BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Program Pengolahan Gambar
Dalam proses pengolahan citra terdapat beberapa pokok bahasan yang harus dipahami sebelum memulai proses pengolahan citra itu sendiri. Beberapa pokok
bahasan tersebut akan dibahas pada subbab dibawah ini.
2.1. 1 Sistem Koordinat
Desain suatu program grafis selain ditentukan oleh komposisi gambar-gambar yang digunakan yang meliputi bentuk, ukuran, dan jumlah serta tata warna yang
digunakan, juga ditentukan oleh letak dari obyek gambar pada screen monitor..[1] Sebagian besar kegiatan pada pemrograman grafis bekerja dengan system
koordinat, seperti berpindah tempat, perubahan ukuran, dan sebagainya. Hal ini lebih terlihat ketika anda mendesain program - program animasi.
Sistem koordinat pada Visual Basic dikenal dengan system koordinat dua dimensi, meskipun nantinya bisa dikembangkan menjadi sistem koordinat tiga
dimensi. Perlu sedikit modifikasi dari rutin program yang kita buat guna mendapatkan program tiga dimensi.
2.1. 2 Definsi Citra
Mengerti hubungan formasi geometri citra dan representasi citra didalam komputer adalah penting untuk memahami bagaimana citra digital disimpan dan
7
diolah. Harus ada jembatan antara notasi matematika untuk mengembangkan algoritma pengolahan citra dan notasi algoritma yang digunakan dalam pembuatan
program computer. Untungah komputer mempunyai system penyimpanan memori dua dimensi yang disebut larik array atau matriks memori..[2]
Sebuah piksel adalah sampel dari pemandangan yang mengandung intensitas citra yang dinyatakan dalam bilangan bulat. Sebuah citra adalah kumpulan piksel-
piksel yang disusun dalam larik dua dimensi. Indeks baris dan kolom x, y dari sebuah piksel dinyatakan dalam bilangan bulat. Piksel 0, 0 terletak pada sudut kiri
atas pada citra, indeks x bergerak ke kanan dan indeks y bergerak ke bawah. Konversi ini dipakai merujuk pada cara penulisan larik yang digunakan dalam pemrograman
computer. Hal yang berlawanan untuk arah vertical berlaku pada kenyataan dan juga
pada system grafik dalam matematika yang sudah lebih dulu dikenal. Gambar 2.1 memperlihatkan perbedaan kedua system ini. Hubungan antara koordinat citra dan
indeks larik untuk citra yang bersangkutan dapat dilihat pada Gambar 2.2. pada contoh ini citra ditunjukkan dalam bentuk diagram berupa kumpulan segi-empat
dengan sisi-sisi yang sama. Ini disebut square tessellation, sebuah teknik umum digunakan dalam menggambarkan bagaimana citra digital terbentuk. Selain bujur
sangkar, bentuk lain seperti segitiga, segienam atau yang lainnya dapat saja digunakan untuk merangkai citra, akan tetapi bentuk segiempat dan bujur sangkar
adalah yang paling sederhana dan mudah dipahami.
Gambar 2.1 Perbedaan Letak Titik Origin Pada Koordinat Grafik Pada Citra; a Koordinat Pada Grafik Matematika, b Koordinat Pada Citra
Hal ini tidak menimbulkan masalah karena tesselation hanyalah teknik visualisasi dari citra yang tersimpan dalam memori computer sebab kenyataannya di
dalam computer memori yang berisi data intensitas citra tidak terletak berdampingan seperti pada teknik tesselation. Hal yang lebih penting adalah bagaimana kita
mengakses setiap piksel sebagai unit terkecil dari citra yang disimpan dalam memori computer sehingga operasi atau manipulasi pada citra dapat dilakukan seperti kita
manipulasi kotak-kotak pada citra yang terbentuk dari hasil tesselation.
Gambar 2.2 Hubungan Antara Koordinat Pada Citra Dan Indeks Larik Pada Komputer Untuk Menyimpan Data Citra
2.1. 3 Segmentasi Citra