STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DAN TIPE MIND MAPPING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA TAKE AND GIVE DAN MIND MAPPING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KONSEP DIRI

Oleh

EDY DARMADI

Penelitian ini mengkaji tentang perbandingan hasil belajar Ekonomi antara model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dan Mind Mapping dengan mempertimbangkan konsep diri pada siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi serta interaksi antara model pembelajaran dan konsep diri siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode komparatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi penelitian ini 230 siswa dengan jumlah sampel sebanyak 78 siswa. Teknik penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Teknik pengambilan data dengan observasi, dokumentasi, tes, dan angket. Pengujian hipotesis menggunakan rumus analisis varian dua jalan dan t-test dua sampel independen.

Hasil analisis data menunjukkan (1) terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping, (2) hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri positif yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Take and Give lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajaannya menggunakan model kooperatif tipe Mind Mapping, (3) hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri negatif yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Take and Give lebih rendah dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe Mind Mapping, (4) ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan konsep diri siswa pada mata pelajaran Ekonomi.


(2)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI

ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

TAKE AND GIVE

DAN TIPE

MIND MAPPING

DENGAN

MEMPETIMBANGKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS X

SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh :

EDY DARMADI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(3)

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI

ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

TAKE AND GIVE

DAN TIPE

MIND MAPPING

DENGAN

MEMPETIMBANGKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS X

SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

EDY DARMADI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Contoh Kartu Take and Give ... 25

2. Kerangka Pikir ... 43

3. Desain Penelitian ... 46


(5)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Tingkat Konsep Diri Siswa Kelas Eksperimen ... 72

2. Tingkat Konsep DiriSiswa Kelas Kontrol... 79

3. Tingkat Hasil Belajar Kelas Eksperimen ... 84


(6)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Pembatasan Masalah ... 13

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Kegunaan Penelitian ... 15

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 16

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 17

1. Definisi Belajar ... 17

2. Hasil Belajar ... 19

3. Model Pembelajaran ... 20

4. Model Pembelajaran Kooperatif ... 21

5. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give ... 23

6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping ... 26

7. Konsep Diri ... ... 29

8. Mata Pelajaran Ekonomi ... 32

B. Penelitian yang Relevan ... 35

C. Kerangka Pikir ... 37

D. Anggapan Dasar Hipotesis ... 43

E. Hipotesis ... 44

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 45

1. Desain Penelitian ... 46


(7)

C. Variabel Penelitian ... 49

D. Definisi Konseptual Variabel ... 50

E. Definisi Operasional Variabel ... 51

F. Teknik Pengumpulan Data ... 53

G. Uji Persyaratan Instrumen ... 54

1. Uji Validitas ... 54

2. Uji Reliabilitas ... 55

3. Taraf Kesukaran ... 56

4. Daya Beda ... 57

H. Uji Persyaratan Analisis Data ... 58

1. Uji Normalitas ... 58

2. Uji Homogenitas ... 58

I. Teknik Analisis Data ... 59

1. T-Tes Dua Sampel Independen ... 59

2. Analisis Varians Dua Jalan ... 60

3. Pengujian Hipotesis ... 61

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi penelitian ... 64

1. Sejarah Berdirinya Sekolah ... 64

2. Visi dan Misi ... 64

3. Tujuan Sekolah... 65

4. Data Gedung, Sarana dan Prasarana Sekolah ... 66

5. Proses Belajar Mengajar ... 67

6. Data Kepala Sekolah, Guru dan Karyawan... 67

B. Deskripsi Data ... 70

1. Deskripsi Data Konsep Diri Siswa Kelas Eksperimen ... 70

2. Deskripsi Data Konsep Diri Siswa Kelas Kontrol ... 77

3. Deskripsi Data Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 83

4. Deskripsi Data Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 88

C. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 95

1. Uji Normalitas ... 95

2. Uji Homogenitas ... 96

D. Pengujian Hipotesis ... 98

1. Pengujian Hipotesis 1 ... 99

2. Pengujian Hipotesis 2 ... 100

3. Pengujian Hipotesis 3 ... 101

4. Pengujian Hipotesis 4 ... 103

E. Hasil Pengujian Hipotesis ... 106

F. Pembahasan ... 107


(8)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 116 B. Saran ... 117 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Daftar Guru dan Karyawan ... 122

2. Daftar Nama Siswa Kelas X6 ... 124

3. Daftar Nama Siswa Kelas X3 ... 125

4. Pembagian Kelompok Kelas Eksperimen ... 127

5. Pembagian Kelompok Kelas Kontrol ... 128

6. Silabus Pembelajaran ... 129

7. RPP Take and Give ... 130

8. RPP Mind Mapping ... 142

9. Kisi-kisiAngket (UjiCoba) ... 155

10.Angket (UjiCoba) ... 156

11.Kisi-kisi PenulisanSoal ... 160

12.Soal ... 161

13.Kunci Jawaban Uji Coba Soal ... 168

14.Hasil Uji Validitas Instrumen (Angket) ... 169

15.Hasil Uji Validitas Soal Post Tes ... 171

16.Hasil Uji Reliabilitas Instrumen (Angket) ... 172

17.Reliabilitas Soal Post Tes ... 173

18.Tingkat Kesukaran ... 174

19.Tingkat Daya Beda ... 175

20.Daftar Hasil Post Test Kelas X6 ... 176

21.Daftar Hasil Post Test Kelas X3 ... 177

22.Hasil Konsep Diri Kelas X6 ... 179

23.Hasil Konsep Diri Kelas X3 ... 181

24.Hasil Postest untuk Konsep diri Positif dan Negatif Kelas Eksperimen .... 183

25.Hasil Postest untuk Konsep diri Positif dan Negatif Kelas Kontrol ... 184

26.Uji Normalitas ... 186

27.Uji Homogenitas ... 187

28.Uji Hipotesis 1 dan 4 ... 188

29.Uji Hipotesis 2 ... 190

30.Uji Hipotesis 3 ... 191


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Ujian MataPelajaran Ekonomi S iswa Kelas XSemester Ganjil

SMA Negeri 15 Bandar LampungTahun Pelajaran 2014/2015 ... 5

2. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif ... 23

3. Penelitian yang Relevan ... 35

4. Indikator dan Sub Indikator ... 52

5. Tingkat Besarnya Koefisien Korelasi ... 56

6. Rumus Unsur Tabel Persiapan Anava Dua Jalan ... 61

7. Data Gedung, Sarana dan Prasarana Sekolah ... 66

8. Data Kepala Sekolah yang Pernah Manjabat ... 67

9. Data Guru dan Karyawan SMA N 15 Bandr Lampung ... 68

10.Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa Kelas Eksperimen ... 71

11.Distribusi Frekuensi Konsep Diri Positif Siswa Kelas Eksperimen ... 74

12.Distribusi Frekuensi Konsep Diri Negatif Siswa Kelas Eksperimen ... 76

13.Distribusi Frekuensi Konsep Diri Siswa Kelas Kontrol ... 77

14.Distribusi Frekuensi Konsep Diri Positif Siswa Kelas Kontrol ... 80

15.Distribusi Frekuensi Konsep Diri Negatif Siswa Kelas Kontrol ... 82

16.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 83

17.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa untuk Konsep Diri Positif Kelas Eksperimen ... 86

18.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa untuk Konsep Diri Negatif Kelas Eksperimen ... 87

19.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 89

20.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa untuk Konsep Diri Positif Kelas Kontrol ... 92

21.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa untuk Konsep Diri Negatif Kelas Kontrol ... 93

22.Uji Normalitas Data ... 95

23.Rekapitulasi Uji Normalitas ... 96

24.Hasil Uji Homogenitas ... 97

25.Hasil Pengujian Hipotesis 1 ... 99

26.Hasil Pengujian Hipotesis 2...100


(11)

(12)

(13)

“Kenyataan adalah persepsi Anda. Jika Anda ingin mengubah

Kenyataan hidup anda, mulailah dengan mengubah persepsi Anda”

(Dr. Ibrahim Elfiky)

“Kita adalah apa yang kita pikirkan. Jika kita tanamkan pikiran,

sifat, dan tingkah laku yang positif, pasti hasilnya pun akan

positif. Begitu juga sebaliknya”

(Earl Natinghle)

“Sukses itu harus direncanakan. Sehingga dimanapun kita berada

dalam menjalankan kehidupan sehari-hari kita tidak akan

kehilangan arah dan selalu berorientasi pada impian kita”

“Keikhlasan adalah rahasia yang diambil dari rahasia-rahasia-Ku.

