BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Minat Belajar
1. Pengertian minat belajar
Minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dan minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan
secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Keterikatan dengan suatu kegiatan pembelajaran akan semakin menumbuh
kembangkan minat. Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat. Fuad Hasan 1989:59 mengartikan minat sebagai hal
yang menunjuk pada adanya intensitas dari seseorang terhadap suatu hal, peristiwa, atau orang. Sedangkan Hurlock 1990:144,
”bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”.
Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan diperoleh. Minat adalah suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja
yang terlahir dengan penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan dan kesenangan Natawijaya,1978:94.
Menurut Soesilowindradini dalam Tuharjo,1989:13, ”suatu
kegiatan yang dilakukan tidak sesuai minat akan menghasilkan prestasi yang kurang menyenangkan”. Dapat dikatakan bahwa dengan
terpenuhinya minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat menimbulkan motivasi belajar. Sedangkan
pendapat Slameto dalam Tomi Darmawan,2007 yang menyatakan
7
“bahwa minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh, minat pada hakekatnya adalah
penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar dirinya, semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut maka semakin besar
minatnya”. Hilgard
Slameto, 1988:58
mengartikan minat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Dalam soal belajar secara sederhana,
minat interest berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat adalah syarat mutlak untuk belajar dan perlu disadari bahwa mendapat nilai jelek pada suatu pelajaran bukan berarti seorang anak itu
bodoh atau tidak pandai tetapi dapat disimpulkan bahwa nilai jelek bisa dipengaruhi dari berbagai faktor, salah satunya minat belajar dalam diri
anak tersebut. Jika anak memiliki minat yang kuat untuk belajar maka anak tersebut mudah mencapai hasil yang luar biasa.
Minat adalah suatu perhatian yang lebih terhadap sesuatu dan bersifat menetap. Minat memiliki pengaruh yang besar pada prestasi siswa
karena dari minat itulah semangat atau keinginan untuk belajar muncul dalam diri mereka, sehingga prestasi belajar akan baik, tetapi justru
sebaliknya jika minat belajar dalam diri siswa tidak ada atau kurang maka prestasi yang didapat akan rendah.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa ketertarikan atau rasa lebih suka terhadap suatu hal atau
aktivitas, sehingga timbul dorongan untuk melakukan aktivitas tertentu. Perasaan gembira atau senang dalam diri anak akan menimbulkan minat
yang dapat menunjukkan sikap positif dari anak. Contohnya saja sikap positif terhadap belajar di sekolah. Dari uraian diatas dapat dikatakan
bahwa minat itu erat hubungannya dengan perasaan seseorang atau individu, obyek, aktivitas dan situasi atau keadaan.
Dalam menumbuhkan minat siswa pada suatu mata pelajaran, seorang guru memiliki peran yang sangat penting karena guru dituntut
untuk lebih kreatif berusaha membangkitkan minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Belajar adalah usaha yang dilakukan sebagai upaya mendapatkan suatu kemampuan tertentu. Belajar tidak hanya selalu dalam bidang
akademik, melainkan dalam berbagai bidang hidup manusia belajar dapat dilakukan. Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of Learning 1975.
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya .
Gagne, dalam buku The conditions of Learning 1977. ³Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya performance-nya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke
waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.´ Morgan, dalam buku Introduction to Psychology 1978. Belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.´
Witherington, dalam buku Educational Psychology. Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu
pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian-pengertian.
Abu Ahmadi 1991:121 mengemukakan definisi belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapasitas baru
Dimyati, 2006:10. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan mengenai definisi belajar yaitu kegiatan yang dilakukan oleh tiap orang
dengan tujuan memperoleh kemampuan baru meliputi pengetahuan, pemahaman, pemecahan masalah, ketrampilan, sikap, dan pola tingkah
laku Wens,2010:5.
Dari pengertian-pengertian yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar merupakan rasa ketertarikan atau
rasa lebih suka terhadap suatu aktivitas pembelajaran, sehingga timbul dorongan untuk melakukan aktivitas tersebut.
2. Macam-macam minat Pasaribuan 1983:52-53 menyebutkan minat adalah suatu sikap subyek
terhadap obyek atas dasar adanya kebutuhan dan kemungkinan itu. Secara psikologi minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Minat aktual adalah minat yang berlaku pada obyek yang ada pada suatu saat dan ruangan yang konkrit.
Minat aktual ini disebut perhatian yang merupakan dasar bagi proses belajar.
b. Minat diposisional Minat diposisional atau arah minat, yang dasarnya pembawaan
diposisi dan menjadi ciri sikap hidup seseorang. Minat bukan sesuatu hal yang sejak lahir telah tertutup, bukan
merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat berubah. Sesuai dengan umur maka minatpun berubah dalam bentuk dan isi. Oleh
karena setiap tingkatan umur mempunyai minat masing-masing. Minat dapat dibangkitkan dan dipelihara.
