45
Sumber : Lampiran Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s
Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih termasuk uji konsistensi internal
yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama.
Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen kurang reliabel, yang
ditunjukkan dengan nilai construct reliability belum seluruhnya ≥ 0,7.
Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70
pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan–alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan
pada tingkat 0,50..
4.2.6. Uji Normalitas
Uji normalitas sebaran dilakukan dengan kurtotis value dari data yang digunakan yang biasanya disajikan dalam bentuk statistik deskriptif.
Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai Z lebih besar dari nilai kritis maka distribusi data adalah tidak normal.
Tabel 4.7. Assessment of Normality
Variable min max
kurtosis c.r.
X11 4 9
4.940 10.185
X12 4 9
2.378 4.903
X13 4 8
0.195 0.403
X21 4 9
4.971 10.247
X22 4 9
6.414 13.223
46
X23 4 9
4.774 9.842
X31 4 9
5.701 11.753
X32 4 8
0.918 1.893
Y2 4 10
7.060 14.554
Y3 4 10
9.130 18.821
Y4 4 9
7.260 14.966
Y6 4 10
3.114 6.419
Y7 4 10
7.189 14.820
M u lt iva r ia t e
86.420
2 2 .0 9 8
Sumber : Lampiran Uji normalitas sebaran dilakukan dengan Kurtosis Value dari data
yang digunakan yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z-value. Bila nilai-Z lebih
besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01
[1] yaitu sebesar ± 2,58.
Hasil uji menunjukkan bahwa nilai c.r. mutivariate berada di luar 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak
menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler Chou [1987] bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood
estimation [MLE] walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam
estimasi selanjutnya.
4.2.7. Evaluasi Model One-Steep Approach to SEM
Dalam model SEM, model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak
47
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan
structural model yang diestimasi secara bersama-sama one – steep approach to SEM. One – steep approach to SEM digunakan bila model dilandasi teori
yang kuat serta validitas dan reliabilitas data sangat baik Hair, et,al, 1998.
Gambar 4.2. Model Pengukuran dan Struktural
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Brand Equity, Purchase Intention
Model Specification : One Step Approach - Base Model
Brand Awareness
Brand Association
1
Brand Equity
d_bw 1
d_ba 1
X11 er_1
1 1
X12 er_2
1
X21 er_4
1 1
X22 er_5
1
Quality Perception
d_qp X31
er_7 1
1 1
Purchase Intention
d_pi Y1
er_9 Y2
er_10
1 1
1 1
Y3 er_11
1 X13
er_3 1
X23 er_6
1
X32 er_8
1 Y4
er_12 1
Y5 er_13
1 Y6
er_14 1
Y7 er_15
1 Y8
er_16 1
Tabel 4.8. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi
Model CminDF 1.637
≤ 2,00 baik
Probability 0.000 ≥ 0,05
kurang baik RMSEA 0.079
≤ 0,08 kurang baik
GFI 0.846 ≥ 0,90
kurang baik AGFI 0.790
≥ 0,90 kurang baik
TLI 0.600 ≥ 0,95
kurang baik CFI 0.666
≥ 0,94 kurang baik
Sumber : Lampiran Dari hasil evaluasi terhadap model one step approach modifikasi ternyata
dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai
48
dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta.
Gambar 4.3. Model Pengukuran dan Struktural
MODEL PENGUKURAN STRUKTURAL Brand Equity, Purchase Intention
Model Specification : One Step Approach - Elimination Modification Model
Brand Awareness
Brand Association
1
Brand Equity
0,005 d_bw
1
0,005 d_ba
1 X11
er_1 1
1 X12
er_2 1
X21 er_4
1 1
X22 er_5
1
Quality Perception
0,005 d_qp
X31 er_7
1 1
1 Purchase
Intention d_pi
Y2 er_10
1 1
1 Y3
er_11 1
X13 0,005
er_3 1
X23 er_6
1
X32 er_8
1 Y4
er_12 1
Y6 er_14
1 Y7
er_15 1
Tabel 4.9. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces
Kriteria Hasil Nilai
Kritis Evaluasi
Model CminDF 1.102
≤ 2,00 baik
Probability 0.279 ≥ 0,05
baik RMSEA 0.032
≤ 0,08 baik
GFI 0.915 ≥ 0,90
baik AGFI 0.900
≥ 0,90 baik
TLI 0.954 ≥ 0,95
baik CFI 0.966
≥ 0,94 baik
4.2.8. Uji Kausalitas