Aku telah menciptakannya sebagai amanat di hati sanubari

hamba-hamba-Ku yang Aku Cinta”

(HR. Al-Qazwaini)

“Jika Anda ingin sukses, berpikirlah seperti orang-orang sukses,

jika Anda ingin bahagia berpikirlah seperti orang yang bahagia”

(Dr. Ibrahim Elfiky)

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”


(14)

(15)

(16)

Persembahan

Alhamdulillahirobbil alamin, segala puji untuk Mu Allah SWT

atas segala kemudahan, limpahan rahmat dan karunia yang Engkau

berikan selama ini

.

Dengan Bangga Kupersembahkan Karya Ini Untuk

Ayah Handaku

Dengan Penuh Keikhlasan, Kesabaran Membimbing Serta

Mendidikku Agar Menjadi Manusia yang Lebih Baik di Dunia dan

Akhirat. Selalu Berdoa, Memberi Nasehat dan Semangat untuk Masa

Depan yang Lebih Baik

.

Ibuku Tercinta

Walaupun engkau terlalu cepat untuk pergi namun jasa,

pengorbanan serta didikanmu selalu menyertaiku dalam

keseharianku sampai saat ini

Para Pendidik

Terima kasih Telah Berbagi Ilmu dan Pengalaman untuk Bekal

Menghadapi Kehidupan.

Adikku Tercinta

Kamu telah membuatku termotivasi untuk segera menyelesaikanya.

Sahabat

sahabatku

Terima kasih Telah Meberikan Warna dalam Hidup.


(17)

Penulis di lahirkan di Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada tanggal 16 Februari 1994 dengan nama lengkap Edy Darmadi. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara, Pasangan Bapak Bambang Suhadi dan Ibu Jariyah Suryani.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis.

1. SD Negeri 2 Sumber Jaya diselesaikan pada tahun 2005 2. SMP Taruna Jaya Jati Agung diselesaikan pada tahun 2008 3. SMA Negeri 15 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur tes tertulis SNMPTN. Pada tahun 2014, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ke Solo, Bali, Jogjakarta, Bandung dan Jakarta. Serta pada bulan Juli-September mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Padang Cahya, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Mts. Darul Ullum Waal Hikmah.


(18)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah, petunjuk dan kemudahan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give Dan Tipe Mind Mapping Dengan Mempetimbangkan Konsep Diri Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”. Shalawat beserta salam tetap tersanjung agungkan kepada Nabi kita Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, motivasi, bimbingan dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama FKIP Unila.

3. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum FKIP Unila.

4. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP Unila.


(19)

6. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

7. Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd., selaku pembimbing I dan pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. Ibu 8. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku pembimbing II dan pembimbing akademik yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan motivasi, arahan dan nasehat dalam penyelesaian skripsi ini. 9. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., selaku penguji skripsi penulis yang telah

membantu mengarahkan dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. 10. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terima kasih untuk ilmu dan pengalamannya yang telah diberikan kepada penulis.

11. Bapak Hi. Teguh Budi Santoso, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 15 Bandar Lampung, terima kasih atas ketersediaannya memberikan kesempatan kepada saya untuk menjadikan SMA Negeri 15 Bandar Lampung sebagai tempat penelitian skripsi ini.

12. Ibu Susi Darwanti, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Yuliarsih, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 15 Bandar Lampung, terima kasih atas bimbingan, nasehat dan motivasi serta informasinya yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian dalam skripsi ini.


(20)

13. Siswa-Siswi SMA Negeri 15 Bandar Lampung, terima kasih atas kerjasama dan kekompakkannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik. 14. Kedua orang tuaku, Bapak Bambang Suhadi beribu kata terima kasih karena telah mendoakanku dalam pengharapan-pengharapan yang pasti. Kesabaran, senyuman, air mata, tenaga dan pikiran tercurah di setiap perjuangan dan doamu menjadi kunci kesuksesanku di kemudian hari dan Ibu Jariyah Suryani yang selalu sabar mendidikku dan sangat menyayangiku.

15. Adikku tercinta, Umi Sufatonah terimakasih telah menyadarkanku dan membuatku termotivasi.

16. Mbah ku tersayang dan bulek setra om andri selalu memotivasiku dan tanpa pamrih telah menyediakan aku tempat untuk belajar sejak aku SMA hingga sekarang.

17. Sahabat-sahabatku, Ilham Jati Puspa, Sandi Irwansyah, Achmad Rifa’i, Irfan Hidayat, Suroto, I Wayan Wendra, Agus Komari, Ahmad Jaenudin, Efha Rifqi Ash Shidqi, Luvian Hendri, Ramadhan Cuy, Ahmad Irvan, Yudha Bimantara dan Kak Bachtiar. Terima kasih untuk kebersamaannya selama ini, selalu menerima dan membantuku disetiap kesulitan menghadapi semester demi semester.

18. Teman-teman seluruh angkatan 2011 Ganjil dan Genap yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

19. Kakak dan adik tingkatku semuanya tanpa terkecuali terima kasih atas semua bantuan dan motivasinya.


(21)

21. Sahabat KKN-KT , Andri Prasetyo, Andre Setiawan, Anggun Puspawati, Dwi Agus Liani, Indaryono, Meli Susanti, Oktavi Winata Sari, Reni Puspita Sari, Revina Rizqiyani, Rien Gusmi Marrisa, Rihayyu Setianingrum, Shelvina Elvira, Sulaiman, Vrisca Dyah Kurniati terima kasih telah memberikan banyak pengalaman dan kebahagiaan. Bapak Muhyiddin, Bapak Handori, Bapak dan Ibu Guru beserta siswa Mts Darul Ullum Waal Hikmah, serta sahabat-sahabat di desa Padang Cahya, kabupaten Lampung Barat.

22. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Semoga segala bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat ridho dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, Juli 2015 Penulis,


(22)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa, khususnya pembangunan di bidang pendidikan. Menghadapi era persaingan dunia yang semakin kompetetif, sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi tumpuan utama agar suatu bangsa dapat bekompetisi. Sehubungan dengan hal tersebut, pemerintah dalam bidang pendidikan berupaya menyediakan wadah berupa instansi pendidikan yang bermutu.

Perwujudan pendidikan yang bermutu dilakukan dengan memaksimalkan semua yang menunjang pendidikan yang bermutu mulai dari kualitas guru yang harus mengedepankan karakter kebangsaan sehingga dapat mewujudkan kualitas sumbar daya manusia yang unggul yang berlandaskan kebudayaan dan pancasila. Berkaitan dengan hal tersebut, lahirlah pendidikan nasional di Negara Indonesia. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.


(23)

Tujuan pendidikan nasional dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 adalah untuk mewujudkan atau mengembangkan segala potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sedangkan fungsinya adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan hal itu, kualitas pendidikan tentu sangat penting bagi pembangunan pendidikan. Generasi muda sebagai generasi penerus akan menjadi generasi yang unggul jika mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Bila generasi muda tidak mendapatkan kualitas pendidikan yang memadai, maka kita akan tertinggal dari bangsa-bangsa lain. Manfaat pendidikan ini lah yang penting yaitu untuk meningkatkan kualitas generasi muda sehingga mereka akan mampu untuk menghadapi persaingan global dunia.

