PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN INTERAKSI SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MENGOLAH MAKANAN CONTINENTAL.

ABSTRAK
MUHAMMAD RIZAL SITEPU. NIM 8146121027. Pengaruh Strategi Pembelajaran
dan Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Mengolah Makanan Continental Program
Studi Tata Boga Tingkat XI SMK Negeri 3 Tebing Tinggi Kota Madya Tebing Tinggi
Tahun 2016. Tesis Program Studi Teknologi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri
Medan 2016.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1) Hasil
belajar mengolah makanan continental antara siswa yang diajar dengan menggunakan
strategi pembelajaran discovery dimana lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar
mengolah makanan continental dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri, (2)
Mengetahui keunggulan hasil belajar mengolah makanan continental antara siswa yang
memiliki interaksi social tinggi dimana lebih tinggi hasil belajarnya dibandingkan dengan
hasil belajar mengolah makanan continental yang memiliki interaksi social rendah dan (3)
Mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan interaksi social siswa dalam
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar mengolah makanan continental.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Tata Boga, sedangkan sampel
yang digunakan adalah sebanyak 60. Metode yang digunakan adalah metode ekperimen
semu. Metode ini dipakai untuk membandingkan mana yang lebih baik antara strategi
pembelajaran discovery dan strategi pembelajaran inkuiri. Variabel bebas yang menjadi
ruang lingkup penelitian: (1) Strategi pembelajaran Discovery (2) Strategi Pembelajaran
inkuiri. Kemudian satu variabel terikat yaitu hasil pembelajaran mengolah makanan

continental. Sedangkan sebagai variabel moderator adalah interaksi social yaitu yang
terdiri dari interaksi social tinggi dan interaksi social rendah. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik deskriftif dan infrensial. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan instrument Uji Reliabilitas dengan Product Moment dengan penerimaan
95% atau pada taraf siknifikansi 0,05. Data penelitian init erlebih dahulu diuji normalitas
distribusi variabelnya dengan rumus Lillifors, untuk mengetahui homogenitas data diuji
dengan Uji Barlet. Sedangkan untuk menguji hipotesis dilakukan dengan analisis varians
(ANAVA) serta uji lanjut dengan menggunakan Uji-Tuckey.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Hasil belajar mengolah makanan
continental yang diajar dengan strategi discovery ̅ = 70,4 lebih tinggi dari pada hasil
belaja rmengolah makanan continental yang diajar dengan strategi inkuiri ̅ = 67,5; dimana
hasil perhitungan yang diperoleh bahwa Fhitung = 12,78 dan Ftabel = 3,82 pada taraf
siknifikansi 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Fhitung>Ftabel, (2) Hasil belajar mengolah
makanan continental yang memiliki interaksi social tinggi ̅ = 69,7 lebih tinggi dari hasil
belajar mengolah makanan continental yang memiliki interaksi social rendah ̅ = 69,3;
dimana hasil perhitungan yang diperoleh bahwa Fhitung = 5,73 dan Ftabel = 3,82 pada taraf
siknifikansi 0,05, hal ini menunjukkan bahwa Fhitung>Ftabel, dan (3)Terdapat interaksi
antara startegi mengajar discovery dan interaksi social tinggi ̅ = 77,7 terhadap hasil
belajar mengolah makanan continental yang lebih tinggi dari pada strategi menajar inkuiri
dengan interaksi social rendah ̅ = 74,9; dimana hasil perhitungan yang diperoleh bahwa

Fhitung = 131,99 dan Ftabel = 3,82 pada taraf siknifikansi 0,05, hal ini menunjukkan bahwa
Fhitung>Ftabel, hasil analisis data bahwa dalam meningkatkan hasil belajar mengolah
makanan continental, siswa yang memiiki interaksi social rendah lebih efektif diajar
dengan menggunakan strategi discovery, sedangkan siswa yang memiliki interaksi social
tinggi lebih efektif diajar dengan menggunakan strategi inkuiri.
i

ABSTRACT
MUHAMMAD RIZAL SITEPU. NIM 8146121027. Influence Learning Strategy and
Social Interaction Process Of Learning Outcomes Continental Food Catering Rate
Program XI SMK Negeri 3 Tebing Tinggi Tebing Tinggi Kota Madya Year 2016
Thesis Postgraduate Studies Program in Education Technology, State University of
Medan 2016.
The purpose of there study were to describe and determine: (1) The results of
studying the food processing continental among students taught using learning strategies
discovery which is higher than the result of learning process food continental using
learning strategies inquiry, (2) Knowing the superiority of the results of learning process
continental food between students who have high social interaction in which higher
learning results compared to the results of learning process of continental foods that have a
low social interaction and (3) Knowed interaction and learning strategies and social

