Karakteristik Prinsip-prinsip Experiential Learning

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 76 Experiential learning is such that adult teaching should be based on adults experiences. Thus, those experiences could be a valuable resource. Finally, learning to learn is very crucial for adult development. When they become skilled at learning, adults have the ability of lifelong learning. 71 Pembelajaran experiential merupakan pembelajaran orang dewasa yang harus didasarkan pada pengalaman warga belajar, dimana pengalaman menjadi sumber yang sangat bernilai, ketika orang dewasa terampil dalam belajar, maka mereka memiliki kemampuan untuk belajar sepanjang hayat.

3. Karakteristik

Experiental Learning Metode experiential learning memiliki enam karakteristik utama, yaitu sebagai berikut: a. Belajar terbaik dipahami sebagai suatu proses, tidak dalam kaitannya dengan hasil yang dicapai. b. Belajar adalah suatu proses berkelanjutan yang didasarkan pada pengalaman. c. Belajar memerlukan resolusi konflik-konflik antara gaya-gaya yang berlawanan dengan cara dialektis. d. Belajar adalah suatu proses yang holistik. e. Belajar melibatkan hubungan antara seseorang dan lingkungan. f. Belajar adalah proses tentang menciptakan pengetahuan yang merupakan hasil dari hubungan antara pengetahuan sosial dan pengetahuan pribadi. 72 71 H- M. Huang, “Toward Constructivism for Adult Learnes in Online Learning Environment”, British Journal of Educational Technology, Vol. 33, No. 1 Juni, 2002, 34. 72 David A. Kolb, Experiential Learning Experience ....., 25. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 77

4. Prinsip-prinsip

Experiential Learning Prinsip-prinsip experiential learning berdasarkan pada teori Kurt Lewin sebagai berikut: a. Experiential learning yang efektif akan mempengaruhi cara berpikir siswa, sikap dan nilai-nilai, persepsi dan perilaku siswa. b. Siswa lebih mempercayai pengetahuan yang mereka temukan sendiri daripada pengetahuan yang diberikan orang lain. c. Belajar akan efektif bila merupakan sebuah proses yang aktif. Pada saat siswa mempelajari sebuah teori, konsep atau mempraktikkan dan mencobanya, maka siswa akan memahami lebih sempurna dan mengintegrasikannya dengan apa yang dipelajari sebelumnya akan dapat mengingatnya lebih lama. d. Perubahan hendaknya terpisah-pisah antara kognitif, afektif, dan perilaku, tetapi ketiga elemen tersebut merupakan sebuah sistem dalam proses belajar yang saling berkaitan satu sama lain, teratur dan sederhana. Mengubah salah satu dari ketiga elemen tersebut menyebabkan hasil belajar tidak efektif. e. Experiential learning lebih dari sekedar memberi informasi untuk pengubahan kognitif, afektif maupun perilaku mengajarkan siswa untuk dapat berubah tidak berarti bahwa mereka mau berubah. Memberi alasan mengapa haris berubah tidak cukup untuk menghasilkan penguasaan dan perhatian pada materi, tidak cukup mengubah sikap dan meningkatkan keterampilan sosial. Experiential learning merupakan proses belajar yang membutuhkan minat belajar pada siswa terutama untuk melakukan perubahan yang diinginkan. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 78 f. Pengubahan persepsi tentang diri sendiri dan lingkungan sangat diperlukan sebelum melakukan pengubahan pada kognitif, afektif, dan perilaku. Tingkah laku, sikap dan cara berpikir seseorang ditentukan oleh persepsi mereka. 73

5. Prosedur