52
Ketentuan sebagaimana dimadsud dalam pasal 7 ayat 2 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana tidak berlaku bagi Penyidik
tindak pidana korupsi sebagaimana sitentukan dalam undang-undang ini
19
D. Peran Badan Narkotika Nasional
Bahwa kewenangan melakukan penyelidikan terhadap atau untuk tindak pidana narkotika,bagi penyidik BNN didasarkan pada pasal 71 Undang-undang
Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Selanjutnya dasar hukum untuk melaksanakan Penyidikan untuk Tindak Pidana Pencucian Uang yang bersal dari
Tindak Pidana Narkotika yang Penyidikannya ditangani oleh Penyidik BNN merujuk pada undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan
selebihnya mengacu pada KUHAP.
E. Peran Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Pasal 74 UU PPTPPU menyebutkan bahwa penyidikan TPPU dilakukan oleh penyidik tindak pidana asal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dari pasal ini dapat dipahami bahwa penyidikan TPPU yang tindak pidana asalnya adalah tindak pidana perpajakan menjadi kewenangan dari
penyidik pajak PPNS DJP saja, tidak bisa diintervensi oleh penyidik yang lain misalnya penyidik polisi atau jaksa penyidik. Di sinilah letak pentingnya dan
fungsi vital yang dimiliki oleh DJP dalam pemberantasan TPPU.
19
Pasal 382 Undang‐Undang RI No.30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi
Universitas Sumatera Utara
53
Dalam UU PPTPPU disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “penyidik tindak pidana asal” adalah pejabat dari instansi yang oleh undang-undang diberi
kewenangan untuk melakukan penyidikan, yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, Badan Narkotika
Nasional BNN, serta Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Kemudian pasal 75 menyebutkan dalam hal penyidik menemukan bukti permulaan yang cukup terjadinya TPPU dan tindak pidana asal, penyidik
menggabungkan penyidikan tindak pidana asal dengan penyidikan TPPU dan memberitahukannya kepada PPATK Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi
Keuangan. Ketentuan ini memberikan dasar legitimasi bagi penyidik pajak ketika melakukan penyidikan tindak pidana perpajakan untuk secara sekaligus
menggabungkannya dengan penyidikan TPPU apabila memang ditemukan indikasikemungkinan bahwa WP yang disidik tersebut melakukan TPPU.
Uraian di atas memberikan “PR” pekerjaan rumah bagi penyidik pajak untuk memikirkan bagaimana caranya agar ketika melakukan penyidikan tindak
pidana perpajakan
juga berusaha
untuk mencarimenemukan
indikasikemungkinan adanya TPPU yang dilakukan oleh Wajib Pajak. Dengan kata lain, mindset penyidik pajak bukan hanya melulu dan terfokus pada proses
penyidikan tindak pidana perpajakan semata-mata tetapi juga diarahkan pada ruang lingkup TPPU.
Universitas Sumatera Utara
54
Walaupun tata cara penyidikan TPPU sudah diatur dalam UU PPTPPU, alangkah lebih baik juga dituangkan secara lebih detil dan teknis dalam bentuk
Peraturan Menteri Keuangan mengenai taca cara pemeriksaan bukti permulaan TPPU, sebagai pendamping Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK
202PMK.032007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan. Selanjutnya, hal ini bisa dipakai sebagai pedoman
dan arahan bagi penyidik pajak dalam mendukung pelaksanaan penyidikan TPPU. Pejabat Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak
yang diangkat sebagai penyidik tindak pidana di bidang perpajakan oleh pejabat yang berwenang adalah penyidik tindak pidana di bidang perpajakan. Penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku.
20
Pada ayat ini diatur wewenang Pejabat Pegawai Negari Sipil tertentu di lingkungan Direktorat
Jenderal Pajak sebagai penyidik termasuk melakukan penyitaan. Penyitaan barang tersebut dapat dilakukan,baik terhadap barang bergerak maupun tidak bergerak
termasuk rekening bank,piutang, dan surat berharga milik Wajib Pajak,Penanggung Pajak danatau pihak lain yang telah ditetapkan sebagai
tersangka.
21
20
Pasal 44 Undang‐Undang RI No.28 tahun 2007 tentang perubahan atas Undang‐ Undang
No.6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan
21
Penjelasan pasal 44 Undang‐Undang RI No.28 tahun 2007 tentang perubahan atas Undang
‐Undang No.6 tahun 1983 tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
55
Sedangkan penyidikan dalam Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Republik Indonesia bahwa kewenangan melakukan
penyelidikan terhadap atau untuk Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai, bagi penyidik Bea dan Cukai didasarkan pada pasal 63 Undang-undang Nomor 11
tahun 1995 tentang cukai dan pasal 112 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan. Selanjutnya dasar hukum untuk melaksanakan penyidikan
untuk tindak pidana pencucian uang yang bersal dari tindak pidana Kepabeanan dan Cukai merujuk pada Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai
dan Undang-undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan dan selebihnya mengacu pada KUHAP.
Penyidikan,penuntutan,dan pemeriksaan di sidang pengadilan seta pelaksanaan penuntutan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap
terhadap tindak pidana sebagaimana dimadsud dalam undang-undang ini dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,kecuali
ditentukan lain dalam undang-undang ini.
Universitas Sumatera Utara
56
BAB IV KEWENANGAN PENYIDIK DALAM TINDAK PIDANA