interaction of students in giving effect to the learning outcomes of continental food
process.
The study population was all students of class XI Catering, while the sample is
sebanya 60. The method used is a quasi-experimental methods. This method is used to
compare which one is better between strategy discovery learning and inquiry learning
strategies. The independent variable in the scope of the study: (1) Discovery learning
strategies (2) Learning Strategies inquiry. Then the dependent variable is the result of the
learning process of continental food. Meanwhile, as a moderator variable is the social
interaction that is composed of high social interaction and social interaction is low. Data
analysis technique used is the descriptive technique and infrensial. The data collection is
done by using a test instrument Reliability with Product Moment with the acceptance level
of 95%, or at siknifikansi 0.05. The research data was first tested for normality of variable
distribution with Lillifors formula, to determine the homogeneity of the data is tested with
test Barlet. Meanwhile, to test the hypothesis is done by analysis of variance (ANOVA)
and a further test using the Test-Tuckey.
continental fo
results that Fhitung = 12.78 and Ftabel siknifikansi = 3.82 at the level of 0.05, it indicates
that the F count> F table, (2) Results of learning process continental food that has
table = 3.82 siknifikansi at the level of 0.05, it indicates t
inquiry menajar strategy with low social intera

results that Fhitung = 131.99 and Ftabel siknifikansi = 3.82 at the level of 0.05, it indicates
that the F count> F table, the data analysis that in improving learning outcomes
continental food processing, students who coined the high social interaction more
effectively taught using discovery strategies, while students who had low social interaction
more effectively taught by using the strategy of inquiry.

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan
kendala-kendala dan kesulitan yang dihadapi dengan judul “Pengaruh Strategi
Pembelajaran Dan Interaksi Sosial Terhadap Hasil Belajar Mengolah Makanan
Continental.
Penulisan tesis ini bertujuan untuk menambah salah satu syarat mutlak memperoleh
gelar Magister Pendidikan bagi mahasiswa Pascasarjana Program Studi Teknologi
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari banyak kekurangan baik dari segi isi, susunan maupun tata
bahasa. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan tesis ini. Walaupun demikian besar harapan penulis agar hasil studi ini
dapat bermanfaat bagi pihak yang membacanya.
Selama perkuliahan sampai dengan tersusunnya tesis ini, penulis banyak sekali
menerima dukungan moril, materi dan spiritual yang tidak ternilai harganya. Melalui
tulisan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah banyak
memberikan masukan dan motivasi terhadap penulisan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd, selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak memberikan arahan terhadap penulisan tesis ini.
3. Bapak Dr. R Mursid, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan yang
memberikan banyak bimbingan selama perkuliahan

iii

4. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd selaku Direktur Pascasarjana Universitas Negeri
Medan yang telah banyak membantu dalam urusan administrasi di Program
Pascasarjana Unimed.
5. Bapak Prof. Dr. Syahwal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan di Program
Pascasarjana Unimed.

6. Ibu - Bapak Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam
penyelesaian tesis ini.
7. Ibu Dra. Ismawati selaku Kepala Sekolah, Guru-Guru pengajar khususnya Guru bidang
studi Tata Boga dan Staff Pegawai SMK Negeri 3 Tebing Tinggi yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian.
8. Teristimewa kepada keluarga terutama kepada kedua orang tua saya yang telah
memberikan kasih sayangnya serta dukungan baik moril maupun materil selama
perkuliahan hingga selesai, serta adik-adikku tersayang dan patner saya Adha Yunita
yang telah memberikan semangat dan dukungannya.
9. Teman-teman mahasiswa satu perjuangan Teknologi Pendidikan Angkatan XXIV yang
telah memberikan semangat dan dukungannya selama ini dalam penulisan tesis ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Penulis juga berharap semoga hasil
penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Agustus 2016

Penulis

iv


DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Nilai rata-rata hasil ulangan mid semester .....................................................

5

Tabel 1.2 Nilai rata-rata hasil praktek ...........................................................................

5

Tabel 2.1 Langkah penerapan inkuiri diadopsi dari Joyce .............................................

45

Tabel 2.2 Perbedaan Strategi Pembelajaran Discovery dan Inkuiri ...............................

69

Tabel 3.1 Jumlah Siswa Tata Boga kelas XI 1 dan kelas XI2 .......................................


79

Tabel 3.2 Rancangan Penelitian dari strategi pembelajaran ..........................................

81

Tabel 3.3 Lembar Penskoran Unjuk Kerja ....................................................................

92

Tabel 3.4 Lembar Kriteria Pembobotan Hasil Unjuk Kerja ...........................................

92

Tabel 3.5 Rubrik Penskoran Interaksi Sosial..................................................................

94

Tabel 3.6 Kisi-kisi Interaksi Sosial.................................................................................


95

Tabel 4.1 Distribusi Data Hasil Belajar Strategi Discovery ...........................................

100

Tabel 4.2 Distribusi Data Hasil Belajar Strategi Inkuiri ................................................

101

Tabel 4.3 Distribusi Data Hasil Belajar Interaksi Sosial Tinggi ....................................

103

Tabel 4.4 Distribusi Data Hasil Belajar Interaksi Sosial Rendah ...................................

104

Tabel 4.5 Distribusi Data Hasil Belajar Discovery Interaksi Tinggi ..............................


