Prosedur Pengumpulan Data Penerapan Metode Tahfidz pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits Kelas VII di MTs Darul Huda Wonodadi Blitar Tahun Ajaran 2013/2014 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

64

E. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. 23 Dalam upaya memperoleh data yang sebanyak-banyaknya yang kemudian disajikan dalam skripsi, maka peneliti menerapkan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Metode Observasi Partisipan Teknik observasi menurut Margono yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. 24 observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan permuatan terhadap sesuatu objek denga menggunakan seluruh alas indra. Jadi, mengobservasi ini dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. 25 Bogdan dan Taylor mendefinisikan observasi partisipan sebagai suatu periode interaksi sosial yang yang intensif antara peneliti dan subjek dalam suatu lingkungan tertentu. Peneliti atau pengamat dalam hal ini menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya. Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data 23 Tanzeh, Metode Penelitian Praktis..., hal. 28 24 Safii, Metode Penelitian..., hal. 145 25 Arikunto, Prosedur Penelitian..., hat. 156 65 penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. 26 Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian penilaian kedalam suatu Skala bertingkat. Pada teknik observasi peneliti melakukan partisipasi pasif, yaitu peneliti datang ditempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. 27 Observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Observasi disini dimaksudkan untuk menggali data tentang penerapan metode tahfidz. 2. Metode Wawancara Mendalam. Wawancara adalah bentuk komunikasi atau percakapan antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang dalam penelitianya, dengan mengajukan pertanyaan- pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. 28 Percakapan atau dialog tersebut dilakukan oleh pewawancara interviewe untuk memperoleh informasi 26 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantilatif Kualitatif... hat. 145 27 Ibid. . .hal. 227 28 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif- Paradigms Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003, hal. 180 66 dari terwawancara interviewer. 29 Percakapan atau dialog tersebut dilakukan atas inisiatif peneliti dengan tujuan khusus yaitu memperoleh informasi atau keterangan pokok pembicaraan yang berkaitan dengan tujuan penelitian. 30 Metode wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara tak berstruktur unstructured interview. Peneliti dalam melakukan wawancara tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. 31 Pedoman wawancara yang digunakan hanya memuat garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 32 Agar kegiatan wawancara ini menjadi terarah, dan bisa menjawab dari proses penelitian, yang berisi tentang penerapan metode tahfidz pada pemahaman Al-Quran Hadits, faktor-faktor yang mendukung dan menghambat baik dari guru maupun dari siswa. Kegiatan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran Al-Quran Hadits dengan cara individu atau face to face. Hanya ada pewawancara dan satu guru mata pelajaran Al-Quran Hadits. Sedangkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan siswa 29 Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 155 30 Safii, Metode Penelitian..., hal. 152 31 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif..., hal. 235 32 Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 227 67 menggunakan cara berkelompok, dalam satu kali wawancara bisa dengan 2-5 siswa maupun siswi. Tujuan melakukan wawancara kelompok adalah untuk memahami apa yang dialami dan dipandang oleh orang mengenai fokus penelitian melalui suatu proses yang terbuka dan timbal. Wawancara kelompok juga berguna untuk membantu peneliti menggali suatu topik yang Baru baginya, atau di mana hanya sedikit informasi yang tersedia, informasi dan ide-ide yang bisa dihasilkan secara potensial dari diskusi kelompok bisa menyediakan pertanyaan riset yang penting bagi penelitian untuk dikejar dikelompok lain atau dengan metode pengumpulan data lainya. 33 Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka peneliti menggunakan bantuan alat-alat berupa bolpoin dan buku catatan yang berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber data. Dengan adanya foto, maka dapat meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin karena peneliti betul-betul melakukan pengumpulan data. Hasil wawancara harus segera dicatat setelah melakukan wawancara agar tidak lupa bahkan hilang. Karena wawancara dilakukan secara terbuka dan tidak berstruktur, maka peneliti perlu membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawancara. Dari berbagai 33 Ahmadi, Memahami Metodologi..., hal. 196 68 sumber data yang perlu dicatat mana data yang dianggap penting, data yang sama dikelompokkan. Hubungan satu data dengan yang lain perlu dikonstruksikan, sehingga menghasilkan pola dan makna tertentu. Data yang masih meragukan perlu ditanyakan kembali kepada sumber data yang lama atau yang baru, agar memperoleh ketuntasan dan kepastian. 34 Pada metode wawancara yang mendalam ini penulis maksudkan untuk menggali informasi dan data yang lebih akurat dari penelitian ini. Penulis mengadakan seleksi random untuk melakukan wawancara, ini peneliti maksudkan agar tidak ada kesepakatan jawaban dari informan yang satu dengan yang lainnya. Wawancara yang mendalam ini penulis lakukan untuk memperoleh data tentang penggunaan metode tahfidz. 3. Metode Dokumentasi Dokumentasi yaitu mengurnpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. 35 Dokumen sebagai metode pengumpulan data adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau suatu lembaga untuk keperluan pengujian sesuatu peristiwa atau menyajikan akunting. 36 Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, 34 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif..., hal. 240 35 Tanzeh Metode Penelitian Praktis..., hal. 30 36 Safii, Metode Penelitian..., hal. 160 69 majalah, dokumen-dokumen, peratutan-peraturan notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. 37 Sesuai pandangan tersebut, peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk dijadikan alat pengumpulan data dari bahan sumber tertulis atau paper yang terdiri dokumen resmi, seperti struktur organisasi, visi, misi, tujuan, sarana prasarana, denah lokasi penelitian, tenaga guru, sejarah sekolah, dan lain sebagainya. Yang kemudian peneliti gunakant untuk keperluan analisis data. Maka setelah kegiatan dokumentasi menjadi terarah, dan terkumpul data yang lengkap tentang MTs Darul Huda, peneliti menggunakan beberapa pedoman diantaranya: a Latar belakang atau sejarah berdirinya b Letak geografis c Denah lokasi d Struktur organisasi e Keadaan siswanya f Jadwal Kegiatan belajar mengajar g Sarana dan prasarana Dalam kegiatan dokumentasi ini peneliti mendatangi kantor Tata Usaha TU MTs Darul Huda. Peneliti meminjam arsip-arsip yang kemudian peneliti catat dan sebagian data yang ada di computer. Kegiatan 37 Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal.150 70 ini peneliti lakukan secara bertahap, mengingat banyaknya data yang harus dikumpulkan, dan padatnya kegiatan di kantor TU yang tidak bisa diganggu dengan kedatangan peneliti.

F. Teknik Analisis Data