Pengembangan Kompetensi Entrepreneurship di Lembaga Pendidikan Islam

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 107 terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain. Kedua, Keputusan inovasi kolektif, ialah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan antara anggota sistem sosial. Ketiga, keputusan inovasi otoritas, ialah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang atau kemampuan yang lebih tinggi daripada anggota yang lain dalam suatu sistem sosial. Seperti kebijakan pemerintah tentang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai bentuk penegasan kembali keberadaan pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah umum, serta integrasi madrasah ke dalam sistem pendidikan nasional. 134 Keempat, Keputusan inovasi kontingensi contingent, yaitu pemilihan menerima atau menolak suati inovasi, baru dapat dilakukan hanya setelah ada keputusan inovasi yang mendahuluinya. Ciri pokok dari keputusan inovasi kontingan ialah digunakannya dua atau lebih keputusan inovasi secara bergantian untuk menangani suatu difusi inovasi, terserah yang mana yang akan digunakan dapat keputusan opsional, kolektif atau otoritas. Sistem sosial terlibat secara langsung dalam proses keputusan inovasi kolektif, otoritas dan kontingen dan mungkin tidak secara langsung terlibat dalam keputusan inovasi opsional. 135

2. Pengembangan Kompetensi

Teacherpreneurship Guru sebagai tenaga pendidik dalam proses pembelajaran merupakan seorang manajer dan leader dalam proses pembelajaran. Interaksi antara guru dan 134 Isrofil Amar, Etika Politik Pendidikan Agama Islam Jakarta: Prenada Media Group, 2009, 116. 135 Rusdiana, Konsep Inovasi... 72-74. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 108 murid dapat dipahami sebagai kinerja guru. Jadi, kinerja guru pada dasarnya merupakan hasil unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik profesional. Hasil unjuk kerja itulah yang kemudian disebut dengan prestasi guru. Adapun prestasi kerja seorang guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kemampuan dan keahlian guru, upaya kerja, dan dukungan organisasi. Kemampuan dasar tersebut dikenal dengan istilah kompetensi. Yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian. 136 Dalam uraian yang lebih spesifik, dalam rangka menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan, maka dibutuhkan tiga kompetensi teacherpreneurship yang dapat dikembangkan untuk meraih prestasi, diantaranya technical skill, conceptual skill, dan human skill. 137 1. Technical skill Kompetensi technical skill ini meliputi: pertama, kemampuan dalam menerapkan keahliannya. Keahlian guru berupa kemahiran guru dalam suatu ilmu, yang diperoleh melalui proses pendidikan. Dengan demikian, ada tiga cara yang dapat di tempuh oleh guru agar memiliki kemampuan dalam menerapkan keahliannya, yaitu: 1 mengambil program studi yang sesuai dengan bakatnya; 2 menjadikan aktivitas berfikir sebagai bagian dari kehidupannya; dan 3 merangsang kemampuan berkreasi melalui berbagai ide. Selain itu, Kompetensi technical skill yang kedua, kemampuan dalam penguasaaan pendekatan, metode dan strategi dalam melaksanakan pembelajaran. 136 Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005. 137 Novan Ardy Wiyani, Teacherpreneurship: Gagasan dan Upaya Menumbuh Kembangkan Jiwa Kewirausahaan Guru Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012, 89. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 109 Ketiga, kemampuan mendayagunakan media pembelajaran. Keempat, kemampuan mengelola waktu dalam pembelajaran. 2. Conceptual skill Kompetensi conceptual skill meliputi: pertama, kemampuan berfikir kreatif. Hal ini guru dituntut memiliki kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi dengan berbagai ide, mampu menganalisis berbagai data dan mencari solusi alternatif, serta memiliki kemampuan yang tinggi dalam menguasai berbagai kondisi. Kedua, kemampuan menyelesaikan masalah. Ketiga, kemampuan membuat karya ilmiah. 3. Human skill. Kompetensi human skill meliputi: pertama, kemampuan untuk berkomonikasi secara efektif. Kedua, kemampuan untuk memahami perbedaan individu siswa. Ketiga, kemampuan untuk memotivasi peserta didik. Keempat, kemampuan untuk bekerja sama. 138

3. Implementasi Kompetensi