106

Tabel 4.6 Distribusi Data Hasil Belajar Discovery Interaksi Rendah ............................

107

Tabel 4.7 Distribusi Data Hasil Belajar Inkuiri Interaksi Tinggi ...................................

109

Tabel 4.8 Distribusi Data Hasil Belajar Inkuiri Interaksi Rendah ..................................

110

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Strategi Discovery dan Inkuiri .....................................

112

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Interaksi Sosial Tinggi dan Rendah ...........................


113

Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Strategi Pembelajaran dan Interaksi Sosial ................

113

Tabel 4.12 Rangkuman Homogenitas Data Strategi Mengajar ......................................

115

Tabel 4.13 Rangkuman Homogenitas Data Interaksi Sosial ..........................................

116

Tabel 4.14 Perhitungan Homogenitas Data Penelitian ...................................................

116

Tabel 4.15 Perhitungan Varians Gabungan ....................................................................

117

Tabel 4.16 Rangkuman Data Hasil Penelitian ................................................................

117

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Anava ..............................................................................

118

Tabel 4.18 Ringkasan Uji Tuckey ..................................................................................

123

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh stock dan soup ................................................................................

24

Gambar 2.2 Langkah-langkah pembelajaran inkuiri .....................................................

45

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Strategi Discovery...............................................

100

Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Strategi Inkuiri ....................................................

102

Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Interaksi Sosial Tinggi ........................................

103

Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Interaksi Sosial Rendah ......................................

105

Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Discovery Interaksi Sosial Tinggi.......................

106

Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Discovery Interaksi Sosial Rendah .....................

108

Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Inkuiri Interaksi Sosial Tinggi ............................

109

Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Inkuiri Interaksi Sosial Rendah...........................

111

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Silabus Mengolah Makanan Continental ............................................................

145

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................................................................

161

3. Hasil Tes Pengukuran Interaksi Sosial ...............................................................

187

4. Hasil Uji Coba Reliabilitas Job-Sheet 1 .............................................................

189

5. Hasil Uji Coba Reliabilitas Job-Sheet 2 .............................................................

191

6. Hasil Uji Coba Reliabilitas Job-Sheet 3 .............................................................

193

7. Hasil Uji Coba Reliabilitas Job-Sheet 4 .............................................................

195

8. Hasil Uji Coba Reliabilitas Job-Sheet 5 .............................................................

197

9. Hasil Uji Coba Reliabilitas Job-Sheet 6 .............................................................

199

10. Nilai Hasil Belajar Mengolah Makanan Continental .........................................

201

11. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Strategi Pembelajaran Discovery ............

202

12. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Strategi Pembelajaran Inkuiri ..................

205

13. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Interaksi Sosial Tinggi .............................

208

14. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Interaksi Sosial Rendah ...........................

211

15. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Strategi Pembelajaran Discovery dengan
Interkasi Sosial Tinggi ........................................................................................

214

16. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Strategi Pembelajaran Discovery dengan
Interkasi Sosial Rendah ......................................................................................

217

17. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan
Interkasi Sosial Tinggi ........................................................................................

220

18. Distribusi Frekuensi Data Penelitian Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan
Interkasi Sosial Rendah ......................................................................................

223

19. Perhitungan Uji Normalitas ................................................................................

226

20. Perhitungan Uji Homogenitas ............................................................................

234

21. Analisis Faktorial ................................................................................................

237

22. Uji Tuckey ..........................................................................................................

242

ix

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi di zaman globalisasi ini sangatlah pesat dimana
penemuan yang baru sekarang dengan waktu yang tidak begitu lama dianggap
sudah usang disusul dengan penemuan baru lainnya. Dapat juga dilihat bahwa
persaingan antar perusahaan semakin ketat dan selektif. Bila kita tidak ingin
tertinggal dengan zaman teknologi ini, maka kita perlu mengatasinya dengan
menyiapkan sumber daya manusia

(SDM) yang handal. Menurut Miarso

(2007:46) bila ditinjau dari segi pembangunan secara menyeluruh, sumber daya
manusia adalah modal dasar pembangunan yang terpenting. Lebih lanjut sumber
daya alam dan sumber daya buatan memang memberikan kemungkinan untuk
pembangunan dan sumber daya manusia mampu untuk mewujudkan terjadinya
kemungkinan itu.
Oleh

sebab

itu

SDM

dituntut

untuk

terus

menerus

mampu

mengembangkan diri secara proaktif. SDM harus menjadi manusia-manusia
pembelajar, yaitu pribadi-pribadi yang mau belajar dan bekerja keras dengan
penuh semangat sehiingga potensi insaninya dapat berkembang maksimal. SDM
yang diperlukan saat ini adalah yang dianggap mampu menguasai teknologi
dengan cepat, adaftif dan resposif terhadap perubahan-perubahan teknologi.
Untuk mencapai SDM yang handal dapat dilakukan dan ditempuh melalui jalur
pendidikan, baik melalui jalur pendidikan formal maupun jalur non formal.

