PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN BERPIKIR KRITIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL DAN KONTEKSTUAL PADA MATERI GEOMETRI BIDANG DATAR KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 2 BINJAI.

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

ABSTRAK

Kata Kunci : Pembelajaran Kontekstual, kemampuan berpikir kreatif,

dan kemampuan berpikir kritis siswa.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui (1) Untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, (2) Untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, (3) Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang diajarkan dengan pembelajaran kontekstual dan yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional, (4) Untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan yang diajarkan dengan pembelajaran kontekstual dan yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Binjai. Kemudian secara acak dipilih tiga kelas dari semua kelas X SMA Negeri 2 binjai yaitu kelas XA, kelas XB, dan kelas XC dimana kelas XA sebagai kelas eksperimen dan kelas XB sebagai kelas kontrol serta kelas XC sebagai kelas uji coba instrumen. Kelas uji coba digunakan untuk menyempurnakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan menerapkan pembelajaran kontekstual. Instrumen penelitian ini menggunakan tes berpikir kreatif dan berpikir kritis matematis. Instrumen tersebut telah di uji oleh validator dan telah memenuhi syarat validitas isi, serta koefisien reabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Dari hasil perhitungan uji F, dihasilkan bahwa

hitung

F = 102,477 dan Ftabel = 4,006873 dengan taraf signifikan sebesar 5% Jika hitung

FFtabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional (2) Dari hasil perhitungan uji F, dihasilkan bahwa Fhitung= 7,557737 dan Ftabel = 4,006873 dengan taraf signifikan sebesar 5% Jika FhitungFtabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional, (3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran kontekstual dan konvensional memenuhi batas toleransi, (4) Rata – rata persentase keseluruhan komponen respon siswa terhadap pembelajaran kontekstual dan konvensional lebih besar atau sama dengan 80%, maka disimpulkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran kontekstual dan konvensional adalah positif (5) Proses penyelesaian jawaban siswa dengan menggunakan pembelajaran kontekstual memiliki kriteria baik. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa lebih baik pada kelas pembelajaran kontekstual dibandingkan dengan pembelajaran konvensional


(7)

ii

ABSTRACT

Keywords: Contextual learning, Students’ creative thinking skills and critical thinking skills.

The aim of this study was to determine (1) To know that there are significant differences between creative thinking abilities of students who obtain contextual learning and students who received conventional learning, (2) To know that there are significant differences between critical thinking skills students acquire learning Contextual and the students who received conventional learning, (3) To determine the activity of students during the learning process taught by contextual learning and being taught by Conventional method, (4) To determine the students' response to the activities taught by contextual learning and being taught by conventional teaching , The study population was class X SMA Negeri 2 Binjai. Then randomly selected from all three classes of class X SMA Negeri 2 Binjai is class XA, XB, and the class of XA and XC as an experimental class, and control class as a classes of XB and XC as the class of test instruments. Class tests are used to enhance learning device that was developed by applying contextual learning. The research instrument used test of creative thinking and critical thinking mathematically. The instrument has been tested by the validator and has qualified content validity and reliability coefficients. The results showed that (1) From the results of the F test calculation, resulting that = 102.477 and = 4.006873 with significance level of 5% If FhitungFtabel then H0 rejected and Ha accepted means there is a significant difference between the creative thinking abilities of students who obtain contextual learning with students who received conventional learning (2) The calculation of F test, and the result that Fhitung= 7,557737 and

tabel

F = 4,006873 with significance level of 5% If FhitungFtabel then H0 rejected

and Ha accepted means that there are significant differences between students' critical thinking skills who obtain contextual learning with students who received conventional learning, (3) ) The active participation by students in contextual learning and conventional meets the tolerance limits, (4) Averages percentage of total components of students' responses to contextual learning and conventional greater than or equal to 80%, then concluded that students' response to conventional and contextual learning is positive (5) The process of settlement of the students' answers using contextual learning has both criteria. This is shown by the students' answers in completing the test the ability of creative thinking and critical thinking of students are better on the class contextual learning compared to conventional learning


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat teriring salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan insya Allah kepada kita selaku umatnya. Karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul “Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Berpikir Kritis Siswa Yang Diajar Dengan Pembelajaran Konvensional Dan Kontekstual Pada Materi Geometri Bidang Datar Kelas X Semester Genap Di SMA Negeri 2 Binjai”.

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar magister pendidikan pada program studi pendidikan matematika. Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan tesis ini. Karena masih banyak pengetahuan dan ilmu yang harus penulis tingkatkan, namun berkat dukungan dan bantuan dari beberapa pihak maka hambatan itu dapat diatasi dengan baik.

Oleh karena itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu memberikan dorongan moril dan materil, sehingga tesis ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Edi Syahputra, M.Pd, selaku pembimbing I yang selalu memberikan kasih sayang, bimbingan dan pengarahan hingga tesis ini selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku pembimbing II yang selalu memberikan kritik dan saran yang membangun ditengah-tengah kesibukannya sehingga terselesaikannya tesis ini.

3. Bapak Prof.Dr. Edi Syahputra, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED dan Bapak Prof.Dr. Hasratuddin, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED yang telah banyak memberikan arahan dalam penyempurnaan tesis ini.


(9)

iv

4. Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, dan Bapak Dr. W. Rajagukguk,M.Pd selaku narasumber yang telah memberikan arahan dan kritik yang membangun untuk menjadikan tesis ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Dapot Tua Manullang, M.Si selaku staf Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana UNIMED yang telah memberikan semangat dan membantu penulis dalam penyelesaian tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, selaku Direktur Program Pascasarjana UNIMED

7. Secara khusus rasa terima kasih serta penghargaan yang tulus dan ikhlas penulis samapaikan kepada ayah dan ibunda tercinta yang telah membesarkan dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang dan pengorbanan yang tiada tara. Begitu juga kepada kakakku Rosmawati Sitorus, kakakku Ebta Sitorus, abangku Mulawarman, adikku Markus Salim Sitorus, Siti Kalsum, kekasihku tercinta Elvi Susanti Piliang, S.Pd serta Sahabatku Muhammad Padli, Janvan Bosta, Bob Edward Junjungan Sitorus, Marthin Hasiholan Sitorus, Imran, Josep sikiwi-kiwi dan kawan-kawan yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan baik moril maupun material kepada penulis selama ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu dengan merendahkan hati dan tangan terbuka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaanya.Semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, 17 Mei 2016 Penulis,

Ronald Mahmud Sitorus NIM.8106171018


(10)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 11

1.3 Batasan Masalah... 13

1.4 Rumusan Masalah ... 13

1.5 Tujuan Penelitian ... 14

1.6 Manfaat Penelitian ... 14

1.7 Definisi Operasional ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 17

2.1 Kajian Teori ... 17

2.1.1 Kemampuan ... 17

2.1.2 Kemampuan Berpikir ... 18

2.1.2.1. Kemampuan Berpikir Kreatif ... 19

2.1.2.1.1. Kemampuan Berpikir Kreatif Tinggi ... 23

2.1.2.1.2. Kemampuan Berpikir Kreatif Rendah ... 24

2.1.2.1.3. Berpikir Kreatif dalam Pendidikan Matematika ... 24


(11)

vi

2.1.2.2.1.Komponen Berpikir Kritis ... 28

2.1.2.2.2. Kemampuan Berpikir Kritis dalam Matematika ... 33

2.2 Pembelajaran ... 34

2.2.1. Pembelajaran Konvensional ... 35

2.2.1.1.Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Konvensional ... 36

2.2.1.2.Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Konvensional ... 37

2.2.2. Pembelajaran Kontekstual ... 38

2.2.2.1 Komponen Pembelajaran Kontekstual ... 39

2.2.2.2. Ciri-Ciri Kelas Yang Menggunakan Pembelajaran Kontekstual ... 44

2.2.2.3. Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Kontekstual ... 45

2.2.2.4. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual . 47 2.2.2.5. Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran Kontekstual ... 48

