58
baik secara ekonomis daripada menarik kredit dengan jaminan deposito.
2 Deposito yang dijadikan jaminan tak bisa ditarik selama masa kredit.
Berbeda dengan ketika menggunakan mobil sebagai jaminan kredit, nasabah masih bisa menggunakan mobil tersebut, atau ketika
menjaminkan rumah dan tanah, dimana bisa terus dihuni dan memanfaatkan rumah. Selain itu, deposito yang dijadikan jaminan
praktis kehilangan manfaat bunganya, karena bunga kredit yang lebih besar daripada bunga deposito tadi.
Terlepas dari kelemahan-kelemahan tersebut, adanya fasilitas ini merupakan keunggulan sistem perbankan masa kini yang bisa dimanfaatkan.
Deposito dapat dijadikan jaminan untuk kredit konsumsi maupun kredit usaha
, baik
pinjaman biasa ataupun pinjaman rekening koran . Menjaminkan deposito
bisa jadi keputusan bagus maupun keputusan yang kurang tepat, tergantung situasi.
50
Saat ini, sulit rasanya untuk menjalankah suatu usaha tanpa mengambil kredit, apapun jenis usaha kita. Kontraktor, sebelum pembayaran lunas, perlu
mengupayakan biaya operasional terlebih dahulu. Pedagang, sebelum barang
C. Tanggung Jawab Pemilik Deposito Pihak Ketiga Terhadap Jaminan Kredit Usaha Mikro
50
http:www.seputarforex.commenggunakan_deposito_sebagai_jaminan_kredit_bank diakses
05 Desember 2015.
Universitas Sumatera Utara
59
terjual tuntas, perlu membayar supplier dulu. Petani, sebelum mulai tanam, perlu dana untuk membeli benih, pupuk, pembasmi hama, dan seribu satu keperluan
lainnya. Kekurangan uang tunai bisa mengakibatkan kegiatan usaha terhambat. Oleh karena itu, kredit usaha telah menjadi bagian integral yang sulit dipisahkan
dalam bisnis. Sebagian nasabah yang ingin mengambil kredit usaha mikro memilih
memakai jaminan deposito mereka. Deposito tersebut digadaikan atau digunakan sebagai penjamin modal usaha yang mereka inginkan.
Pemilik deposito pihak ketiga yang ingin mengambil jaminanan untuk kredit usaha mikro memilki tanggung jawab yang harus dipenuhi dan dilaksanakan sebagai suatu kewajiban
yang harus dipenuhi. Tanggung jawab pemilik deposito itu dapat kita lihat dengan adanya kewajiban-kewajiban sebagai berikut :
51
1. Wajib mengganti segala biaya yang telah dikeluarkan oleh pemegang
gadai ketika pemegang gadai berupaya mempertahankan keselamatan barang gadai, sesuai dengan Pasal 1157 KUH Perdata.
2. Wajib menyerahkan barang gadai ke dalam penguasaan penerima gadai, sesuai dengan
Pasal 1152 KUH Perdata. 3.
Wajib menerima pemberitahuan atas penjualan barang gadai guna pelunasan hutang yang tidak dapat diselesaikan, sesuai Pasal 1155 KUHPerdata.
4. Wajib menyetujui perhitungan pelunasan atas hutang yang dijamin dengan gadai,
pelunasan mana berasal dari hasil penjualan barang gadai, sesuai dengan Pasal 1155 KUH Perdata.
51
SP. Malayu Hasibuan, Dasar-dasar Perbankan Jakarta : Bumi, 2001, hlm.87-88.