1

2

Dengan demikian bahwa pendidikan baik formal maupun non formal jika
melaksanakan proses pendidikan dengan baik dan sesuai dengan Standar
Nasioanal Pendidikan (SNP) yang sudah ditetapkan, maka akan diperoleh SDM
yang handal.
Tujuan pendidikan secara umum adalah untuk mengubah segala macam
kebiasaan buruk yang ada di dalam diri manusia menjadi kebiasaan baik yang
terjadi selama masa hidup, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas diri
menjadi pribadi yang mampu bersaing dan menjawab berbagai tantangan di masa
depan. Apabila kita membahas tentang tujuan pendidikan (bukan tujuan
pendidikan secara umum), maka banyak para ahli yang berpedapat tentang tujuan
dari pendidikan ini, dan ternyata tujuan pendidikan itu bermacam-macam.
Contohnya saja lavengeld, dia berpendapat bahwa tujuan pendidikan itu ada 6,
yaitu tujuan umum (ini yang sedang kita bahas), tujuan khusus, tujuan insidental,
tujuan sementara, tujuan tak lengkap, serta tujuan perantara.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan tujuan pendidikan secara umum
dalam undang-undang dasar, tujuan pendidikan secara umum adalah untuk
membentuk warga negara Indonesia menjadi manusia-manusia yang bertaqwa dan
beriman kepada Tuhan yang Maha Esa, sebagaimana terkandung dalam substansi
pancasila. Sementara undang-undang yang menyebutkan tujuan pendidikan secara
umum adalah Undang-Undang Dasar tahun 1945 (versi Amandemen) Pasal 31
ayat 3 dan 5, Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Pasal 4 dan pasal 15, serta
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3.

3

Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang ingin dicapai dan
didasari oleh falsafah negara Indonesia (didasari oleh pancasila). Tujuan
pendidikan nasional yaitu tujuan dari keseluruhan satuan, jenis dan kegiatan
pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal, informal dan nonformal dalam
konteks pembangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional indonesia adalah
untuk “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap
kreatif mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab” (Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003).
Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap
sekolah atau lembaga pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran
dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga
pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga pendidikan memiliki
tujuan institusionalnya sendiri – sendiri. Tidak seperti tujuan pendidikan nasional,
tujuan institusional lebih bersifat kongkrit. Tujuan institusional ini dapat dilihat
dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan. Tujuan kulikuler adalah tujuan yang
ingin dicapai oleh setiap bidang studi. Tujuan ini dapat dilihat dari GBPP (Garis –
garis Besar Program Pembelajaran) setiap bidang studi.
Tujuan kulikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional sehingga
kumulasi dari setiap tujuan kulikuler ini akan menggambarkan tujuan istitusional.
Artinya, semua tujuan kulikuler yang ada pada suatu lembaga pendidikan
diarahkan untuk mencapai tujuan institusional yang bersangkutan.Tujuan
instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan instruksional

4

atau pembelajaran. Tujuan ini seringkali dibedakan menjadi dua bagian, yaitu
tujuan instruksional (tujuan pembelajaran) umum dan tujuan instruksional khusus.
Tujuan instruksional umum adalah tujuan pembelajaran yang sifatnya masih
umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih spesifik. Tujuan
instruksional umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu
bidang studi yang ada di dalam GBPP.Tujuan instruksional (tujuan pembelajaran)
khusus merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum. Tujuan ini
dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan instruksional umum tersebut
dapat lebih dispesifikasikan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya.
Adapun tujuan mata pelajaran pengolahan makanan continental adalah
memahami pengolahan makanan kontinental dengan menjelaskan prinsip
pengolahan makanan continental yaitu mampu mengolah stock, soup dan sauce,
mampu mengolah cold dan hot appetizer atau salad, mampu mengolah sandwich
dan hidangan dari sayuran, mampu mengolah hidangan berbahan terigu (pasta),
mampu mengolah hidangan dari telur, unggas, daging dan seafood serta mampu
menggunakan peralatan pengolahan makanan.Makanan continental adalah
makanan Eropa yang dihidangkan secara bergilir dari makanan pembuka sampai
kepada makanan penutup (Chyana, 2009:45).
Sedangkan kenyataannya pada SMK pada program studi tata boga pada
umumnya kurang memahami secara praktis dalam hal pelajaran pengolahan
makanan terutama pada mata pelajaran pengolahan makanan continental. Hal ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata ujian akhir semester dan nilai rata-rata praktek dari
pengolahan makanan continental (stock dan soup) kelas XI Tahun Pelajaran

5

2014/2015 sampai dengan Tahun Pelajaran 2015/2016 di SMK Negeri 3 Tebing
Tinggi yang dapat ilihat pada tabel 1.1 dan 1.2 dibawah ini.