2.2.2.6. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual ... 49

2.2.2.7. Perbedaan Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Konvensional ... 50

2.3 Teori Belajar ... 54

2.3.1. Teori Belajar Pendukung Pendekatan Kontekstual ... 54

2.3.1.1. Teori Perkembangan dari Piaget ... 54

2.3.1.2. Teori Vygotsky ... 56

2.3.1.3. Teori Bruner ... 57

2.3.1.4. Teori Belajar Bermakna Ausubel ... 58

2.4 Uraian Materi Geometri Bidang Datar ... 60

2.5 Penelitian Yang Relevan ... 74

2.6 Kerangka Konseptual ... 76 2.6.1. Perbedaan Yang Singnifikan Antara Kemampuan Berpikir


(12)

vii

Kritis Siswa Yang Memperoleh Pembelajaran Kontekstual Dengan Siswa Yang Memperoleh Pembelajaran

Konvensional ... 77

2.6.2. Perbedaan Yang Singnifikan Antara Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang Memperoleh Pembelajaran Kontekstual Dengan Siswa Yang Memperoleh Pembelajaran Konvensional ... 78

2.6.3. Aktivitas Siswa Yang dibelajarkan dengan Pembelajaran Kontekstual dan Yang dibelajarkan dengan Pembelajaran Konvensional ... 78

2.6.4. Respon Siswa Yang dibelajarkan dengan Pembelajaran Kontekstual dan Yang dibelajarkan dengan Pembelajaran Konvensional ... 81

2.7 Hipotesis Penelitian ... 82

BAB III METODE PENELITIAN ... 84

3.1 Jenis Penelitian ... 84

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 84

3.3 Populasi dan Sampel ... 85

3.3.1 Populasi ... 85

3.3.2 Sampel ... 85

3.4 Prosedur dan Rancangan Penelitian ... 86

3.4.1 Prosedur Penelitian... 86

3.4.1.1. Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran ... 88

3.4.1.2. Uji Keterbacaan ... 105

3.4.1.3. Tahap Uji Coba Perangkat dan Instrumen Penelitian ... 105

3.4.1.4. Melakukan Penelitian ... 106

3.4.1.5. Analisis Data ... 106


(13)

viii

3.5 Variabel Penelitian ... 109

3.5.1 Variabel Bebas ... 109

3.5.2 Variabel Perlakuan ... 109

3.5.3. Variabel Kontrol ... 109

3.5.4. Varibel Tak Terkontrol ... 110

3.5.5. Variabel Penyerta ... 110

3.5.6. Variabel Terikat (Tergantung) ... 110

3.6 Tahap Pelaksanaan Eksperimen ... 110

3.7 Instrumen Penelitian dan Teknik Analisis Data ... 112

3.7.1 Instrumen Penelitian... 112

3.7.1.1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 112

3.7.1.2. Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 121

3.7.1.3. Instrumen dalam Bentuk Non-Tes ... 128

3.7.2 Teknik Analisis Data ... ..131

3.7.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... ..131

3.7.2.2. Analisis Statistik Inferensial ... ..138

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... ...154

4.1 Hasil Penelitian ... 154

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 154

4.1.2. Deskripsi Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif dan Berpikir Kritis Matematika Siswa ... 156

4.1.2.1.Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa ... 156

4.1.2.2.Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa ... 157

4.1.3. Deskripsi Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif dan Berpikir Kritis Matematika Siswa ... 163

4.1.4. Analisis Deskriptif Kadar Aktivitas Siswa ... 168

4.1.5. Analisis Deskriptif Respon Siswa ... 173


(14)

ix

4.1.7. Analisis Statistik Inferensial Hasil Penelitian Pada Tes

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 189

4.1.8. Model Regresi Linier ... 190

4.1.9. Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 190

4.1.10. Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 197

4.1.11. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 199

4.1.12. Analisis Kovarians Dengan Modifikasi Analisis Varians ... 201

4.1.13. Analisis Statistik Inferensial Hasil Penelitian Pada Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 205

4.1.14. Model Regresi Linier ... 206

4.1.15. Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 206

4.1.16. Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 212

4.1.17. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 214

4.1.18. Analisis Kovarians dengan Modifikasi Analisis Varians ... 216

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 220

4.3 Kelemahan Penelitian ... 227

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... ... 228

5.1 Kesimpulan ... 228

5.2 Saran ... 229 DAFTAR PUSTAKA


(15)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kontekstual ... 50

Tabel 2.2 Perbedaan Pedagogik Pembelajaran Kontekstual dengan Pembelajaran Konvensional ... 51

Tabel 3.1. Biodata Validator ... 92

Tabel 3.2. Hasil Validas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 93

Tabel 3.3. Revisi RPP Berdasarkan Hasil Validasi... 95

Tabel 3.4. Hasil Validasi Lembar Aktifitas Siswa (LAS) ... 97

Tabel 3.5. Revisi LAS Berdasarkan Hasil Validasi ... 99

Tabel 3.6. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 101

Tabel 3.7. Hasil Validasi Tes Kemampuan Awal Matematika (KAM) ... 102

Tabel 3.8. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pertemuan 1 ... 102

Tabel 3.9. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pertemuan 2 ... 103

Tabel 3.10. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pertemuan 3 ... 103

Tabel 3.11. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Pertemuan 4 ... 103

Tabel 3.12. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Pertemuan 1 ... 104

Tabel 3.13. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Pertemuan 2 ... 104

Tabel 3.14. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir KritisPertemuan 3 ... 104

Tabel 3.15. Hasil Validasi Tes Kemampuan Berpikir KritisPertemuan 4 ... 105

Tabel 3.16. Rancangan Penelitian ... 107

Tabel 3.17. Tabel Weiner tentang keterkaitan antara variabel bebas, variabel terikat, dan kontrol. ... 108

Tabel 3.18. Kisi – Kisi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematik ... 113

Tabel 3.19. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 114


(16)

xi

Tabel 3.21. Validitas Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 119 Tabel 3.22. Validitas Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Dengan

menggunakan program SPSS ... 120 Tabel 3.23. Reliabilitas Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis ... 125 Tabel 3.24. Validitas Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Berpikir Kritis... 126 Tabel 3.25. Validitas Hasil Uji Coba Dengan menggunakan program SPSS

Kemampuan Berpikir Kritis ... 127 Tabel 3.26. Kisi-kisi Aktivitas Siswa ... 128 Tabel 3.27. Indikator/aspek yang Diamati pada Respon Siswa ... 130 Tabel 3.28. Kualifikasi nilai perolehan test Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

... 132 Tabel 3.29. Kualifikasi nilai perolehan test Kemampuan Berpikir Kritis Siswa 133 Tabel 3.30. Persentase Waktu ideal Aktivitas Siswa ... 135 Tabel 3.31. Kriteria Proses Jawaban Kemampuan Berpikir Kreatif ... 137 Tabel 3.32. Kriteria Proses Jawaban Kemampuan Berpikir Kritis ... 138 Tabel 3.33. Rancangan Anakova untuk Perbedaan Kemampuan Berpikir Kreatif

dan Berpikir Kritis siswa yang diajar dengan Pembelajaran

Kontekstual dan Konvensional di SMA. ... 139 Tabel 3.34. Keterkaitan Antara Rumusan Masalah, Hipotesis, Data, Alat Uji dan

Uji Statistik ………...151 Tabel 4.1 Descriptive Statistics Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 155 Tabel 4.2 Descriptive Statistics Pretes Kemampuan Berpikir Kritis ... 155 Tabel 4.3 Hasil Analisis Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif dan Berpikir Kritis Matematika Siswa ... 155 Tabel 4.4 Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa pada

