28
negeri sipil , karyawan dan buruh pegawai swasta. Penduduk di Kecamatan Pancur Batu tersebut tergolong memiliki jenis pekerjaan yang beragam.
Penduduk di Kecamatan Tigapanah menganut agama yang berbeda-beda diantara enam agama yang diakui di Indonesia. Untuk melihat komposisi penduduk di Kecamatan
Pancur Batu berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.2.7 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Kecamatan Tigapanah
No Agama
Jumlah
1 Islam
2120 Orang 2
Kristen Protestan 19.778 Orang
3 Katholik
7687 Orang 4
Hindu 5
Budha Jumlah
29.585 Orang Sumber Kantor Camat Tigapanah Profil Kecamatan Tigapanah, tahun 2012
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk Kecamatan Tigapanah memeluk agama Kristen Protestan dengan jumlah 19.778 orang dari total
populasi yang ada. Sedangkan pada urutan yang kedua yaitu agama Khatolik berjumlah sebanyak 7687 orang dan sisanya menganut agama Islam, Hindu dan Budha.
2.3 Sistem Bahasa
Kecamatan Tigapanah adalah salah satu daerah di Kabupaten Tanah Karo yang penduduknya mayoritas suku Karo. Bahasa Karo merupakan bahasa ibu dari masyarakat
Karo yang menetap dikecamatan Tigapanah. Hampir seluruh masyarakat Karo
Universitas Sumatera Utara
29
menggunakan bahasa Karo sebagai media komunikasi dalam percakapan formal maupun percakapan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak penduduk yang tidak bersuku Karo pun
mengerti bahasa ini, karena bahasa Karo lebih sering digunakan jika dibandingkan dengan bahasa nasional bahasa indonesia. Hal ini mengharuskan mereka untuk
beradaptasi dengan penduduk asli yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa karo.
2.4 Sistem Kekerabatan
Setiap masyarakat memiliki suatu sistem kemasyarakatan yang mana sistem tersebut berfungsi untuk mengatur kehidupan masyarakat tersebut. Tatanan kehidupan
bermasyarakat didalam masyarakat Karo yang paling utama adalah suatu sistem yang dikenal dengan Merga Silima. Merga berasal dari kata meherga mahal, merga ini
menunjukkan identitas dan sekaligus penentuan sistem kekerabatan orang Karo. Menurut keputusan Kongres Budaya Karo tahun 1995 di Berastagi, salah satu keputusan yang
diambil adalah merga-merga yang terdapat dalam Merga Silima adalah: Ginting, Karo- karo, Tarigan, Sembiring, dan Perangin-angin.
Sementara Sub Merga dipakai dibelakang Merga, sehingga tidak terjadi kerancuan mengenai pemakaian Merga dan Sub Merga tersebut. Berikut akan disajikan Merga dan
pembagiannya: 1. Ginting:
Pase, Munthe, Manik, Sinusinga, Seragih, Sini Suka, Babo, Sugihen, Guru Patih, Suka, Beras, Bukit, Garamat, Ajar Tambun, Jadi Bata,
Jawak, Tumangger, Capah.
2. Karo-karo: Purba, Ketaren, Sinukaban, Karo-karo Sekali, Sinuraya Sinuhaji, Jong Kemit, Samura, Bukit, Sinulingga, Kaban, Kacaribu, Surbakti,
Sitepu, Barus, Manik.
Universitas Sumatera Utara
30
3. Tarigan: Tua, Bondong, Jampang, Gersang, Cingkes, Gana-gana, Peken, Tambak,
Purba, Sibero, Silangit, Kerendam, Tegur, Tambun, Sahing. 4. Sembiring: Kembaren, Keloko, Sinulaki, Sinupayung, Brahmana, Guru Kinayan,
Colia, Muham, Pandia, Keling, Depari, Bunuaji, Milala, Pelawi, Sinukapor, Tekang.
5.Perangin-angin: Sukatendel, Kuta Buloh, Jombor Beringen, Jenabun, Kacinambun,
Peranginangin Bangun, Keliat, Beliter, Mano, Pinem, Sebayang, Laksa, Penggarun, Uwir, Sinurat, Pincawan, Singarimbun,
Limbeng, Prasi. Dalam perkembangan lebih lanjut, maka merga itu berperan dalam menentukan
hubungan kekerabatan antara masyarakat Karo. Garis keturunan yang berlaku pada masyarakat Karo adalah Patrilineal garis keturunan ayah. Oleh karena itu setiap orang
Karo, pria maupun wanita mempunyai merga menurut merga ayahnya sedangkan untuk perempuan merga ayah ini disebut beru. Bagi masyarakat Karo, hubungan garis
keturunan ini dikenal dengan sebutan tutur. Tutur adalah penarikan garis keturunan lineage baik dari keturunan ayah patrilineal maupun dari garis keturunan ibu
matrilineal yang memiliki enam lapis, seperti yang terlihat dalam bagan berikut.