Tabel 1.1 Nilai rata-rata ujian akhir semester pengolahan makanan continental
No

Tahun Ajaran

Nilai Rata-rata

KKM

1

2014/2015

72,5

75

2

2015/2016

74,5

75

Sumber: Data Nilai Siswa Tahun 2015
Tabel 1.2 Nilai rata-rata praktek pengolahan makanan continental (stock/soup)
No

Pokok Bahasan

Nilai Rata-rata

KKM

1

2014/2015

65

75

2

2015/2016

66,5

75

Sumber: Data Nilai Siswa Tahun 2015

Permasalahan lainnya juga terlihat dari kurangnya pengakuan dan
penghargaan terhadap perbedaan individu siswa, dimana pembelajaran seperti ini
masih belumdapat menumbuhkan kesadaran akan makna belajar. Serta
pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered) yangmerupakan
faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.Selain itu, faktor
penyebab mengapa hasil belajar rendah dan belum memuaskan dalam proses
pembelajaran yaitu proses interaksi sosial siswa kepada guru dan siswa kepada
siswa lainnya di lingkungan sekolah, terutama pada saat kegiatan belajar mengajar
praktek mengolah makanan continental.

6

Hasil belajar kognitif dan keterampilan yang dilihat berdasarkan dari
nilai rata-rata hasil tes ulangan harian siswa dan pada saat pelajaran praktek
pengolahan makanan continental untuk pokok bahasan penyajian hidangan stock
dan soup. Rata-rata nilai tersebut masih dibawah kriteria ketuntasan minimal yang
ditetapkan sekolah yaitu 75. Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat
pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
Pengolahan makanan continental adalah pelajaran teori dan praktek,
bidang pelajaran ini dapat membuat siswa melihat hubungan antar materi
pelajaran yang telah dipelajari dengan materi berikutnya. Mereka harus terlebih
dahulu mengingat-ingat informasi atau penjelasan dari guru tentang fakta dan
konsep

peelajaransebelumnya

dan

menceritakannya

kembali

dengan

menerapakannya pada pelajaran praktek atau pada waktu ujian.Sehingga
penguasaan teori mutlak harus dikuasai siswa sebelum mengaplikasikannya
kedalam pelajaran prkatek, dengan kata lain urutan pembelajaran ini akan
berpengaruh terhadap hasil belajar pengolahan makanan continental.
Berdasarkan hasil pengamatan serta diskusi dengan guru-guru tata boga
yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) di Kota
Tebing Tinggi, bahwa strategi pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam
mengajarkan pelajaran pengolahan makanan continental cenderung dilakukan
secara tradisional dan kurang bervariasi serta jumlah atau kuantitas praktek sangat
sedikit frekuensinya atau bahkan jarang dilakukan. Proses pembelajaran yang
berlangsung biasanya masih berpusat pada guru (teacher centered) dimana siswa
melakukan latihan berdasarkan perintah yang dilakukan oleh guru. Latihan-latihan

7

tersebut hampir tidak pernah dilakukan oleh anak sesuai dengan inisiatif sendiri
(student centered). Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan tidak optimalnya
fungsi pembelajaran pengolahan makanan continental sebagai medium pendidikan
dalam rangka pengembangan pribadi anak seutuhnya.
Pemilihan strategi dalam proses pembelajaran perlu dipertimbangkan
karena berpengaruh dalam penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang
diajarkan. Guru dituntut mampu memilih strategi yang dapat membelajarkan
siswa melalui proses pengajaran yang dilaksanakan agar pembelajaran dapat
tercapai dengan efektif dan hasil belajar siswa dapat dievaluasi dan lebih
ditingkatkan. Interaksi belajar mengajar yang baik terjadi apabila guru tidak
mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta
memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan potensi
dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran
faktor keaktifan merupakan subjek belajar yang sangat menentukan.
Dalam pemilihan dan penentuan strategi pada proses pembelajaran
pengolahan makanan continental sifatnya masih tradisional dimana guru dalam
proses penyampaian pembelajaran kurang memperhatikan taraf perkembangan
anak. Strategi yang dilakukan tidak dimodifikasi seiring dengan taraf kemampuan
peserta didik dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Sehingga
sebagai akibat dari kondisi seperti ini siswa dapat menjadi kurang senang terhadap
pelajaran pengolahan makanan continental tersebut.
Dari hasil pengamatan di sekolah SMK Negeri 3 Tebing Tinggi, interaksi
sosial siswa kurang terlatih. Ini dilihat dari proses pembelajaran yang umumnya