Kelompok Pembelajaran Kontekstual Secara Kuantitatif ... 156 Tabel 4.5 Pre-test Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa pada

Kelompok Pembelajaran Konvensional Secara Kuantitatif ... 156 Tabel 4.6 Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa pada Kelompok Pembelajaran Kontekstual Secara Kuantitatif ... 158


(17)

xii

Tabel 4.7 Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa pada Kelompok

Pembelajaran Konvensional Secara Kuantitatif ... 158

Tabel 4.8 Tests of Normality ... 160

Tabel 4.9 Test of Homogeneity of Variance Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kritis ... 161

Tabel 4.10 Pengujian Perbedaan Rerata Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematik Siswa Kelompok Pembelajaran Kontekstual dan Pembelajaran Konvensional ... 162

Tabel 4.11 Descriptive Statistics Postes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 163

Tabel 4.12 Descriptive Statistics Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 163

Tabel 4.13 Hasil Analisis Postes Kemampuan Berpikir Kreatif dan Kemampuan Berpikir Kritis ... 164

Tabel 4.14 Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa pada Kelompok Pembelajaran Kontekstual Secara Kuantitatif ... 164

Tabel 4.15 Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa pada Kelompok Pembelajaran Konvensional Secara Kuantitatif ... 165

Tabel 4.16 Postes Kemampuan Berpikir Kritis pada Kelompok Pembelajaran Kontekstual Secara Kuantitatif ... 166

Tabel 4.17 Postes Kemampuan Berpikir Kritis pada Kelompok Pembelajaran Konvensional Secara Kuantitatif... 167

Tabel 4.18 Kadar Aktivitas Siswa Kelompok Pembelajaran Kontekstual ... 169

Tabel 4.19 Kadar Aktivitas Siswa Kelompok Pembelajaran Konvensional ... 171

Tabel 4.20 Persentase Respon Siswa Pada Pembelajaran Kontekstual ... 174

Tabel 4.21 Persentase Respon Siswa Pada Pembelajaran Konvensional ... 175

Tabel 4.22 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika pada Kelas Pembelajaran Konvensional ... 191

Tabel 4.23 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika pada Pembelajaran Konvensional ... 191


(18)

xiii

Tabel 4.24 Koefisien Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika pada Pembelajaran Konvensional ... 192 Tabel 4.25.Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika pada Pembelajaran Kontekstual ... 192 Tabel 4.26 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika pada Pembelajaran Kontekstual ... 193 Tabel 4.27 Koefisien Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematika pada Pembelajaran Kontekstual ... 193 Tabel 4.28.Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa pada Pembelajaran Konvensional ... 194 Tabel 4.29 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa pada Pembelajaran Konvensional ... 195 Tabel 4.30.Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Pada Pembelajaran Kontekstual ... 196 Tabel 4.31 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Pada Pembelajaran Kontekstual ... 197 Tabel 4.32 Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa... 197 Tabel 4.33 Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa... 198 Tabel 4.34 Koefisien Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 198 Tabel 4.35 Analisis Kovarians Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Kesejajaran

Model Regresi ... 200 Tabel 4.36 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa ... 201 Tabel 4.37 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa ... 203 Tabel 4.38 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan

Berpikir Kreatif pada Taraf Signifikan 5 % ... 204 Tabel 4.39 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kritis


(19)

xiv

Tabel 4.40 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika pada Pembelajaran Konvensional ... 207 Tabel 4.41 Koefisien Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika pada Pembelajaran Konvensional ... 207 Tabel 4.42.Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika pada Pembelajaran Kontekstual ... 208 Tabel 4.43 Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika pada Pembelajaran Kontekstual ... 209 Tabel 4.44 Koefisien Analisis Varians untuk Uji Independensi Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika pada Pembelajaran Kontekstual... 209 Tabel 4.45.Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa pada Pembelajaran Konvensional... 210 Tabel 4.46 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa pada Pembelajaran Konvensional... 211 Tabel 4.47.Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Pada Pembelajaran Kontekstual ... 211 Tabel 4.48 Analisis Varians untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa Pada Pembelajaran Kontekstual ... 212 Tabel 4.49 Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa ... 213 Tabel 4.50 Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan

Berpikir Kreatif Siswa... 213 Tabel 4.51 Koefisien Analisis Kovarians untuk Kesamaan Dua Model Regresi

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 214 Tabel 4.52 Analisis Kovarians Kemampuan Berpiki Kritis Siswa untuk

Kesejajaran Model Regresi ... 215 Tabel 4.53 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa ... 216 Tabel 4.54 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Berpikir

Kritis Siswa ... 218 Tabel 4.55 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan


(20)

(21)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alternatif Jawaban Yang Benar Pada Contoh Soal Kemampuan

Berpikir Kreatif ... 6

Gambar 1.2 Salah Satu Proses Penyelesaian Jawaban Siswa Pada Tes Uji Awal Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 7

Gambar 1.3 Contoh Soal Uji Awal di SMA Negeri 2 Binjai ... 8

Gambar 1.4 Alternatif Jawaban Yang Benar Pada Contoh Soal Kemampuan Berpikir Kritis ... 9

Gambar 1.5 Salah Satu Proses Penyelesaian Jawaban Siswa pada tes uji awal Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 10

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian ... 87

Gambar 4.1 Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa ... 157

Gambar 4.2 Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa ... 159

Gambar 4.3. Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif ... 166

Gambar 4.4. Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kritis ... 168

Gambar 4.5. Persentase Aktivitas Siswa Pada Masing-Masing Kelompok Pembelajaran ... 173

Gambar 4.6. Persentase Respon Siswa Pada Masing-Masing Kelompok Pembelajaran ... 177

Gambar 4.7 Jawaban Siswa No 1 Berpikir Kreatif Siswa Yang Benar dan Tidak Lengkap ... 178

Gambar 4.8 Jawaban Siswa No 2 Berpikir Kreatif Siswa Yang Benar dan Tidak Lengkap ... 178

Gambar 4.9 Jawaban Siswa No 3 Berpikir Kreatif Siswa Yang Benar dan Tidak Lengkap ... 178

Gamabar 4.10 Jawaban Siswa No 4 Berpikir Kreatif Siswa Yang Benar dan Tidak Lengkap ... 178

Gambar 4.11 Jawaban Siswa No 5 Berpikir Kreatif Siswa Yang Benar dan Tidak Lengkap ... 179


(22)

xvi

Gambar 4.12 Jawaban Siswa No 1 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Yang Benar dan Lengakap ... 179 Gambar 4.13 Jawaban Siswa No 2 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Yang Benar dan Lengkap ... 180 Gambar 4.14. Jawaban Siswa No 3 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Yang Benar dan Lengkap. ... 180 Gambar 4.15 Jawaban Siswa No 4 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Yang Benar dan Lengkap ... 180 Gambar 4.16 Jawaban Siswa No 5 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir

Kreatif Siswa Yang Benar dan Lengkap ... 181 Gambar 4.17 Jawaban Siswa No 1 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Yang

Kosong ... 181 Gambar 4.18 Jawaban Siswa No 2 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Yang

Kosong ... 181 Gambar 4.19 Jawaban Siswa No 3 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Yang

Kosong ... 182 Gambar 4.20 Jawaban Siswa No 4 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Yang

Kosong ... 182 Gambar 4.21 Jawaban Siswa No 5 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Yang

Kosong ... 182 Gambar 4.22 Jawaban Siswa No 1 Berpikir Kritis Siswa Yang Benar dan Tidak

Lengkap ... 183 Gambar 4.23 Jawaban Siswa No 2 Berpikir Kritis Siswa Yang Benar dan Tidak