Lembaga pendidikan seperti sekolah merupakan lembaga yang mempunyai peranan penting dalam melaksanakan program pemerintah di bidang pendidikan. Membangun sistem sekolah yang baik sangat penting, dimulai dari kepala sekolah, staf tata usaha, guru, serta peningkatan sarana dan prasarana sekolah guna menunjang kegiatan belajar yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Guru sebagai salah satu bagian dari sistem sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, karena guru akan berinteraksi langsung dengan peserta didik. Sangat penting bagi guru untuk menyiapkan perencanaan pembelajaran secara matang dan baik. Saat ini guru dituntut untuk lebih kreatif dalam melaksanakan pembelajaran terutama


(24)

3

dalam menggunakan model pembelajaran agar dapat menciptakan suasana belajar yang tidak membosankan, bahkan suasana belajar yang akan selalu dirindukan siswa dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan seorang peserta didik dalam pembelajaran. Hasil belajar dapat diartikan hasil yang diperoleh dari proses belajar yang telah dilakukan. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar. Hasil yang didapat oleh peserta didik juga memiliki tingkatan yang berbeda-beda dan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar tersebut, antara lain faktor yang berasal dari dalam peserta didik tersebut (factor intern) dan faktor yang berasal dari luar diri peserta didik tersebut (factor ekstern) agar dapat diketahui, diatasi dan dapat meningkatkan hasil belajar.

Penelitian ini mengkaji pada mata pelajaran ekonomi. Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi, dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Luasnya ilmu ekonomi dan terbatasnya waktu yang tersedia membuat standar kompetensi dan kompetensi dasar ini dibatasi dan difokuskan kepada fenomena empirik ekonomi yang ada di sekitar peserta didik, sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi di sekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik.


(25)

Tujuan Mata pelajaran Ekonomi di SMA dalam Standar Isi Mata Pelajaran Ekonomi SMA/MA Kurikulum KTSP adalah agar peserta didik memiliki kemampuan: memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara; menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi; membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggung jawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen, dan akuntansi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara serta; membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.

Kedudukan mata pelajaran ekonomi sangat penting karena yang dipelajari adalah hal-hal yang paling dekat dengan kehidupan manusia dan tentu siswa itu sendiri. Belajar ekonomi akan sangat bermanfaat bagi siswa khususnya siswa-siswi di SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Ekonomi erat kaitannya dengan peristiwa sehari-hari pada diri sendiri dan lingkungan sekitar. Banyak sekali keputusan yang kita atau siswa buat didasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi. Sebagai seorang siswa, misalnya, keputusan siswa dalam memilih alat tulis merek A dari pada merek B akan dipengaruhi oleh bekerjanya prinsip-prinsip ekonomi. Demikian pula pilihan alat transportasi untuk berangkat atau pulang sekolah. Keputusan siswa memilih naik angkutan umum atau diantar-jemput tentulah dipengaruhi oleh pertimbangan ekonomi. Hal itu tentu yang mendasari pentingnya mata pelajaran ekonomi di SMA


(26)

5

Negeri 15 Bandar Lampung. Sehingga pembelajaran ekonomi harus berjalan dengan baik agar hasil belajar siswa maksimal dan manfaat dari mempelajari ekonomi dapat langsung diterapkan oleh siswa.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 diketahui hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Ujian Semester Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Semester Ganjil di SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

No Kelas Nilai Jumlah

Siswa

Keterangan <70 70

1 X 1 25 13 38 Kriteria

Ketuntasan Minimal yang ditetapkan sekolah adalah sebesar 70

2 X2 28 10 38

3 X 3 26 14 40

4 X 4 28 12 40

5 X 5 21 18 39

6 X 6 22 17 39

Jumlah 150 83 234

Persentase (%) 64,1 35,9 100

Sumber : Guru Bidang Studi Ekonomi SMA Negeri 15 Bandar Lampung Setelah dilihat dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil belajar ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015 masih tergolong rendah. Hasil ini didukung oleh pendapat Djamarah dan Zain (2005: 121), bahwa untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar adalah sebagai berikut.

1. Istimewa/ maksimal apabila seluruh pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa 100%.

2. Baik sekali/ optimal apabila sebagian besar dapat dikuasai siswa yaitu 76%-99%.


(27)

3. Baik/ minimal apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar 60%-75%.

4. Kurang apabila bahan pelajaran yang dikuasai siswa sebesar < 60%. Menurut Slameto (2013:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

1. Faktor internal.

a. Jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh).

b. Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,kematangan, kesiapan).

c. Kelelahan. 2. Faktor Eksternal.

a. Keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga,suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,dan latar belakang kebudayaan).

b. Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah).

c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media,teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Proses pembelajaran setiap mata pelajaran di setiap sekolah harus sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, peneliti mengutip tentang standar proses pada tahap pelaksanaan. Diterangkan bahwa kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar (KD) yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Dengan demikian, kegiatan inti harus menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.


(28)

7

Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung, peneliti melakukan wawancara terhadap guru terkait. Berdasarkan wawancara, proses pembelajaran ekonomi masih belum optimal. Pembelajaran ekonomi di kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung selama ini masih terdapat kelemahan. Pertama, pola pembelajaran yang diterapkan masih terpusat pada guru (teacher oriented), sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan kreativitas dan belum terlibat dalam proses pembelajaran. Kedua, keaktifan pembelajaran yang belum optimal. Ini terlihat dalam proses pembelajaran yang hanya di dominasi oleh siswa yang pandai, sementara siswa yang kemampuannya rendah kurang berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok sehingga interaksi antara siswa dengan siswa yang lainnya sangat kurang. Ketiga karena banyak siswa yang belum menyadari pentingnya belajar. Banyak sekali aktivitas belajar yang menggagu jalannya proses pembelajaran. Ketika pembelajaran ekonomi, siswa banyak yang tidak memperhatikan, mengobrol, dan sulit untuk diatur.Keempat jarang di terapkan model mengajar yang menarik minat siswa. Kelemahan tersebut berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Berdasarkan beberapa masalah dalam pembelajaran ekonomi kelas X di SMA Negeri 15 Bandar Lampung, faktor yang di duga kuat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa adalah model pembelajaran. Model pembelajaran, dipandang paling punya peran strategis dalam upaya mendongkrak keberhasilan proses belajar mengajar. Karena ia bergerak dengan melihat kondisi kebutuhan siswa, sehingga guru diharapkan mampu


(29)

menyampaikan materi dengan tepat tanpa mengakibatkan siswa mengalami kebosanan. Namun sebaliknya, siswa diharapkan dapat tertarik dan terus tertarik mengikuti pelajaran, dengan keingintahuan yang berkelanjutan. Peneliti mencoba mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif yaitu Take and Give dan Mind Mapping.

Pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah (Ibrahim, 2000: 3). Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama.

Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersifat kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya. Pembelajaran kooperatif akan menciptakan sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa serta siswa dengan kelompok belajarnya.

Guru dalam pembelajaran kooperatif lebih berperan sebagai fasilitator, menggerakkan siswa untuk menggali informasi dari berbagai sumber sehingga wawasan yang diperoleh siswa lebih luas. Adanya unsur-unsur permainan yang bermakna dalam proses pembelajaran dapat membuat siswa merasa senang, tidak jenuh. Perubahan ini menimbulkan tantangan baru dalam proses pembelajaran yang dapat menyemangati serta memberikan motivasi kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran.


(30)

9

Model pembelajaran yang pertama yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk meningkatan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Take and Give atau menerima dan memberi. Model pembelajaran yang kedua adalah model pembelajaran Mind Mapping dengan menggunakan teknik peta pikiran. Model pembelajaran ini akan diterapkan ke dua kelas yang berbeda untuk kemudian dibandingkan.