Universitas Sumatera Utara
60
Pemilihan kredit usaha akan berpengaruh terhadap cashflow nasabah, jadi harus mempertimbangkan plus-minusnya dengan seksama. Berikut hal-hal yang
perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk mengambil kredit usaha mikro yang mempertaruhkan tabungan dan deposito pemegang hak sebagai nasabah. :
52
1. Besar skala usaha
Kredit mikro umumnya diambil oleh mereka yang membutuhkan modal kecil seperti petani dan pedagang pasar yang membutuhkan danabiaya untuk
modal usaha. Plafon batas atas kredit mikro di bank besar nasional, misalnya, biasanya lebih rendah dibanding plafon kredit dari golongan yang sama di bank
daerah atau BPR. Untuk itu, sebelum memutuskan untuk mengambil kredit dari suatu bank, ada baiknya menanyakan plafon kredit dan besaran bunga kredit di
lembaga keuangan yang berbeda. 2. Jenis usaha
Berdasarkan cara pembayaran bunga dan pokok kredit, kredit usaha ada
dua tipe, yaitu pinjaman biasa dan pinjaman rekening koran. Dalam pinjaman
biasa, dana dari bank akan diberikan langsung kepada nasabah untuk dipergunakan sesuai kebutuhan. Selanjutnya, perlu melakukan angsuran rutin
bunga dan pokok secara berkala biasanya tiap bulan. Pinjaman rekening koran diberikan oleh bank dalam bentuk rekening
koran, biasanya giro. Nasabah bisa menarik dari rekening tersebut untuk kebutuhan usaha dengan cekbilyet giro. Pembayaran rutin yang harus dilakukan
hanyalah bunga kredit dari besaran dana yang sudah ditarik dari rekening tersebut,
52
http:www.seputarforex.com .menjadi_nasabah_kredit_yang_bertanggungjawab
diakses 09 Desember 2015.
Universitas Sumatera Utara
61
sedangkan pokok kredit hanya perlu dibayar setahun sekali atau di akhir masa kredit. Tipe pinjaman ini cocok bagi usaha dengan cashflow tidak teratur seperti
konstruksi. Penarikan dana dari rekening bisa dilakukan hanya ketika dibutuhkan, dan pembayarannya pun bisa disesuaikan dengan saat dana masuk.
3. Besar kredit yang diperlukan Hal nomor satu yang perlu diingat adalah untuk tidak meminjam lebih dari
yang dibutuhkan. Nasabah harus membayar bunga untuk setiap rupiah uang yang dipinjam lewat kredit usaha, alangkah mubazir nya jika ada kelebihan yang
akhirnya tak digunakan untuk keperluan yang penting. Tentukan besaran yang cukup, lalu ajukan ke bank.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB IV PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT USAHA MIKRO DENGAN
DEPOSITO PIHAK KETIGA SEBAGAI JAMINAN
A. Hubungan Hukum Para Pihak dalam Pemberian Kredit Usaha Mikro dengan Deposito Pihak Ketiga sebagai Jaminan
Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang paling terkait, yaitu hukum dan kepercayaan. Suatu bank hanya bisa melakukan kegiatan
dan mengembangkan banknya, apabila masyarakat “percaya” untuk menempatkan uangnya, pada produk-produk perbankan yang ada pada bank tersebut.
Berdasarkan kepercayaan masyarakat tersebut, bank dapat memobilisir dana dari masyarakat, untuk ditempatkan pada banknya dan bank akan memberikan jasajasa
perbankan. Berdasarkan dua fungsi utama dari suatu bank, yaitu fungsi pengerahan dana dan penyaluran dana, maka terdapat dua hubungan hukum antara
bank dan nasabah yaitu :
53
Artinya bank menempatkan dirinya sebagai peminjam dana milik masyarakat para penanam dana. Bentuk hubungan hukum antara bank dan
nasabah menyimpan dana, dapat terlihat dari hubungan hukum yang muncul dari produk-produk perbankan, seperti deposito, tabungan, giro, dan sebagainya.
Bentuk hubungan hukum itu dapat tertuang dalam bentuk peraturan bank yang 1. Hubungan hukum antara bank dan nasabah penyimpan dana
53
Ronny Sautma Hotma Bako, Hubungan Bank Dan Nasabah Terhadap Produk tabungan dan Deposito Bandung : PT. citra Aditya Bakti, 1995, hlm. 32.
Universitas Sumatera Utara
63
bersangkutan dan syarat-syarat umum yang harus dipatuhi oleh setiap nasabah penyimpan dana. Syarat-syarat tersebut harus disesuaikan dengan produk
perbankan yang ada, karena syarat dari suatu produk perbankan tidak akan sama dengan syarat dari produk perbankan yang lain. Dalam produk perbankan seperti
tabungan dan deposito, maka ketentuan dan syarat-syarat umum yang berlaku adalah ketentun-ketentuan dan syarat-syarat umum hubungan rekening deposito
dan rekening tabungan. 2. Hubungan hukum antara bank dan nasabah debitur
Artinya bank sebagai lembaga penyedia dana bagi para debiturnya. Bentuknya dapat berupa kredit, seperti kredit modal kerja, kredit investasi, atau
kredit usaha kecil.