Universitas Sumatera Utara
31
0-------X 0------X
Kampah Soler
0----------------X 0---------------X
Binuang Kempu
0-----------------------------------------------X Merga
AKU Ket : O = Pria
X = Wanita
Bagan Sistem Kekerabatan Pada Masyarakat Karo Dikutip Dari Buku :
Adat Karo, Hal 15, Darwan Prinst.
Penjelasan: 1. Merga Beru adalah nama keluarga yang diberikan diwariskan bagi seseorang
dari nama keluarga ayahnya secara turun temurun khususnya anak laki-laki. Sedangkan bagi anak perempuan merga ayahnya tidak diwariskan bagi anaknya
kemudian. Merga Beru anaknya berasal dari nama keluarga suaminya kelak. 2. Bere-bere adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari beru ibunya.
3. Binuang adalah nama keluarga yang diwarisi seorang suku Karo dari bere-bere ayahnya. Dengan kata lain binuang merupakan beru dari nenek orang tua ayah.
Universitas Sumatera Utara
32
4. Kempu perkempun adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang dari bere-bere ibu. Dengan kata lain kempu perkempun berasal dari beru nenek ibu dari ibu
yang dikenal juga sebagai Puang Kalimbubu dalam peradatan dalam masyarakat Karo.
5. Kampah adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang yang berasal dari beru yang dimiliki oleh nenek buyut nenek dari ayah.
6. Soler adalah nama keluarga yang diwarisi seseorang beru empong nenek dari ibu. Dewasa ini dalam pergaulan sehari-hari yang umum dipergunakan biasanya hingga
lapis kedua yaitu bere-bere. Sedangkan untuk lapisan tiga hingga enam biasa diperlukan dalam suatu upacara adat seperti perkawinan, masuk rumah baru, atau pada peristiwa
kematian dan acara adat lainnya. Setelah sistem kekerabatan dapat ditentukan dengan seorang Karo lainnya melalui
ertutur ini, maka jalinan hubungan kekerabatan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga
ikatan yang dikenal dengan istilah Rakut Si Telu ikatan yang tiga.
Kalimbumbu Senina
Anak Beru
Universitas Sumatera Utara
33
Rakut si telu pada masyarakat Karo terdiri dari:
a. Kalimbubu
Kalimbubu adalah kelompok pihak pemberi wanita dan sangat dihormati dalam sistem kekerabatan masyarakat Karo. Masyarakat Karo menyakini bahwa
kalimbubu adalah pembawa berkat sehingga kalimbubu itu disebut juga dengan Dibata Ni IdahTuhan yang nampak. Sikap menentang dan menyakiti hati
kalimbubu sangat dicela. Kalau dahulu pada acara jamuan makan, pihak kalimbubu selalu mendapat prioritas utama, para anakberu kelompok pihak
penerima istri tidak akan berani mendahului makan sebelum pihak kalimbubu memulainya, demikian juga bila selesai makan, pihak anakberu tidak akan berani
menutup piringnya sebelum pihak kalimbubunya selesai makan, bila ini tidak ditaati dianggap tidak sopan. Dalam hal nasehat, semua nasehat yang diberikan
kalimbubu dalam suatu musyawarah keluarga menjadi masukan yang harus dihormati, perihal dilaksanakan atau tidak masalah lain.
Darwan Prints mengatakan, kalimbubu diumpamakan sebagai legislatif, pembuat undang-undang.
Kalimbubu dapat dibagi atas dua yaitu Kalimbubu berdasarkan tutur dan kalimbubu
berdasarkan kekerabatan perkawinan. 1.
Kalimbubu berdasarkan tutur a.
Kalimbubu Bena-Bena disebut juga kalimbubu tua adalah kelompok keluarga
Universitas Sumatera Utara
34
pemberi dara kepada keluarga tertentu yang dianggap sebagai keluarga pemberi anak dara awal dari keluarga itu. Dikategorikan kalimbubu Bena-
Bena, karena kelompok ini telah berfungsi sebagai pemberi dara sekurang- kurangnya tiga generasi.
b. Kalimbubu Simajek Lulang adalah golongan kalimbubu yang ikut
mendirikan kampung. Status kalimbubu ini selamanya dan diwariskan secara turun temurun.