Model pembelajaran Take and Give ini adalah rangkaian penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa yang di dalam kartu itu sendiri ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh masing-masing siswa (Huda, 2013: 241-243). Siswa ditugaskan mencari pasangan masing-masing untuk bertukar pengetahuan yang ada padanya sesuai dengan yang didapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang ada padanya dan yang dia terima dari pasangannya. Komponen yang berperan penting dalam model pembelajaran Take and Give ini adalah penguasaan materi melalui kartu, berpasangan dengan saling bertukar informasi, dan pengevaluasian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan atau penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan di dalam kartu dan kartu pasanganya (Huda, 2013: 242).

Sedangkan pembelajaran Mind Maping adalah model pembelajaran yang efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta. Mind Mapping mendorong siswa mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci atau konsep dan gambar. Bentuknya dapat berupa diagram, konsep-konsep yang dibentangkan ke seluruh arah (Huda, 2013: 307).


(31)

Peneliti menyakini bahwa dengan menerapkan model Take and Give dan Mind Mapping pembelajaran akan lebih hidup, variatif, dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas, maka tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan

dapat tercapai.

Kedua model pembelajaran ini dapat digunakan untuk materi pembelajaran ekonomi. Jika peneliti melihat berdasarkan tinjauan teoritis antara model Take and Give dengan pembelajaran ekonomi cocok. Hal ini karena model pembelajaran Take and Give yang bersifat fleksibel dapat memuat materi ekonomi yang memiliki pemahaman mengenai perilaku dan tindakan manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Begitu pula dengan model pembelajaran Mind Mapping. Siswa dapat membuat ringkasan konsep-konsep materi ekonomi seperti pengangguran (jenis, akibat, dan penanggulangannya) atau materi yang sejenisnya.

Salah satu faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar adalah konsep diri siswa. Konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita pikirkan mengenai diri kita, dan seperti apa diri kita yang kita inginkan. Konsep ini merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri dan relatif sulit untuk diubah. Burns dalam Narti (2014: 2) menyatakan konsep diri adalah gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis, dan evaluatif yang masing-masing orang mengembangkannya di dalam transaksi-transaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya.


(32)

11

Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi ekonomi kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung menyatakan bahwa banyak siswa yang minder dan tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. Ketika proses pembelajaran siswa lebih memilih untuk diam dan tidak mencoba untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Sebenarnya mereka memiliki kecerdasan tersendiri namun karena tidak percaya akan kemampuan diri mereka maka kemampuan mereka seringkali dipendam sehingga sulit berkembang. Siswa berarti memiliki perasaan yang rendah diri sesuai dengan indikator konsep diri negatif. Indikator lain juga terdapat dalam wawancara, seperti siswa yang takut untuk mencoba maju kedepan mengerjakan soal sehingga dapat digolongkan termasuk kedalam indikator konsep diri negatif yaitu perasaan tidak memadai.

Sejumlah ahli psikologi dan pendidikan berkeyakinan bahwa konsep diri dan prestasi belajar mempunyai hubungan yang erat. Menurut Nylor 1972 (dalam Hasannah, 2013) misalnya, mengemukakan bahwa banyak penelitian yang membuktikan hubungan positif yang kuat antara konsep diri dengan prestasi belajar di sekolah. Siswa yang memiliki konsep diri positif, memperlihatkan prestasi yang baik di sekolah, atau siswa yang berprestasi tinggi di sekolah memiliki penilaian diri yang tinggi, serta menunjukkan hubungan antarpribadi yang positif pula. Mereka menentukan target prestasi belajar yang realistis dan mengarahkan kecemasan akademis dengan belajar dengan belajar keras dan tekun, serta aktivitas-aktivitas mereka selalu diarahkan pada kegiatan akademis. Mereka juga memperlihatkan kemandirian dalam belajar, sehingga tidak tergantung kepada guru semata.


(33)

Siswa yang memandang dirinya negatif ini, pada gilirannya akan menganggap keberhasilan yang dicapai bukan karena kemampuan yang dimilikinya, melainkan dikarenakan kebetulan atau karena faktor keberuntungan saja. Lain halnya dengan siswa yang memandang dirinya positif, akan menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja keras dan karena faktor kemampuannya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give dan Tipe Mind Mapping dengan Mempertimbangkan Konsep Diri Siswa Kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/ 2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut. 1. Hasil pembelajaran ekonomi masih tergolong rendah, hal ini tampak dari

tidak tercapainya kriteria ketuntasan belajar minimum.

2. Pusat pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered). Sehingga partisipasi siswa secara aktif dalam proses pembelajaran masih rendah.

3. Proses belajar mengajar yang monoton sehingga siswa mengalami kejenuhan belajar di kelas. Hal ini disebabkan karena kurangnya variasi model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.


(34)

13

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kajian perbandingan hasil belajar ekonomi antara penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dan Mind Mapping dengan mempertimbangkan konsep diri siswa kelas X SMA Negeri 15 Bandar Lampung. Tujuan pembatasan masalah ini adalah agar penelitian ini lebih terarah, sehingga penelitian ini bisa menjadi penelitian yang relevan dan gambaran yang diperoleh lebih jelas dengan data yang akurat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah.

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping?

2. Apakah hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri positif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give akan lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajaannya menggunakan model kooperatif tipe Mind Mapping? 3. Apakah hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri

negatif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give akan lebih rendah dibandingkan dengan


(35)

yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping?

4. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan konsep diri siswa tehadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping.

2. Untuk mengetahui efektifitas hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri positif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping.

3. Untuk mengetahui efektivitas hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri negatif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping.

4. Untuk mengetahui interaksi antara model pembelajaran dengan konsep diri siswa hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi.


(36)

15

F. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah pengetahuan serta lebih mendukung teori-teori yang ada sehubungan dengan masalah yang diteliti.

b. Sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Sebagai dasar untuk mengadakan penelitian lebih lanjut bagi peneliti lain.

2. Secara praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran tentang alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi.

c. Bagi siswa, sebagai tambahan wawasan untuk meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran yang melibatkan siswa secara lebih optimal.


(37)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah: 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah hasil belajar ekonomi, model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give dan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dam konsep diri.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X. 3. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun ajaran 2014/2015.


(38)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

Bagian kedua ini akan membahas mengenai tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis. Tinjauan pustaka akan diambil dari teori-teori yang akan dikemukakan oleh para ahli yang kemudian dapat memperkuat dengan variabel yang ada. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini akan membahas tentang teori –teori hasil belajar, model pembelajaran kooperatif Take and Give dan Mind Mapping serta konsep diri. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka pikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis.

1. Definisi Belajar

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2013: 2). Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku


(39)

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Sedangkan pendapat lain mengatakan, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan (Hamalik, 2004: 27). Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Menurut Howard L.Kingley dalam Soemarto (2006: 104) “ Belajar adalah

proses di mana tingkah laku (dalam artian luas) ditimbulkan atau diubah

melalui praktek atau latihan”. Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Belajar adalah suatu kegiatan yang kita lakukan untuk memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan (Djamarah dan Zain, 2005: 15). Proses belajar yang dialami oleh siswa ditandai dengan terjadinya perubahan perilaku dalam diri siswa baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dan dengan tahap demi tahap sesuai perkembangannya yang tercermin dalam hasil belajar siswa. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 10).


(40)

19

Berdasarkan berbagai pendapat diatas, belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk meperoleh perubahan tingkah laku melalui pengalaman, praktik, dan latihan sehingga memperoleh ilmu pengetahuan.

2. Hasil Belajar

Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) menyatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimilki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar adalah suatu angka atau indek yang menentukan berhasil atau tidaknya seseorang siswa dalam proses pembelajaran. Angka dari hasil tes yang diperoleh siswa tidak hanya sekedar gambaran usaha belajar siswa yang dilakukan dalam pembelajaran tapi juga merupakan gambaran keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri (Lina dalam Slameto, 2013: 8)

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (2013:54) yaitu.


