Dari indikator ini siswa sudah mempunyai kesadaran jika belajar atau sekolah itu penting untuk masa depannya.
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Seseorang selalu belajar bilamanapun dan dimanapun dia berada, karena belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan
sangat penting bagi kita semua. Pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu Depdikbud,1995:14 .
Gagne Ngalim Purwanto,1987:85 menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulus bersama dengan isi ingatan
mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi
tadi. Sedangkan
Morgan Ngalim
Purwanto,1987:85 mengemukakan bahwa belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Definisi lain tentang belajar juga dikemukakan oleh Witherington
Ngalim Purwanto,1987:85 yang menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian. Jika di lihat dari definisi-
definisi tentang pengertian belajar yang telah diuraikan di atas, maka akan terlihat bahwa belajar itu sangat penting bagi kehidupan manusia.
Ngalim Purwanto 1987:253 mengemukakan hal-hal pokok dari definisi-definisi tentang belajar adalah sebagai berikut :
a. Bahwa belajar itu membawa perubahan b. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya
kecakapan baru. c. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha
Berdasarkan uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dapat terjadi melalui
pengalaman yang mana perubahan itu harus relatif mantap. Dan dari perubahan yang terjadi sangat diharapkan perubahannya ke arah yang
lebih baik. 2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “ belajar”, prestasi berarti hasil yang telah dicapai Depdikbud,1995: 787. Sedangkan
pengertian belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu Depdikbud,1995:14 . Jadi prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai atau angka yang
diberikan oleh guru. Menurut KBBI Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi adalah
hasil yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang sudah diusahakan.
3. Prinsip-prinsip Belajar
Terdapat tujuh prinsip belajar yang dikemukakan oleh Dimyati 2006:42-50 dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran.
Ketujuh prinsip belajar tersebut adalah : a. Perhatian dan motivasi
Perhatian merupakan peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,
diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya. Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting
dalam kegiatan belajar. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang
tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut.
Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupannya. Perubahan nilai-nilai yang dianut akan
mengubah tingkah laku manusia dan motivasinya. Karenanya, bahan-bahan pelajaran yang disajikan hendaknya disesuaikan
dengan minat siswa dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
b. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi
apabila anak aktif mengalami sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka
ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai kegiatan psikis yang susah diamati.
Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh
kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.
c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar
mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap
hasilnya. Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah
keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam
penghayatan dan internalisasi niai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam
pembentukan keterampilan.
d. Pengulangan Terdapat tiga teori yang menekankan perlunya pengulangan
yaitu teori Psikologi Daya, Psikologi Asosiasi, dan Psikologi Conditioning. Teori yang paling tua barangkali adalah Psikologi
Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap,
mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan
berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan pengadaan
pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna. Dalam teori Psikologi Asosiasi dikemukakan bahwa belajar
adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar
peluang timbulnya
respon benar.
Sedangkan Psikologi
Conditioning merupakan perkembangan lebih lanjut dari psikologi asosiasi juga menekankan pentingnya pengulangan dalam belajar.
Pada psikologi conditioning respons akan timbul bukan karena saja oleh stimulus, tetapi juga oleh stimulus yang dikondisikan.
Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda.
Yang pertama pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa
sedangkan yang kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respons yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
e. Tantangan Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu
yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik
maka bahan belajar haruslah menantang. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat
siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan
membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. f. Balikan dan penguatan
Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik merupakan
balikan yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar selanjutnya. Skinner menyebutkan bahwa dorongan belajar
itu tidak hanya oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif
maupun negatif dapat memperkuat belajar. Sebagai contoh positif penguatan yaitu siswa belajar
sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan.
Dan contoh penguatan negatif adalah anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas,
karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih rajin atau giat.
g. Perbedaan Individual Siswa merupakan individual yang unik artinya tidak ada
dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan itu terdapat pada karakteristik
psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya. Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan
klasikal yang
dilakukan di
sekolah mayoritas
kurang memperhatikan
masalah perbedaan
individual, umumnya
pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata.
4. Tujuan Belajar Tujuan belajar menurut Sardiman 1986:28-30 jika ditinjau secara
umum ada tiga jenis : a. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir jenis interaksi dan cara yang dipergunakan untuk kepentingan ini pada umumnya
dengan model ceramah, pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan cara demikian anak didik akan menambah pengetahuannya dan
sekaligus akan mencari sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalm rangka mengembangkan pengetahuannya.
b. Untuk mendapatkan pemahaman konsep dan keterampilan Pemahaman konsep atau perumusan konsep juga memerlukan
suatu keterampilan. Keterampilan tersebut memang dapat dilatih yaitu dengan banyak melatih kemampuan interaksi yang mengarah
pada pencapaian keterampilan itu dengan kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru.
c. Untuk mendapatkan pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental perilaku dan pribadi anak
didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan
berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.
