Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, sehingga manusia memiliki keterikatan dan keterkaitan dalam kehidupannya.Oleh karena itu segala kegiatan dan gerak manusia tidak pernah lepas dari bahasa sepanjang keberadaan manusia itu sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat, karena tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Dengan bahasa pula kita dapat mengerti kehendak manusia. Oleh karena itu, ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada seseorang baik secara lisan maupun tertulis, orang tersebut bisa menangkap apa yang kita maksud, tidak lain karena kita memahami makna yang dituangkan melalui bahasa tersebut Sutedi, 2003 : 2 Lebih lanjut dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005 : 22, menuliskan bahwa bahasa adalah alat yang digunakan seseorang untuk melahirkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dalam perasaan, ia berfungsi sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat sebagai pemakai bahasa, dan saling menginformasikan gagasan dan perasaannya dari informasi tersebut. Seiring dengan waktu dan perkembangan zaman, kegiatan manusia pasti akan mengalami perubahan, faktor inilah yang dapat mempengaruhi perubahan bahasa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa itu bersifat dinamis, tidak tetap dan senantiasa mengalami perubahahan sesuai dengan perkembangan zaman. Seluk beluk bahasa dibahas dalam linguistik.Di dalam linguistik ada empat komponen besar yaitu komponen bunyi, komponen kata, komponen kalimat, dan komponen makna.Komponen bunyi dipelajari dalam fonologi, komponen kata bentuk kata dipelajari dalam morfologi, komponen kalimat susunan kalimat dipelajari dalam sintaksis, dan komponen makna dipelajari dalam semantik. Menggunakan bahasa pada dasarnya menggunakan makna.Oleh karena itu, mempelajari bahasa termasuk mempelajari makna-makna yang sudah disepakati oleh penutur bahasa itu dan mempelajari bagaimana menggabungkan setiap unsur bahasa yang memiliki makna menjadi suatu ungkapan bahasa yang baik dan benar. Salah satu cara untuk mengerti makna yang terkandung dalam suatu konteks tulisan bahasa asing dapat dilakukan dengan cara mengalihbahasanya ke dalam bahasa yang kita kuasai, atau sering disebut dengan menterjemahkan translation . Menurut Kamus 現代国語 い 辞 /Gendai Kokugo Reikan Jiten 1993:1177 definisi terjemahan adalah sebagai berikut : 国 言語 文章 他国 言語 文章 直 表現 “Aru kuni no gengo, bunshou wo takoku no gengo, bunshou ni naoshite hyougen suru koto” Proses pengungkapan atau mengalihbahasakan suatu bahasa, kalimat yangdimiliki oleh suatu negara ke dalam bahasa, negara lainnya Dalam proses menerjemahkan sering ditemukan kendala, seperti kesulitan dalam menerjemahkan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu perlu memperhatikan makna dari kata-kata tersebut.Dalam bahasa Jepang terdapat kata yang memiliki banyak makna.Namun, jarang sekali ada kamus yang memberikan informasi setiap katanya dengan lengkap, dan pada umumnya hanya memberikan informasi sebatas arti kata saja.Sementara untuk informasi tentang makna dalam kalimatnya masih kurang. Misalnya pada kata tsukau, jika dilihat pada beberapa kamus, makna yang tercantum adalah :pakai, memakai, mempergunakan. Akibat kurangnya informasi mengenai makna yang ada pada setiap kosakata tersebut, maka para pembelajar pemula sering mengalami kesalahan dalam pemakaian bahasanya, seperti “kutsu o tsukau”, “boushi o tsukau” dan sebagainya. Padahal kosakata tsukau tidak digunakan untuk hal-hal tersebut. Hal tersebut di atas sama hal nya dengan kata doumo. Kata doumo dalam beberapa kamus dapat diartikan terimakasih dan maaf, namun menurut Kenji Matsuura dalam kamus Bahasa Jepang-Bahasa Indonesia2005 : 152 katadoumoditambah kata arigatou artinya terimakasih banyak, dan katadoumo ditambah katasumimasen artinya maaf sekali, dan jika katadoumo ditambahkan dengan kata hen da mempunyai makna aneh sekali. Dari arti katadoumo dalam kamus Bahasa Jepang-Bahasa Indonesia diatas, kemungkinan besar sebagian orang akan mengartikan kata doumosebagai ~sekali, namun menurut Mizutani 1992 : 178 katadoumoadalah bahasa petunjuk yang hampir tidak memiliki arti, berkaitan dengan kata doumosebagai kelas kata fukushi , maka Matsuoka 2000 : 344 mengemukakan bahwa fukushi adalah kata- kata yang yang menerangkan verba, adjektiva, dan adverbial yang lainnya, tidak dapat berubah, dan berfungsi menyatakan atau derajat suatu aktivitas, suasana, atau perasaan pembicara. Maka dapat diberi kesimpulan bahwa kata doumo tidak mengandung arti, namun menerangkan situasi dari konteks pembicaraan serta mempunyai fungsi menekankan kalimat sesudah maupun sebelumnya. Contoh dari kata doumoyang terdapat dalam sebuah kalimat percakapan ada dalam komik “Gokusen” karya Kozueko Morimotosebagai berikut: Cuplikan 1 Fujiyama sensei : 山口先生 ….. A, Yamaguchi sensei….. “Ah, bu Yamaguchi …..” 電話 Denwa “Ada telepon” 宅 Otaku kara yo “Dari rumahmu” Kumiko Yamaguchi : ー

A, doumo “Ah, terimakasih”