3. Metode pengukuran minat
Wayan Nurkanca 1983:227-229 menyebutkan ada beberapa metode yang dipergunakan untuk mengadakan pengukuran minat, yaitu sebagai
berikut : a. Observasi
Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai keuntungan karena dapat mengamati minat anak-anak dalam kondisi yang wajar,
jadi tidak di buat-buat. Observasi dapat dilakukan dalam setiap situasi baik di dalam kelas maupun saat di luar kelas. Pencatatan hasil- hasil
observasi dapat dilakukan selama observasi berlangsung. Akan tetapi guru harus menyadari bahwa observasi juga mempunyai
kelemahan. Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa anak dalam waktu yang sama. Apabila kita akan mengukur minat
semua anak yang kita didik, maka kita akan membutuhkan waktu yang panjang. Jadi seorang guru tidak mungkin bisa berhasil
mengukur minat anak-anak hanya dengan menggunakan observasi saja. Biasanya observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak
berdasarkan data yang sudah terkumpul sebelumnya. b. Interview atau wawancara
Interview atau wawancara merupakan pengumpulan data dengan melakukan Tanya jawab secara lisan face to face. Interview baik
digunakan untuk mengukur minat anak-anak sebab biasanya anak- anak gemar memperbincangkan kesukaannya dan aktivitas lain yang
mereka gemari. Pelaksanaan interview ini biasanya lebih baik
dilakukan dalam situasi yang tidak formal sehingga perbincangan atau percakapan akan dapat berlangsung dengan jelas. Misalnya saja
melakukan percakapan di luar jam pelajaran atau sepulang sekolah, mengadakan kunjungan ke rumah dan lain sebagainya. Seorang guru
dapat memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan menanyakan langsung tentang kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan
setelah pulang sekolah, permainan apa saja yang di gemari, apa kesukaannya, program radio apa yang paling di senangi, jenis film apa
yang digemari dan sebagainya. Baron dan Bernard, halaman 165. c. Kuisioner
Kuisioner merupakan
teknik pengumpulan
data dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Dalam metode pengukuran minat dengan menggunakan kuisioner
seorang guru dapat melakukan pengukuran terhadap sejumlah anak sekaligus. Dengan demikian jika dibandingkan dengan interview dan
observasi kuisioner ini jauh lebih efisien dalam penggunaan waktu. Perbedaannya dengan interview adalah bahwa interview dilakukan
secara lisan dan guru hanya menghadapi seorang anak sedangkan kuisioner dilakukan secara tertulis dan guru menghadapi beberapa
orang anak sekaligus. d. Inventori
Inventori adalah suatu metode untuk mengadakan pengukuran atau penilaian yang sejenis dengan kuisioner, yaitu sama-sama merupakan
daftar pertanyaan secara tertulis. Perbedaannya jika dalam kuisioner responden menulis jawaban-jawaban yang relative panjang terhadap
sejumlah mata pelajaran, sedangkan pada inventori responden memberi jawaban dengan memberi lingkaran, tanda checklist, mengisi
nomor atau tanda-tanda lain berupa jawaban-jawaban singkat terhadap sejumlah pertanyaan yang lengkap.
Wayan Nurkancana 1983:225-226 berpendapat bahwa ada beberapa alasan mengapa seorang guru perlu mengadakan pengukuran
terhadap minat anak-anak sebagai berikut : a. Untuk meningkatkan minat anak-anak. Seorang guru mempunyai
kewajiban untuk meningkatkan minat belajar anak-anak. Minat merupakan komponen yang penting dalam kehidupan pada
umumnya dan dalam pendidikan dan pengajaran pada khususnya. Guru yang mengabaikan hal ini tidak akan berhasil di dalam proses
pengajarannya. b. Memelihara minat yang baru timbul. Jika anak-anak menunjukkan
minat yang kecil, maka itu merupakan tugas bagi seorang guru untuk memelihara minat tersebut. Anak yang baru masuk ke suatu
sekolah mungkin belum begitu banyak menaruh minat pada aktivitas-aktivitas
tertentu. Dalam
hal ini
guru wajib
memperkenalkan kepada anak aktivitas-aktivitas tersebut. Apabila anak telah menunjukkan minatnya, maka guru wajib memelihara
minat anak yang baru tumbuh tersebut.
c. Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik. Sebab sekolah adalah suatu lembaga yang menyiapkan anak-anak
untuk hidup di dalam masyarakat, maka sekolah harus mengembangkan aspek-aspek ideal agar anak-anak menjadi
anggota masyarakat yang baik, dalam keadaan tertentu anak-anak sering menaruh minat terhadap hal-hal yang tidak baik yang
terdapat di luar sekolah di dalam masyarakat yang jauh dari ideal. Dalam keadaan yang demikian sekolah melalui guru-guru
hendaknya memberantas minat belajar anak-anak yang tertuju kepada hal-hal yang tidak baik, dan dengan metode yang positif
mengalihkan minat anak-anak tersebut kepada hal-hal yang baik. d. Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak
tentang lanjutan studi atau pekerjaan yang cocok baginya. Walaupun minat bukan merupakan indikasi yang pasti tentang
sukses tidaknya anak dalam pendidikan yang akan datang atau dalam jabatan, namun interest merupakan pertimbangan yang
cukup berarti kalau dihubungkan dengan data-data yang lain. 4. Cara membangkitkan Minat Siswa
Proses belajar mengajar akan berjalan lancar apabila di sertai minat dari dalam diri anak. Minat dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai
berikut Sardiman,1986:93-94 : a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar
5. Faktor-faktor yang mendasari timbulnya Minat Menurut Crow dalam Bernadinus Rizki dengan skripsinya yang berjudul
perbandingan antara minat siswa dan proses kegiatan belajar mengajar pada SD yang menerapkan PMRI dan SD yang tidak menerapkan PMRI
dalam Pembelajaran Matematika 2008:25-26, ada tiga faktor yang mendasari timbulnya minat :
a. Faktor dorongan dari dalam Merupakan faktor dari dalam yang mendorong suatu aktivitas. Dapat
dijelaskan dengan adanya dorongan makan, yang menimbulkan minat untuk mencari makanan, dorongan ingin tahu akan membangkitkan
minat untuk mengadakan penelitian, dan sebagainya. b. Faktor motif sosial
Dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat untuk melakukan suatu aktivitas untuk memenuhi kebutuhan diterima dan diakui oleh
lingkungan sosial. Misalnya minat untuk belajar matematika muncul karena keinginan penghargaan dari orang tua.
c. Faktor emosional Minat erat kaitannya dengan perasaan dan emosi, biasanya,
kesuksesan dalam suatu kegiatan memunculkan perasaan senang dan mendorong atau menimbulkan minat didalamnya. Kegagalan biasanya
menjadi penyebab hilangnya minat belajar.
Ketiga faktor yang menimbulkan minat tersebut tidak berdiri sendiri namun merupakan suatu perpaduan atau kesatuan yang saling
melengkapi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat sebagai faktor psikis yang mendorong seseorang mencapai tujuannya, dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor psikis, fisik, dan lingkungan. 6. Ciri-ciri siswa berminat dalam belajar
Menurut Slameto 2003:58 siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus
b. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati c. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada lainnya
d. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas-aktivitas dan kegiatan
e. Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang
diminati. 7. Membangkitkan minat belajar siswa di sekolah
Minat seseorang tidak dibawa sejak lahir tetapi diperoleh kemudian. Minat terhadap suatu pelajaran dapat mempengaruhi belajar
selanjutnya serta mempengaruhi minat-minat baru. Menurut para ilmuwan pendidikan cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat belajar
pada siswa adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah
ada dan membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Hal ini dapat dicapai dengan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan
antara suatu bahan materi pelajaran yang akan dipelajari dengan bahan materi pelajaran yang lalu. Selain itu minat seorang siswa dapat
dibangkitkan dengan mengkaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata siswa atau kehidupan sehari-hari siswa.
Terdapat berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam minat pada sekolah. Perubahan ini sebagian besar berupa penurunan
minat. Apa saja faktor-faktornya dan bagaimana faktor ini mengurangi minat anak pada sekolah. Kondisi yang mempengaruhi minat anak pada
sekolah dijelaskan sebagai berikut Hurlock,2005:139 : Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi minat pada sekolah :
a. Pengalaman dini sekolah Seorang yang secara fisik dan intelektual telah siap untuk kelas satu
mempunyai sikap yang lebih positif terhadap sekolah pengalaman di kelompok
bermain dan
taman kanak-kanak
mempermudah penyesuaian dan menjadikan pengalaman dini di sekolah lebih
menyenangkan. b. Pengaruh orang tua
Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan, belajar,
terhadap berbagai mata pelajaran, dan terhadap guru. c. Sikap saudara kandung
Saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua. Sebaliknya, jika
sikap saudara kandung yang lebih muda relatif tidak penting. d. Sikap teman sebaya
Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan terhadap berbagai kegiatan sekolah sangat diarahkan oleh teman sebaya. Untuk diterima
oleh kelompok teman sebaya, anak belajar bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok. Jika teman sekelas terang-terangan
menyatakan ketidaksukaan mereka pada sekolah, ia harus melakukannya juga atau menanggung risiko dipanggil “ kutu buku”
atau “anak mas guru”. e. Penerimaan oleh kelompok teman sebaya
Karena bagian hari-hari sekolah yang disukai berpusat sekitar kegiatan ekstrakurikuler dengan teman sebaya, hubungan yang baik
dengan guru dan nilai yang bagus tidak dapat mengimbangi kurangnya penerimaan oleh teman sebaya.