Penentuan kalimbubu ini dilihat berdasarkan merga. Kalimbubu ini selalu diundang bila diadakan pesta-pesta adat di desa di Tanah Karo.
2. Kalimbubu berdasarkan kekerabatan perkawinan
Kalimbubu SimupusSimada Dareh adalah pihak pemberi wanita terhadap generasi ayah, atau pihak clan semarga dari ibu kandung ego paman
kandung ego. Petra : ego maksudnya orang, objek yang dibicarakan a. Kalimbubu I Perdemui atau kalimbubu si erkimbang, adalah pihak
kelompok dari mertua ego. Dalam bahasa yang populer adalah bapak mertua berserta seluruh senina dan sembuyaknya dengan ketentuan bahwa
si pemberi wanita ini tidak tergolong kepada tipe Kalimbubu Bena-Bena dan Kalimbubu Si Mada Dareh.
b. Puang Kalimbubu adalah kalimbubu dari kalimbubu, yaitu pihak subclan pemberi anak dara terhadap kalimbubu ego. Dalam bahasa
sederhana pihak subclan dari istri saudara laki-laki istri ego. c. Kalimbubu Senina. Golongan kalimbubu ini berhubungan erat dengan
jalursenina darikalimbubu ego. Dalam pesta-pesta adat, kedudukannya berada pada golongan kalimbubuego, peranannya adalah sebagai juru
bicara bagi kelompok subclan kalimbubu ego.
Universitas Sumatera Utara
35
d. Kalimbubu SendalanenSepengalon. Golongankalimbubu ini
berhubungan erat dengan kekerabatan dalam jalur kalimbubu dari senina sendalanen,vsepengalon akan dijelaskan pada halaman-halaman
selanjutnya pemilik pesta. Hak kalimbubu ini dalam struktur masyarakat Karo :
a. Dihormati oleh anakberunya b. Dapat memberikan perintah kepada pihak anakberunya
Tugas dan kewajiban kalimbubu : a. Memberikan saran-saran kalau diminta oleh anakberunya
b. Memerintahkan pendamaian kepada anakberu yang saling berselisih c.
Sebagai lambang supremasi kehormatan keluarga d.
Mengosei anak berunya meminjamkan dan mengenakan pakaian adat di dalam acara-acara adat
e. Berhak menerima ulu mas, bere-bere bagian dari mahar dari sebuah
perkawinan, maneh-maneh tanda mata atau kenang-kenangan dari salah seorang 16 anggota anakberunya yang meninggal, yang menerima seperti ini
disebut Kalimbubu Simada Dareh. b.
SeninaSembuyak Hubungan perkerabatan senina disebabkan seclan, atau hubungan lain yang
berdasarkan kekerabatan. Senina ini dapat dibagi dua : 1.
Senina berdasarkan tutur yaitu senina semerga. Mereka bersaudara karena satu clan merga.
2. Senina berdasarkan kekerabatan :
a. Senina Siparibanen, perkerabatan karena istri saling bersaudara.
Universitas Sumatera Utara
36
b. Senina Sepemeren, mereka yang berkerabat karena ibu mereka
saling bersaudara, sehingga mereka mempunyai bebere beru clan ibu yang sama.
c. Senina Sepengalon Sendalanen persaudaraan karena pemberi
wanita yang berbeda merga dan berada dalam kaitan wanita yang sama. Atau mereka yang bersaudara karena satu subclan beru istri
mereka sama. Tetapi dibedakan berdasarkan jauh dekatnya hubungan mereka dengan clan istri. Dalam musyawarah adat,
mereka tidak akan memberikan tanggapan atau pendapat apabila tidak diminta.
d. Senina Secimbangen untuk wanita
Tugas senina adalah memimpin pembicaraan dalam musyawarah, bila dikondisikan dengan situasi sebuah organisasi adalah sebagai ketua dewan. Fungsinya
adalah sebagai17 sekaku, sekat dalam pembicaraan adat, agar tidak terjadi friksi-friksi ketika akan memusyawarahkan pekerjaan yang akan didelegasikan kepada anakberu.