(41)

Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor biologis dan faktor psikologis. Faktor biologis antara lain usia, kematangan dan kesehatan, sedangkan faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi minat, dan kebiasaan belajar.

b. Faktor yang bersumber dari luar manusia (ekstern).

Faktor ini diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan dan lingkungan fisik. Model pembelajaran juga mempengaruhi hasil belajar. Setiap model yang dipilih dan digunakan berpengaruh langsung terhadap pencapaian hasil belajar.

Menurut Wasliman dalam Susanto (2013: 12), hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal.

a. Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi, kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.

b. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh proses belajar yang dicerminkan dalam bentuk angka atau skor yang diperoleh setelah mengikuti tes. Hasil belajar memiliki arti penting karena dapat dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran di sekolah.

3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola prosedur sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan


(42)

21

belajar. Ciri utama model pembelajaran adalah adanya tahapan atau sintaks pembelajaran (Sani, 2013: 89).

Sintaks adalah tahapan dalam mengimplementasikan model dalam kegiatan pembelajaran (Sani, 2013: 97). Sintaks menunjukan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan oleh guru dan peserta didik mulai dari awal pembelajaran sampai kegiatan akhir. Sintaks harus benar-benar diterapkan sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan.

Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran. Dengan kata lain, bahwa model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

4. Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Roger, dkk. dalam Huda (2013: 29), pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang di organisir oleh suatu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajaran sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif mengharuskan anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran, dan tentu ada saling ketergantungan yang positif antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik untuk saling membantu,


(43)

mencari dan mengolah informasi, mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan.

Tujuan pembelajaran kooperatif adalah melatih keterampilan sosial seperti tenggang rasa, bersifat sopan terhadap teman, mengkritik ide orang lain, berani mempertahankan pemikiran yang logis, dan berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk membangun hubungan interpersonal yang baik agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada umumnya keberhasilan kelompok ditentukan oleh kontribusi individu dalam pembelajaran kooperatif. Hal ini dilakukan agar semua anggota kelompok bertanggung jawab dalam belajar. Pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial, memudahkan peserta didik melakukan penyesuaian sosial, menghilangkan sikap mementingkan diri sendiri atau egois, meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama, meningkantak kemampuan memandang masalah dan situasi dalam berbagai perspektif, meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasa lebih baik, dan meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan.


(44)

23

Menurut Sani (2013: 132) sintaks model pembelajaran kooperatif secara umum adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Sintaks model pembelajaran kooperatif

Fase Aktivitas Guru

Fase - 1

Menyiapkan tujuan dan memotivasi peserta didik

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi peserta didik untuk belajar

Fase - 2 Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan ceramah, demonstrasi, diskusi, dan/atau melalui bahan bacaan

Fase - 3 Mengorganisasi peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar

Guru membagi peserta didik dalam kelompok atau menjelaskan kepada peserta didik bagaimana

membentuk kelompok belajar Fase - 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

Fase - 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Fase - 6

Memberikan penghargaan

Guru menilai dan memberikan pengharhaan atas upaya dan hasil belajar individu serta kelompok

Arends dalam Sani, (2013: 132) hasil yang diperoleh menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah prestasi akademik, toleransi serta menerima keanekaragaman, dan pengmbangan keterampilan sosial. 5. Model Pembelajaran Take and Give

Take and Give secara bahasa mempunyai arti mengambil dan memberi, maksud Take and Give dalam model pembelajaran ini adalah dimana siswa mengambil dan memberi pelajaran pada siswa yang lainnya.

“beberapa ahli percaya bahwa suatu mata pelajaran benar-benar dikuasai banyak apabila peserta didik mampu mengajarkan pada peserta lain.


(45)

Model pembelajaran Take and Give adalah pembelajaran yang didukung oleh penyajian data yang diawali dengan pemberian kartu kepada siswa. Di dalam kartu, ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal masing-masing siswa. Siswa kemudian mencari pasangannya masing-masing untuk bertukar pengetahuan sesuai dengan apa yang diapatnya di kartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang mereka miliki dan pengetahuan yang mereka terima dari pasangannya (Huda, 2013 : 242).

Mengajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu yang baik pada waktu yang sama saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. Strategi berikut juga memberikan kepada pengajar tambahan-tambahan apabila mengajar dilakukan oleh peserta didik” (Melvin silberman,dalam Rahmayanti, 2013)

Model pembelajaran Take and Give merupakan model pembelajaran yang memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan teman sebayanya (siswa lain). Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan metode ini adalah sebagai berikut (Sani, 2013: 238).

a. Guru menjelaskan materi ajar.

b. Untuk memantapkan penguasaan, masing-masing peeserta didik diberi masing-masing satu kartu yang memuat topik yang harus dipelajari sekitar 5 menit. Pendalaman materi dapat dilakukan dengan membaca buku atau bahan ajar.

c. Semua peserta didik disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling memberikan informasi. Setiap peserta didik menulis/ mancatat nama pasangannya pada kartu. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelompok, di mana sebuah informasi disampaikan sambil didengar oleh semua anggota kelompok.

d. Penyampaian informasi dilakukan sampai tiap peserta dapat saling memberi dan saling menerima materi masing-masing (Take and Give), misalnya satu informasi untuk empat orang.

e. Setelah penyampaian informasi selesai dilakukan, guru mengumpulkan semua kartu dan melakukan evaluasi. Evaluasi penguasaan peserta didik dilakukan dengan memberi pertanyaan pada sejumlah peserta didik yang mendengarkan informasi berdasarkan catatan pada kartu.


(46)

25

Model ini membutuhkan kartu dengan ukuran sekitar (10 cm x 15 cm), sejumlah peserta didik atau sejumlah kelompok. Masing-masing kelompok atau peserta didik menerima kartu yang berbeda, namun masih terkait dengan tujuan pembelajaran.

Gambar 1. Contoh Kartu

Model pebelajaran Take and Give sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabaila aturan- aturan itu tidak lagi sesuai (Slavin dalam Trianto, 2009: 28). Bagi siswa harus benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan berusaha dengan ide-idenya.

Beberapa kelebihan pembelajaran kontruktivisme adalah sebagai berikut. 1) Peserta didik terlibat langsung dalam membangun pengetahuan baru,

mereka akan lebih paham dan dapat mengaplikasikannya.

2) Peserta didik aktf berpikir untuk menyelesaikan masalah, mencari ide dan membuat keputusan.

3) Murid terlibat secara langsung dan aktif belajar sehingga dapat mengingat konsep secara lebih lama

Nama siswa : . Materi : . Nama Siswa yang diberi informasi 1.

2. 3. 4.


(47)

Adapun kelebihan dari model pembelajaran Take and Give ini adalah . 1. Model pembelajaran ini tidak kaku, karena seorang guru boleh

memodifikasi lagi penggunaan model pembelajaran ini sesuai dengan keinginan dam kebutuhan serta situasi pembelajaran.

2. Materi akan terarah, karena guru terlebih dahulu menjabarkan uraian materi sebelum dibagikan kartu kepada siswa

3. Melatih siswa untuk bekerja sama dan menghargai kemampuan orang lain

4. Melatih siswa untuk beriteraksi secara baik dengan teman sekelasnya.

5. Akan dapat memperdalam dan mempertajam pengetahuan siswa melalui kartu yang dibagikan kepadanya, sebab mau tidak mau harus menghafal dan paling tidak membaca materi yang diberikan kepadanya.

6. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab masing-masing siswa dimintai pertanggungjawaban atas kartu yang diberikan kepadanya.

6. Model Pembelajaran Mind Mapping

Mind Maping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan, seorang Psikolog dari Inggris. Beliau adalah penemu Mind Map (Peta Pikiran), Ketua Yayasan Otak, pendiri Klub Pakar (Brain Trust) dan pencipta konsep Melek Mental. Mind Map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian.