8

dilakukan, dimana siswa kurang bisa untuk bertanya, menjawab, apalagi untuk
menyampaikan ide-ide. Siswa kurang terampil dalam mengomunikasikan konsep
selama kegiatan pembelajaran berlangsung di dalam kelas. Jika diadakan kegiatan
diskusi kelas hanya didominasi oleh 3-4 siswa, sedangkanyang lainnya cenderung
berlakumultiple D (Datang, Duduk, Dengar,Diam). Siswa juga sulit bekerja sama
dalam kelompok dan cenderung bersifat individualis, hal initerlihat dari kegiatan
kelompokyang hanya melibatkan 1-2 siswa saja.
Interaksi sosial yang baik diperlukan dalam berkehidupan, karena dalam
kehidupan sehari-hari tidak lepas dari berhubungan dengan sesama manusia yang
penuh dengan problema kehidupan. Begitupun siswa, juga harus mampu
berinteraksi sosial dengan baik dimana pun siswa tersebut berada, baik
dilingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Sehingga siswa butuh
pengalaman belajar dan partisipasi aktif dalam suatu kelompok kecil dimanapun,
khususnya di sekolah yang dapat membantu kegiatan belajar mereka dalam
mengembangkan keterampilan sosial dan mengembangkan sikap demokratis.
Adanya interaksi sosial yang baik dalam diri siswa diharapkan bermanfaat bagi
perkembangan dan pertumbuhan institusi-institusi masyarakat nantinya, seperti
keluarga, kelompok masyarakat, dan pendidikan.
Bertolak pada permasalahan yang muncul dari berbagai aktivitas
pembelajaran di atas, maka perlu adanya kegiatan pembelajaran yang disajikan
dengan cara mendorong keaktifan, mampu meningkatkan solidaritas, dan
mengoptimalkan keterlibatan siswa. Dengan belajar aktif, melalui partisipasi
dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu

9

kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang sifatnya positif sehingga pada
akhirnya akan membentuk life skillsebagai bekal hidup dimasa mendatang.
Penelitian

ini

nantinya

akan

mengkajipengaruhstrategi

pembelajaran

melaluipendekatan berorientasi discovery dari beberapa pilahan resep makanan
yang disediakan oleh guru dan inquiry dari hasil pencarian resep makanan sendiri
yang paling tepat untuk dipraktekkan. Sehingga dapat dilihat tingkat keefektifan
dari masing-masing pendekatan, baik dari penghafalan resepnya, aplikasi resep
melalui praktek pengolahan masakannya maupun ineraksi sosial atau kerja sama
yang dibangun dalam kerjasama kelompok.
Yang mendasari pemilihan strategi pembelajaran melalui pendekatan ini
adalah karena mudah diterapkan dalam pembelajaran dan pada umumnya cocok
digunakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar. Kelebihan
dari dua strategi ini adalah mendorong siswa berdiskusi, saling bantu
menyelesaikan tugas, menguasai dan pada akhirnya menerapkan keterampilan
yang diberikan maupun didapat secara mandiri. Siswa menjadi lebih
bertanggungjawab baik secara individu maupun secara kelompok, dalam diri
siswa terbentuk sikap kebergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok
menjadi lebih optimal.
Melalui pembelajaran secara berkelompok ini siswa belajar untuk
memiliki suatu kecakapan sosialseperti yang dicanangkan dalam K13 yaitu
kecakapan sosial. Strategi pembelajaranmenitikberatkan pada pengelompokkan
siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda dalam satu kelompok sehingga
siswa dapat saling bantu antar anggota dalam kelompoknya untuk mencapai

10

kemajuankelompok.Kemudian siswa diajarkan keterampilan-keterampilan khusus
agar dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompok, seperti menjelaskan
kepada teman sekelompoknya, menghargai pendapat teman, bekerja sama dalam
prektek, berdiskusi dengan teratur, siswa yang pandai membantu yang lebih
lemah.
Strategi pembelajaran discovery dapat menciptakan interaksi yang saling
asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi
juga sesama siswa.Siswa lebih mudah menemukan serta memahami konsepkonsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan masalah-masalah
yang dihadapi dengan teman-temannya. Selain itu untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran pengolahan makanan continental adalah dengan
mencoba menggunakan strategi inkuiri.
Cara belajar menggunakan bantuan inkuiridiharapkan nantinya dapat
meningkatkan hasil belajar.Dalam pembelajaran melalui pendekatan inkuiri, siswa
dapat membangun hubungan antar konsep-konsep materi pokok dengan
lingkungan atau pengetahuan yang digalinya sendiri baik secara individu maupun
kelompok. Siswa akan selalu terpacu untuk menemukan hubungan antara konsepkonsep, di tiap tingkatan, dari yang paling umum hingga tingkat yang paling
spesifik.Dengan konsep inkuiri siswa membangun pemahaman mereka secara
konseptual, sehingga dapat meraih hasil belajar kognitif yang lebih tinggi dalam
pembelajaran yang bermakna (Corebima, 2007).Siswa dapat memahami
pembelajaran lebih mudahkarena di dalam pembuatan peta konsep melalui

11

pendekatan inkuiri ini terjadi pengulangan, adanya hubungan(asosiasi), intensitas
dan keterlibatan langsung setiap individu.
Pembelajaran melalui pendekatan discovery dan inkuirimemberikan
kemudahan memahami satu materi dengan pola dan gaya tersendiri yang dimiliki
oleh setiap siswa.Sehingga dapat menunjukkan secara visual dengan berbagai cara
yang

