20
Ambiguity
, dan Kepemimpinan terhadap Pemberdayaan Karyawan untuk Meningkatkan Komitmen Organisasional
diketahui bahwa
locus of control
, kepemimpinan, dan komitmen organisasional berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pemberdayaan, sedangkan
role ambiguity
tidak berpengaruh terhadap pemberdayaan. Clutterbuck dan Kernaghan 2003 menyebutkan
bahwa bentuk dan budaya organisasi mempengaruhi proses
penerapan pemberdayaan.
Hatami 2012
menemukan bahwa pemberdayaan karyawan berhubungan secara signifikan dengan budaya organisasi. Lebih lanjut
Hatami mengatakan bahwa karyawan yang diberdayakan akan menunjukkan komunikasi yang lebih baik dan
budaya organisasi yang lebih kuat. Sedangkan Siegall dalam Lashley, 2001 mengatakan bahwa budaya
organisasi yang sejalan dengan norma – norma yang ada
pada anggota organisasi akan menimbulkan dampak positif terhadap pemberdayaan. Dari pemaparan di atas
dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor penting yang memengaruhi pemberdayaan adalah budaya organisasi.
B. Budaya Organisasi
1. Pengertian Budaya Organisasi
Lingkungan organisasi pasti memiliki nilai-nilai yang diterapkan kepada seluruh anggota organisasinya.
21
Budaya organisasi adalah suatu kerangka kognitif yag berisi sikap, nilai, norma perilaku, dan harapan yang
diyakini bersama oleh anggota-anggota organisasi Baron 2003. Sejalan dengan pemikiran tersebut Gareth dalam
Wirawan 2007 mengatakan bahwa budaya organisasi adalah seperangkat nilai bersama yang mengontrol
interaksi setiap anggota organisasi juga dengan para pemasok, pelanggan, dan pihak-pihak lain di luar
organisasi. Glaser 1987 mendefinisikan budaya organisasi
sebagai bagian dari pola-pola keyakinan, simbol, ritual, dan mitos yang berkembang seiring dengan waktu dan
bekerja sebagai perekat yang menyatukan organisasi bersama-sama. Lebih lanjut Noe 1992 menyatakan
bahwa budaya organisasi adalah sebuah sistem dari berbagai arti nilai, kepercayaan, dan kebiasaan di antara
anggota organisasi yang berinteraksi dengan standar formal untuk menghasilkan norma perilaku. Menurut
Denison 1990, budaya organisasi menunjukkan suatu
nilai-nilai, kepercayaan
dan prinsip-prinsip
yang
mendasari suatu sistem manajemen organisasi
.
Secara terpisah Luthans 1998 mengatakan bahwa budaya
organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan perilaku anggota organisasi.
22
Miller 1987 mendefinisikan budaya organisasi sebagai kumpulan nilai yang dianut dalam organisasi dan
mendasari bagaimana mengelola organisasi tersebut. Lebih lanjut Miller menambahkan bahwa nilai-nilai
tersebut merupakan keyakinan yang dipegang teguh dan kadang-kadang tidak terungkap. Davis dalam Wirawan,
2007 mengemukakan
bahwa budaya
organisasi merupakan pola kepercayaan dan harapan yang dianut
oleh anggota organsasi. Kepercayaan dan harapan tersebut menghasilkan nilai-nilai yang dengan kuat membentuk
perilaku para individu dan kelompok-kelompok anggota organisasi.
Berdasarkan paparan di atas maka penulis mengacu pada pengertian budaya organisasi menurut
Glaser 1987 mendefinisikan budaya orgaisasi sebagai bagian dari pola-pola keyakinan, simbol, ritual, dan mitos
yang berkembang seiring dengan waktu dan bekerja sebagai perekat yang menyatukan organisasi bersama-
sama.
2. Dimensi Budaya Organisasi