36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Sampel
Hasil identifikasi yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI terhadap bahan yang diteliti adalah tumbuhan kubis ungu
Brassica oleracea L. suku Brassicaceae dan menurut Heyne 1987 kubis ungu merupakan varietas capitata dengan forma rubra. Hasil dari LIPI dapat dilihat
pada Lampiran 1 halaman 46.
4.2 Ekstraksi Serbuk Kubis Ungu
Ekstraksi kubis ungu yang dilakukan secara maserasi menggunakan pelarut etanol 80, hasilnya diperoleh ekstrak kental 164,35 g dan setelah
diuapkan di penangas air diperoleh ekstrak kering 127,9 g dari 533 g serbuk simplisia.
4.3 Pemeriksaan Karakterisasi 4.3.1 Pemeriksaan makroskopik
Hasil pemeriksaan makroskopik kubis ungu berupa daun berwarna ungu yang sangat jelas, berbentuk bulat lonjong, mempunyai rasa yang hambar, dan
memiliki bau yang khas. Hasil uji makroskopik terdapat pada Lampiran 2
halaman 47 dan Lampiran 3 halaman 48. 4.3.2 Pemeriksaan mikroskopik
Hasil mikroskopik dari simplisia kubis ungu menunjukkan adanya jaringan
Universitas Sumatera Utara
37 vessel, stomata tipe anisositik, kristal Ca. Oksalat berbentuk prisma, dan berkas
pengangkut. Hasil uji mikroskopik pada simplisia kubis ungu terdapat pada Lampiran 4 halaman 49.
4.3.3 Hasil penetapan kadar pada simplisia dan ekstrak
Hasil penetapan kadar dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 9 halaman 54-58.
Penetapan kadar air pada simplisia dan ekstrak dilakukan untuk mengetahui jumlah air yang terkandung di dalam simplisia. Kadar air simplisia
ditetapkan untuk menjaga kualitas simplisia karena kadar air berkaitan dengan pertumbuhan jamur WHO., 1998. Dari penelitian sebelumnya ditemukan bahwa
kadar air simplisia kubis ungu adalah 10 Shama, et al., 2012.
Tabel 4.1 Hasil penetapan kadar pada simplisia dan ekstrak
No Parameter
Hasil Simplisia
Ekstrak 1
Kadar air 8,66
9,33 2
Kadar sari larut air 13,71
- 3
Kadar sari larut etanol 11,05
- 4
Kadar abu total 6,42
9,76 5
Kadar abu tidak larut asam 5,73
9,44 Penetapan kadar sari simplisia kubis ungu dilakukan menggunakan dua
pelarut, yaitu air dan etanol. Penetapan kadar sari larut air adalah untuk mengetahui kadar senyawa kimia bersifat polar yang terkandung di dalam
simplisia, sedangkan kadar sari larut dalam etanol dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa larut dalam etanol, baik senyawa polar maupun senyawa non polar.
Kadar sari larut etanol tidak jauh berbeda dengan kadar sari larut air sehingga untuk penelitian senyawa aktif dapat digunakan pelarut etanol yang mudah
menguap. Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa anorganik dalam simplisia misalnya Mg, Ca, Na dan Pb sedangkan penetapan
Universitas Sumatera Utara
38 kadar abu tidak larut dalam asam untuk mengetahui kadar senyawa yang tidak
larut dalam asam misalnya silika. Data kadar abu dan kadar abu tidak larut asam dapat berbeda-beda sesuai dengan tempat tumbuh, unsur hara dalam tanah dan
pestisida yang digunakan, karena itu parameter ini disebut parameter non spesifik WHO., 1998.
4.4 Hasil Pemeriksaan Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia simplisia daun kubis ungu dan ekstrak daun kubis ungu dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia
No. Nama Senyawa
Hasil Simplisia
Ekstrak 1
Alkaloid -
- 2
Flavonoid +
+ 3
Glikosida +
+ 4
Tanin -
- 5
Saponin -
- 6
Steroida -
- 7
Antrakinon +
+ 8
Triterpen -
-
Keterangan : + = terdeteksi; - = tidak terdeteksi
Berdasarkan hasil skrining fitokimia tersebut, dalam simplisia kubis ungu dan ekstrak etanol kubis ungu mengandung golongan senyawa seperti flavonoid,
glikosida, dan antrakinon.
4.5 Uji Toksisitas Subkronik Ekstrak Etanol Kubis Ungu EEKU 4.5.1 Hasil pengamatan terhadap perilaku fisik hewan
Pengujian efek EEKU terhadap toksisitas subkronik digunakan hewan
Universitas Sumatera Utara
39 percobaan tikus sesuai dengan pedoman uji toksistas nonklinik secara in vivo
BPOM., 2011. Hasil pengamatan terhadap perilaku fisik dapat dilihat pada Tabel 4.3 yang menunjukkan bahwa pemberian EEKU tidak ditemukan adanya gejala
toksik pada perilaku fisik hewan selama 28 dan 42 hari seperti terjadinya diare, salivasi, lemas, jalan mundur, dan jalan menggunakan perut.
Tabel 4.3 Hasil pengamatan gejala toksik terhadap perilaku fisik hewan selama
28 dan 42 hari. Kelompok
Diare Salivasi
Lemas Jalan
mundur Jalan dengan
perut K1
- -
- -
- K2
- -
- -
- K3
- -
- -
- K4
- -
- -
- K5
- -
- -
- K6
- -
- -
- K7
- -
- -
- K8
- -
- -
- Keterangan: K1 = kontrol; K2 = dosis 62,5 mgkg bb; K3 = dosis 125 mgkg bb;
K4 = dosis 250 mgkg bb; K5 = dosis 500 mgkg bb; K6 = dosis 1000 mgkg bb; K7 = satelit kontrol; K8 = dosis satelit 1000mgkg bb - = tidak menunjukkan
gejala; + = menunjukkan adanya gejala
Hasil penelitian dari Islam, et.al., 2015, pada pengujian toksisitas akut terhadap ekstrak metanol kubis ungu tidak ditemukan perubahan perilaku fisik
dan kematian pada hewan uji. Hal ini menunjukkan bahwa kubis ungu tidak toksik terhadap perilaku fisik hewan.
Universitas Sumatera Utara
40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
a. Hasil karakterisasi simplisia kubis ungu diperoleh kadar air 8,66, kadar sari
larut air 13,71, kadar sari larut etanol 11,05, kadar abu total 6,42, kadar abu tidak larut dalam asam 5,73. Pada esktrak diperoleh kadar air 9,33,
kadar abu total 6,42 dan kadar abu tidak larut dalam asam 9,43. b.
Hasil skrining fitokimia pada simplisia dan ekstrak etanol kubis ungu diperoleh kandungan senyawa flavonoid, glikosida, dan antrakinon.
c. Ekstrak etanol kubis ungu pada kelompok kontrol dan pemberian sediaan uji
tidak memberikan pengaruh terhadap gejala toksik klinis, berat badan, jumlah makan, dan minum pada tikus jantan.
d. Ekstrak etanol kubis ungu dapat meningkatkan kadar enzim ALT pada dosis
125 mgkg bb hingga 1000 mgkg bb pada tikus jantan. e.
Ekstrak etanol kubis ungu secara histopatologi menyebabkan toksisitas pada dosis 500 dan 1000 mgkg bb pada tikus jantan.
f. Efek toksik ekstrak etanol kubis ungu pada tikus jantan bersifat reversibel
setelah pemberian ekstrak dihentikan.
5.2 Saran
Disarankan pada penelitian selanjutnya dilakukan pengujian yang sama
Universitas Sumatera Utara