Lengkap ... 183 Gambar 4.24 Jawaban Siswa No 3 Berpikir Kritis Siswa Yang Benar dan Tidak

Lengkap ... 183 Gambar 4.25 Jawaban Siswa No 4 Berpikir Kritis Siswa Yang Benar dan Tidak

Lengkap ... 183 Gambar 4.26 Jawaban Siswa No 5 Berpikir Kritis Siswa Yang Benar dan Tidak

Lengkap ... 184 Gambar 4.27 Jawaban Siswa No 1 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir Kritis


(23)

xvii

Gambar 4.28 Jawaban Siswa No 2 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang Benar dan Lengkap ... 185 Gambar 4.29 Jawaban Siswa No 3 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Yang Benar dan Lengkap ... 186 Gambar 4.30 Jawaban Siswa No 4 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Yang Benar dan Lengkap. ... 187 Gambar 4.31 Jawaban Siswa No 5 Jawaban Siswa Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Yang Benar dan Lengkap ... 187 Gambar 4.32 Jawaban Siswa No 1 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang

Kosong ... 188 Gambar 4.33 Jawaban Siswa No 2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang

Kosong ... 188 Gambar 4.34 Jawaban Siswa No 3 Kemampuan Berpikir Kritis Siswwa Yang

Kosong ... 188 Gambar 4.35 Jawaban Siswa No 4 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Yang

Kosong ... 188 Gambar 4.36 Jawaban Siswa No 5 Kemampuang Berpikir Kritis Siswa Yang


(24)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A (INSTRUMEN PENELITIAN)

Lampiran A.1 Kisi-Kisi Test Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 234 Lampiran A.2 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 235 Lampiran A.3 Butir Soal Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa... 236 Lampiran A.4 Alternatif Kunci Jawaban Preates Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa ... 238 Lampiran A.5 Butir Soal Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 240 Lampiran A.6. Alternatif Kunci Jawaban Postes Kemampuan Berpikir Kreatif

Siswa ... 242 Lampiran A.7 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 2444 Lampiran A.8 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 245 Lampiran A.9 Butir Soal Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 246 Lampiran A.10 Alternatif Kunci Jawaban Preates Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa ... 250 Lampiran A.11 Butir Soal Postes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 253 Lampiran A.12 Alternatif Kunci Jawaban Postes Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa ... 256 Lampiran A.13 Observasi Lembar Aktivitas Aktif Siswa Kelas Pembelajaran

Kontekstual ... 259 Lampiran A.14 Observasi Lembar Aktivitas Aktif Siswa Kelas Pembelajaran

Konvensional... 261 Lampiran A.15 Angket Respon Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ... 263


(25)

xix

LAMPIRAN B (PERANGKAT PEMBELAJARAN)

Lampiran B.1 Rpp Pembelajaran Kontekstual ... 264 Lampiran B.2 Rpp Pembelajaran Konvensional ... 272 Lampiran B.3 LAS (Lembar Aktivitas Siswa) ... 280 Lampiran B.4 Buku Guru ... 301 Lampiran B.5 Buku Siswa ... 313 LAMPIRAN C (HASIL VALIDASI AHLI)

Lampiran C.1 Hasil Validasi Rpp ... 314 Lampiran C.2 Hasil Validasi LAS ... 317 Lampiran C.3 Hasil Validasi Buku Guru ... 320 Lampiran C.4 Hasil Validasi Buku Siswa ... 321 Lampiran C.5 Hasil Validasi Tes Awal Kemampuan Berpikir Kreatif ... 322 Lampiran C.6 Hasil Validasi Tes Awal Kemampuan Berpikir Kritis ... 323 Lampiran C.7 Hasil Validasi Tes Akhir Kemampuan Berpikir Kreatif ... 324 Lampiran C.8 Hasil Validasi Tes Akhir Kemampuan Berpikir Kritis ... 325 LAMPIRAN D (HASIL UJI COBA)

Lampiran D.1 Data Hasil Uji Coba Tes Awal Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika ... 369 Lampiran D.2 Data Hasil Uji Coba Tes Awal Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika ... 372 Lampiran D.3 Data Hasil Uji Coba Tes Akhir Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika ... 375 Lampiran D.4 Data Hasil Uji Coba Tes Akhir Kemampuan Berpikir Kritis


(26)

xx LAMPIRAN E (HASIL PENELITIAN)

Lampiran E.1 Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas Kontrol/Konvensional ... 381 Lampiran E.2 Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa

Kelas Eksperimen/Kontekstual ... 383 Lampiran E.3 Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa

Kelas Kontrol/Konvensional ... 385 Lampiran E.4 Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa

Kelas Eksperimen/Kontekstual ... 388 Lampiran E.5 Uji Normalitas Untuk Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas

Kontrol/Konvensional ... 393 Lampiran E.6 Uji Normalitas Untuk Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas

Kontekstual ... 398 Lampiran E.7 Uji Homogenitas Untuk Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika Siswa Dengan Menggunakan Spss ... 402 Lampiran E.8 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Kemampuan

Berpikir Kreatif Pada Kelas Kontrol/Konvensional ... 403 Lampiran E.9 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Kemampuan

Berpikir Kreatif Pada Kelas Eksperimen/Kontekstual ... 406 Lampiran E.10 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika Siswa Kelas Kontrol Menggunakan Excel ... 409 Lampiran E.11 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan Excel... 411 Lampiran E.12 Perhitungan Uji Linearitas Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika Siswa Kelas Kontrol Menggunakan Excel ... 413 Lampiran E.13Perhitungan Uji Linearitas Kemampuan Berpikir Kreatif

Matematika Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan Excel... 415 Lampiran E.14 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Excel ... 417 Lampiran E.15 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Kemampuan

Berpikir Kreatif Matematika Siswa Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Excel ... 420


(27)

xxi

Lampiran E.16 Analisis Kovarian Menggunakan Excel ... 423 Lampiran E.17 Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas

Kontrol/Konvensional ... 426 Lampiran E.18 Hasil Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Kelas

Eksperimen/Kontekstual ... 428 Lampiran E.19 Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Kelas Kontrol ... 430 Lampiran E.20 Hasil Postes Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa

Kelas Eksperimen/Kontekst ... 432 Lampiran E.21 Uji Normalitas Untuk Pretes Kemampuan Berpikir Kritis Kelas

Kontrol/Konvensional ... 435 Lampiran E.22 Uji Normalitas Untuk Pretes Kemampuan Berpikir Kreatif Kelas

Kontekstual ... 439 Lampiran E.23 Uji Homogenitas Untuk Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa Dengan Menggunakan Spss ... 443 Lampiran E.24 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Kemampuan

Berpikir Kritis Pada Kelas Kontrol/Konvensional ... 444 Lampiran E.25 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Kemampuan

Berpikir Kritis Pada Kelas Eksperimen/Kontekstual... 446 Lampiran E.26 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa Kelas Kontrol Menggunakan Excel ... 448 Lampiran E.27 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan Excel... 450 Lampiran E.28 Perhitungan Uji Linearitas Kemampuan Berpikir Kritis

Matematika Siswa Kelas Kontrol Menggunakan Excel ... 452

Lampiran E.29 Perhitungan Uji Linearitas Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas Eksperimen Menggunakan Excel... 454 Lampiran E.30 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi Kemampuan

Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Excel ... 456


(28)

xxii

Lampiran E.31 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Excel ... 459 Lampiran E.32 Analisis Kovarian Menggunakan Excel ... 462


(29)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu diantara masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia akhir-akhir ini yang banyak diperbincangkan dari berbagai kalangan adalah rendahnya kualitas pendidikan. Pembelajaran adalah inti dari aktivitas pendidikan, oleh sebab itu pemecahan masalah rendahnya kualitas pendidikan harus difokuskan pada kualitas pembelajaran. Komponen-komponen yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan proses pembelajaran adalah guru, siswa, alat dan media dan faktor lingkungan (Sanjaya, 2006:52). Kualitas pembelajaran dapat diwujudkan bilamana proses pembelajaran direncanakan dan dirancang secara matang dan seksama tahap demi tahap dan proses demi proses (Edgar, 2005:168).

