16
c. Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi untuk penelitan penelitian
selanjutnya terutama yang berkaitan dengan masalah kredit usaha mikro melalui deposito pihak ketiga.
D. Keaslian Penulisan
Melihat dan untuk mengetahui keaslian penulisan, sebelumnya dilakukan penelusuran terhadap berbagai judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara. Pusat dokumentasi dan informasi hukumperpustakaan universitas cabang Fakultas Hukum USU melalui surat
tertanggal 26 Januari 2015 yang menyatakan bahwa “tidak ada judul yang sama” dan tidak terlihat adanya keterkaitan. Surat tersebut dijadikan dasar bagi Bapak
Ramli Siregar sekretaris Departemen Hukum Ekonomi Fakultas Hukum Unversitas Sumatera Utara untuk menerima judul yang diajukan oleh penulis,
karena substansi yang terdapat dalam skripsi ini dinilai berbeda dengan judul- judul skripsi lain yang terdapat dilingkungan perpustakaan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara. Apabila dikemudian hari terdapat judul yang sama atau telah tertulis orang
lain dalam berbagai tingkat kesarjanaan sebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat diminta pertanggungjawaban.
E. Tinjauan Pustaka
Simpanan dana pihak ketiga merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi bank dan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai
Universitas Sumatera Utara
17
operasinya dari sumber dana ini. Pencairan dana dari sumber ini relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sumber dana lainnya dan pencairan dana dari
sumber dana ini paling dominan, asalkan bank dapat memberikan bungan dan
fasilitas menarik lainnya. Akan tetapi pencairan sumber dana ini relatif lebih
mahal jika dibandingkan dengan dana sendiri. Adapun yang dikategorikan
sebagai simpanan dana pihak ketiga menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor :
611PBI2004 dalam suatu lembaga perbankan terdiri dari :
5
1. Giro
2. Deposito
3. Tabungan
Dana-dana dari masyarakat ini dianggap berasal dari surplus unit yang menyerahkan kelebihan dana-dananya itu sebagai unsur pendanaan bagi bank,
karena selanjutnya dana-dana dari surplus unit tersebut disalurkan kembali oleh bank dalam bentuk pemberian pinjaman kepada defisit unit, maka bank dinilai
memiliki peranan sebagai lembaga intermediasi atas dana-dana masyarakat tersebut.
Menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 selanjunya disebut UU Perbankan, tentang perubahan
Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa
“Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian.
6
5
Ismail, Manajemen Perbankan Jakarta : Kencana Predana Media Group, 2010, hlm 43.
6
Ibid., hlm. 79.
Dalam hal perbankan untuk memperlancar
Universitas Sumatera Utara
18
penyaluran kredit ke masyarakat adalah menghimpun dana dari pihak ketiga tersebut yang salah satunya melalui deposito pihak ketiga. Deposito ketiga dalam
hal ini adalah berupa peminjaman dana dari pihak ketiga, dalam hal ini sesuai mekanisme perbankan yang berlaku.
Adapun pengertian kredit menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut : ”Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga”.
7
Pengertian diatas dapat dilihat bahwa dalam kredit terdapat penyerahan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu yang dapat menimbulkan tagihan
tersebut kepada pihak lain, dengan harapan memberikan pinjaman ini bank akan memperoleh suatu tambahan nilai pokok pinjaman tersebut yang berupa bunga
sebagai pendapatan bagi bank yang bersangkutan sebagai kontraprestasi.
8
7
M.Bahsan, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan Indonesia Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hlm 74.
8
Try Widiyono, Agunan Kredit Dalam Financial Engineering Bogor : Ghalia Indonesia, 2009 hlm 2.
Salah satu produk kredit yang ditawarkan perbankan adalah kredit usaha mikiro. Usaha mikro menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40KMK.062003
tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak
Rp.100.000.000,00 seratus juta rupiah per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,00.
Universitas Sumatera Utara
19
Berdasarkan UU UMKM Pasal 7 ayat 1 menyatakan “Pemerintah dan pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha dengan menetapkan peraturan dan
perundang-undangan yang meliputi aspek pendanaan, sarana prasarana dan lain- lain. Sementara Pasal 2 menyatakan “Dunia usaha dan masyarakat berperan secara
aktif membantu menumbuhkan iklim usaha.” Dari undang-undang tersebut jelas menyatakan bahwa dunia usaha seperti bank, harus berperan aktif dalam
pengembangan UMKM dalam hal ini dari segi permodalan dengan penyaluran kredit kepada pelaku UMKM.
Ciri-ciri usaha mikro adalah sebagai berikut, yaitu:
9
1. Jenis barangkomoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu dapat
berganti. 2.
Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah tempat. 3.
Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
4. Sumber daya manusianya pengusahanya belum memiliki jiwa wirausaha
yang memadai. 5.
Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah. 6.
Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
7. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP.
9
http:www.ciputraentrepreneurship.com diakses tanggal 25 April2015.
Universitas Sumatera Utara
20
F. Metode Penelitian