Tabel 30. Pengadaan Bahan Penolong dalam Industri Gula Jawa Skala Rumah Tangga di Kabupaten Wonogiri
No Cara
Pengadaan Kapur Sirih
Tatal Nangka Jumlah
Responden Jumlah
Responden
1. Milik sendiri 0,00
40 100,00
2. Membeli di pasar 40
100,00 0,00
Jumlah 40
100,00 40
100,00
Sumber : Diolah dari Data Primer Lihat Lampiran 2 Tabel 30 diatas menunjukkan bahwa 100 responden atau
sebanyak 40 orang memperoleh bahan penolong berupa kapur sirih dengan membeli di pasar. Hal ini dikarenakan pasar merupakan satu-
satunya pusat perdagangan yang terdapat di daerah penelitian yang juga dekat dengan tempat tinggal responden. Sedangkan pengadaan bahan
penolong berupa tatal nangka merupakan milik sendiri sehingga responden tidak perlu membelinya. Tatal nangka dapat diperoleh
responden dari pohon nangka yang banyak tumbuh di pekarangan, kebun ataupun hutan yang ada di daerah penelitian tersebut.
D. Peralatan dalam Proses Produksi Gula Jawa
Produsen gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri selain membutuhkan bahan baku dan bahan penolong untuk menjalankan usahanya,
juga memerlukan peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Peralatan yang digunakan dalam industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten
Wonogiri secara umum adalah peralatan non mekanis yang masih sangat sederhana, bahkan ada beberapa diantara peralatan tersebut yang dibuat
sendiri dengan memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya. Peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses produksi gula jawa antara lain sebagai berikut:
a. Botol penampungan
Berfungsi sebagai tempat penampungan nira pada saat penyadapan dilakukan, yang diikatkan pada mayang. Biasanya merupakan botol
dengan kapasitas sekitar 1 liter sampai 2 liter.
b. Pisau Sadap
Yaitu alat yang terbuat dari besi dan salah satu sisinya sangat tajam, berfungsi sebagai alat untuk memotong ujung mayang yang sudah siap
disadap agar menghasilkan tetesan nira. Pisau sadap yang digunakan harus tajam agar irisan mayang yang dihasilkan baik.
c. Wajan
Yaitu alat yang terbuat dari alumunium atau besi, berbentuk setengah lingkaran dengan dua pegangan di kedua pinggirnya, berfungsi sebagai
tempat untuk memasak nira yang sudah disaring hingga mengental dan siap untuk dicetak.
d. Pawonan
Yaitu alat yang terbuat dari batu yang dibuat sedemikian rupa membentuk persegi panjang dengan 3 lubang, dua lubang berada di atas dan satu
lubang di bawah. Alat ini berfungsi sebagai tempat yang digunakan untuk memasak nira.
e. Irus
Yaitu alat yang terbuat dari bambu dan batok kelapa, berfungsi untuk mengaduk nira yang sedang dimasak dalam wajan.
f. Saringan
Yaitu alat yang terbuat dari seng atau plastik, berbentuk setengah bulat. Alat ini berfungsi untuk menyaring nira yang sudah dituang dari botol air
mineral ke dalam wajan, agar nira yang dihasilkan bersih dari kotoran dan bermutu baik.
g. Cetakan
Yaitu alat yang terbuat dari kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk lubang setengah lingkaran. Alat ini berfungsi sebagai
tempatcetakan nira yang sudah mulai mengental. h.
Plastik Berfungsi untuk melapisi cetakan sebelum adonan nira yang sudah
mengental dituangkan, agar gula jawa yang dihasilkan nantinya tidak
menempel dan dapat lebih mudah dilepaskan dari cetakan. Ukuran plastik yang digunakan tergantung dari besar kecilnya cetakan.
i. Tenggok
Yaitu alat yang terbuat dari bambu atau rotan yang dianyam membentuk suatu wadah seperti keranjang, berfungsi sebagai tempat penyimpanan
gula jawa yang sudah dicetak agar awet sebelum dijual ke pedagang pengumpul.
E. Proses Produksi Gula Jawa