Menurut Survei Human Developement Indeks, kualitas sumber daya manusia saat ini menduduki peringkat ke-105. Peringkat ini gambaran nyata masih rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Ada tiga variabel yang sangat menentukan kualitas pendidikan yaitu guru yang kualitasnya tinggi, proses belajar mengajar yang tepat dan buku pelajaran.

Proses belajar mengajar yang baik harus sesuai dengan prinsip pembelajaran. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoritis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi


(30)

2 1) Bahan yang akan dibelajarkan,

2) Prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan),

3) Gurunya, dan 4) Siswanya.

Bila kita membicarakan pembelajaran, ada beberapa hal yang selalu disinggung, yaitu prinsip, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan model pembelajaran. (Syafii, 1994:15)

Hal ini sejalan dengan pendapat Joyce (1992) “Earch model guides us as we design instruction to helf students achieve various objectis” . Artinya, setiap model mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu

peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Sejalan dengan Joyce, Joyce dan

Weil (1992:1) menyatakan “Models of teaching are really models of learning. As we help student acquire information, ideas, skills, value, ways of thinking and means of expessing themselves, we are also teaching them how to learn”. Artinya, model pembelajaran merupakan model belajar. Dengan model tersebut guru dapat membantu siswa mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri. Selain itu, model belajar juga mengajarkan bagaimana mereka belajar.

Suatu model pembelajaran akan memuat antara lain: (a) Deskripsi lingkungan belajar,

(b) Pendekatan, metode, teknik, dan strategi, (c) Manfaat pembelajaran,


(31)

3 (e) Media, dan (f) desain pembelajaran.

Ada banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam implementasi pembelajaran di antaranya sebagai berikut (lihat Karli dan Yuliariatiningsih 2002) :

a) Model pembelajaran kontekstual (CTL), b) Model pembelajaran berdasarkan masalah c) Model pembelajaran konstruktivisme d) Model dengan pendekatan lingkungan e) Model pengajaran langsung

f) Model pembelajarn terpadu, dan

g) Model pembelajaran interaktif. (lihat Karli dan Yuliariatiningsih 2002). Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengn situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2008:255). Metode pembelajaran kontekstual yang semacam ini lebih menekankan kepada para peserta didik untuk melihat, merasakan, mendengar dan mengalami apa yang disampaikan oleh tenaga pendidiknya di dunia nyata. Dengan hal ini maka diharapkan mereka akan lebih mudah dalam mencerna setiap pelajaran yang mereka terima dan diharapkan dengan pembelajaran ini maka setiap peserta didik akan digiring untuk berpikir secar kritis dan kreatif (John Dewey, 1916).


(32)

4 Orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Hal itu sejalan dengan amanat UU no.20 tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan pasal 35: “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar yang telah disepakati”. Hal ini sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Secara konseptual kurikulum 2013 jelas ada perubahan signifikan. Perubahan itu tentunya di maksudkan untuk menjadikan pendidikan menjadi lebih baik. Salah satu alasan Pemerintah merubah Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013, diindikasikan dari yang dikemukakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah lemahnya “kreativitas siswa”. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan mengajak siswa belajar mengamati. Memanfaatkan indrawi untuk melihat fenomena. Tidak hanya mengamati, tetapi didorong untuk bertanya, menalar, dan mencoba.

Berdasarkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tersebut kita ketahui bahwa salah satu hasil (output) yang diharapkan dari sebuah proses pendidikan ialah agar para peserta didik menjadi manusia kreatif. Karena tidak dapat dipungkiri, untuk mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, maka perkembangannya menuntut lahirnya manusia-manusia yang kreatif, profesional, dan mempunyai kepedulian terhadap masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan yang diselenggarakan harus menggarahkan anak didik untuk dapat menjadi kreatif.


(33)

5 Kreativitas memang penting, namun bangsa Indonesia ternyata masih menghadapi persoalan dalam masalah ini. Khususnya dalam pendidikan, pakar-pakar dalam bidang pendidikan melihat bahwa kreativitas bangsa Indonesia masih tergolong rendah. Hal tersebut ternyata juga berlaku dalam bidang matematika dan sains, sebagaimana hasil penelitian internasional dalam bidang matematika dan IPA (TIMSS) untuk kelas dua SLTP (eighth grade), menunjukan bukti bahwa soal – soal matematika tidak rutin yang memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada umumnya tidak berhasil dijawab dengan benar oleh sampel siswa Indonesia”. Hal ini berarti kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa yang di antaranya kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam matematika perlu menjadi perhatian utama. .

Hasil wawancara dengan guru di SMA Negeri 2 Binjai pada tanggal 23 Maret 2015, diperoleh keterangan bahwa guru masih mengajarkan materi kepada siswa dengan metode pembelajaran konvensional dan memberikan soal-soal rutin. Hal ini menyebabkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa kurang tergali akibatnya akan berdampak pada penguasaan konsep matematika di jenjang pendidikan siswa berikutnya. Selain itu diperoleh juga keterangan bahwa di sekolah tersebut belum pernah dilaksanakan evaluasi pembelajaran khususnya untuk mengukur kemampuan berpikir matematis peserta didik.

Dari hasil observasi uji awal di SMA Negeri 2 Binjai pada tanggal 24 Maret 2015, peneliti mendapatkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan ruang lingkup kehidupan sehari-hari yang dapat mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif siswa pada saat menyelesaikannya. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa yaitu tentang Geometri Bidang


(34)

6 Datar. Kenyataan yang terjadi di lapangan sebagian siswa tidak memahami maksud soal yaitu tidak mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, berikut ini akan disajikan salah satu contoh soal uji awal di SMA Negeri 2 Binjai. Ada sebuah kawat yang berbentuk garis seperti gambar di bawah ini, dengan ukuran BN = 8 cm. jika panjang BN = AB

4

1 . Berapakah ukuran panjang kawat tersebut ?

. Dari penelitian uji awal yang dilakukan peneliti dilapangan pada tanggal 24 Maret 2015 pada tes kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat perbandingan antara hasil alternatif jawaban yang benar dengan jawaban yang dibuat siswa. Berikut ini adalah alternatif jawaban yang benar pada contoh soal kemampuan berpikir kreatif di atas adalah sebagai berikut :

Gambar 1.1. Alternatif Jawaban yang benar pada contoh soal kemampuan berpikir kreatif


(35)

7 Dan berikut ini salah satu contoh jawaban siswa dari persoalan di atas,

Gambar 1.2. Salah satu proses penyelesaian jawaban siswa pada tes uji awal kemampuan berpikir kreatif siswa

Dari jawaban siswa di atas, terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah. Hal ini terlihat siswa mencoba menyelesaian soal tersebut, banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menentukan ukuran panjang kawat tersebut.

Dari 30 siswa yang menjawab soal tersebut hanya 2 siswa yang menjawab soal tersebut (6,7%) yang menjawab benar, 19 siswa (63,3%) menjawab salah dan 9 siswa (30%) tidak mampu menjawab sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa masih rendah.

Selain kemampuan berpikir kreatif, tak kalah pentingnya adalah kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan berpikir kritis siswa dalam dalam pembelajaran matematika sangat penting untuk diperhatikan, hal ini dikarenakan melalui kemampuan berpikir kritis matematika siswa bisa menyusun rencana penyelesaian masalah yang paling tepat untuk digunakan misalnya mengungkap teorema/konsep/definisi yang akan digunakan, menggali akibat dari suatu pernyataan, menggali kemungkinan adanya bias dan sebagainya.

