21
H. Spektrofotometri Visibel
Spektrofotometri visibel adalah suatu teknik analisis fisika-kimia yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik sinar
tampak pada panjang gelombang 380-780 nm dengan memakai instrumen spektrofotometer Mulja dan Suharman, 1995.
Bila cahaya jatuh pada suatu senyawa, maka sebagian dari cahaya tersebut akan diserap oleh molekul-molekul sesuai dengan struktur dari molekul. Setiap
senyawa memiliki energi yang sama dengan perbedaan energi antara keadaan tingkat dasar dan energi keadaan tereksitasi, maka elektron-elektron pada keadaan tingkat
dasar akan dieksitasi ke tingkat energi eksitasi dan sebagian energi cahaya yang sesuai dengan panjang gelombang ini diserap. Frekuensi yang diserap setiap senyawa
sangat spesifik karena perbedaan energi antara tingkat dasar dan tingkat eksitasi setiap senyawa juga spesifik Sastrohamidjojo, 2001.
Interaksi antara senyawa yang mempunyai gugus kromofor dengan radiasi elektromagnetik dan spektra absorbansi elektromagnetik. Spektrum visibel
mempunyai absorbansi antara 400-800 nm, sedangkan spektrum UV mempunyai absorbansi antara 100-400 nm Fessenden dan Fessenden, 1995.
Bila suatu molekul senyawa organik menyerap sinar UV maka di dalam molekul tersebut terjadi perpindahan transisi elektron dari berbagai jenis tingkat
energi orbital dari molekul tersebut Sastrohamidjojo, 2001. Absorbsi cahaya oleh suatu molekul merupakan suatu bentuk interaksi antara gelombang cahaya foton
dan atommolekul. Proses absorbsi cahaya visibel berkaitan dengan promosi elektron
22
dari satu orbital molekul dengan tingkat energi elektronik tertentu ke orbital lain dengan tingkat energi elektronik yang lebih tinggi Fessenden dan Fessenden, 1995.
I. Landasan Teori
Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai elektron tidak berpasangan. Radikal bebas sangat reaktif dan tidak stabil sehingga akan
menstabilkan diri dengan menyerang molekul stabil terdekat dan mengambil elektronnya. Zat yang terambil elektronnya juga akan menjadi radikal bebas
sehingga akan terjadi suatu reaksi berantai yang menyebabkan kerusakan sel. Kerusakan sel tersebut akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu,
diperlukan senyawa untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakannya, yaitu antioksidan. Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibagi menjadi dua kelompok
yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Namun, adanya kekhawatiran terhadap efek samping penggunaan antioksidan sintetik menyebabkan banyak
penelitian tentang potensi antioksidan alami di dalam obat tradisional. Jamu merupakan obat tradisional. Jamu ramuan segar merupakan jamu yang
diolah dengan cara sederhana dan tradisional, namun berkembangnya teknologi dan industrialisasi membuat jamu dapat mudah dikonsumsi. Jamu kunyit asam merupakan
jamu yang cukup banyak digunakan oleh masyarakat, baik dalam bentuk instan maupun ramuan segar. Jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar
bermanfaat mengurangi nyeri haid, serta diduga memiliki aktivitas antioksidan yang dapat membantu menjaga kecantikan dan kehalusan kulit. Aktivitas antioksidan pada