4.2 Analisa XRD
Pengujian pada serbuk Natural graphite tanpa kalsinasi dilakukan dengan menggunakan XRD. Pengujian dilakukan dengan sinar X menggunakan panjang
gelombang Cu- K yang bertujuan untuk mengetahui jenis fasa dan komposisi
yang terdapat pada serbuk Natural graphite. Hasil pengujian XRD dapat dilihat pada Grafik 4.1
Grafik 4.1 Grafik hubungan Sudut difraksi 2θ˚ terhadap Intensitas Cps
pada hasil XRD Natural Graphite Dari hasil XRD yang ditunjukkan pada Grafik 4.1 Memiliki tiga strongest line
dengan nilai d
obs
yaitu 3,3623 Å, 1,67936 Å dan 2,0334 Å. Indeks miller peak tertinggi pada NG [002] dengan jarak antar kristal d
002
sebesar 3,3623 Å dan puncak tertinggi muncul pada 2 26,48º dengan unsur carbon. Serbuk Natural
graphite diidentifikasi memiliki struktur heksagonal karena memiliki parameter
kisi a=b≠c dengan nilai yang ditunjukkan pada Tabel 4.2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2
Analisa struktur kristal untuk Natural graphite tanpa kalsinasi ICDD PDF -4 + 2013 RDB
Nama Fasa : Graphite
Parameter Kisi : a = 2,4590 Å; b = 2,4590 Å; c = 6,7112 Å Sudut:
α = 90˚; = 90˚; = 120˚ struktur heksagonal Volume = 35,144 A
3
; dan Density = 2,261 gcm
3
Quantitative analisis: Graphite = 100
Tabel 4.3 Hasil Peak List Graphite
No Sudut
2 º Jarak
antar bidang dÅ
Intensitas I cps
hkl
1 26,48
3,36 9373
002 2
42,31 2,13
64 100
3 44,52
2,03 355
101 4
50,60 1,80
43 102
5 54,60
1,67 363
004 6
59,82 1,54
88 103
7 77,43
1,23 60
110 8
83,58 1,15
86 112
9 86,98
1,11 31
006
Pada Natural graphite tanpa kalsinasi memiliki fasa tunggal yaitu Graphite dengan komposisi 100 dan memiliki struktur kristal heksagonal.
4.3 Analisa SEM
Pengujian pada serbuk grafit alam dengan menggunakan SEM scanning electron microscopy
dilakukan untuk meninjau morfologi dan melihat diameter dari
serbuk grafit alam. Hasil dari pengujian SEM ini dapat dilihat pada Gambar 4.1
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 a
Foto SEM morfologi Natural graphite dengan perbesaran 2000 x
Gambar 4.1 b
Foto SEM morfologi Natural grafit dengan perbesaran 250 x
Pengamatan morfologi pada permukaan sampel dilakukan dengan 2000 kali perbesaran menggunakan SEM merk Hitachi tipe SU3500 dengan tegangan 20
kV. Analisis microscopy ini dilakukan pada serbuk grafit alam untuk melihat morfologi ukuran partikelnya. Grafit merupakan tumpukan dari lembaran-
lembaran tipis graphene. Pada gambar di atas yang menunjukkan besar partikel mikro grafit alam terbentuk dari partikel yang tidak teratur struktur permukaannya
yang kasar terdiri dari partikel yang memiliki banyak ronggga.
Pada Gambar 4.1 a terlihat bahwa partikel natural grafit tersebar dengan
jarak yang cukup dekat. Pada hasil SEM ini ukuran partikel rata-rata 110,4 µm.
110,4 µm
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan, pada Gambar 4.1 b terlihat bahwa partikel natural grafit tersebar
dengan jarak yang berdekatan antara partikel yang satu dengan partikel yang lainnya,dan mempunyai bentuk partikel yang tidak seragam. Dengan mulai
terbentuknya aglomerisasi partikel bulat besar yang lebih mendomian dari pada bulat kecil, hal ini akan memungkinkan elektroda memiliki kerapatan yang tinggi,
ini akan meningkatkan kepadatan energi saat natural grafit digunakan pada baterai lithium.
4.4 Analisa Cyclic Voltammetry