Mind Mapping merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang digunakaan melatih kemampuan menyajikan isi (content) materi dengan pemetaan pemikiran (Mind Mapping) (Sani, 2013: 240). Mind Map dikembangkan oleh Tony Buzan sebagai cara untuk mendorong peserta didik mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar. Kegiatan ini sebagai upaya yang dapat mengoptimalkan fungsi otak kiri dan kanan, yang kemudian dalam aplikasinya sangat membantu untuk memahami masalah dengan cepat karena telah terpetakan.


(48)

27

Mind Mapping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya. Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja koneksi-koneksi di dalam otak. Menurut Tony Buzan, Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti : merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah, memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan (Muchlisin, 2014).

Menurut pengertian diatas, model pembelajaran Mind Mapping sesuai dengan Teori Jerome Bruner mengembangkan teori perkembangan mental, yang mendeskripsikan bahwa terjadinya proses belajar lebih ditentukan oleh cara mengatur materi pelajaran. Proses belajar terjadi melalui tahap-tahap, yaitu: a) manipulasi objek langsung (enactive); b) representasi gambar (iconic); c) manipulasi simbol (symbolic). Model Mind Mapping merupakan model yang memetakan konsep-konsep pembelajaran sehingga memudahkan siswa mengingat matari. Pokok utama model Mind Mapping adalah konsep sesuai dengan teori Burner. Model pembelajaran Mind Mapping juga sesuai dengan teori belajar Menurut Ausubel. Menurut Ausubel dalam Sani (2013:15) mengembangkan teori belajar bermakna dengan menjelaskan bahwa bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan ajar dirasakan bermakna bagi peserta didik. Bahan ajar untuk belajar bermakna harus sesuai dengan struktur kognitif dan struktur keilmuan, serta memuat keterkaitan seluruh bahan. Oleh sebab itu, dibutuhkan “peta konsep”, yaitu bagan atau struktur tentang keterkaitan seluruh konsep secara terpadu dan terorganisasi baik secara hierarkis dan distributif.


(49)

Mind Mapping bisa digunakan untuk membantu penulisan esai atau tugas-tugas yang berkaitan dengan penguasaan konsep. Ia merupakan strategi ideal untuk melejitkan pemikiran siswa. Mind Mapping bisa digunakan untuk membentuk, mengvisualisasi, mendesain, mencatat, memecahkan masalah, membuat keputusan, merevisi, dan mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakan tugas-tugas yang banyak sekalipun (Huda, 2013: 307).

Hasil Mind Mapping berupa Mind Map. Mind Map adalah suatu diagram yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide, tugas-tugas, ataupun suatu yang lainnya yang dikaitkan dan disusun mengelilingi kata kunci ide utama.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut (Sani, 2013: 241). 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban.

3. Bentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.

4. Tiap kelompok menginventarisasi/ mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.

5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan guru mencatat di papan atau diagram berdasarkan alternatif jawaban yang telah didiskusikan.

6. Peserta didik membuat peta pemikiran atau diagram berdasarkan alternatif jawaban yang telah didiskusikan.

7. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide pemetaan konsep berpikirnya.

8. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi perbandingan sesuai konsep yang disediakan.

Pembelajaran menggunakan peta pemikiran dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran kelompok maupun individu. Mata pelajaran yang berpotensi untuk menggunakan metode Mind Mapping adalah mata pelajaran yang banyak membutuhkan pemahaman konsep.


(50)

29

7. Konsep Diri

Konsep diri merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah. Konsep diri tumbuh dari interaksi seseorang dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya, biasanya orang tua, guru, dan teman-teman. Konsep diri merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkah laku. Para pendidik menjadi semaikn sadar akan dampak konsep diri terhadap tingkah laku dan terhadap hasil belajarnya.

Burns dalam Narti (2014: 2) menyatakan konsep diri adalah gambaran yang bersifat individu dan sangat pribadi, dinamis, dan evaluatif yang masing-masing orang mengembangkannya di dalam transaksi-transaksinya dengan lingkungan kejiwaannya dan yang dia bawa-bawa di dalam perjalanan hidupnya.

Mulyana (2007: 7) konsep diri adalah pandangan individu mengenai siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada diri individu sedangkan menurut Rakhmat (2007:93) Konsep diri adalah pandangan dan perasaan tentang diri kita sendiri baik bersifat psikologi, sosial maupun fisis.

Sedangkan menurut Hurlock dalam Gufron (2012: 13) mengatakan bahwa konsep diri merupakan gambaran seseorang mengenai diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional aspiratif, dan hasil yang dicapai. Konsep diri juga berarti gambaran tentang dirinya sendiri dalam bandingannya dengan orang lain.


(51)

Konsep diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang mengenai dirinya yang dibentuk melalui pengalaman-pengalaman yang dia peroleh dari interaksi dengan lingkungan (Agustiani, 2006: 138). Mengenai penjelasan tersebut bahwa konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan bahwa konsep diri merupakan pendapat tentang dirinya sendiri, pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaluasi dari orang lain yang mengenal dirinya. Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik atau tidak.

Menurut Narti (2014: 5) konsep diri dapat dilihat dari dua perspektif yaitu, perspektif konsep diri positif dan perspektif konsep diri negatif yaitu.

1. Perspektif konsep diri positif a. Pemahaman diri

b. Kesadaran diri c. Perasaan harga diri d. Kompetensi

e. Kecukupuan

f. Tidak merasa khawatir g. Kepercayaan

h. Penghargaan 2. Perspektif diri negatif

a. Perasaan rendah diri b. Perasaan tidak memadai c. Merasa gagal


(52)

31

d. Merasa tidak berharga dan aman

Pada hakikatnya, bila seseorang diterima, disetujui, dan disukai sebagai apa dia dan sadar akan hal itu, maka suatu konsep diri yang positif akan menjadi milik dirinya. Bila orang lain, orang tua, teman-teman sebaya, guru-guru, meremehkaan dia, menolak dia, mengkritik dia mengenai tingkah laku dan keadaan fisiknya, maka penghargaan terhadap diri atau harga diri yang kecil yang kemungkinan akan timbul. Sebagaimana seseorang dinilai oleh orang lain begitu pula dia akan menilai dirinya sendiri.

Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Wahid dan Nurul (2007: 238-239) yaitu.

1. Tingkat perkembangan dan kematangan

Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakukan, dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya. Seiring perkembangannya, faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri individu akan mengalami perubahan.

2. Keluarga dan budaya

Individu cenderung mengadopsi berbagai nilai yang terkait dengan konsep diri orang-orang yang terdekat dari dirinya. Dalam konteks ini, anak-anak banyak mendapat pengaruh nilai dari budaya tempat ia tinggal.

3. Faktor eksternal dan internal

Kekuatan dan perkembangan individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri mereka. Pada dasarnya, individu memiliki dua sumber kekuatan, yakni sumber eksternal dan sumber internal.

4. Pengalaman

Ada kecenderungan bahwa konsep diri yang tinggi berasal dari pengalaman masa lalunya yang sukse dan ada pula pengalaman masa lalu yang gagal.

5. Penyakit

Kondisi sakit juga dapat mempengaruhi konsep diri seseorang. 6. Stresor

Stresor dapat mempengaruhi konsep diri seseorang apabila ia mampu mengatasinya dengan sukses.


(53)

Konsep diri menjadi sebuah proses yang berkelanjutan, bukan lagi bersifat statis tetapi mampu untuk menyesuaikan kembali dan berkembang sebagai pengalaman-pengalaman baru yang terintegrasikan. Lalu konsep diri menjadi berlandaskan pada pengalaman-pengalaman yang sejati, terbuka, dan peka terhadap perasaan-perasaan dari orang lain dan terhadap realitas-realitas lingkungannya.

