11
dengan audit yang dilaksanakan, mendapat kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen selama melakukan verifikasi
audit, bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit, bebas dari usaha menejerial yang berusaha
membatasi aktivitas yang diperiksa, bebas dari usaha menejerial yang membatasi perolehan barang bukti.
c. Independensi dalam pelaporan: bebas dari tekanan untuk
tidak melaporkan hasil audit, bebas dari tekanan untuk melaporkan bukti-bukti yang signifikan, menghindari
penggunan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan opini, fakta, dan
rekomendasi dalam intepretasi audit, bebas dari usaha meniadakan pertimbangan auditor mengenai faktaopini
dalam laporan audit internal, bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampaksignifikasi dari fakta-fakta yang
dilaporkan.
2.4 Teori Atribusi
Attributions Theory
Teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan perilaku orang lain atau diri sendiri tentang pemahaman terhadap peristiwa
disekitar, dengan mengetahui alasan-alasan mereka terhadap kejadian yang dialami. Heider 1958 dan Kelly 1967 adalah tokoh
pencetus teori atribusi. Menurut kedua tokoh tersebut, penyebab suatu kejadian dapat berasal dari faktor internal meliputi
kemampuan dan usaha, sedangkan faktor eksternal meliputi keberuntungan dan kesulitan tugas.
12
Teori atribusi mengemukakan bahwa terdapat perilaku yang berhubungan dengan sikap dan karakteristik individu, maka hanya
dengan melihat perilaku dapat diketahui sikap atau karakteristik seseorang, serta dapat memprediksi perilaku seseorang dalam
menghadapi situasi tertentu apakah dari internal atau eksternal, selain itu dapat melihat pengaruhnya terhadap perilaku individu
Edward
et al
dalam, Carolita 2012. Weiner mengkategorikan teori atribusi ke dalam dimensi
kausalitas, dimensi stabilitas, serta dimensi kontrol Weiner, 1992. Pada dimensi kausalitas internal-eksternal, suatu kejadian
disebabkan oleh faktor internal atau eksternal. Pada dimensi stabilitas menetap-berubah seseorang menentukan apakah ia
mempersepsikan penyebab sebagai sesuatu yang menetap tidak berubah sepanjang waktu atau dapat berubah. Dimensi kontrol
dikontrol-tidak dapat dikontrol seseorang menentukan apakah ia memiliki kontrol terhadap suatu kejadian atau faktor lain diluar
dirinya yang memegang kontrol tersebut Weiner, 1992.
Gambar 1 Elemen dari Teori Atribusi Weiner
Causal Locus Internal
External Causal Stabilly
Stable Abillity
Task difficulty Expectancy
Unstable Effort
Luck Value pride
Sumber: Weiner, 1992
Berdasarkan teori atribusi Weiner 1992, keberhasilan dan kegagalan terdapat dua penyebab yaitu penyebab internal atau
eksternal
causal locus
. Penyebab eksternal merupakan dimensi
13
yang tidak dapat dikendalikan oleh seseorang, sedangkan ada penyebab internal, merupakan dimensi yang mana sesorang dapat
mengendalikannya misalnya: usaha, tetapi ada juga yang tidak dapat dikendalikan oleh seseorang misalnya: kemampun.
2.5 Teori Atribusi Dalam Pembentukan Independensi