Umumnya Kesalan-kesalahan terjadi adalah siswa masih belum memahami maksud soal sebenarnya, sehingga siswa tidak mampu menjawab soal dengan benar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir Fleksibilitas.


(36)

8 Dari hasil observasi uji awal di SMA Negeri 2 Binjai pada tanggal 24 Maret 2015, peneliti mendapatkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal yang berhubungan dengan ruang lingkup kehidupan sehari-hari yang dapat mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis siswa pada saat menyelesaikannya. Salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa yaitu tentang Geometri Bidang Datar. Kenyataan yang terjadi di lapangan sebagian siswa tidak memahami maksud soal yaitu tidak mengetahui apa yang diketahui dan apa yang ditanya pada soal. Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, berikut ini akan disajikan salah satu contoh soal uji awal di SMA Negeri 2 Binjai.

Sebuah pesawat terbang pada ketinggian 1,6 km mulai bergerak naik dengan sudut konstan 280.

a) Bagaimana cara menghitung ketinggian pesawat tersebut dalam waktu 35 detik kemudian dengan kecepatan konstan 320 km/jam ?

b) Berapa ketinggian pesawat tersebut dalam waktu 35 detik kemudian dengan kecepatan konstan 320 km/jam !


(37)

9 Dari penelitian uji awal yang dilakukan peneliti dilapangan pada tanggal 24 Maret 2015 pada tes kemampuan berpikir kritis dapat dilihat perbandingan antara hasil alternatif jawaban yang benar dengan jawaban yang dibuat siswa. Berikut ini adalah alternatif jawaban yang benar pada contoh soal kemampuan berpikir kritis di atas adalah sebagai berikut :

Gambar 1.4. Alternatif Jawaban yang benar pada contoh soal kemampuan berpikir kritis


(38)

10 Dan berikut ini salah satu contoh jawaban siswa dari persoalan di atas,

Gambar 1.5. Salah satu proses penyelesaian jawaban siswa pada tes uji awal kemampuan berpikir kritis siswa

Dari jawaban siswa di atas, terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah. Hal ini terlihat siswa mencoba menyelesaian soal tersebut, banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menentukan ketinggian pesawat tersebut dalam waktu 35 detik kemudian dengan kecepatan konstan 320 km/jam . Hal ini juga terlihat tampaknya siswa telah terbiasa belajar matematika dengan cara menghapal rumus-rumus atau prosedur-prosedur rutin dalam menyelesaiakan soal.

Dari 30 siswa yang menjawab soal tersebut hanya 3 siswa yang menjawab soal tersebut (10%) yang menjawab benar, 19 siswa (63,3%) menjawab salah dan 8 siswa (26,7%) tidak mampu menjawab sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah.

Hingga saat ini, pembelajaran untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Berpikir Kritis siswa belum begitu membudaya di kelas, guru selalu terfokus hanya pada soal-soal rutin yang diberikan sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013, dimana kurikulum 2013 lebih menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu

Umumnya Kesalan-kesalahan terjadi adalah siswa masih belum memahami maksud soal sebenarnya, sehingga siswa tidak mampu menjawab soal dengan benar pada saat siswa mencoba menjawab soal.


(39)

11 menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah tersebut meliputi, mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan membentuk jejaring.

Karena permasalahan tersebut penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional dan kontekstual pada materi Geometri Bidang Datar kelas X semester genap di SMA negeri 2 Binjai

1.2Identifikasi Masalah

Sebagai pedoman untuk mengidentifikasi masalah di dalam penelitian ini, penulis mengutip pendapat Azwar yang mengatakan,

“Langkah paling awal yang harus dilakukan penelitian setelah menemukan topik penelitian adalah mengidentifikasi masalah. Identifikasi masalah ini dimaksudkan sebagai penegasan batas-batas permasalahan sehingga cakupan penelitian tidak keluar dari tujuannya. Identifikasi permasalahan terdiri atas 2 (dua) langkah pokok yaitu penguraian latar belakang permasalahan telah diuraikan dengan seksama maka pokok-pokok permasalahan yang hendak diteliti perlu dirumuskan serta dicari jawabannya oleh peneliti (1999:29)”.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi masalah merupakan menentukan atau menetapkan masalah-masalah yang akan di teliti untuk dicari jawabannya. Identifikasi masalah dimaksudkan untuk menjelaskan masalah-masalah yang akan diteliti agar tidak keluar dari tujuan Berdasarkan pendapat di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :


(40)

12 1) Pada umumnya pembelajaran matematika di sekolah masih menekankan pada hafalan dan mencari jawaban dari soal-soal yang sifatnya rutin atau prosedural akibatnya siswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal non rutin. 2) Guru masih berperan dominant dalam kegiatan pembelajaran matematika

akibatnya siswa menjadi pasif dalam pembelajaran sehingga tidak mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa..

3) Kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa yang masih rendah

4) Siswa kurang dibiasakan menyelesaikan soal yang bersifat kontekstual yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa akibatnya daya pikir siswa kurang terlatih untuk berpikir

5) Motode pembelajaran dan penyampaian bahan ajar kurang menarik perhatian para pelajar akibatnya siswa menjadi bosan di ruangan kelas. 6) Materi Geometri Bidang Datar berhubungan dengan kehidupan nyata

menuntut kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa belum diajarkan secara optimal akibatnya memberikan hasil pembelajaran yang kurang memuaskan.

7) Guru kurang menguasai pendekatan pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan suatu pokok bahasan akibatnya memberikan hasil pembelajaran yang kurang memuaskan

8) Siswa belum terbiasa melihat makna atau fungsi dari materi yang sedang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari akibatnya siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika.

9) Guru masih berperan dominant dalam kegiatan pembelajaran matematika akibatnya rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika. 10) Pada umumnya pembelajaran matematika di sekolah masih menekankan pada hafalan dan siswa menunjukkan ketidak senangannya dengan tidak mencatat dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru. Respon yang demikian berlarut-larut akan mengakibatkan siswa malas ke sekolah terlebih ketika pembelajaran metematika berlangsung.


(41)

13 1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian lebih fokus dan terarah, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut :

a. Subyek penelitian adalah siswa kelas X A, kelas X B, dan kelas X C SMA Negeri 2 Binjai tahun pelajaran 2014/2015.

b. Materi pokok yang diajarkan dalam penelitian ini adalah Geometri Bidang. c. Penelitian ini menggunakan pembelajaran konvensional dan kontekstual

untuk mengetahui perbedaan kemampuan berfikir kreatif dan berfikir kritis siswa

d. Penelitian ini menggunakan observasi lembar aktivitas siswa selama proses pembelajaran kontekstual dan konvensional berlangsung

e. Penelitian ini menggunakan angket respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran kontekstual dan konvensional

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ?

2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional ?

3. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang diajarkan dengan pembelajaran kontekstual dan yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional ?

4. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan yang diajarkan dengan pembelajaran kontekstual dan yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional ?


(42)

14 1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional 2. Untuk mengetahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara

kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional 3. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang

diajarkan dengan pembelajaran kontekstual dan yang diajarkan dengan pembelajaran Konvensional

4. Untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan yang diajarkan dengan pembelajaran kontekstual dan yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional

1.6. Manfaat Penelitian

Apabila tujuan penelitian telah tercapai dengan baik maka diharapkan memberi manfaat bagi penelitian dan akan digunakan bagi kepentingan lembaga pendidikan.Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Guru

Sebagai bahan masukkan bagi guru khususnya bidang studi matematika mengenai pembelajaran kontekstual dan konvensional guna meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa


(43)

15 2. Bagi Para Pelajar (siswa-siswi)

Dengan melakukan pembelajaran kontekstual dan konvensional diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan kritis siswa dalam pelajaran matematika

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan pembanding bagi mahasiswa atau peneliti lainnya yang ingin meneliti topik atau permasalahan yang sama tentang perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis yang dimiliki siswa dalam pembelajaran konvensional dan kontekstual di SMP.

