya tekanan di dalam alveolus yang tersumbat meningkat sehingga membantu pengeluaran sumbatan mucus, bahkan dapat dihasilkan gaya ekspirasi yang lebih besar, yaitu sesudah bernafas dalam Smeltzer et al, 2008. Latihan deep breathing akan menyebabkan terjadinya peregangan alveolus. Peregangan alveolus ini akan merangsang pengeluaran surfaktan yang disekresikan oleh sel-sel alveolus tipe II yang mengakibatkan tegangan permukaan alveolus dapat diturunkan. Menurunkan tegangan permukaan alveolus, memberikan keuntungan untuk meningkatkan compliance paru dan menurunkan paru menciut sehingga paru tidak mudah kolaps Sherwood, 2001. Deep breathing mengakibatkan meningkatnya aktifitas beta adrenergik saluran pernafasan yang menyebabkan terjadinya dilatasi bronkus dan menghambat sekresi mukus, sehingga paru dapat memasukkan dan mengeluarkan udara dengan lebih baik. Deep breathing juga mengurangi reaksi simpatis tetapi tidak merubah aktivitas parasimpatis secara signifikan untuk meningkatkan fungsi pernafasan, mengurangi stress, dan kecemasan. Hal ini dapat memperbaiki ritme dan frekuensi pernafasan yang berguna menjaga kelangsungan aktifitas pernafasan secara terus menerus Yadav, 2009. Penelitian eksperimen Weiner 2006 menunjukkan bahwa inspirator muscle training berdampak sifnifikan terhadap penurunan keluhan sesak, meningkatkan FVC dan mengurangi berbagai gejala gangguan paru. Deep breathing exercise terbukti meningkatkan kemampuan otot inspirator yang akan meningkatkan compliance paru dan mencegah atelektasis Westerdahl, et al, 2005. Compliance dada yang baik memungkinkan ventilasi oksigen adekuat sehingga tidak mudah atelektasis. Padula dan Yeaw 2006 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa melatih otot inspirator dapat membantu meningkatkan kapasitas vital paru. Latihan pernafasan dapat meningkatkan kapasitas vital paru paru melalui pengukuran nilai FEV1 dan FVC. Terlatihnya otot inspirator akan meningkatkan kemampuan paru untuk menampung udara, sehingga nilai FEV1 akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian Priyanto 2010 tentang peningkatan fungsi ventilasi paru dengan intervensi deep breathing yang sangat efektif untuk memperbaiki pola pernafasan pada hari ke-4 dan ke-5. Latihan menghirup dan menghembuskan udara secara perlahan dan dalam yang dilakukan secara terus menerus merupakan kegiatan yang terpola antara control pusat pernafasan dengan kombinasi kemampuan kinerja otot pernafasan, compliance paru dan struktur rangka dada yang dapat menghasilkan adaptasi terhadap ritme dan kecepatan pernafasan.

2.3.2 Pelatihan Deep Breathing Exercise

Gambar 2.5 Deep Breathing Exercise Sumber : Anonim, 2015 a. Posisi tidur atau duduk dengan meletakkan satu tangan responden di atas abdomen tepat di bawah iga dan tangan lainnya pada tengah dada untuk merasakan gerakan dada dan abdomen saat bernapas; b. Menarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik sampai dada dan abdomen terasa terangkat maksimal, jaga mulut tetap tertutup selama inspirasi, tahan napas selama 2 detik; c. Menghembuskan napas melalui bibir yang sedikit terbuka sambil mengontraksikan otot- otot abdomen dalam 4 detik; d. Melakukan pengulangan selama 1 menit dengan jeda 2 detik setiap pengulangan, mengikuti dengan periode istirahat 2 menit; e. Melakukan latihan dalam 5 siklus selama 30 menit; f. Dilakukan setiap 3 kali seminggu selama kurun waktu 6 minggu.

2.4 Diaphragmatic Breathing Exercise

Diaphragmatic Breathing Exercise merupakan teknik pernafasan yang dilakukan dengan mengkontraksikan otot diafragma. Latihan diaphragmatic breathing bertujuan mengembangkan pernapasan abdominal, mengkontraksikan otot-otot pernapasan utama yaitu otot diafragma, sehingga otot-otot bantu pernapasan tidak terlibat pada pernapasan ini yang akan berakibat penurunan kerja pernapasannya. Latihan pernafasan ini bertujuan meningkatkan volume alur napas, menurunkan frekuensi respirasi dan residu fungsional, memperbaiki ventilasi dan memobilisasi sekresi mukus pada saat drainase postural Vijai, 2008. Pengembangan rongga thorax dan paru saat inspirasi serta otot-otot ekspirasi otot-otot abdomen berkontraksi secara aktif sehingga mempermudah pengeluaran CO 2 dari rongga thorax kemudian mengurangi kerja bernafas dan peningkatan ventilasi sehingga terjadi peningkatan perfusi juga perbaikan kinerja alveoli untuk mengefektifkan pertukaran gas sehingga kadar CO 2 dalam arteri berkurang Semara, 2012.

Dokumen yang terkait

PENGARUH DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP INSOMNIA PADA WANITA MENOPAUSE Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Insomnia Pada Wanita Menopause.

2 3 17

PENGARUH DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP INSOMNIA PADA WANITA MENOPAUSE Pengaruh Deep Breathing Exercise Terhadap Insomnia Pada Wanita Menopause.

0 7 17

PENGARUH DIAPHRAGMATIC BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA WANITA Pengaruh Diaphragmatic Breathing Exercise Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia Wanita.

0 1 13

PENGARUH DIAPHRAGMATIC BREATHING EXERCISE TERHADAP PENURUNAN INSOMNIA PADA LANSIA WANITA Pengaruh Diaphragmatic Breathing Exercise Terhadap Penurunan Insomnia Pada Lansia Wanita.

0 2 10

EFEK AKUT DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP NILAI SATURASI OKSIGEN PADA Efek Akut Deep Breathing Exercise Terhadap Nilai Saturasi Oksigen Pada Lansia.

0 4 14

EFEK AKUT DEEP BREATHING EXERCISE TERHADAP NILAI SATURASI OKSIGEN PADA Efek Akut Deep Breathing Exercise Terhadap Nilai Saturasi Oksigen Pada Lansia.

0 3 13

PENGARUH DIAPHRAGMATIC BREATHING EXERCISE TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PASIEN ASMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS III DENPASAR UTARA.

6 42 43

PELATIHAN 12 BALANCE EXERCISE LEBIH MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI BANJAR BUMI SHANTI, DESA DAUH PURI KELOD, KECAMATAN DENPASAR BARAT.

0 0 12

breathing exercise terhadap kapasitas paru

0 0 5

PENGARUH PENAMBAHAN BREATHING EXERCISE PADA SENAM HAMIL TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU IBU HAMIL NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENAMBAHAN BREATHING EXERCISE PADA SENAM HAMIL TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU IBU HAMIL - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 14