Definisi Operasional Variabel dan Definisi Operasional Penelitian .1 Variabel Penelitian

3.4 Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 3.4.1 Variabel Penelitian Variabel Bebas : Jenis kelamin, usia, anak dengan skor deft 1-5 tanpa pufa, anak dengan skor deft 5 tanpa pufa, anak dengan skor pufa ≥ 1 dan deft ≥ 1. Variabel Tergantung : Indeks Massa Tubuh IMT.

3.4.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara pemeriksaan Kategori Skala Data 1 Kategori Indeks Massa Tubuh Usia 0-60 bulan Indeks Massa Tubuh IMT adalah hasil perhitungan berat badan kg dibagi kuadrat tinggi badan m, kemudian disesuaikan dengan tabel IMT sesuai jenis kelamin dan usia anak. a. Pengukuran tinggi badan anak menggunakan Microtoise staturemeter. b. Pengukuran berat badan anak menggunakan timbangan digital. c. Hasil dicatat dalam lembar pemeriksaan. 1. Kurus Z-score -3 SD sampai -2 SD 2. Normal, Z- score -2 SD sampai 2 SD 3. Gemuk Z- score 2 SD Ordinal 2 Kategori Indeks Massa Tubuh Usia 5-18 tahun Indeks Massa Tubuh IMT adalah hasil perhitungan berat badan kg dibagi kuadrat tinggi badan m, kemudian disesuaikan dengan tabel IMT sesuai jenis kelamin dan usia anak. a. Pengukuran tinggi badan anak menggunakan Microtoise staturemeter. b. Pengukuran berat badan anak menggunakan timbangan digital. c. Hasil dicatat dalam lembar pemeriksaan. 1. Kurus Z-score -3 SD sampai dengan -2 SD 2. Normal, Z- score -2 SD sampai dengan 1 SD 3. Gemuk Z- score 1 SD sampai dengan 2 SD Ordinal Universitas Sumatera Utara No Variabel Definisi Cara pemeriksaan Kategori Skala Data 3 Anak dengan skor deft 1-5, tanpa pufa Anak yang tidak memiliki skor pufa dan hanya memiliki deft minimal 1 dan maksimal 5. Penjumlahan skor pengalaman karies menggunakan deft Klein dengan kriteria: - d : Gigi yang mengalami karies, karies sekunder, gigi dengan tumpatan sementara. - e : Gigi yang hilang atau dicabut karena karies - f : Gigi dengan tumpatan permanen Pemeriksaan dilakukan pada rongga mulut anak menggunakan sonde, kaca mulut dan bantuan senter kemudian mengisi lembar pemeriksaan. 1. Anak tanpa pufa dan hanya deft =1- 5 2. Anak tanpa pufa dan hanya deft 5 3. anak dengan pufa ≥ 1 dan deft ≥1 Nominal 4 Anak dengan skor deft 5, tanpa pufa Anak yang tidak memiliki skor pufa dan harus memiliki deft lebih dari 5. Pemeriksaan dilakukan pada rongga mulut anak menggunakan sonde, kaca mulut dan bantuan senter kemudian mengisi lembar pemeriksaan. 1. Anak tanpa pufa dan hanya deft =1- 5 2. Anak tanpa pufa dan hanya deft 5 3. anak dengan pufa ≥ 1 dan deft ≥1 Nominal 5 Anak dengan skor pufa ≥ 1 dan deft ≥1 Anak yang memiliki skor deft minimal 1 dan skor pufa minimal 1. Penjumlahan skor karies yang tidak di rawat pada gigi sulung dengan kriteria: - p : Gigi dengan karies mencapai pulpa atau ketika struktur mahkota gigi telah Pemeriksaan dilakukan pada rongga mulut anak menggunakan sonde, kaca mulut dan bantuan senter kemudian mengisi lembar pemeriksaan. 1. Anak tanpa pufa dan hanya deft =1- 5 2. Anak tanpa pufa dan hanya deft 5 3. anak dengan pufa ≥ 1 dan deft ≥1 Nominal Universitas Sumatera Utara No Variabel Definisi hancur oleh proses karies dan hanya akar atau fragmen akar yang tersisa. - u : Adanya ulserasi yang disebabkan oleh bagian gigi yang tajam -f: Adanya sinus tract yang berhubungan dengan gigi karies mencapai pulpa. - a : Adanya pembengkakan di daerah sekitar gigi karies mencapai pulpa. Cara pemeriksaan Kategori Skala Data 6 Jenis Kelamin Tanda fisik yang teridentifikasi dan dibawa sejak lahir Pengamatan 1. Laki- laki 2. Perempuan Nominal 7 Usia Usia dihitung dari ulang tahun terakhir responden Data kelahiran yang didapatkan dari pihak PAUD atau TK 1. 3 tahun 2. 4 tahun 3. 5 tahun Ordinal

3.5 Prosedur Penelitian