Fasilitas Letak Geografis Ambarawa

47 Para murid lulusan SPG ini bisa langsung menjadi guru sesuai dengan jurusan yang diambil saat menempuh pendidikan di SPG. Bagi para SPG yang masih ingin melanjutkan pendidikan setelah SPG ditutup yaitu di PGSD. Di Sekolah Pendidikan Guru Mendut ini terdapat dua jurusan yaitu jurusan Taman Kanak-Kanak TK dan Sekolah Dasar SD. Untuk masuk ke jurusan TK atau SD siswa dapat memilih sendiri sesuai dengan minat mereka Wawancara dengan dengan Yuni tanggal 30 agustus 2012. Dalam ijazah SPG Mendut bidang pengajaran yang diujikan yaitu mata pelajaran Pendidikan Agama, Pendidikan Moral Pancasila, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Olahraga dan Kesehatan, Ilmu Keguruan, Praktek Keguruan, Ilmu Pendidikan Sosial, Pendidikan Ilmu Alam, Matematika, Pendidikan Kesenian, Pendidikan Ketrampilan. Selain itu di dalam ijazah juga terdapat program pendidikan spesialisasi sesuai minat yang diperoleh lihat lampiran 4 hal 67.

7. Fasilitas

Pertama kali sekolah ini didirikan untuk mendidik putri-putri Jawa, hal tersebut karena para suster merasa prihatin dengan keadaan putri-putri Jawa yang kurang mendapatkan pendidikan Wawancara dengan suster Angelita tanggal 6 September 2012. Awalnnya dengan jumlah kelas yang terdiri 12 kelas setiap angkatan yaitu terdiri kelas 1 A-D, kelas 2 A-C jurusan SD dan kelas 2 D jurusan TK, kelas 3 A-C jurusan SD dan kelas 3 D jurusan TK, saat itu sekolah masih berada di Ambarawa dengan fasilitas 48 ruang yang belum memenuhi syarat type C, saat itu untuk satu kelas berisi 42-48 orang Wawancara dengan Yuni Astuti tanggal 30 Agustus 2012. Gedung kelasnya hanya berbentuk segi empat dan kelasnya berjajar. Gedung terlihat sempit hanya terdiri ruang-ruang kecil sehingga tidak ada lahan untuk lapangan bermain siswa, selain itu lahan untuk lapangan sangat sempit yaitu dihalaman bagian depan sekolah Sekarang menjadi Susteran. Ruang yang ada digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar yaitu ruang sebelah kiri dan kanan , perpustakaan, aula yang kecil. Pada perkembangannya SPG menerima banyak siswa sehingga harus mengalami perpindahan gedung sekolah ke gedung baru yang lebih memadai untuk menempuh pendidikan dan sesuai dengan standar tipe C. Gedung baru bangunannya terdiri 12 ruang untuk kegiatan belajar mengajar, 1 ruang guru yang cukup luas, 1 ruang cukup luas digunakan untuk perpustakaan, 1 kantor Tata Usaha yang luas, 1 ruang tamu, 1 UKS, lapangan bola yang luas, bangunan dengan 3 lantai, aula yang luas untuk ibadah misa , 1 ruang musik, kapel, asrama Wawancara Yuni Astuti tanggal 30 Agustus 2012. Untuk ruang perpustakaan dahulu sering berpindah ruang sesuai dengan kebutuhan. Selain itu aula dahulu juga digunakan untuk ruang menggambar Wawancara dengan Sucipto tanggal 14 Desember 2012. Seragam yang digunakan untuk siswa putri yaitu bawahan kotak- kotak berwarna merah muda dengan lipitan-lipitan seperti rok Sekolah Dasar dan atasannya putih, sedangkan untuk siswa putra memakai 49 bawahan abu-abu dan atasan putih. Seragam tersebut dipakai setiap hari Senin hingga kamis. Sedangkan p ada hari jum’at dan sabtu siswa menggunakan pakaian pramuka Wawancara dengan Andoko tanggal 14 November 2012. Sebelum tahun 1986 perabot, buku dan alat pengajaran belum lengkap, tetapi setelah pada tahun 1986 perabot, buku, dan alat pengajaran mulai dilengkapi perpustakaan. Perpustakaan mulai dilengkapi karena mendapat bantuan-bantuan dari pemerintah seperti buku dan perabot laboratorium. Secara insidental pemerintah banyak membantu Wawancara dengan Sucipto tanggal 14 Desember 2012. Bangunan awal yang ada di Ambarawa terbuat tembok setengah dari batu bata dan atap dari genting sedangkan pintu dan jendela yang besar-besar sesuai dengan bangunan Belanda. Lokasi tenang karena jaraknya tidak terlalu dekat dengan jalan raya sehingga proses kegiatan belajar mengajar tidak terganggu. Pada bangunan awal dekat dengan biara atau Susteran dan gereja. Pekarangan sempit dan bagian depan bangunan ditanami pohon-pohon rindang. Bangunan kedua di Jalan Palagan 59 Bawen terbuat dari batu bata dan atap dari genting. Lokasi tenang karena jaraknya tidak terlalu dekat dengan jalan raya sehingga proses kegiatan belajar mengajar tidak terganggu, pekarangan sangat luas dan pada pinggir-pinggir bangunan ditanami pohon-pohon rindang sehingga sekolah terlihat sejuk, sebagian 50 pekarangan digunakan untuk kebun sebagai lahan bagi para siswa ketika mata pelajaran pertanian.

8. Peserta Didik

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa Tahun 1961-1989 T1 152009003 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa Tahun 1961-1989 T1 152009003 BAB II

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa Tahun 1961-1989 T1 152009003 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa Tahun 1961-1989

0 1 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa Tahun 1961-1989

0 0 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pendidikan dan Pengajaran Masa Pendudukan Jepang di Ambarawa T1 152010011 BAB IV

0 0 54

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sekolah Guru B di Salatiga T1 152008006 BAB IV

0 0 45

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW T1 292009078 BAB IV

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP-UKSW T1 292009363 BAB IV

0 0 16

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Persepsi Guru terhadap Kepemimpinan Kepala Sekolah SMK Dr. Tjipto Ambarawa Tahun 20132017 T1 BAB IV

0 0 13