Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Batasan Operasional Penelitian Skala Pengukuran Variabel Jenis dan Sumber Data

32 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sebab akibat casual research, yaitu untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya Sekaran 2007:164.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI tahun 2010-2013 melalui media internet dengan menggunakan situs www.idx.co.id .

3.3 Batasan Operasional Penelitian

Adapun yang menjadi batasan operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian dari tahun 2010-2013. 2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah return on assets ROA, earning per shares EPS, employee productivity EP. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah intellectual capital. 33 3. Data yang digunakan mencakup laporan keuangan perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitan yang baik adalah penelitian yang dilakukan secara terfokus dan mendalam. Agar penelitian data dilakukan secara terfokus, maka tidak semua masalah diteliti. Penelitian ini hanya melibatkan enam variabel yang terdiri atas satu variabel terikat dependen dan enam variabel bebas independen.

3.4 Definisi Operasional Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu :

3.4.1 Variabel Dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja intellectual capital yang merupakan penciptaan nilai yang diperoleh atas pengelolaan intellectual capital. Variabel dependen biasa dilambangkan dengan Y. Kinerja intellectual capital diukur dengan menggunakan metode Value Added Intellectual Coefficient VAIC TM yang dikembangkan oleh Pulic 1998, 2000. Formulasi dan tahapan penghitungan nilai VAIC TM adalah sebagai berikut :

3.4.1.1 Value Added VA

Tahap pertama dengan menghitung Value Added VA. VA dihitung dengan menggunakan cara yaitu sebagai berikut : VA = OUT - IN 34 Keterangan : OUT = Output = Total penjualan dan pendapatan lain IN = Input = Beban dan biaya-biaya Selain beban karyawan

3.4.1.2 Value Added Capital Coefficient

VACA Tahap kedua dengan menghitung Value Added Capital Coefficient VACA. VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari human capital. Rasio ini menunjukkan kontibusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added perusahaan. VACA i = ����� ����� ������� �������� Keterangan : CA i = Capital Employed perusahaan tahun i = Total Asset – Intangible Asset VA i = Value Added perusahaan tahun i

3.4.1.3 Value Added Human Capital VAHU

Tahap ketiga dengan menghitung Value Added Human Capital VAHU. VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added perusahaan. VAHU i = ����� ����� ℎ���� ������� Keterangan : 35 VA i = Value Added perusahaan tahun i HC i = Human Capital perusahaan tahun i = Total salaries dan wages untuk pegawai

3.4.1.4 Structural Capital Value Added STVA

Tahap keempat dengan menghitung Structural Capital Value Added STVA. Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai. STVA i = structural capital value added Keterangan : VA i = Value Added perusahaan tahun i SC i = Structural capital perusahaan tahun i = VA i - HC i

3.4.1.5 Value Added Intellectual Coefficient VAIC

TM Tahap kelima dengan menghitung Value Added Intellectual Coefficient VAIC TM . VAIC TM mengindasikan kemampuan intelektual perusahaan yang dapat juga dianggap sebagai BPI Business Performance Indicator. Dari ketiga proksi tersebut, maka dapat diperoleh value added intellectual coefficient VAIC TM . VAIC TM = VACA i + VAHU i + STVA i

3.4.2 Variabel Independen

36 Variabel independen, yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel yang lainnya variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaaan yang menggunakan rasio return on assets ROA, earning per shares EPS, employee productivity EP, ukuran perusahaan, dan umur perusahaan.

3.4.2.1 Kinerja Keuangan Perusahaan

Kinerja keuangan perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Return on assets ROA yaitu ukuran profitabilitas perusahaan, earning per shares EPS yaitu ukuran laba per lembar saham perusahaan , employee productivity EP yaitu ukuran produktifitas karyawan dalam perusahaan. Penggunaan rasio tersebut dalam penelitian ini dianggap telah mampu mewakili tingkat kinerja keuangan perusahaan dalam memanfaatkan aspek kinerja intellectual capital dalam perusahaan yaitu sumber daya manusia dan organisasi.