Sembuyak adalah mereka yang satu subclan, atau orang-orang yang seketurunan dilahirkan dari satu rahim, tetapi tidak terbatas pada lingkungan keluarga batih,
melainkan mencakup saudara seketurunan di dalam batas sejarah yang masih jelas diketahui. Saudara perempuan tidak termasuk sembuyak walaupun dilahirkan dari satu
rahim, hal ini karena perempuan mengikuti suaminya. Peranan sembuyak adalah bertanggungjawab kepada setiap upacara adat
sembuyaksembuyaknya, baik ke dalam maupun keluar. Bila perlu mengadopsi anak yatim piatu yang ditinggalkan oleh saudara yang satu clan. Mekanisme ini sesuai dengan konsep
Universitas Sumatera Utara
37
sembuyak, sama dengan seperut, sama dengan saudara kandung. Satu subclan sama dengan saudarakandung.
Sembuyak dapat dibagi dua bagian : 1. Sembuyak berdasarkan tutur. Mereka bersaudara karena sesubklen merga.
2. Sembuyak berdasarkan kekerabatan, ini dapat dibagi atas: a
Sembuyak Kakek adalah kakek yang bersaudara kandung. b
Sembuyak Bapa adalah bapak yang bersaudara kandung. c
Sembuyak Nande adalah ibu yang bersaudara kandung. c.
Anakberu Anakberu adalah pihak pengambil anak dara atau penerima anak gadis untuk
diperistri. Darwan Prints mengatakan, anakberu ini diumpamakan sebagai yudikatif, kekuasaan peradilan.
Hal ini maka anakberu disebut pula hakim moral, karena bila terjadi perselisihan dalam keluarga kalimbubunya, tugasnyalah mendamaikan perselisihan tersebut.
Anakberu dapat dibagi atas 2: 1. Anakberu berdasarkan tutur :
a. Anakberu Tua adalah pihak penerima anak wanita dalam tingkatan nenek
moyang yang secara bertingkat terus menerus minimal tiga generasi.
b. Anakberu Taneh adalah penerima wanita pertama, ketika sebuah
kampung selesai didirikan.
2. Anakberu berdasarkan kekerabatan : a. Anakberu Jabu Cekoh Baka Tutup, dan Cekoh Baka Buka. Cekoh
Baka artinya orang yang langsung boleh mengambil barang simpanan
Universitas Sumatera Utara
38
kalimbubunya. Dipercaya dan diberi kekuasaan seperti ini karena dia merupakan anak kandung saudara perempuan ayah.
b. Anakberu Iangkip, adalah penerima wanita yang menciptakan jalinan keluarga yang pertama karena di atas generasinya belum pernah
mengambil anak wanita dari pihak kalimbubunya yang sekarang. Anakberu ini disebut juga anakberu langsung yaitu karena dia langsung
mengawini anak wanita dari keluarga tertentu. Masalah peranannya di dalam tugas-tugas adat, harus dipilah lagi, kalau masih orang pertama
yang menikahi keluarga tersebut, dia tidak dibenarkan mencampuri urusan warisan adat dari pihak mertuanya.
Yang boleh mencampurinya hanyalah Anakberu Jabu. c. Anakberu Menteri adalah anakberu darianakberu. Fungsinya menjaga
penyimpangan-penyimpangan adat, baik dalam bermusyawarah maupun ketika acara adat sedang berlangsung. Anakberu Menteri ini memberi
dukungan kepadakalimbubunya yaitu anakberu dari pemilik acara adat. d. Anakberu Singikuri adalah anakberu darianakberu menteri, fungsinya
memberi saran, petunjuk di dalam landasan adat dan sekaligus memberi dukungan tenaga yang diperlukan.
Dalam pelaksanaan acara adat peran anakberu adalah yang paling penting. Anakberulah yang pertama datang dan juga yang terakhir pada acara adat tersebut. Lebih
lanjut tugastugasnya antara lain :
1. Mengatur jalannya pembicaraan runggu musyawarah adat.
2. Menyiapkan hidangan pada pesta.
3. Menyiapkan peralatan yang diperlukan pesta.
Universitas Sumatera Utara
39
4. Menanggulangi sementara semua biaya pesta.
5. Mengawasi semua harta milik kalimbubunya yaitu wajib menjaga dan mengetahui
harta benda kalimbubunya. 6.
Menjadwal pertemuan keluarga. 7.
Memberi khabar kepada para kerabat yang lain bila ada pihak kalimbubunya berduka cita.
8. Memberi pesan kepada puang kalimbubunya agar membawa ose pakaian adat
bagi kalimbubunya. 9.
Menjadi juru damai bagi pihak kalimbubunya,
Anakberu berhak untuk : 1.
Berhak mengawini putri kalimbubunya, dan biasanya para kalimbubu tidak berhak menolak.
