Museum Benteng Vredeburg Museum Benteng Vredeburg Sebagai Sumber belajar Sejarah

38 bekas Benteng Vredeburg ditetapkan sebagai benda cagar budaya berdasarkan Ketetapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0224U1981 tanggal 15 Juli 1981.

C. Museum Benteng Vredeburg

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta merupakan museum khusus sejarah perjuangan nasional. Keberadaan Museum Benteng Vredeburg merupakan predikat yang disandang oleh kota Yogyakarta yaitu sebagai kota sejarah, kota wisata, dan kota pendidikan, V. Agus Sulistya 2011:2. Museum Benteng Vredeburg terletak di ujung Selatan Jalan Malioboro, di depan Gedung Agung salah satu dari tujuh istana kepresidenan di Indonesia dan Istana Sultan Yogyakarta Hadiningrat atau Kraton. Benteng Vredeburg ini memiliki denah berbentuk persegi dan menghadap barat. Sebelum memasuki pintu gerbang utama terdapat sebuah jembatan sebagai jalan penghubung utama arus keluar masuk Benteng Vredeburg. Benteng ini dikelilingi oleh sebuah parit yang masih bisa terlihat sampai sekarang. Benteng berbentuk persegi ini mempunyai menara pantau di keempat sudutnya. Kubu atau bastion berada di keempat sudut benteng. Keempat bastion itu diberi nama Jayawisesa Barat Laut, Jayapurusa Timur Laut, Jayaprokosaningprang Barat Daya, dan Jayaprayitna Tenggara. Pada bagian dalam benteng Vredeburg terdapat bangunan yang disebut gedung Pengapit Utara dan Selatan. Bangunan ini 39 pada mulanya diperkirakan digunakan sebagai kantor administrasi Suharjo, 2011:32. Koleksi Museum Benteng Yogyakarta menyajikan beberapa jenis koleksi : 1. Bangunan-bangunan peninggalan Belanda, yang dipugar sesuai bentuk aslinya, 2. Diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum Proklamasi Kemerdekaan sampai dengan masa Orde Baru, 3. Koleksi benda-benda bersejarah, foto-foto, dan lukisan tentang perjuangan nasional dalam merintis, mencapai, mempertahankan, serta mengisi kemerdekaan Indonesia.