ditempuh

dalam

menghubungkan

pengertian

konsep

didalam

permasalahannya, sehingga terjadi keterkaitan antara konsep dengan prosedural
dalam bentuk proposisi. Beberapa ahli menyatakan bahwapembelajaran
inovatifmelalui berbagai pendekatan seperti discovery dan inkuiri, ternyata efektif
dapat meningkatkan nalar matematika pada siswa. Kemudian Jaromme Bruner
dalam Hasibuan dan Mujiono (1993) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
inovatif melaului pendekatan inquiry dapat meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa.
Uraian diatas menggambarkan bahwa seorang guru, ketika melakukan
pembelajaran didalam kelas perlu memperhatikan strategi pembelajaran dan tidak
terlepas dari memperhatikan kreativitas dan inovatif belajar dari anak didiknya.
Sehingga guru tersebut dapat memilih strategi pembelajaran apa yang tepat
diberikan kepada anak didiknya bagi yang mempunyai interaksi sosial tinggi dan
strategi mengajar apa yang diberikan kepada siswa yang mempunyai interaksi
sosial rendah.
Dari latar belakang masalah yang diuraikan diatas, peneliti ingin
mengadakan penelitian eksperimen penerapan strategi pembelajaran discovery

12

dan inkuiri. Serta ingin mengetahui interaksi sosial siswa terhadap hasil belajar
mengolah makanan kontinental pada pokok bahasan stock dan soup

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang ditemukan yang berkaitan dengan usaha
peningkatan prestasi belajar mengolah makanan continental dengan penerapan
strategi pembelajaran sebagai berikut: Mengapa interaksi sosial siswa dengan guru
maupun siswa dengan siswa dalam kerjasama kelompok masih rendah terhadap
pencapaian hasil belajar? Apa yang menyebabkan rendahya interkasi sosial siswa
dalam memperoleh nilai dari hasil belajar prktek? Apa penyebab kurangnya
keaktifan siswa sebagai subjek belajar dalam memecahkan masalah pembelajaran
sehingga hasil belajar prekteknya rendah?Apakah pembelajaran dominan masih
berpusat pada guru (teacher centered) dapat meningkatkan hasil belajar praktek
mengolah

makanan

continental?Apa

penyebab

tidak

efektifnya

strategi

pembelajaran dalam praktek mengolah stock dan soup sehingga hasil belajar
prakteknya rendah?Hal apa yang membuat rendahnya hasil belajar psikomotorik
siswa dalam praktek mengolah stock dan soup?Adakah interaksi antara strategi
pembelajaran dan interaksi sosial terhadap hasil belajar mengolah makanan
continental (stock dan soup)?

13

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas terlihat bahwa luasnya lingkup
permasalahan, untuk mencegah permasalahan tidak terlalu luas atau melebar
tetapi agar lebih tepat kepada sasaran yang dibahas, maka penelitian ini dibatasi
pada penerapan strategi pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar mengolah
makanan continental pada pokok bahasan stock dan soup. Strategi pembelajaran
yang dipilih adalah strategi pembelajaran discovery dan strategi pembelajaran
inkuiri. Bersamaan dengan itu diteliti juga pengaruh interaksi sosial siswa yaitu
tingkat interaksi sosial tinggi dan tingkat interaksi sosial rendah. Hasil belajar
siswa dibatasi pada ranah psikomotorik mengolah makanan continental pada
pokok bahasan stock dan soup pada siswa SMK Negeri 3 Kelas XI Program Studi
Tata Boga Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas masalah penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apakah siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran
discovery memperoleh hasil belajar praktek mengolah makanan continental
stock dan soup lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang
diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri?
2. Apakah siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi memperoleh hasil belajar
praktek mengolah makanan continental stock dan soup lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok siswa yang memiliki interaksi sosial rendah?

14

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan interaksi sosial
siswa terhadap hasil belajar mengolah makanan continental pada materi stock
dan soup?

E. Tujuan Penulisan
Tujuan dilakukannya penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar mengolah makanan continental stock
dan soup siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran
discovery lebih tinggi daripada hasil belajar mengolah makanan continental
stock dan soup dengan menggunakan strategi inkuiri
2. Untuk mengetahui hasil belajar mengolah stock dan soup siswa yang memiliki
interaksi sosial tinggi lebih tinggi dari pada hasil belajar mengolah stock dan
soup siswa yang memiliki interaksi sosial rendah
3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dan interaksi sosial
siswa terhadap hasil belajar mengolah makanan continentalstock dan soup

F. Manfaat Penulisan
Dengan diadakannya penelitian ini diharapkan agar kiranya memberikan
manfaat kepada masyarakat dan khususnya kepada penulis secara pribadi. Adapun
manfaat penulisan ini adalah:

15

a. Manfaat Teoritis
1.

Menambah dan mengembangkan khasanah pengetahuan tentang strategi
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, mata pelajaran dan karakteristik
siswa

2.

Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan
strategi pembelajaran yang sesuai dengan diklat mengolah makanan
continental

3.

Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh
gambaran mengenai pengaruh strategi pembelajaran discovery dan inkuiri.

b. Manfaat Praktis
1.

Sebagai sumbangan pemikiran bagi guru-guru, pengelola, pengembang
dan lembaga-lembaga pendidikan dalam menjawab dinamika kebutuhan
siswa

2.

