Kendala Usaha Industri Gula Jawa Skala Rumah Tangga di Kabupaten

Tabel 39. Efisiensi Usaha Industri Gula Jawa Skala Rumah Tangga di Kabupaten Wonogiri No Uraian Musim Penghujan Rp Musim Kemarau Rp Rata-rata Rp 1. Penerimaan 41.146,88 37.156,25 39.151,56 2. Biaya Total 39.364,83 28.875,20 34.120,02 Efisiensi 1,05 1,29 1,15 Sumber : Diolah dari Data Primer Lihat Lampiran 21, 22 dan 23 Tabel 39 menunjukkan bahwa pada musim penghujan dan musim kemarau, industri gula jawa ini telah efisien, yang ditunjukkan dengan nilai efisiensi yang lebih dari satu, yaitu 1,05 pada musim penghujan dan 1,29 pada musim kemarau. Rata-rata efisiensi industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri adalah sebesar 1,15. Hal ini berarti bahwa industri gula jawa yang telah dijalankan di Kabupaten Wonogiri telah efisien yang ditunjukkan dengan nilai RC ratio yang lebih dari satu. Nilai RC ratio 1,15 berarti bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan dalam suatu kegiatan usaha memberikan penerimaan sebesar 1,15 kali dari biaya yang telah dikeluarkan. Sebagai contoh, dalam industri gula jawa, produsen mengeluarkan biaya sebesar Rp 10.000,00 maka produsen akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 11.500,00. Dari sini terlihat bahwa rata-rata penerimaan yang diperoleh produsen gula jawa ternyata telah mampu menutup biaya total yang dikeluarkan dalam industri gula jawa.

H. Kendala Usaha Industri Gula Jawa Skala Rumah Tangga di Kabupaten

Wonogiri Setiap usaha memiliki permasalahan atau kendala yang dapat menghambat kelancaran dalam mengembangkan usahanya. Sama halnya dengan usaha yang lain, industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri juga mempunyai permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh para produsen. Kendala yang dihadapi oleh industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri antara lain mengenai bahan baku. Tanaman kelapa merupakan asset penting yang dimiliki oleh produsen gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri, karena nira yang dihasilkan oleh tanaman kelapa ini adalah bahan baku utama pembuatan gula jawa. Perhatian yang lebih pada tanaman kelapa adalah penting guna menjamin ketersediaan bahan baku yang berupa nira, baik dari segi kuantitas maupun kualitas agar industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri ini dapat terjaga keberlanjutannya. Dalam kenyataan di lapang, belum ada usaha dari produsen untuk meningkatkan hasil produksi nira. Selama ini, para produsen gula jawa hanya bergantung pada tanaman kelapa yang kebanyakan merupakan warisan, karena industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri ini merupakan usaha turun-temurun. Pemeliharaan yang dilakukan oleh produsen dalam budidaya tanaman kelapa mereka juga belum optimal dan hanya dilakukan sekedarnya saja. Kendala lain yang dihadapi dalam industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri adalah dalam hal pemasaran. Selama ini, produsen biasa menjual gula jawa yang mereka hasilkan setiap 5 hari sekali pasaran pahing melalui pedagang pengumpul. Hal ini membuat produsen harus menanggung risiko produksi yaitu kemungkinan kerusakan gula jawa saat penyimpanan, selain itu juga produsen hanya bisa menjual gula jawa sesuai dengan tingkat harga tertentu yang ditetapkan pedagang pengumpul tersebut.

I. Solusi Pemecahan Masalah