4. Bagi Pihak Sekolah

Sebagai bahan masukkan kepada pengelola sekolah dalam pembinaan dan peningkatan mutu pendidikan siswa

5. Bagi Orang Tua Siswa

Sebagai bahan informasi tentang hasil belajar matematika yang dimiliki oleh anak selama ini

1.7. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi perbedaan pemahaman tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa istilah-istilah perlu didefinisikan secara operasional.

1. Kemampuan Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif merupakan suatu kemampuan yang dapat menghasilkan ide-ide yang dimiliki seseorang dengan mengkombinasikan ataupun menerapkan


(44)

16 kembali ide-ide yang telah ada ataupun kemampuan para pelajar dalam menghasilkan banyak kemungkinan jawaban dan cara dalam menyelesaikan masalah. Secara operasional, kreatifitas dapat diartikan sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, fleksibelitas dan orisinalitas dalam berpikir serta untuk mengelaborasi, mengembangkan, memperkaya, dan memperinci suatu gagasan. 2. Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan Berpikir kritis adalah pemberian jawaban atau penarikan kesimpulan yang logis dari informasi yang diberikan, dengan penekanan pada pencapaian jawaban tunggal yang paling tepat, atau satu-satunya jawaban yang benar

3. Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan pembelajaran di mana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam pembelajarannya dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka sehari-hari serta lebih menekankan pada belajar bermakna.

4. Pembelajaran Konvensional

Yang dimaksud dengan pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah prosedur yang digunkan guru dalam membahas suatu pokok bahasan yang telah biasa digunkan dalam pembelajaran matematika. Langkah-langkah pembelajaran diawali dengan penjelasan singkat materi oleh guru, siswa diajarkan teori, defenisi, teorema yang harus dihafal, pemberian contoh soal dan diakhiri dengan latihan.


(45)

228 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian di BAB IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil perhitungan uji F, dihasilkan bahwa Fhitung= 102,477 dan Ftabel = 4,006873 dengan taraf signifikan sebesar 5% Jika FhitungFtabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara

kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. 2. Dari hasil perhitungan uji F, dihasilkan bahwa Fhitung= 7,557737 dan Ftabel =

4,006873 dengan taraf signifikan sebesar 5% Jika FhitungFtabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara

kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional

3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran kontekstual dan konvensional

memenuhi batas toleransi.

4. Rata – rata persentase keseluruhan komponen respon siswa terhadap

pembelajaran kontekstual dan konvensional lebih besar atau sama dengan 80%, maka disimpulkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran kontekstual dan konvensional adalah positif.

5. Proses penyelesaian jawaban siswa dengan menggunakan pembelajaran

kontekstual memiliki kriteria baik. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa lebih baik pada kelas pembelajaran kontekstual dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.


(46)

229

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka selanjutnya peneliti menyampaikan saran yang kiranya dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Bagi Guru Matematika

 Pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika yang

menekankan kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa sangat baik sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif khususnya dalam mengajarkan materi Geometri Bidang Datar.

 Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai

bandingan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan Geometri Bidang Datar.

 Diharapkan guru matematika dapat menciptakan suasana pembelajaran

yang menyenangkan, memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasannya dalam bahasa dan cara mereka sendiri, berani beragumentasi sehingga siswa akan lebih percaya diri serta berpikir kreatif dan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

 Diharapkan guru perlu menambah wawasan tentang teori-teori

pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif agar dapat melaksanakannya dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran biasa secara sadar dapat ditinggalkan sebagai upaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(47)

230

2. Kepada Lembaga Terkait

 Perlu adanya sosialisasi dalam memperkenalkan pembelajaran kontekstual

kepada guru dan siswa sehingga kemampuan yang dimiliki siswa khususnya kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa dapat meningkat.

 Diharapkan pembelajaran kontekstual dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa khususnya kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa pada pokok bahasan Geometri Bidang Datar sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran lain.

3. Kepada Peneliti Lanjutan

 Dapat dilakukan peneliti lanjutan dengan pembelajaran kontekstual dalam

melihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa untuk memperoleh hasil penelitian yang inovatif.

 Sebelum dilakukan penelitian, peneliti perlu bersosialisasi dalam

memperkenalkan tentang pembelajaran kontekstual kepada guru dan siswa sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik.

 Rancanglah perangkat pembelajaran dengan efektif, sesuaikan indicator kemampuan dan alokasi waktu yang harus dicapai.


(48)

231

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khailili, A. A. 2005.Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta :Al-Kautsar. Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta.

2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi .Aksara.

Asra, Sumiati, 2013. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima. Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima. Dahar, R. W. 1988. Teori-teori Belajar. Bandung :Gelora Aksara Pratama.

Depdiknas. 2002. Bahan Kuliah Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Matematika. Jakarta : Depdiknas.

2002. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama.

Gora, Winastwan dan Sunarto. 2010. Pakematik Strategi Pembelajaran Inovatif

Berbasis TIK. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Pekan Baru : Pustaka Pelajar. Hamalik, O.2004 Proses belajar mengajar. Jakarta : Bumi Aksara . Hartono. 2012.Statistik Untuk Penelitian . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Harsanto, R. Melatih Anak Berpikir Analitis, Kritis, dan Kreatif. Jakarta : Grasindo

Hassoubah, I, J. 2004. Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung : Nuansa.

Hermawan, Hendy. 2006. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung :Citra Praya.

Istarani, 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada Johnson, E. 2006. Contextual Teaching and Learning . Bandung : MLC.


(49)

232

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual. Bandung : Refika Aditama.

Nasution, S. 1995. Didaktik asas-asas mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Nurhadi, dkk. 2003.Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang.

Majid, Abdul.2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya Mulyadi, S. 2004. Bermain dan Kreativitas. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.

Mulyasa, E. 2006. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Munandar, S. C. U. 2002. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Panjaitan , A. 2006. Evaluasi Pembelajaran. Medan : Pascasarjana UNIMED. Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonensia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Rahayu, E. B. (2008). Contextual Teaching and Learning Matematika : SMP/MTs

Kelas VIII Edisi 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan

Nasional.

Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta. Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Jakarta :Grafindo Persada. Ruseffendi, E. T. 2006

. Pengajaran Matematika Modern untuk OrangTua, Murid, Guru, dan SPG Seri

Kelima. Bandung : Tarsito

Sabandar, J. 2003. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika. Bandung : Tidak dipublikasikan

Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung : Kencana

Saud, Syaefudin Udin, dkk. 2005. Perencanaan Pendidikan. Bandung : Rosda Sunarto, dkk. 2010. Pakematik Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK.

Jakarta : Elex Media Komputindo.

Slameto,2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta.


(50)

233

Sujana. 2002. Metode Statistik. Bandung : Tarsito

Suherman, E. 1990. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijaya Kesuma. Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta :

Karnius.

Supriadi, D. 1994. Kreatifitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK. Bandung : Alfabeta.

Suraprana, S. 2004. Analisis, Validasi, Reliabilitasi, Dan Interprestasi Hasil tes

Implementasi Kurikulum2004. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto, 2009. Proses Belajar Mengajar disekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Takmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika

(Berparadigma Eksploratif dan Investigatif). Jakarta : Leuser Cita Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Surabaya : Prenada Media Group.