54
Pasal 1313 KUH Perdata memberikan definisi bahwa “perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau
lebih”. Proses pemberian kredit usaha mikro dari pihak bank ke debitur dilakukan
berdasarkan perjanjian serta perikatan untuk menghindari adanya kesalahpahaman dan wanprestasi. Pelaksanaan perjanjian deposito pihak ketiga sebagai jaminan
kredit usaha mikro dimulai dengan pembuatan perjanjian kredit.
55
54
Ibid., hlm.32-33.
Sementara perjanjian kredit merupakan perjanjian pemberian kredit antara pemberi kredit dan penerima kredit”. setiap kredit yang telah disetujui dan
disepakati antara pemberi kredit dan penerima kredit wajib dituangkan dalam bentuk perjanjian kredit. Dari perjanjian tersebut timbul suatu hubungan hukum
antara dua pihak pembuatnya yang dinamakan perikatan.
55
https:www.scribd.comdoc2902812 diakses 05 Desember 2015.
Universitas Sumatera Utara
64
Hubungan hukum yaitu hubungan yang menimbulkan akibat hukum yang dijamin oleh hukum atau undang-undang. Apabila salah satu pihak tidak
memenuhi hak dan kewajiban secara sukarela maka salah satu pihak dapat menuntut melalui pengadilan. Sedangkan perikatan adalah suatu hubungan hukum
antara dua orang atau dua pihak, pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak yang lain dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
Pihak yang menuntut sesuatu disebut kreditor sedangkan pihak yang berkewajiban memenuhi tuntutan disebut debitor.
56
Perjanjian kredit bank dilaksanakan berdasarkan atas kesepakatan diantara kedua belah pihak yaitu pihak bank sebagai kreditur dan pihak nasabah sebagaid debitur, yang dilandasi
dengan kepercayaan, terutama kepercayaan dari pihak bank sebagai pemberi kredit kepada debiturnya.
57
a. Terdapat kedua belah pihak serta ada persetujuan pinjam meminjamantar kreditur dan
debitur. Menurut Halle, terjadinya perjanjian kredit harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
b. Mempunyai jangka waktu tertentu.
c. Hak kreditur untuk menuntut dan memperoleh pembayaran sertakewajiban debitur
untuk membayar prestasi yang diterima Perjanjian kredit adalah suatu perjanjian pokok yang bersifat riil artinya terjadinya
perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh bank kepada nasabah debitur. Perjanjian kredit harus diikuti dengan penyerahan uang secara riil kepada debitur. Ada kemungkinan
pinjaman yang diperjanjikan dalam perjanjian kredit tidak jadi dicairkan. Ini terjadi jika bank
56
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan Bandung : Citra Aditya Bakti, 1992, hlm.7.
57
Untung Budi, Kredit Perbankan di Indonesia Yogyakarta : Andi, 2000, hlm.22.
Universitas Sumatera Utara
65
mendapat informasi baru yang tidak menguntungkan tentang debitur. Ada juga kemungkinan bahwa besarnya jumlah yang diserahkan berlainan dengan jumlah yang semula disetujui di
dalam perjanjian kredit. Penting untuk diperhatikan bahwa sebelum menurunkan kolektibilitas kredit,bank akan
melakukan evaluasi yang mendalam terhadap debitur-debitur yangtermasuk dalam kolektibilitas non performing loan. Ini penting karena penurunan kolektibilitas kredit akan
mempengaruhi kinerja bank yang bersangkutan, karena penilaian sehat tidaknya suatu bank salah satunya ditentukan dari berapa besar non performing loan bank itu
58
a. Prospek usaha.
. Untuk itu setiap bank secara periodik selalu melakukan evaluasi debiturnya dengan menganalisa aspek-aspek
sebagai berikut :
b. Kondisi keungan dengan penekanan cash flo.
c. Kemampuan membayar.
Ketiga aspek tersebut merupakan satu kesatuan untuk menilai kualitas kredit, dan tidak dapat dinilai terpisah satu sama lainnya.
Pelaksanaan perjanjian kredit dengan menggunakan deposito pihak ketiga sebagai jaminan kredit usaha mikro ini dilakukan antara kedua belah pihak
melalui sebuah perikatan yang dibuat untuk mengesahkan dan menghindari wanpestasi dari kedua belah pihak. Hal ini dapat kita lihat dengan tata cara
pengikatan deposito sebagai jaminan kredit usaha mikro. Deposito termasuk dalam kategori benda bergerak yang tidak berwujud sehingga
dapat dibebani dengan hak gadai. Terhadap gadai atas benda bergerak tersebut maka hukum
58
Ibid., hal.47.
