Masyarakat Hindu Tamil Agama Hindu

melaksanakan upacara yang berkaitan dengan keagamaan. Salah satunya adalah kuil Shri balaji Venkateshwara yang terletak di kec. Selayang II Medan. Hal ini dilakukan agar tradisi serta ajaran agama yang mereka anut dapat dijalankan dan dilaksanakan sesuai dengan kepercayaan mereka.

2.3 Masyarakat Hindu Tamil

Masyarakat Hindu Tamil merupakan penggabungan antara kata Hindu dan Tamil. Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia dan di dunia. Tamil merupakan suku atau etnis pendatang yang datang ke Indonesia pada abad ke IV dan memilihi menetap di Indonesia. Penggabungan kata ini menjadi suatu identitas yang dipakai oleh kelompok orang Tamil yang memeluk agama hindu di suatu kelompok masyarakat. Mereka menyebutkan bahwa mereka merupakan masyarakat Hindu Tamil disamping berada dalam suatu kelompok masyarakat, juga karena mereka merasa memiliki asau-usul serta identitas yang sama. Hal ini terbukti dalam kelompok masyarakat Hindu Tamil yang berada di kawasan pasar IV padang bulan Medan yang menjadi tempat penelitian dan menjadi objek penelitian. Jadi dari penjabaran diatas dapat dikatakan bahwa sekumpulan orang Tamil yang memeluk agama Hindu dan tinggal dalam suatu kawasan tertentu, menyebut identitas mereka sebagai masyarakat Hindu Tamil.

2.4 Agama Hindu

Kata Hindu berasal dari sebutan orang Persia yang datang ke India. Mereka menyebut sungai ShinduIndus yang mengalir di daerah barat India sebagai sungai Hindu. Ketika agama Islam masuk ke India, kata Hindu muncul kembali dalam bentuk Hindustan. Orang-orang India yang memeluk agamanya disebut orang Hindu. Hindu biasa disebut Universitas Sumatera Utara Sanatana Dharma Sanskrit yang berarti Kebenaran Abadi. Agama Hindu tidak mempunyai pendiri dan penyebarannya dilakukan oleh Kaum Brahmana. Selain tidak mempunyai pendiri, agama Hindu memiliki perbedaan dengan agama lain yaitu tidak memakai istilah Nabi, yang ada adalah Guru, Rsi dan Maharsi. Dalam ajaran agama hindu, Tuhan adalah sebagai pencipta alam semesta dan isinya. Umat Hindu di Indonesia menyebut Tuhan dengan gelar Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa. Selain bergelar Sang Hyang Widhi Wasa, Ia disebut juga dengan nama Bhatara sebagai pelindung dewa tertinggi, Sang Hyang Parameswara sebagai raja termulia. Di dalam manifestasinya sebagai dewa, Sang Hyang Widhi Wasa dapat dikelompokkan dalam tiga bagian besar, yang disebut dengan Tri Murti yang terdiri dari: 1. Dewa Brahma, bertugas sebagai pencipta alam semesta dan disimbolkan dengan A. 2. Dewa Wisnu, bertugas sebagai pemelihara dan pelindung alam semesta dan disimbolkan dengan U. 3. Dewa Siwa, bertugas sebagai Pemeralina pengembali segala isi alam semesta ke asalnya dan disimbolkan dengan M. Menurut ajaran agama Hindu, Tuhan disimbolkan dengan dengan aksara AUM atau OM, yaitu suara yang terdengar dari meditasi yang paling terdalam dan dijadikan nama yang paling tepat untuk Tuhan. Hal ini memberikan arti bahwa Sang Hyang Widhi mempunyai sifat yang Esa yang disebut dalam nama ketiga Dewa sekaligus. Selain manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa sebagai dewa yang disebut Tri Murti, terdapat juga tiga pendamping Sakti, yaitu: 1. Saraswati, yaitu dewi pengetahuan dan kesenian. Saktinya Dewa Brahma, disebut Dewi Kebijaksanaan. 2. Lakshmi, yaitu dewi cahaya, kecantikan dan keberuntungan. Saktinya Dewa Wisnu, disebut Dewi Kekayaan. Universitas Sumatera Utara 3. Parvati, yaitu dewi rumah tangga dan keibuan. Saktinya Dewa Siwa, disebut dewi Kekuatan Sakral. Disamping ketiga bentuk pasangan diatas, ada juga Ganapati Ganesha, yaitu dewa pendidikan yang merupakan anak pertama dari Siwa dan Parvati, serta Muruga, yaitu dewa Keindahan dan dipercaya membawa bahasa Tamil, yang merupakan adik dari Ganesha. Agama Hindu percaya dengan adanya Panca Cradha kepercayaan yaitu: 1. Percaya akan adanya Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa Sang Hyang Widhi Wasa adalah penguasa segala yang ada, tidak ada yang luput dari Kuasa-Nya. Karena Tuhan tidak terjangkau oleh pikiran maka orang membayangkan bermacam-macam sesuai dengan pikirannya. Sang Hyang Widhi Wasa dipanggil Brahma sebagai pencipta, Wisnu sebagai pemelihara dan Siwa sebagai pengembali alam semesta. 2. Percaya akan adanya Atma Atma yaitu satu bagian dari Brahma yang dipercaya oleh umat Hindu terdapat dalam setiap diri manusia. 3. Percaya akan adanya Karma Phala Karma adalah segala kegiatan dalam bentuk pikiran, ucapan, dan perbuatan baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kata Phala berarti buah atau hasil, sehingga Karma Phala berarti segala Karma perbuatan yang menghasilkan Phala hasil. 4. Percaya terhadap adanya Purnarbhawa Samsara Purnarbhawa atau Samsara yaitu kelahiran kembali ke bumi yang bertujuan untuk memperbaiki diri dari segala kesalahan di masa lalu. 5. Percaya akan adanya Moksa Universitas Sumatera Utara Moksa artinya kelepasan. Bila seseorang telah terlepas dari ikatan dunia ini maka ia akan mencapai Moksa. Inilah tujuan akhir dari pemeluk agama Hindu. Orang yang telah mencapai Moksa tidak lahir lagi ke dunia karena tidak ada apapun yang mengikatnya lagi, maka ia telah bersatu dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Menurut ajaran agama Hindu ada empat jalan untuk mencapai Moksa, disebut Catur Yoga yaitu: 1. Jnana Yoga yaitu melalui jalan pengetahuan 2. Bhakti Yoga yaitu melalui jalan kebaktian atau pengabdian 3. Karma Yoga yaitu melalui jalan perbuatan baik 4. Dhyana Yoga yaitu melalui jalan meditasi

2.5 Veda, Kitab Suci Umat Hindu