f. Keberhasilan akademik Keberhasilan akademik mempunyai pengaruh yang besar terhadap
sikap anak terhadap sekolah akan bergantung pada besarnya nilai keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Bila
keberhasilan ini merupakan lambang status, maka ia akan meningkatkan status anak dengan prestasi akademik baik dalam
kelompok teman sebaya. Kegagalan akademik mengurangi rasa harga
diri semua anak dan menimbulkan rasa tidak senang terhadap lingkungan tempat kegagalan ini terjadi. Jika kegagalan akademik
berarti tidak naik kelas, ia lebih lagi memperbesar rasa tidak senang anak pada sekolah, dan mengurangi minatnya pada sekolah.
g. Sikap terhadap pekerjaan Seorang anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat
bahwa masa kanak-kanak harus bahagia dan bebas, biasanya mengembangkan sikap negatif terhadap setiap kegiatan yang
menyerupai pekerjaan. Selama sekolah masih bermain-main saja,mereka menyukainya. Tapi dengan kenaikan kelas, lebih banyak
upaya dituntut utuk membuat pekerjaan rumah, dan ini menimbulkan rasa tidak suka akan sekolah.
h. Hubungan guru dan murid Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah dipengaruhi
sikapnya terhadap guru. Jika anak membawa konsep yang tidak positif terhadap “guru” ke sekolah, yaitu konsep yang didasarkan atas kata
orang tua atau saudara, gambaran media massa, atau bila pengalaman pribadi yang tidak meyenangkan dengan guru, sikap mereka terhadap
semua guru cenderung tidak positif. i. Suasana emosional sekolah
Suasana emosional sekolah dipengaruhi sikap guru dan jenis disiplin yang digunakan. Para guru yang mempunyai hubungan baik dengan
murid dan menggunakan disiplin yang demokratis mendorong sikap
yang lebih positif pada murid dibandingkan dengan mereka yang mempunyai ”anak mas”, yang merasa bosan dengan pekerjaan, yang
mengajar secara membosankan dan yang terlalu bersifat otoriter atau permisif dalam pengendalian situasi di kelas.
Berdasarkan uraian di atas peneliti akan memaparkan 10 indikator yang digunakan:
1. Menunjukkan minat terhadap pelajaran Minat siswa terhadap pelajaran akan muncul jika saat
mengikuti pembelajaran siswa memperhatikan guru dan siswa merasa senang mengikuti pelajaran itu.
2. Selalu mengingat pelajaran dan mempelajari kembali Ini merupakan ciri siswa yang mempunyai minat yang tinggi
terhadap pelajaran sehingga siswa akan mengingat pelajaran itu dan selalu mempelajarinya kembali.
3. Tekun menghadapi tugas Siswa yang mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap
suatu pelajaran lebih antusias jika diberikan tugas atau soal latihan.
4. Ulet menghadapi kesulitan belajar Dari indikator ini siswa menunjukan semangat pantang
menyerah dalam menghadapi kesulitan belajar misalnya menemukan soal yang dianggap sulit.
5. Perasaan hati setelah belajar
Siswa yang mempunyai minat belajar terhadap suatu pelajaran pasti akan merasa senang atau puas setelah mengikuti pelajaran
yang diikutinya. 6. Senang menghadapi kesulitan belajar
Dari indikator ini siswa yang dari awal sudah mempunyai perasaan senang terhadap suatu pelajaran maka jika menemui
kesulitan belajar justru akan semakin tertantang untuk belajar melalui kesulitan-kesulitan yang di temuinya.
7. Mempunyai antusias yang tinggi dalam belajar di kelas Dari indikator ini siswa mempunyai minat belajar yang tinggi
jika menemui kesulitan belajar yang di rasa belum paham maka siswa mempunyai antusias yang tinggi untuk bertanya.
8. Senang berdiskusi dengan teman dalam mempelajari mata pelajaran
Dari indikator ini siswa mempunyai perasaan senang terhadap suatu pelajaran sehingga siswa senang berdiskusi dengan teman
jika menemui kesulitan yang dirasa belum dipahami. 9. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai keberhasilan
Melalui minat belajar yang tinggi siswa termotivasi atau mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan
keberhasilan atau prestasi yang diinginkan. 10. Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar sebagai jalan
menuju kreatifitas cita-cita
Dari indikator ini siswa sudah mempunyai kesadaran jika belajar atau sekolah itu penting untuk masa depannya.
B. Prestasi Belajar