Universitas Sumatera Utara
66
yang berlaku adalah ketentuan dalam KUHPerdata pasal 1150 sampai dengan Pasal 1160. Hak gadai terjadi dengan penyerahan benda gadai secara nyata sehingga benda tersebut berada di
bawah kekuasaan kreditur. Hak kebendaan jaminan atas benda bergerak itu ada pada pemegang gadai. Maka untuk mengikat deposito sebagai jaminan kredit, akan dilakukan tahap-
tahap pengikatan sebagai berikut :
59
a. Pengikatan kredit sebagai perjanjian pokok dimana didalamnya disebutkan
jaminan kredit ini adalah deposito. b.
Pengikatan deposito dilakukan dengan pembuatan akta perjanjian gadai antara pemilik deposito dengan pihak bank. Menurut hukum,akta perjanjian gadai dapat
dibuat secara sah dengan dilakukan secara notaril maupun dibawah tangan, dibuat untuk menjamin perjanjian pokoknya yang berupa perjanjian kredit.
c. Untuk membebankan hak gadai maka setelah pembuatan akta perjanjian gadai
antara pemilik deposito dengan pihak bank, selanjutnya diikuti dengan penyerahan bilyet deposito yang dijaminkan kepada pemeganggadai, dalam hal ini
pihak bank. Penyerahan tersebut merupakan penyerahanyang nyata, artinya bilyet deposito itu harus benar-benar diserahkan dibawah kekuasaan bank, tidak boleh hanya
berdasarkan pada pernyataan dari pemberi gadai saja, tetapi benda itu masih berada didalam kekuasaannya. Penyerahan nyata ini dilakukan bersamaan dengan penyerahan
yuridis, sehingga penyerahan tersebut merupakan unsur sahnya gadai. d.
Bersamaan dengan tahap ketiga, pemilik depositopenjaminharus memberikan kuasa kepada pemegang gadaipihak bank untuk melakukan pencairan deposito dalam
hal pemilik depositodebitur wanprestasi. Kuasa mencairkan deposito ini adalah juga
59
Ibid., hlm.76-77.
Universitas Sumatera Utara
67
bentuk nyata penyerahan yuridis deposito kepada bank untuk memudahkan pihak kreditur dalam melakukan pelunasan kredit yang dijamin dengan deposito tersebut.
e. Kreditur selaku penerima gadai deposito akan melakukan pemblokiran
atas deposito jaminan tersebut sesuai dengan jangka waktu perjanjian kreditnya. Artinya sepanjang kredit sebagai perjanjian pokok belum dilunasi maka sepanjang itu
pula deposito jaminan diblokir. Umumnya isi klausula yang tercantum dalam perjanjian kredit dapat
digolongkan menjadi 2 dua bagian, yaitu:
60
a. Klausula hukum legal clauses. Klausula Hukum adalah klausula yang
berisikan ketentuan-ketentuan hukum yang biasanya berlaku untuk
pemberian fasilitas kredit. Termasuk dalam klausula ini antara lain seperti
klausula perlindungan Bank, debet rekening, condition precedent, pernyataan dana jaminan representation and warranties, covenant dan
lain-lain.
b. Klausula komersial commercial clauses. Klausula komersial adalah
klausula yang berkaitan dengan aspek komersial dalam pemberian fasilitas kredit, seperti jenis fasilitas kredit, jumlah fasilitas kredit, jangka waktu
kredit, ketentuan pembayaran besarnya angsuran, ketentuan tentang denda
dan bunga, asuransi, dan lain-lain.
Tanggung jawab dari pemilik deposito ini dilakukan berdasarkan perjanjian antara kedua belah pihak, dimana perjanjian tersebut dibuat dalam akta
dibawah tangan. Akta dibawah tangan adalah surat atau tulisan yang dibuat oleh
60
https:legalbanking.wordpress.com diakses 09 Desember 2015.
Universitas Sumatera Utara
68
para pihak tidak melalui perantara pejabat yang berwenang untuk dijadikan alat bukti. Jadi dibuat hanya diantara kedua pihak yang berkepentingan.
B. Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Mikro pada PT. Bank Mandiri Cabang Panyabungan