Pendahuluan 1.1.Latar Belakang Tinjauan Pustaka 2.1. Kerangka Teori Belajar HASI DAN PEMBAHASAN 40 ESIMPU AN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan

2.2.3.1. Prinsip-prinsip penggunaan Inkuiri Terbimbing 15 2.2.3.2 Langkah Pelaksanaan inkuiri terbimbing 17 2.3.3.3. Keunggulan dan Kelemahan Inkuiri Terbimbing 20 2.2.4. Aktivitas Belajar 21 2.3. Materi Pelajaran Kimia Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit 22 2.4. Kerangan Berpikir 25 2.5. Hipotesis Penelitian 26 BABIII. Metodologi Penelitian 3.1. Lokasi dan aktu Penelitian 28 3.2. Populasi dan Sampel 28 3.2.1. Populasi 28 3.2.2. Sampel 28 3.3. ariabel Penelitian 28 3.3.1. ariabel Bebas 28 3.3.2. ariabel Terikat 28 3.3.3. ariabel Kontrol 28 3.4. Instrumen Penelitian 29 3.4.1. Instrumen Tes 29 3.4.2. Instrumen Non Tes 32 3.5. Rancangan Penelitian 33 3.6. Teknik Pengumpulan Data 34 3.7.Teknik Analisis Data 36

BAB IV HASI DAN PEMBAHASAN 40

4.1.Analisis Instrumen Penelitian 40 4.2.Deskripsi Data Hasil Penelitian 41 4.3.Analisis Data Hasil Penelitian 42 4.4. ji Hipotesis 44 4.5.Pembahasan 46

BAB V ESIMPU AN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan

49 5.2.Saran 49 DAFTAR PUSTA A 51 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 36 Gambar 3.2. Kurva daerah kritis 39 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Perbedaan Belajar Aliran Behavioristik dan Kognitif 6 Tabel 2.2. Pengertian Dimensi Kognitif Menurut Bloom 8 Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Learning 12 Tabel.3.1. Katagori tingkat Kesukaran Butir Test 31 Tabel 3.2. Matriks Rancangan Penelitian 33 Tabel 3.3. Tabel penolong uji normalitas 37 Tabel 4.1. Hasil uji normalitas Pretest, Posstest dan Aktivitas Siswa 42 Tabel 4.2. Uji Homogenitas Pretest, Posstest dan Aktivitas Siswa 44 Tabel 4.3. Ringkasan Perhitungan hasil belajar Uji t Dua Pihak 45 Tabel 4.4. Ringkasan Perhitungan aktivitas Uji t Dua Pihak 45 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1 Silabus 54 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Pertemuan I 57 Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Pertemuan II 64 Lampiran 4 Lembar Analisis Masalah PBL 70 Lampiran 5 kunci jawaban PBL 71 Lampiran 6 Lembar Analisis Masalah Inkuiri ternimbing 73 Lampiran 7 Kunci jawaban inkuiri terbimbing 74 Lampiran 8 Lembar Penuntun Percobaan 75 Lampiran 9 Lembar Aktivitas Siswa 79 Lampiran 10 Kisi Indicator 80 Lampiran 11 Kisi-Kisi Instrumen Tes 81 Lampiran 12 Instrumen Tes Sebelum Validasi 96 Lampiran 13 Instrumen Tes Sesudah Validasi 113 Lampiran 14 Tabel Uji Validitas 120 Lampiran 15 Perhitungan Validitas 121 Lampiran 16 Tabel Uji Realibilitas 124 Lampiran 17 Realibitas Tes 125 Lampiran 18 Tabel Uji Tingkat Kesukaran 126 Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Kesukaran 127 Lampiran 20 Tabel Uji Daya Beda 129 Lampiran 21 Perhitungan Daya Beda 130 Lampiran 22 Data Hasil Belajar dan aktivitas 132 Lampiran 23 Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Nilai Pre-Tes, Post-Tes 134 Lampiran 24 Perhitungan Uji Normalitas 137 Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Penelitian 143 Lampiran 26 Pengujian Hipotesis 146 Lampiran 27 Tabel Nilai – Nilai R-Product Moment 149 Lampiran 28 Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat X 2 150 Lampiran 29 Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t Tabel t 151 Lampiran 30 Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F 152 Lampiran 31 Dokumentasi 153