D. Museum Benteng Vredeburg Sebagai Sumber belajar Sejarah

Pendidikan sejarah memiliki arti penting dalam pembangunan bangsa. Dengan mempelajari sejarah berarti mampu melihat kekurangan dan keberhasilan masa yang telah silam untuk dijadikan pelajaran di masa mendatang. Nilai-nilai kesejarahan dapat berupa cadi, monumen, museum dan lain sebagainya. Museum memberi manfaat edukatif, inovatif, rekreatif, dan imajinatif kepada masyarakat pada umumnya dan kepada siswa SMA pada khususnya. Di dalam Museum Benteng Vredeburg terdapat berbagai koleksi pameran diorama yang sangat bermanfaat dalam media pembelajaran atau sebagai sumber belajar sejarah. Dalam menyampaikan materi sejarah media pendidikan sangatlah penting, oleh karena itu pemanfaatan diorama 40 dalam museum akan menambah kajian sumber belajar sejarah di SMA. Peserta didik akan lebih tertarik dalam mempelajari materi sejarah dengan demikian tujuan pendidikan di SMA akan tercapai secara optimal. Pemanfaatan koleksi maupun diorama museum harus sesuai dengan standart kompetensi dan kompetensi dasar materi sejarah di SMA. Pendidik harus dapat mengklasifikasikan pameran diorama-diorama untuk kemudian disesuaikan dengan silabus dan kurikulum SMA yang didalamnya terdapat Standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kurikulum pada tingkatan pertama sebagai serangkaian tujuan pendidikan yang menggambarkan sebagai kemampuan pengetahuan dan ketrampilan, nilai dan sikap yang harus dikuasai dan dimiliki oleh peserta didik dari suatu satuan jenjang pendidikan. Pada tingkatan kedua merupakan kerangka materi yang memberikan gambaran tentang bidang-bidang pelajaran yang perlu dipelajari para pelajar untuk menguasai serangkaian kemampuan, nilai, dan sikap yang secara institusional harus dikuasai oleh para pelajar setelah selesai dengan pendidikannya. Pada tingkatan ketiga kurikulum diartikan sebagai garis besar materi dari suatu bidang pelajaran yang telah dipilih untuk dijadikan objek belajar. Pada tingkatan keempat adalah panduan dan buku pelajaran yang harus disusun untuk menunjang terjadinya proses belajar mengajar Soedijarto 1993:10. Dalam menyampaikan materi yang berkaitan pemanfaatan diorama museum, pendidik harus bisa memilah-milah dan menyesuaikan diorama sebagai sumber belajar dengan kurikulum yang ada. Hal ini bertujuan 41 untuk membentuk kesinambungan antara diorama yang ditentukan dengan materi pelajaran. Penyajian diorama didalam museum akan memberikan manfaat edukatif bagi pendidikan, yaitu sebagai sumber belajar sejarah dan sebagai media pembelajaran dengan tujuan mengkomunikasikan sejarah yang ada. Hal ini akan terlihat lebih jelas dan mudah dipahami dalam mempelajari sejarah. Museum Benteng Vredeburg menyajikan koleksi-koleksi museum dalam bentuk pameran untuk mengkomunikasikan koleksi museum. Baik tata pameran tetap maupun tata pameran temporer yang mengangkat tema- tema tertentu yang kadang hanya terkait dengan suatu peristiwa tertentu. Tata pameran di Museum Benteng Vredeburg secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu tata pemeran luar gedung dan tata pemeran di dalam gedung. Tata pameran di luar gedung adalah gedung- gedung Benteng Vredeburg yang berdiri sedemikian rupa sehingga menjadi satu bentuk tata bangunan yang kompleks sebagai bangunan peninggalan masa kolonial Belanda di Yogyakarta. Sedangkan tata pameran di dalam gedung adalah tata pameran yang disajikan di dalam gedung Djamal Marsudi, 1985:26. Museum Benteng Vredeburg mengalami pemugaran yang membawa dampak bagi kualitas museum itu sendiri. Pemugaran pertama kali pada tanggal 16 April 1985 untuk dijadikan Museum Perjuangan. Pemugaran pada bangunan museum dilakukan beberapa kali hingga pada tanggal 23 November 1992 Benteng Vredeburg resmi menjadi Museum 42 Perjuangan Nasional. Pemugaran selanjutnya dilakukan pada tahun 2011, yaitu berupa revitalisasi ruangan yang menyajikan tampilan lebih modern dan berteknologi. Penambahan koleksi berupa tampilan perangkat LCD frame digital dan LED Touch Screen, pembuatan panel dan elemen- elemen baru berupa photospot. Dengan adanya penambahan koleksi museum akan menambah minat dan kunjungan para pelajar serta pendidik dan bagi khalayak umum. Revitalisasi museum yang kearah modern ini akan membawa nilai tambah bagi masyarakat dan pendidikan khususnya, yaitu sebagai media informasi, media edukasi dan rekreasi. Hal ini akan menambahkan minat dan wawasan bagi peserta didik.

E. Koleksi Museum Benteng Vredeburg dan Kaitannya Dengan Materi

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Palagan Ambarawa Sebagai Sumber Belajar Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas T1 152009016 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Palagan Ambarawa Sebagai Sumber Belajar Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas T1 152009016 BAB IV

0 6 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Batik Gemawang T1 152009007 BAB IV

0 4 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA T1 152008004 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA T1 152008004 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA T1 152008004 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA

0 0 21

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai Sumber Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Tengaran T1 BAB IV

0 0 16

PERANAN MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA

0 0 16