59 dan prasangka buruk hasil dari wacana masa lampau untuk bisa
menciptakan kehidupan pluralisme yang harmonis untuk kemajuan bangsa dan negara.
b. Super Struktur
Alur pada teks pemberitaan mengenai “Kibar Akbar Terbesar di Lasem dan Tiongkok Kecil di Pulau Jawa” menempatkan pada 2 alur
bagian; bagian pertama menayangkan berita mengenai perayaan kibar akbar, dan bagian kedua menayangkan berita mengenai profil kota
Lasem yang kental dengan budaya Tionghoa. Pada setiap pergantian bagian, di awal pemberitaan akan selalu ditekankan sejarah atau latar
kedatangan etnis Tionghoa ke Lasem pada abad ke 14 untuk menekankan pada wacana mengenai sejarah Tionghoa di Lasem yang tidak
terkontaminasi oleh sejarah wacana politik kolonial Belanda yang datang ke Indonesia pada abad 15 dengan berusaha memisahkan etnis Tionghoa
dan masyarakat pribumi pada saat itu, sehingga konteks pengecualian ini lah yang membuat masyarakat Lasem dapat hidup berdampingan dan
harmonis. Penekanan pada alur sejarah oleh Metro Xin Wen untuk membawa
pada pengertian bahwa pentingnya kehidupan berbangsa dengan tidak lagi terus memberlakukan wacana pada masa lampau. Seperti yang
diungkapkan oleh Candy Jorian selaku produser Metro Xin Wen mengenai tujuan dan maksud diangkatnya topik mengenai masyarakat
Lasem bahwa;
“Kota Lasem merupakan fenomena yang menarik yang meyakinkan kita semua bahwa perdamaian dan hubungan yang baik antara etnis Tionghoa
dengan masyarakat Indonesia bukan suatu hal yang mustahil, ini merupakan pengetahuan yang harus dimengerti dan ditanamkan oleh seluruh masyarakat
luas bahwa semuanya dapat diperbaiki dan kita bisa hidup berdampingan seperti masyarakat di Lasem.”
Alur pada pemberitaan Metro Xin Wen juga selalu menggunakan bahasa mandarin yang di terjemahkan dengan teks bahasa Indonesia, atau
jika pada bagian wawancara yang dimana nara sumber dalam
60 pengucapan menggunakan bahasa Indonesia, maka akan diterjemahkan
pada teks bahasa mandarin. Pengemasan dalam bahasa mandarin sebenarnya wujud kebebasan bagi etnis Tionghoa dalam melestarikan
dan mengekspresikan kebudayaan Tionghoanya, atau bisa juga sebagai pengenalan bahasa sebagai wujud budaya Tionghoa kepada khalayak.
Bahasa mandarin ditempatkan sebagai bahasa yang penting oleh metro TV sebagai media melalui program berita Metro Xin Wen, bahasa
mandarin dianggap bukan lagi sebagai bahasa yang tabu seperti yang selama ini diberlakukan selama masa pemerintahan orde baru dengan
kebijakan hukum pembauran dengan penekanan dan pembatasan budaya Tionghoa termasuk salah satunya bahasa mandarin. Dijelaskan oleh
Kasmun saparauns 2003 bahwa pada masa itu segala bentuk media yang beraksara mandarin dilarang peredarannya, selain itu juga lembaga
pendidikan yang menggunakan bahasa mandarin juga dilarang, sehingga budaya Tionghoa dalam hal ini bahasa mandarin yang dikemas oleh
Metro TV melalu program berita Metro Xin Wen bukan lagi suatu yang dianggap tabu, bahkan menjadi bahasa yang penting karena penggunaan
bahasa mandarin mulai memiliki eksistensi yang penting di dunia internasional dan masyarakat dapat lebih terbuka dan terbiasa dengan
kebudayaan Tionghoa di Indonesia.
c. Struktur Mikro