Flowchart Pengambilan data Flowchart Perancangan .1 Flowchart pembuatan Program

3.3.2 Flowchart Pengambilan data

Validasi Run Visual Basic Konversi ke Citra Biner Scanning Posisi database GUI Vkecepatan Convert from piksel to actual position Extract video to frame Convert video resolution to 320 x 240 Video .avi Recording Video Object Start End Gambar 3.2 Flowchart Pengambilan Data Untuk memperjelas mengenai langkah – langkah yang telah digambarkan pada flowchart diatas, pada keterangan dibawah ini akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Object : Merupakan proses pemberian tanda pada peralatan yang akan kami analisa atau kami ukur besarnya perpindahan posisi yang terjadi pada suatu peralatan. Pemberian titik ini harus memiliki ukuran yang terlihat pada hasil gambar hasil rekaman video dan memiliki warna yang berbeda baik dari perlatan maupun dari lingkungan sekitar, sehingga dapat dengan mudah dikenali ketika proses scanning warna oleh program visual basic. Selain itu juga titik yang diberikan juga harus mempunyai ukuran yang jelas, dalam hal ini digunakan sebuah spot light dengan bentuk lingkaran dan dengan besar diameter 3 cm. Pemberian ukuran titik ini agar mempermudah proses scaling faktor yang akan dilakukan pada saat pengolahan data. 2. Recording video : Merupakan proses perekaman dengan menggunakan kamera yang kami lakukan untuk mengamati perpindahan posisi yang terjadi pada peralatan yang sedang kami amati. Perekaman ini dilakuakan dengan memperhitungkan posisi dari kamera yang digunakan dengan mengusahakan agar posisi kamera tegak lurus terhadap titik yang akan diamati. Setelah dipastikan bahwa kamera dan titik berada pada posisi yang tegak lurus, maka proses perekaman dapat dilakukan. Setelah itu hasil rekaman video yang telah kami dapatkan, kami save dalam format .avi didalam suatu folder dikomputer. 3. Convert video resolution to 320 x 240 : Pada tahap ini merupakan proses mengkonversi resolusi dari video hasil perekaman yang memiliki resolusi tinggi menjadi resolusi 320 x 240. Pengkonversian ini dilakukan agar menyesuaikan dengan resolusi picture dari program visual vasic yang telah kami buat. Karena apabila file video tetap dalam resolusi yang tinggi, maka setelah proses extrasi yang dilakukan oleh software akan menghasilkan file gambar dengan ukuran resolusi yang besar pula. Hal ini sangat dihindari, karena apabila file gambar yang ditampilkan melebihi dari ukuran picturebox yang telah disediakan maka gambar yang tampil hanya berupa potongan. Seperti dapat dilihat dari gambar dibawah ini : Gambar 3.3 Perbedaan Antara Gambar Dengan Resolusi 320x240 Dengan 640x480 Dari gambar diatasa terlihat bahwa gambar dengan resolusi 640x480 hanya sebgaian gambar saja yang ditampilkan, berbeda dengan gambar dengan resolusi 320x240 yang ditampilkan seluruhnya. 4. Run Visual Basic : Merupakan proses menyalakan program visual basic yang telah terinstal dalam komputer. Setelah program visual basic menyala, langkah selanjutnya adalah membuka file program pengolahan gambar yang telah dibuat. 5. Extract video to frame : pada tahap ini merupakan proses awal dari program yang telah kami buat, yaitu mengubah file video berformat .AVI menjadi file picture berfomat .BMP. Proses pengolahan atau extract video kedalam file gambar ini menghasilkan jumlah gambar yang sesuai dengan waktu pengukuran x kemampuan kamera yang digunakan dalam proses perekaman. Sebagai contoh kamera yang digunakan memiliki kemampuan 30 fps bila digunakan merekam dalam waktu 3 detik, maka akan dihasilkan file gambar dengan jumlah 90 file. File gambar hasil dari proses ini memiliki resolusi sesuai dengan resolusi dari video yang digunakan. Kemudian file-file gambar tersebut akan disimpan dalam suatu folder, sehingga apabila proses pengolahan akan dilakukan file-file gambar tersebut dapat dipanggil untuk dilakukan proses pengolahan selanjutnya. 6. Konversi ke Citra Biner : Merupakan proses pemilihan warna, dalam hal ini warna yang kami deteksi dengan program visual basic adalah warna dari titik yang ada pada peralatan. Setelah terdeteksi warna dari titik tersebut maka warna yang ada pada gambar akan diubah menjadi 2 warna saja yaitu hitam dan putih. Warna hitam menunjukkan titik pada peralatan yang akan kami analisa perpindahannya, sedangkan warna putih menunjukkan warna selain titik tersebut. Gambar 3.4 Prosses Konversi Citra Biner Proses pengubahan warna tersebut ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu mengubah citra berwarna menjadi citra abu-abu dengan menggunakan nilai rata- rata dari setiap layer R, G, dan B. Setelah itu mengubah citra abu-abu menjadi citra biner, untuk itu citra derajat keabuan 256 hasil dari konversi sebelumnya digunakan niali tengahnya yaitu 128. Sehingga untuk proses pengubahan menjadi citra biner dapat dituliskan : Jika x128 maka x=0, jika tidak maka x=256 Hasil dari citra biner diatas tampak kurang sempurna. Hal ini disebabkan distribusi derajat keabuan tidak simetri antara yang berada dibawah 128 dan yang berada diatas 128. 