8. Mata Pelajaran Ekonomi a. Pengertian ekonomi

Kata ekonomi berasal dari sebuah kata dalam bahasa yunani yang

menunjuk kepada “pihak yang mengelola rumah tangga”. Ilmu

ekonomi pada dasarnya adalah studi tentang bagaimana masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang selalu terbatas atau langka. Disebagian besar masyarakat, sumber-sumber daya bukan dialokasikan oleh sebuah pelaku perencana tunggal, melainkan oleh jutaan unit atau pelaku ekonomi yang terdiri dari sekian banyak rumah tangga dan perusahaan (Mankiw,1998: 3).

Menurut Suherman (2001: 3) sebagai salah satu cabang dari pohon ilmu pengetahuan yang amat besar dan luas, ilmu ekonomi diberi gelar sebagai The Oldest Art, and The Newest Science, atau ekonomi adalah seni yang tertua dan ilmu pengetahuan termuda. Ilmu ekonomi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan dan pengertian tentang gejala-gejala masyarakat yang timbul karena perbuatan


(54)

33

manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan atau untuk mencapai kemakmuran.

Anthony dalam Suherman (2001:7-8) telah mengumpulkan sekurang- kurangnya enam buah definisi dari berbagai ahli lain. Keenam definisi itu masing-masing adalah.

1. Ilmu ekonomi atau ilmu politik adalah suatu studi tentang kegiatan-kegiatan yang, dengan atau tanpa menggunakan uang, mencakup atau melibatkan transaksi-transaksi pertukaran antar manusia.

2. Ilmu ekonomi adalah suatu studi mengenai bagaimana orang menjatuhkan pilihan yang tepat untuk memanfaatkan sumber- sumber produk yang langka dan terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan berbagai barang serta mendistribusikan. 3. Ilmu ekonomi adalah studi tentang manusia dalam kegiatan

hidup mereka sehari-hari, mendapat dan menikmati kehidupan. 4. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana mereka

bertingkah seperti untuk mengorganisir kegiatan-kegiatan produksi dan konsumsinya.

5. Ilmu ekonomi adalah sutau studi tentang cara memperbaiki masyarakat.

Ilmu ekonomi dalam SMA khususnya kelas X, membahas tentang pengenalan ekonomi serta ruang lingkup dalam ekonomi itu sendiri. Peserta didik dituntut untuk memahami teori dasar tentang ekonomi. Sehingga pemahaman ini akan bermanfaat bagi para siswa dalam bermasyarakat maupun dalam jenjang yang lebih tinggi tentang ekonomi.

Berdasarkan uraian di atas, hasil belajar ekonomi adalah suatu yang dicapai siswa sebagai bukti telah mengikuti proses belajar dalam pelajaran ekonomi yang dilaksanakan di sekolah. Hasil yang dicapai siswa akan nampak dalam bentuk nilai nyata yang diperoleh melalui


(55)

suatu penilaian yang telah distandarisasikan dalam bentuk huruf maupun angka.

b. Tujuan dan Fungsi mata pelajaran ekonomi 1. Tujuan

a. Membekali siswa tentang konsep ekonomi untuk mengetahui dan mengerti peristiwa dan masalah ekonomi dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan setingkat individu/rumah tangga, nasional, atau internasional.

b. Membekali siswa tentang konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi pada jenjang selanjutnya, dan

c. Membekali nilai-nilai serta etika ekonomi/bisnis dan memiliki jiwa wirausaha.

2. Fungsi

Mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta berlatih memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat.


(56)

35

B. Penelitian Relevan

Tabel 3. Penelitian yang relevan dengan variabel.

Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

Risa Octa Ana (2013)

Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Antara Pembelajaran Model Mind Mapping dan Model Group Investigation Dengan Memperhitungkan Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPS Terpadu

Rerata hasil belajar pada siswa yang memiliki sikap positif dan negatif yang diajar menggunakan model pembelajaran tipe mind mapping lebih tinggi dibandingkan yang diajar menggunakan model pembelajaran tipe group

investigation. Fhitung > Ftabel yaitu (2,677) < (4,13) dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak. Herma Yenita, Wince Hendri, dan Azrita (2013) Penerapan Model

Pembelajaran Aktif Tipe Take and Give dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Kartika I-6 Padang

Ada perbedaan nyata hasil dari siswa yang menggunakan model pembelajaran Take and Give terhadap hasil belajar (t = 2.35> t tabel = 1,671) . Hasil belajar kognitif dengan eksperimen kelas rata-rata (80,35) lebih tinggi dari kelas kontrol (71,96). Aspek afektif penilaian dengan nilai rata-rata kelas

eksperimen dan kelas kontrol 76,87% 66,24%. Aspek

psikomotorik penilaian dengan nilai rata-rata 79,87% dan kelas kontrol eksperimen 66,99%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa


(57)

Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

dengan menggunakan pembelajaran Take and Give lebih baik

daripada kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Ria Novitasari (2012) Perbandingan Pembelajaran Mind Mapping dan Problem Based Learning (PBL) di SMP Negeri 9 Bandar Lampung

Hasil uji hipotesis, untuk hipotesis yang pertama dengan uji Anava diperoleh Sig. 0,003<0,05

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi siswa yang

pembelajarannya menggunakan model Mind Mapping dan Problem Based Learning. Susi Sri

Sulastri (2012)

Pengaruh Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012

Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil Belajar Akuntansi yang ditunjukkan dengan persamaan Y = 11,561 + 0,507 X1 + 0,182 X2 dengan koefisien korelasi (rx1y ) sebesar 0,550, koefisien

determinasi (r2)

sebesar 0,302. Fhitung sebesar 13,868 dan Ftabel sebesar 3,14. Sumbangan Efektif pada variabel Konsep Diri sebesar 17,7% dan variabel

Kebiasaan Belajar sebesar 12,5%.


(58)

37

Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

Herbina Srilawati (2012)

Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konsep diri terhadap hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 2

Pangaribuan Kabupaten Samosir Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan konsep diri yaitu hasil belajar fisika siswa yang memiliki konsep diri positif lebih tinggi bila diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif STAD, demikian pula hasil belajar fisika siswa yang memiliki konsep diri negatif lebih tinggi jika diajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif struktural.

C. Kerangka Pikir

Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran kooperatif, yaitu kooperatif tipe Take and Give dan tipe Mind Mapping. Variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah hasil belajar Ekonomi siswa dengan memperhatikan Konsep Diri siswa melalui kedua model pembelajaran kooperatif tersebut. Hasil belajar Ekonomi dengan menerapkan model kooperatif tipe Take and Give dan hasil belajar Ekonomi dengan menerapkan kooperatif tipe Mind Mapping. Variabel moderator dalam penelitian ini adalah Konsep Diri dalam mata pelajaran Ekonomi.


(59)

1. Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi antara Siswa yang

Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Take and Give dibandingkan dengan Tipe Mind Mapping.

Kooperatif mengandung pengertian bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama. Falsafah yang mendasari model pembelajaran kooperatif dalam pendidikan adalah falsafah homo socius, yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil, saling membantu dan memahami materi, menyelesaikan tugas atau kegiatan lain agar semua mencapai hasil belajar yang tinggi. Ada beberapa tipe pembelajaran kooperatif, diantaranya tipe Take and Give dan Mind Mapping. Kedua model kooperatif tersebut memiliki langkah-langkah yang berbeda namun tetap satu jalur yaitu pembelajaran secara kelompok yang berpusat pada siswa (student centered) dan guru hanya sebagai fasilitator.

Pada model pembelajaran Take and Give diawali dengan pemberian kartu kepada siswa yang didalam kartu itu sendiri ada catatan yang harus dikuasai atau dihafal oleh masing-masing siswa. Kemudian siswa mencari pasangan masing-masing untuk bertukar pengetahuan yang ada padanya sesuai dengan yang didapatnya dikartu, lalu kegiatan pembelajaran diakhiri dengan mengevaluasi siswa dengan menanyakan pengetahuan yang ada padanya dan yang dia terima dari pasangannya. Sedangkan pada model pembelajaran Mind Mapping, guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyajikan materi sebagaimana biasa, membentuk


(60)

39

kelompok berpasangan dua orang untuk mengetahui daya serap siswa, menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya, guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa dan kesimpulan/penutup (Huda, 2013: 242).