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2013. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jambi : Tim GP Press

Zaini, Hisyam, dkk. 2006. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Insan Madani.


(1)

228 5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian di BAB IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dari hasil perhitungan uji F, dihasilkan bahwa Fhitung= 102,477 dan Ftabel = 4,006873 dengan taraf signifikan sebesar 5% Jika FhitungFtabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. 2. Dari hasil perhitungan uji F, dihasilkan bahwa Fhitung= 7,557737 dan Ftabel =

4,006873 dengan taraf signifikan sebesar 5% Jika FhitungFtabel maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan berpikir kritis siswa yang memperoleh pembelajaran kontekstual dengan siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional

3. Keaktifan siswa dalam pembelajaran kontekstual dan konvensional memenuhi batas toleransi.

4. Rata – rata persentase keseluruhan komponen respon siswa terhadap pembelajaran kontekstual dan konvensional lebih besar atau sama dengan 80%, maka disimpulkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran kontekstual dan konvensional adalah positif.

5. Proses penyelesaian jawaban siswa dengan menggunakan pembelajaran kontekstual memiliki kriteria baik. Hal ini ditunjukkan dengan jawaban siswa dalam menyelesaikan tes kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa lebih baik pada kelas pembelajaran kontekstual dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.


(2)

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka selanjutnya peneliti menyampaikan saran yang kiranya dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini, diantaranya: 1. Bagi Guru Matematika

 Pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika yang menekankan kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa sangat baik sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif khususnya dalam mengajarkan materi Geometri Bidang Datar.

 Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bandingan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran matematika dengan pembelajaran kontekstual pada pokok bahasan Geometri Bidang Datar.

 Diharapkan guru matematika dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memberi kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan gagasannya dalam bahasa dan cara mereka sendiri, berani beragumentasi sehingga siswa akan lebih percaya diri serta berpikir kreatif dan berpikir kritis dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

 Diharapkan guru perlu menambah wawasan tentang teori-teori pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif agar dapat melaksanakannya dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran biasa secara sadar dapat ditinggalkan sebagai upaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(3)

2. Kepada Lembaga Terkait

 Perlu adanya sosialisasi dalam memperkenalkan pembelajaran kontekstual kepada guru dan siswa sehingga kemampuan yang dimiliki siswa khususnya kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa dapat meningkat.

 Diharapkan pembelajaran kontekstual dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan siswa khususnya kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa pada pokok bahasan Geometri Bidang Datar sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk mata pelajaran lain.

3. Kepada Peneliti Lanjutan

 Dapat dilakukan peneliti lanjutan dengan pembelajaran kontekstual dalam melihat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa untuk memperoleh hasil penelitian yang inovatif.

 Sebelum dilakukan penelitian, peneliti perlu bersosialisasi dalam memperkenalkan tentang pembelajaran kontekstual kepada guru dan siswa sehingga penelitian dapat dilakukan dengan baik.

 Rancanglah perangkat pembelajaran dengan efektif, sesuaikan indicator kemampuan dan alokasi waktu yang harus dicapai.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khailili, A. A. 2005.Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta :Al-Kautsar.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian Jakarta: Rineka Cipta.

2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta.

2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi

.Aksara.

Asra, Sumiati, 2013. Metode Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.

Aunurrahman, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Asrori, Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima.

Dahar, R. W. 1988. Teori-teori Belajar. Bandung :Gelora Aksara Pratama.

Depdiknas. 2002. Bahan Kuliah Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Matematika.

Jakarta : Depdiknas.

2002. Undang-Undang Republik Indonesia Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar Dan Pembelajaran, Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika

Aditama.

Gora, Winastwan dan Sunarto. 2010. Pakematik Strategi Pembelajaran Inovatif

Berbasis TIK. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Hartono. 2004. Statistik untuk Penelitian. Pekan Baru : Pustaka Pelajar.

Hamalik, O.2004 Proses belajar mengajar. Jakarta : Bumi Aksara .

Hartono. 2012.Statistik Untuk Penelitian . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Harsanto, R. Melatih Anak Berpikir Analitis, Kritis, dan Kreatif. Jakarta :

Grasindo

Hassoubah, I, J. 2004. Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung : Nuansa.

Hermawan, Hendy. 2006. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Bandung :Citra

Praya.

Istarani, 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada


(5)

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual. Bandung : Refika Aditama.

Nasution, S. 1995. Didaktik asas-asas mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Nurhadi, dkk. 2003.Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya Dalam KBK.

Malang : Universitas Negeri Malang.

Majid, Abdul.2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rosda Karya

Mulyadi, S. 2004. Bermain dan Kreativitas. Jakarta : Papas Sinar Sinanti.

Mulyasa, E. 2006. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : Remaja

Rosda Karya.

Munandar, S. C. U. 2002. Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta :

Rineka Cipta.

Panjaitan , A. 2006. Evaluasi Pembelajaran. Medan : Pascasarjana UNIMED.

Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonensia. Jakarta : Balai

Pustaka.

Rahayu, E. B. (2008). Contextual Teaching and Learning Matematika : SMP/MTs

Kelas VIII Edisi 4. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Riduwan. 2013. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Jakarta :Grafindo Persada.

Ruseffendi, E. T. 2006

. Pengajaran Matematika Modern untuk OrangTua, Murid, Guru, dan SPG Seri

Kelima. Bandung : Tarsito

Sabandar, J. 2003. Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Matematika.

Bandung : Tidak dipublikasikan

Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung : Kencana

Saud, Syaefudin Udin, dkk. 2005. Perencanaan Pendidikan. Bandung : Rosda

Sunarto, dkk. 2010. Pakematik Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK.

Jakarta : Elex Media Komputindo.

Slameto,2010. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka


(6)

Sujana. 2002. Metode Statistik. Bandung : Tarsito

Suherman, E. 1990. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijaya Kesuma.

Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta :

Karnius.

Supriadi, D. 1994. Kreatifitas, Kebudayaan, dan Perkembangan IPTEK. Bandung

: Alfabeta.

Suraprana, S. 2004. Analisis, Validasi, Reliabilitasi, Dan Interprestasi Hasil tes

Implementasi Kurikulum2004. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Suryosubroto, 2009. Proses Belajar Mengajar disekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Takmudi. 2008. Landasan Filsafat dan Teori Pembelajaran Matematika

(Berparadigma Eksploratif dan Investigatif). Jakarta : Leuser Cita Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Surabaya :

Prenada Media Group.

Tim Pengembangan MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2013. Kurikulum dan

Pembelajaran. Jakarta : Rajawali Pers

Yamin, Martinis. 2013. Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran. Jambi :

Tim GP Press

Zaini, Hisyam, dkk. 2006. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta : Insan


Dokumen yang terkait

Studi Pendahuluan Serta Kemampuan Awal Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa SMA Negeri di Bojonegoro

0 3 6

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA DI KELAS X SMA NEGERI 1 SUGGAL.

0 2 26

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA YANG DIAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE DAN KONVENSIONAL DI MTS.SUBULUSSALAM KOTANOPAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 23

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS DAN BERPIKIR KRITIS SISWA YANG DIAJAR DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL.

0 2 37

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN-ENDED DAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL.

0 9 63

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK DAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG.

0 2 50

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANTARA PENDEKATAN PEMBELAJARAN OPEN ENDED DAN KONVENSIONAL SISWA SMP NEGERI 28 MEDAN.

0 1 39

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI REACT DALAM UPAYA PENGEMBANGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, BERPIKIR KRITIS, DAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS MAHASISWA BIDANG BISNIS.

0 0 65

PEMBELAJARAN OPTIKA GEOMETRI MELALUI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SMA KELAS X TAHUN 2014/2015.

0 0 2

BERPIKIR KRITIS dan berpikir kreatif (2)

0 0 4