5. Beberapa aktivitas Belajar Aktivitas belajar yang dialami siswa itu dianggap sebagai suatu proses
yaitu proses belajar sesuatu. Berikut ini dikemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam
beberapa situasi Abu Ahmadi,1991:125 a. Mendengarkan
b. Memandang c. Meraba, membau dan mencicipi
d. Menulis atau mencatat
e. Membaca f. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggaris bawahi
g. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram, dan bagan-bagan h. Menyusun paper atau kertas kerja
i. Mengingat j. Berpikir
k. Latihan atau praktek 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku. Perubahan dapat berhasil baik dan tidaknya dapat dipengaruhi oleh bermacam-macam
faktor. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut Ngalim Purwanto,1987:106 :
a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang biasa disebut dengan individual. Faktor individual antara lain pertumbuhan,
kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. b. Faktor yang ada di luar individu yang biasa disebut faktor sosial.
Faktor sosial antara lain faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan
dalam mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.
Muhibbin 2008:144-155 berpendapat bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi belajar yakni sebagai berikut :
a. Faktor internal
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri.
Faktor internal meliputi dua aspek yakni : 1. Aspek Fisiologis
Aspek fisiologis yang dimaksud adalah kondisi umum jasmani siswa.
2. Aspek Psikologis Aspek psikologis yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Intelegensi siswa Intelegensi sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,
melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Namun harus diakui juga bahwa otak memiliki peran lebih
menonjol dalam hubungannya dengan intelegensi manusia daripada peran organ tubuh lainnya.
Tingkat kecerdasan atau intelegensi IQ siswa tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa. Ini bermakna, semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah
kemampuan intelegensi seorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses.
b. Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara
yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa
yang positif terhadap guru dan materi yang diajarkan guru merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar
siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap guru dan materi yang diajarkan guru akan menimbulkan
kesulitan belajar. Meskipun bisa saja tidak menimbulkan kesulitan belajar tapi akan berdampak dalam hal lain yaitu
prestasi belajar yang dicapai siswa akan kurang memuaskan.
c. Bakat siswa Bakat merupakan kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Sebetulnya setiap rang pasti memiliki bakat
dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.
d. Minat siswa Minat belajar dalam diri siswa dapat menjadi lemah.
Lemahnya minat akan melemahkan kegiatan belajar juga. Dan itu akan berdampak pada prestasi belajar. Oleh karena
itu, minat belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus. Agar siswa memiliki minat yang kuat, dan dapat
menciptakan suasana belajar yang menggembirakan.
e. Motivasi siswa Pengertian dasar motivasi adalah internal organisme baik
manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam yakni : 1. Faktor lingkungan sosial
Faktor lingkungan sosial sekolah yang dimaksud adalah para guru, para staf administrasi, dan teman-teman. Sedangkan
faktor lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga, dan teman-teman sepermainan di sekitar tempat tinggal siswa
tersebut. 2. Faktor lingkungan nonsosial
Faktor lingkungan nonsosial yang dimaksud adalah gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu
belajar yang digunakan siswa, serta rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya.
c. Faktor pendekatan belajar Selain faktor internal dan eksternal siswa, ada juga faktor
pendekatan belajar siswa yang berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses belajar siswa. Pendekatan belajar merupakan
segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.
Pendekatan belajar dibagi menjadi tiga macam tingkatan yaitu : 1. Pendekatan Tinggi
a Speculatif
Pendekatan speculatif adalah pendekatan berdasarkan pemikiran mendalam yang bukan saja bertujuan menyerap
pengetahuan melainkan mengembangkannya. b
Achieving Pendekatan ini pada umumnya dilandasi oleh motif
ekstrinsik yang berciri khusus yang disebut ego- encancement yaitu ambisi pribadi yang besar dalam
meningkatkan prestasinya. Gaya belajarnya lebih serius daripada yang memakai pendekatan-pendekatan lainnya.
2. Pendekatan Menengah a
Analytical Pendekatan analytical memiliki strategi yaitu berpikir
kritis, mempertanyakan,
menimbang-nimbang, berpendapat. Tujuannya adalah pembentukan kembali
materi ke dalam pola baru. b
Deep Siswa yang menggunakan deep biasanya mempelajari
materi karena memang siswa tersebut tertarik dan merasa
membutuhkannya intrinsik. Oleh sebab itu gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara
mendalam. 3. Pendekatan Rendah
a Reproductif
Pendekatan reproductif yang dimaksud adalah menghafal, meniru, menjelaskan, meringkas, dan tujuannya yakni
pembenaran atau penyebutan kembali materi. b
Surface Pendekatan surface yang dimaksud adalah siswa mau
belajar karena dorongan dari luar ekstrinsik contohnya takut tidak lulus yang berdampak siswa tersebut malu. Oleh
karena itu gaya belajarnya santai, asal hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.