Terdapat perbedaan antara pembelajaran Take and Give dan Mind Mapping. Menurut Huda (2013: 242) komponen yang berperan penting dalam model pembelajaran Take and Give ini adalah penguasaan materi melalui kartu, keterampilan bekerja berpasangan, dan sharing informasi, dan pengevaluasian yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang diberikan di dalam kartu dan kartu pasanganya. Hal ini sesuai dengan pendapat Piaget dalam Sani (2013: 11) pengetahuan dibentuk berdasarkan interaksi antara individu dengan lingkungan, namun informasi tidak sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka dari lingkungan. Sedangkan Mind Mapping menurut Buzan dalam Huda (2013: 307), adalah metode efektif untuk mengembangkan gagasan-gagasan melalui rangkaian peta-peta pemikiran. Hal ini sesuai dengan Teori Ausubel. Menurut Ausubel dalam Sani (2013: 15) menjelaskan bahwa bahan pelajaran akan lebih mudah dipahami jika bahan ajar dirasakan bermakna bagi peserta didik.


(1)

116

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take

and Give dibandingkan yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Hal ini dapat buktikan setelah dilakukan pengujian hipotesis yang menyebutkan adanya perbedaan kedua model pada hasil belajar ekonomi.

2. Hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri positif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take and Give lebih tinggi dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Hal ini dapat buktikan setelah dilakukan pengujian hipotesis yang menyatakan rata-rata hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri positif model Take and Give lebih tinggi dibandingkan Mind Mapping.

3. Hasil belajar ekonomi pada siswa yang memiliki konsep diri negatif yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Take


(2)

117

and Give lebih rendah dibandingkan dengan yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Hal ini dapat buktikan setelah dilakukan pengujian hipotesis yang menyatakan rata-rata hasil belajar ekonomi siswa yang memiliki konsep diri negatif model model Take and Give lebih rendah dibandingkan Mind Mapping.

4. Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan konsep diri siswa terhadap hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian tentang hasil belajar Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Take and Give dan model Mind Mapping dengan memperhatikan konsep diri siswa, maka penulis menyarankan:

1. Hendaknya untuk mencapai tujuan khusus pembelajaran, sebaiknya guru dapat memilih model pembelajaranTake and Give untuk pokok bahasan Fungsi Konsumsi dan Tabungan karena dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran sehingga siswa lebih efektif dan hasil belajar meningkat.

2. Sebaiknya, jika siswa dalam kelas memiliki konsep diri positif dalam pembelajaran bias menerapkan model pembelajaran Take and Give untuk pokok bahasan Fungsi Konsumsi dan Tabungan karena dapat meningkatkan rasa ingin tahu dalam belajar.

3. Sebaiknya, siswa yang memiliki konsep diri negatif dalam pembelajaran dapat menerapkan Mind Mapping untuk pokok bahasan Konsumsi dan


(3)

118

Tabungan karena dapat memberikan bantuan dan bimbingan untuk dapat menguasai pelajaran.

4. Model pembelajaran Take and Give dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik untuk yang memiliki konsep diri positif maupun nrgatif untuk pokok bahasan Fungsi Konsumsi dan Tabungan, sehingga model ini dapat digunakan dalam pembelajaran. Tetapi, pada dasarnya setiap model pembelajaran dapat meningkatkan hasil pembelajaran bergantung bagaimana dalam pelaksanaan dan pengaplikasian model itu sendiri.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agustiani, H. (2006). Psikologi perkembangan pendekatan ekologi kaitannya dengan konsep diri, Bandung : PT.Refika Aditama

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Zain. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rinika Cipta Ghufron, M. Nur., & Risnawati, Rini. (2012). Teori-Teori Psikologi Cetakan III.

Yogyakarta: Ar-ruzz mediaHarsojo, Ali,

http://blog.unm.ac.id/hakim/2010/02/16/model-pembelajaran-kooperatif/. 10/12/2014 Pukul 20.15

http://ictcommunity-smanda.blogspot.com/2010/07/standar-isi-mata-pelajaran-ekonomi.html 12/12/2014 Pukul 20.04

Hassanah, Huswatul. 2013. Perkembangan Konsep Diri.

http://keynahkhunhasna.blogspot.com/2013/06/perkembangan- konsep-diri_1.html diakses 12/13/2014

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran Dan Pembelajaran. Yokyakarta: Pustaka Pelajar

Ibrahim, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press

Mankiw. 1998. http://ardanayudhistira.blogspot.com/2012/03/pembelajaran- ekonomi.html/m=1 diakses 12/12/2014 Pukul 21.00

Muchlisin, Riadi. 2014. http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian- manfaat-dan-membuat-mind.html 11/12/2014 Pukul 22.16

Mubarak, W.I. & Chayatin Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.


(5)

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya.

Narti, Sri. 2014. Model Bimbingan Kelompok Berbasis Ajaran Islam untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa. Yokyakarta: Pustaka Pelajar

Novitasari, Ria. 2012. Perbandingan Pembelajaran Mind Mapping dan Problem Based Learning (PBL) di SMP Negeri 9 Bandar Lampung. Universitas Lampung.

Octa Ana, Risa. 2013. Studi Perbandingan Hasil Belajar IPS Terpadu Antara Pembelajaran Model Mind Mapping dan Model Group Investigation Dengan Memperhitungkan Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran IPS Terpadu.Universitas Lampung.

Qanata, Anisa Lalan (2015). Perbedaan Penerapan Metode Take and Give dan Metode Make A Match dalam Meningkatkan Kemampuan Kerjasama

Pada Pembelajaran IPS Siswa Kelas VIII di SMPN 1 Jetis Bantul. S1 thesis, Fakultas Ilmu Sosial. Pendidikan IPS. Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahmayanti, Ulfa. 2013. https://ulfarayi.wordpress.com/2013/01/28/metode-atau- model-pembelajaran-take-and-give/ ) diakses 11/12/2014 Pukul 22.15 Rakhmat, Jalaludin. (2007) Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Sani, Ridwan. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soemarto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Srilawati, Herbina .(2012). Pengaruh model pembelajaran kooperatif dan konsep diri terhadap hasil belajar fisika siswa SMP Negeri 2

Pangaribuan Kabupaten Samosir. Universitas Negeri Medan. Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Sudjana, 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran.

http://dwijakarya.blogspot.com/2009/01/mengembangkan-model- pembelajaran.html


(6)

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Suherman. 2001.http://ardanayudhistira.blogspot.com/2012/03/pembelajaran- ekonomi.html/ Diakses 13/12/2014 Pukul 20.15

Sulastri, Susi Sri. 2012. Pengaruh Konsep Diri dan Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS Madrasah Aliyah Negeri Yogyakarta II Tahun Ajaran 2011/2012.Universitas Negri Yogyakatra. Trianto, 2009. Mendesign Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana

Wahid, Mubarak. & Chayatin Nurul. (2007). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran EGC.

Yenita, Herma. Hendri, Wince. dan Azrita. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Take and Give dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII SMP Kartika I-6 Padang.Universitas Bung Hatta.

Yogie, Cecep. 2013. http://imajinasichepyo.blogspot.com/2013/04/dasar-fungsi- dan-tujuan-pendidikan.html


Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI-IIS DI SMA NEGERI 7 BANDA ACEH

0 47 1

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 73

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 62

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 83

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DAN TIPE NHT BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 18 67

STUDI PERBANDINGAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WAY TENONG LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011/2112

0 13 68

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 201

0 23 72

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 84

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE DAN TIPE MIND MAPPING DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 7 90

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 10 85