40
1. Jika r
hitung
positif dan r
hitung
≥ r
tabel
, maka butir pertanyaan pada setiap variabel penelitian dinyatakan tidak valid.
2. r
hitung
dapat dilihat pada kolom corrected item-total correlation. 3.
Nilai r
tabel
dengan responden awal berjumlah 30 orang dan alpha 5 adalah 0,361.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Situmorang dan Lufti 2011, Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat
diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur
tersebut reliabel. Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Dikatakan konsisten jika beberapa pengukuran terhadap subjek
yang sama diperoleh hasil yang tidak berbeda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa butir pertanyaan disebut reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan bersifat konsisten dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas menggunakan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu
konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,80.
3.10 Teknik Analisis Data
3.10.1 Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan melakukan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
41
3.10.2 Uji Asumsi Klasik
Menurut Situmorang dan Lufti 2014 uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis regresi linear berganda yang berbasis
ordinary least square OLS. Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut
harus memenuhi asumsi klasik regresi. Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.
Menurut Singgih 2002 ada empat langkah penanganan data tidak normal yaitu
1. Menambah jumlah data 2. Menghilangkan data yang dianggap tidak normalnya data outlier
3. Dilakukan transformasi data, missal mengolah data ke logaritma 4. Diterima apa adanya
3.10.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah data dalam sebuah model berdistribusi mengikutimendekati distribusi normal atau tidak. Jika data
tidak berdistribusi normal, maka hasil analisis akan menjadi bias. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan grafik histogram, Normal P-P Plot of Regression
Standarizied Residual, dan pendekatan Kolmogrov - Smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5 maka nilai Asymp. Sig 2-tailed di atas nilai
signifikan 5 artinya variabel residual berdistribusi normal Situmorang dan Lufti, 2011. Dengan kata lain data berdistribusi normal, jika nilai sig
Universitas Sumatera Utara
42
signifikansi 0,05 dan data berdistribusi tidak normal, jika nilai sig signifikansi 0,05.
3.10.2.2 Uji Heteroskedostisitas
Uji Heteroskedostisitas dipakai untuk menguji sama atau tidaknya varians dari resual observasi yang satu dengan observasi yang lain. Jika residualnya
mempunyai varian yang sama maka disebut terjadi heteroskedostisitas dan sebaliknya jika variansnya tidak sama atau berbeda maka dikatakan tidak terjadi
heteroskedostisitas. Persamaan yang baik adalah tidak terjadi heteroskedostisitas. Pada penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser dimana
dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dasar Pengambilan
Keputusan Situmorang dan Lufti, 2011 : - Tidak terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi 0,05.
- Terjadi heteroskedostisitas, jika nilai signifikansi lebih 0,05
3.10.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerence dan VIF Varians Inflation Factors melalui program SPSS. Kriteria
yang dipakai adalah : Melihat nilai Tolerance
- Tidak terjadi Multikolinearitas , jika nilai Tolerance lebih besar 0,1. - Terjadi Multikolinearitas, jika nilai Tolerance lebih kecil atau sama dengan 0,1.
Universitas Sumatera Utara
43
Melihat nilai VIF Variance Inflation Factor - Tidak terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih kecil 5,00.
- Terjadi Multikonieritas, jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 5,00.
3.10.3 Regresi Linier Berganda
Menurut Situmorang dan Lufti 2014 metode ini merupakan perluasan dari regresi sederhana. Regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan
hubungan linear antar beberapa variabel bebas yang biasa disebut X1, X2, X3, dan seterusnya dengan variabel terikat yang disebut Y. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas X yang terdiri dari Pengetahuan Kewirausahaan X1
dan Karakteristik Kewirausahaan X2, terhadap variabel terikat Y yaitu Keberhasilan Usaha. Hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel
terikat yang digunakan adalah sbb:
Y= a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e
Keterangan : Y : Keberhasilan Usaha
a : Konstanta b1,b2 : Koefisien regresi berganda
X1 : Karakteristik Kewirausahaan X2 : Pengetahuan Kewirausahaan
e : Standar error
Universitas Sumatera Utara
44
3.10.3.1 Koefisien Daterminasi R
2
Besarnya pengaruh Karakteristik Kewirausahaan secara bersama-sama dalam keberhasilan usaha pedagang bakso ditunjukkan dengan besarnya Nilai
Koefisien Determinasi = R square R
2
Range nilai dari �
2
adalah 0- 1. 0≤�
2
≤1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan sangat terbatas,
sebaliknya semakin mendekati satu maka model semakin baik. Situmorang dan Lufti, 2012.
Tabel 3.3 Hubungan Antar Variabel
Nilai Interpretasi
0,0 – 0,19
Sangat Tidak Erat 0,2
– 0,39 Tidak Erat
0,4 – 0,59
Cukup Erat 0,6
– 0,79 Erat
0,8 – 0,99
Sangat Erat Sumber : Situmorang dan Luthfi, 2012
3.10.3.2 Uji Signifikan Simultan Uji-F
Untuk menguji
pengaruh variabel
independen Karakteristik
Kewirausahaan dan Pengetahuan Kewirausahaan X secara simultan bersama- sama terhadap variabel dependen Keberhasilan Usaha pedagang Bakso
Ydigunakan uji statistik F Uji-F dimana sebagai indikator adalah nilai F
hitung
dibandingkan dengan nilai F
tabel
. Hipotesis awal didefinisikan sbb:
Ho = Tidak terdapat pengaruh antara Karakteristik Kewirausahaan secara simultan atau serempak dalam Keberhasilan Usaha pedagang bakso;
Universitas Sumatera Utara
45
Ha = Terdapat pengaruh antara Karakteristik Kewirausahaan secara simultan atau serempak dalam Keberhasilan Usaha pedagang Bakso.
Setelah dilakukan Uji F jika : Nilai F
hitung
nilai F
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan jika Nilai F
hitung
nilai F
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.10.3.3 Uji Signifikan Parsial Uji t
Untuk menguji pengaruh variabel Karakteristik Kewirausahaan secara parsial dalam keberlangsungan usaha pedagang bakso, digunakan uji statistik t t
test dimana nilai t
hitung
dibandingkan dengan nilai t
tabel
. Jika t
hitung
t
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya jika t
hitung
t
tabel
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Nilai t
tabel
yang digunakan adalah nilai dengan tingkat kepercayaan 95 atau alpha = 0.05 dan df = 30 maka diperoleh nilai t
tabel
= 1,697.
Universitas Sumatera Utara
46
BAB IV HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Johor