2. Berhak mendapat warisan kalimbubu yang meninggal dunia. Warisan ini berupa
barang dan disebut morah-morah atau maneh-maneh, seperti parang, pisau, pakaian almarhum dan lainnya sebagai kenang-kenangan.
Karena pentingnya kedudukan anakberu, biasanya pihak kalimbubu menunjukkan kemurahan hati dengan :
1. Meminjamkan tanah perladangan secara cuma-cuma kepada anakberunya.
2. Memberikan hak untuk mengambil hasil hutan dahulu karena pihak kalimbubu
adalah pendiri kampung, mereka mempunyai hutan sendiri di sekeliling desanya. 3.
Merasa bangga dan senang bila anak perempuannya dipinang oleh pihak anakberunya. Ini akan melanjutkan dan mempererat hubungan kekerabatan yang
sudah terjalin.
Universitas Sumatera Utara
40
4. Mengantarkan makanan kepada anaknya pada waktu tertentu misalnya pada
waktu menanti kelahiran bayi atau lanjut usia. 5.
Membawa pakaian atau ose seperangkat pakaian kebesaran adat bagi anakberunya pada waktu pesta besar di dalam clan anakberunya.
Adapun istilah-istilah yang diberikan kalimbubu, kepadaanakberunya adalah : 1.
Tumpak Perang, atau Lemba-lemba. Artinya adalah ujung tombak. Maksudnya, bila kalimbubunya ingin pergi ke satu daerah, maka yang berada di depan sebagai
pengaman jalan dan sebagai perisai dari bahaya adalah pihakanakberu. Dalam bahasa lain anakberu sebagai tim pengaman jalan.
2. Kuda Dalan Kuda jalanbeban. Dahulu sebelum ada alat transportasi hanya kuda,
untuk membawa barang-barang atau untuk menyampaikan informasi dari satu desa ke desa lain, dipergunakanlah kuda. Arti Kuda Dalam dalam istilah ini adalah
alat atau kenderaan yang dipakai kemana saja, termasuk untuk berperang, untuk 21membawa barang-barang yang diperlukan pihak kalimbubunya atau untuk
menyampaikan berita tentang kalimbubunya, dan sekaligus sebagai hiasan bagi kewibawaan martabatkalimbubunya.
3. Piso Entelap pisau tajam. Dalam pesta adat atau pekerjaan adat pisau tajam
dipergunakan untuk memotong daging atau kayu api atau untuk mendirikan teratak tempat berkumpul. Setiap anakberu harus memiliki pisau yang yang
demikian agar tangkas dan sempurna mengerjakan pekerjaan yang diberikan kalimbubunya.
Menjadi kebiasaan dalam tradisi Karo, pisau dari pihak kalimbubu yang meninggal dunia diserahkan kepada anakberunya. Pisau ini disebut maneh-maneh,
pemberiannya bertujuan agar pekerjaankalimbubu terus tetap dilanjutkan oleh penerimanya. Dalam pengertian lain dalam acara-acara adat di dalam keluarga
Universitas Sumatera Utara
41
kalimbubu, anakberulah yang menjadi ujung tombak pelaksanaan tugas tersebut, mulai dari menyediakan makanan sampai menyusun acaranya. Ketiga jenis
pekerjaan di atas, dikerjakan tanpa mendapat imbalan materi apapun maka anakberu yang selalu lupa kepada kalimbubunya dianggap tercela di mata
masyarakat. Bahkan dipercayai bila terjadi sesuatu bencana di dalam lingkungan keluarga dari anakberuyang melupakan kalimbubunya, ini dianggap sebagai
kutukan dari arwah nenek moyang mereka yang tetap melindungi kalimbubu.
Kemudian orang Karo juga mengenal istilah Tutur Si Waluh yang sebenarnya kurang tepat artinya. Tutur itu ada 23, sedangkan yang disebut waluh delapan adalah
sangkep nggeluh. Jadi sebenarnya sangkep nggeluh si waluh delapan kelengkapan hidup, yang merupakan pengembangan fungsi dari rakut si telu.
Sangkep nggeluh si waluh itu antara lain adalah: pertama, pengembangan dari tegun
kalimbubu adalah 1 puang kalimbubu, dan 2 kalimbubu. Kedua, pengembangan dari tegun senina adalah 1 senina, 2 sembuyak, 3 senina sepemeren, dan 4 senina
siparibanen. Ketiga, pengembangan dari tegun anak beru adalah 1 anak beru dan 2 anak beru menteri. Kesemuanya ini yang disebut sebagai sangkep nggeluh si waluh dalam
masyarakat Karo.
2.5 Mata Pencaharian