3.4.2.2 Return on assets ROA

Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan adalah Return on Asset ROA. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba secara keseluruhan. ROA memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Rasio ROA dirumuskan sebagai berikut: ROA = Laba bersih Total aktiva x 100 37 Laba bersih adalah laba yang dihasilkan oleh perusahaan dimana tercantum di dalam laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan. total aktiva meliputi komponen yang terdiri dari kas, piutang, persediaan, aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya dimana komponen tersebut tercantum di dalam laporan keuangan perusahaan. Perusahaan dengan total aktiva relatif besar akan mempunyai kinerja yang lebih baik karena mempunyai total pendapatan yang relatif besar sebagai akibat meningkatnya penjualan produk. Dengan meningkatnya total pendapatan akan meningkatkan laba perusahaan sehingga kinerja keuangan juga akan lebih baik Dendawijaya, 2003: 122.

3.4.2.3 Earning per Shares EPS

Earning Per Share EPS merupakan salah satu rasio pasar yang mengukur keberhasilan perusahaan, sehingga EPS yang tinggi akan menarik minat investor. Menurut Kasmir 2012: 207, “Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham”. Dengan demikian, EPS memberikan gambaran mengenai jumlah atau besarnya keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS, maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh pemegang saham sehingga berpengaruh terhadap harga saham. EPS dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para investor untuk mengambil keputusan investasi. 38 EPS diukur dengan satuan rupiah dan secara matematis EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus Kasmir, 2012: 207: EPS = Laba Saham Biasa Saham Biasa yang Beredar

3.4.2.4 Employee Productivity EP

Employee productivity merupakan pengukuran untuk nilai tambah bersih per karyawan yang merefleksikan produktivitas karyawan. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung EP adalah sebagai berikut : EP = ���� ������ ������ �� ��������

3.4.2.5 Umur Perusahaan

Variabel umur perusahaan dapat diartikan seberapa lama perusahaan tersebut ada. Alasan yang mendasari memasukan umur perusahaan ini adalah bahwa semakin tua umur perusahaan, maka memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam pengelolaan dan pemeliharaan intellectual capital akan menjadi lebih optimal dan dengan sendirinya dapat meningkatkan kinerja intellectual capital tersebut. Sehingga selain kinerja yang meningkat nilai reputasi perusahaan pun akan semakin tinggi pula. Dalam penelitian ini umur perusahaan dihitung dari lamanya perusahaan tersebut go public. Pengukuran firm age mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Satoto 2007 menggunakan rumus sebagai berikut: 39 Firm age = Tahun laporan keuangan terakhir penelitian – Tahun perusahaan pertama kali go public

3.4.2.6 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan gambaran dari besar atau kecilnya perusahaan dengan melihat nilai total asset yang disajikan dalam neraca pada akhir tahun Sujoko dan Soebiantoro, 2007. Semakin besar total aset maka semakin besar pula ukuran suatu perusahaan. Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dihitung berdasarkan nilai natural log ln dari total asset perusahaan pada akhir tahun. Firm size = L n Total asset Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Definisi Indikator Skala Ukur Return on Assets X 1 rasio yang menunjukkan kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut. ROA = Laba Bersih Total Aktiva x 100 Rasio Earning Per Share X 2 rasio yang menunjukkan besarnya rupiah dari keuntungan perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. EPS = Laba Bersih Jumlah Saham yang Beredar Rasio 40 Employee Productivity X 3 suatu pengukuran untuk nilai tambah bersih per karyawan yang merefleksikan produktivitas karyawan. EP = Laba Bersih Jumlah Karyawan x 100 Rasio Umur Perusahaan X 4 suatu pengukuran berapa lama sebuah perusahaan telah berdiri. Firm age = Tahun laporan keuangan terakhir penelitian – Tahun perusahaan pertama kali go public Rasio Ukuran Perusahaan X 5 gambaran dari besar atau kecilnya erusahaan dengan melihat nilai total asset yang disajikan dalam neraca pada akhir tahun Firm size = L n Total asset Rasio Kinerja Intellectual Capital suatu pengukuran nilai yang diperoleh atas pengelolaan intellectual capital. VAIC TM = VACA i + VAHU i + STVA i Rasio Sumber : Data diolah 2014

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran rasio, dimana skala rasio merupakan skala pengukuran yang dapat digunakan untuk menyatakan peringkat antar tingkatan, dan jarak atau interval antar tingkatan sudah jelas, dan memiliki nilai 0 nol yang mutlak.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah jenis data yang di dapat melalui perantara atau dengan kata lain tidak langsung didapat dari sumbernya Sekaran, 2003. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2010-2013. 41 Laporan keuangan perusahaan manufaktur go public ini diperoleh dari www.idx.co.id.

3.7 Populasi dan Sampel