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran dikelas diarahkan kepada anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi Sanjaya, 2011. Selain itu, pada proses belajar mengajar dijumpai berbagai permasalahan baik pada siswa maupun pada guru, permasalahan dari siswa terletak pada kecenderungan siswa yang pasif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan permasalahan dari guru diantaranya masih menggunakan pembelajaran yang bersifat verbalistik, proses pembelajaran masih terpusat pada pengajar teacher centered learning dan dalam penyajian materi yang monoton sehingga kurang menarik dan membosankan bagi siswa Yuniyanti dkk., 2012. Kimia adalah salah satu mata pelajaran ilmu alam mempelajari gejala- gejala alam, tetapi mengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi Argandi dkk., 2013. Sejalan dengan itu, kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat Nasution, 2014. Pembelajaran kimia diarahkan pada pendekatan saintifik dimana ketrampilan proses sains dilakukan melalui percobaan untuk membuktikan sebuah kebenaran sehingga berdasarkan pengalaman secara langsung membentuk konsep, prinsip, serta teori yang melandasinya Magdalena, 2014. Namun, sampai saat ini masih banyak siswa yang beranggapan bahwa materi kimia merupakan materi yang sulit dipelajari Malihah, 2011. Berdasarkan pengalaman yang didapat peneliti pada masa Pelatihan Pengalaman Lapangan erpadu PPL 2015 di SMK dan observasi serta diskusi dengan guru kimia yang menyatakan bahwa satu kesulitan yang sering kali dihadapi guru adalah ketika merancang kegiatan pembelajaran kimia. Penyampaian materi kimia tentang Larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X yang dilakukan oleh guru masih menggunakan metode ceramah tanpa model, siswa cenderung pasif, penggunaan laboratorium yang kurang optimal, dan belajar kimia masih berdasarkan buku teks atau teori saja sehingga membuat siswa tidak memahami dan tidak menguasai materi tersebut. Hal ini mengakibatkan nilai mata pelajaran kimia menjadi rendah, yaitu masih dibawah KKM. Selain itu berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMK Kartini tama dengan mewawancarai guru mata pelajaran kimia, permasalahan yang masih terjadi di sekolah tersebut yakni sampai sekarang sebagian besar guru di kelas menyampaikan materi pembelajaran bergantung pada guru itu sendiri. Pembelajaran yang demikian membuat rendahnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, karena lebih menekankan pada informasi yang disampaikan oleh guru. Aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi guru dan siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Semakin aktif siswa pada saat pembelajaran maka semakin baik hasil belajarnya Maryati, 2015. Pembelajaran yang efektif menitikberatkan adanya aktivitas belajar yang didesain pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan Ristanto, 2010. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, diperlukan adanya Model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Salah satu model pembelajarn yang dapat digunakan adalah model pembelajaran r blem based learning PBL, sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dan menghilangkan persepsi buruk siswa terhadap pelajaran kimia. Beberapa model pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013 diantaranya yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah yang dikenal degan sebutan Pr blem Based Learning dan model pembelajaran In uiry. Kedua model

Dokumen yang terkait

Pengembangan modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit

1 21 12

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN NON-ELEKTROLIT DAN ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKANKETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI

0 7 47

Analisis Keterampilan Berpikir Lancar pada Materi Larutan Elektrolit dan Non-elektrolit Menggunakan Inkuiri Terbimbing

0 47 169

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ORISINIL

6 28 47

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT

1 9 68

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN LEARNING CYCLE PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

0 1 23

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 2 22

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING YANG DIINTEGRASIKAN DENGAN MACROEMDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA PADA PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 27

EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM-BASED LEARNING DAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON-ELEKTROLIT.

0 2 24