Sedangkan menurut Suryabrata 1971:253 faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu
banyak untuk disebutkan satu per satu dan dapat diklasifikasikan sebagi berikut :
a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1 Faktor-faktor nonsosial 2 Faktor-faktor sosial
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar dan ini dibedakan menjadi dua golongan :
1 Faktor-faktor fisiologis 2 Faktor-faktor psikologis
C. Penelitian yang relevan Peneliti akan memaparkan hasil penelitian yang relevan dari
Nindya Ayu Wulandari 2011 dengan judul “ Hubungan Minat Belajar
dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 4 Sragen Tahun Pelajaran 20102011”. Hasil penelitian 1 minat belajar dibagi menjadi
tiga yaitu siswa dengan minat belajar rendah sebesar 13,3, siswa dengan minat belajar sedang sebesar 6,7, dan siswa dengan minat belajar tinggi
sebesar 80. 2 prestasi belajar dibagi menjadi tiga yaitu prestasi belajar rendah sebesar 10, prestasi belajar sedang sebesar 58,33, dan prestasi
belajar tinggi sebesar 31,67. 3 minat belajar mempunyai hubungan yang positif dan signifikan dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r =
0,834 dan signifikan pada taraf 1, minat belajar memberikan sumbangan sebesar 83,4 dengan prestasi belajar siswa.
Valentina Dewi Prasety awati 2011, dengan judul “Hubungan
Minat Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VB SD Kanisius Sengkan Semester 1 Tahun Pelajaran 20102011”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa 1 minat belajar dibagi menjadi tiga kategori yaitu minat belajar rendah 9,68, minat belajar sedang 29,03, dan minat
belajar tinggi 61,29. Skor minat belajar terendah 73 dan skor
tertingginya adalah 147; 2 prestasi belajar dibagi menjadi tiga kategori, yaitu prestasi belajar rendah 25,8, prestasi belajar sedang 29, dan
prestasi belajar tinggi 45,2. Prestasi belajar siswa terendah adalah 61,8 sedangkan prestasi belajar tertinggi adalah 88; 3 ada hubungan yang
signifikan dan positif antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa, dengan nilai r = 0,78 berada pada tingkat korelasi kuat. Signifikan pada
taraf 1 dengan korelasi r = 0,456; 4 sumbangan minat belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 78.
D. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Salah satu faktor yang berpengaruh pada prestasi belajar siswa
adalah minat belajar siswa. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan memberikan perhatian lebih terhadap mata pelajaran. Siswa akan
merasa tertarik pada mata pelajaran dan akan lebih memperhatikan penjelasan guru di dalam kelas selain itu siswa selalu antusias atau selalu
aktif dalam mengerjakan tugas sehingga prestasi siswa akan meningkat. Materi yang disampaikan guru akan diserap oleh siswa dengan baik.
Sedangkan siswa yang memiliki minat belajar yang rendah akan muncul perasaan tidak tertarik pada suatu bidang tertentu dan akan mengakibatkan
prestasi siswa yang kurang memuaskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi siswa itu dipengaruhi oleh minat belajar siswa.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar karena jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa tidak sesuai dengan minat maka
siswa tidak akan belajar dengan baik sebab materi tersebut dianggap tidak
menarik untuknya. Dampak yang muncul selain itu adalah siswa menjadi malas mengikuti pelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahan atau
materi pelajaran yang menarik minat siswa akan lebih mudah dipelajari oleh siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Dalam hal ini prestasi belajar siswa diambil dari nilai rapor lima mata pelajaran di sekolah dasar yakni Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Nilai tersebut dihitung rata-ratanya, kelima mata
pelajaran tersebut digunakan karena dianggap sudah bisa mewakili mata pelajaran inti SD. Nilai rapor bersifat Obyektif dan merupakan nilai final
seorang siswa selama satu semester belajar. E. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan permasalahan yang disajikan dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik Tahun Pelajaran
20112012.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu jenis studi
korelasi. Penelitian ini mempelajari hubungan antara dua variabel yaitu untuk menjelaskan sejauh mana variasi dalam satu variabel
berhubungan dengan variasi dalam variabel lain. Jadi dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari ada tidaknya hubungan antar minat belajar
dengan prestasi belajar siswa kelas V SD Karitas Ngaglik tahun pelajaran 20112012.
B. Variabel Penelitian Variabel adalah satu atribut yang dianggap mencerminkan atau
mengungkapkan pengertian
atau bangunan
pengertian Furchan,2007:45. Variabel dalam penelitian kuantitatif dibedakan
menjadi dua yaitu : 1. Variabel Bebas X
Variabel bebas
adalah variabel
yang mendahului
atau mempengaruhi variabel terikat Furchan,2007:46. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah minat belajar. 2. Variabel Terikat Y
Variabel terikat adalah variabel yang merupakan akibat atau yang tergantung pada variabel yang mendahuluinya Furchan,2007:46.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar.
40