7. Scanning posisi : Merupakan proses pencarian yang dilakukan oleh program yang telah kami buat untuk mendapatkan pixel berwarna hitam pertama yang ada pada gambar. Setelah terdeteksi posisi dari pixel hitam tersebut maka program pendeteksi warna tersebut akan berhenti melakukan scanning, kemudian akan menampilkan posisi dari pixel tersebut. Posisi yang dimaksud masih dalam posisi nilai horisontal x dan nilai vertical y dari titik hitam tersebut dalam gambar. Gambar 3.5 Proses Scanning Posisi Proses scanning ini dilakukan dengan mendeteksi posisi dari titik yang berwarna hitam yang ada pada picturebox2. Tetapi kelemahan dari proses ini adalah karena menggunakan perintah pset maka, diharapkan selama proses berlangsung tidak ada window atau apapun yang menutupi window dari form1. Ketika window ini tertutup oleh window yang lain maka proses scanning akan error, karena bagian yang akan di scanning akan tertutup, hal itu akan menyebabkan koordinat yang ditampilkan adalah sudut pojok kanan bawah. 8. Convert from piksel to actual position : merupakan proses mengubah satuan dari position yang telah didapatkan dari bentuk piksel menjadi jarak yang sesungguhnya sesuai kondisi pada dunia nyata. Proses pengubahan ini dilakukan setelah terlebih dahulu kami melakukan proses scaling. 9. Database : proses ini merupakan transfer titik –titik kedudukan yang telah diperoleh ke file notepad yang telah disediakan sebelumnya. Proses penyimpanan ini dilakukan sebagai tempat penyimpanan sementara agar untuk proses selanjutnya dapat dipanggil untuk melakukan perhitungan perpindahan dan perhitungan kecepatan. 10. Vkecepatan : merupakan tahap perhitungan kecepatan yang dilakukan oleh program. Perhitungan ini dilakukan dengan terlebih dahulu memanggil nilai dari koordinat yang ada di notepad, perhitungan kecepatan dengan mengurangi koordinat dari gambar pada waktu tertentu dengan gambar pada waktu sebelumnya. Proses ini dilakukan secara berulang-ulang sampai seluruh data yang ada di notepad dihitung kecepatannya. Perhitungan ini dilakukan secara berulang – ulang hingga kecepatan untuk waktu terakhir yang ada di data. 11. GUI : setelah didapatkan nilai kecepatan kemudian menyusun tampilan yang mudah dikenali dengan menggunakan Graphical User Interface yang biasanya dikenal dengan G.U.I, dimana pada proses ini penulis menyusun semua program dan hasil pengolahan frame – frame tersebut menjadi tampilan yang mudah dibaca oleh orang umum. GUI pada program ini terdapat 2 bagian yang dapat dipilih, yaitu : a. Tabel Pada bagian tabel ini dapat ditampilkan nilai dari perhitungan yang telah dilakukan pada proses-proses sebelumnya, seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 3.6 Tampilan Tabel Hasil Perhitungan Setelah proses perhitungan telah selesai dilakukan maka menu tabel dapat dibuka dengan menekan command button table. Setelah tombol ditekan maka akan muncul window seperti diatas, dari gambar diatas juga dapat diketahui besarnya perubahan kecepatan yang terjadi untuk setiap waktu yang telah kita lakukan perhitungan. Dari tabel ini juga dapat diamati apabila terjadi penyimpangan data yang mempengaruhi besarnya nilai kecepatan hasil pengukuran. b. Grafik Selain dari kedua kelebihan diatas juga dapat ditampilkan data berupa grafik yang juga menunjukkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada perhitungan sebelumnya, seperti tampak pada gambar dibawah ini: Gambar 3.7 Grafik Hasil Perhitungan Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya juga dapat ditampilkan besarnya kecepatan yang terjadi secara grafik seperti terlihat pada gambar diatas. Data Flow Diagram Data flow diagram merupakan gambaran dari proses rancangan sebuah sistem yang akan dibangun, dengan rancangan ini diharapkan nantinya kita dapat mengetahui dan memahami konsep dari sebuah sistem. Rancangan sistem Pengukuran Kecepatan Obyek Dengan Pengolaan Citra Menggunakan Metode Thresholding ini dirancang dengan menggunakan Data Flow Diagram, yang dapat ditunjukkan pada gambar di bawah ini: Video Info kecepatan Gambar 3.8 DFD Level Context Sistem Pada DFD level Context Diagram ini terdapat dua entitas yaitu admin dan Manajer Teknik dari dari sebuah perusahaan yang menggunakan sistem pengolahan data hasil pengukuran kecepatan yang telah dirancang. Admin disini adalah staf teknik yang da di sebuah perusahaan yang bertugas untuk melakukan proses awal yang berupa perekaman kondisi peralatan yang kemudian memasukkan video hasil perekaman tersebut ke program pengolahan kecepatan. Dan manajer teknik disini bertugas untuk melakukan analisa hasil pengukuran kecepatan dan menentukan langkah selanjutnya tentang langkah tersebut. Admin Program pengolahan kecepatan Manajer Teknik

BAB IV IMPLEMENTASI