Sebagai umpan balik bagi guru tata boga dalam upaya meningkatkan hasil
belajar mengolah makanan continental melalui strategi discovery dan
inkuiri

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk melakukan inovasi dalam
pembelajaran mengolah makanan continental pada tingkat SMK

137

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian
pada Bab IV, maka dapat dikemukakan beberapa simpulan, implikasi dan saran
sebagai berikut:
Pertama, hasil belajar mengolah makanan continental yang diajar dengan
strategi discovery lebih tinggi dari pada hasil belajar mengolah makanan
continental yang diajar dengan strategi inkuiri.
Kedua, hasil belajar mengolah makanan continental yang memiliki
interaksi sosial tinggi lebih tinggi dari hasil belajar mengolah makanan continental
yang memiliki interaksi sosial rendah.
Ketiga, terdapat interaksi antara strategi mengajar dan interaksi sosial
terhadap hasil belajar mengolah makanan continental Kelas XI SMK Negeri 3
Tebing Tinggi. Dalam meningkatkan hasil belajar mengolah makanan continental,
siswa yang memiliki interaksi sosial tinggi lebih efektif diajar dengan
menggunakan strategi inkuiri, sedangkan siswa yang memiliki interaksi sosial
rendah lebih efektif diajar dengan menggunakan strategi discovery.

B. Implikasi
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian ini yang diperoleh dapat
dikemukakan

beberapa

implikasi

yang

137

berkenaan

dengan

pelaksanaan

138

pembelajaran dalam kaitannya dengan peningkatan hasil belajar mengolah
makanan continental siswa
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang diajar dengan strategi
discovery memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan jika diajar
dengan srategi inkuiri. Dengan demikian diaharapkan agar guru mempunyai
pengalaman, pemahaman dan wawasan dalam memilih strategi pembelajaran
yang akan digunakan. Dengan penguasaan strategi mengajar, guru dapat
menciptakan pembelajaran mengolah makanan continental yang menarik dan
tidak membosankan bagi siswa. Untuk itu perlu kiranya disosialisasikan dan
dilatih kepada guru-guru yang mengajarkan mengolah makanan continental
tentang penerapan strategi mengajar yang bervariasi dan efektif. Dengan
menggunakan strategi discovery dan strategi inkuiri, sesuai dengan temuan
penelitian dapat meningkatkan hasil belajar mengolah makanan continental.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka guru melaksanakan tugas secara
profesional, guru memerlukan wawasan yang luas dan mantaf tentang
kemungkinan-kemungkinan mengambial aletrnatif lain jika strategi yang
digunakan belum mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam
efek instruksional, tujuan belajar yang telah dirumuskan maupun dalam efek
pengiring misalnya kemampuan bersosialisasi siswa, berpikir krits, kreatif,
memiliki sikap terbuka baik dalam kehidupan di lingkungan sekolah maupun
secara khusus misalnya berdiskusi kelompok di dalam kelas. Untuk itu guru
dituntuk untuk mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
anak terutama dalam pembelajaran mengolah makanan continental yaitu

139

dengan melibatkan siswa secara aktif untuk berperan serta dengan inisiati
sendiri tanpa harus ada paksaan dari pihak manapun.
2. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa siswa yang memiliki interkasi social
tinggi memperoleh hasil belajar yang lebih baik bila dibandingkan dengan
siswa yang memiliki interkasi social rendah, artinya bahwa dalam
pembelajaran mengolah makanan continental diperlukan peran guru untuk
mencermati peran serta siswa. Siswa yang memiliki interkasi social tinggi
akan lebih aktif dalam proses kegiatan pembelajaran, mau bekerja sama dan
cenderung

terbuka

jika

kurang

mengerti

dalam

memaknai

materi

pembelajaran. Sementara siswa yang memiliki intaraksi social rendah kurang
aktif dan cenderung mengharapkan bantuan orang lain. Interaksi soial sebagai
salah satu karakteristik siswa yang harus dipertimbangkan guru dalam
memulai proses kegiatan pembelajaran sehingga dapat menetukan strategi
pembelajaran yang tepat dan efektif untuk digunakan. Upaya lain yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan bimbingan kepada siswa untuk turut
berperan serta dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah agar mendorong
kemampuan siswa dalam berinterkasi social dengan orang lain.
3. Strategi pembelajaran dan interaksi social member pengaruh terhadap hasil
belajar mengolah makanan continental. Hasil penelitian ini menunjukkan
perlunya

peran

guru

untuk

mendorong

siswa

untuk

memperoleh

pengetahuan/materi pelajaran melalui kerja sama siswa di dalam dan di luar
kelas, sehingga pada saat pelaksanaan pembelajaran kelas sudah seperti tim
kerjasama yang tentunya akan memudahkan siswa yang interaksi socialnya

140

rendah dapat terlibat aktif. Untuk meningkatkan hasil belajar mengolah
makanan continental guru dapat menentukan mana dari kedua strategi
pembelajaran ini yang cocok digunakan sesuai dengan tingkat interaksi sosial
siswa. Untuk itu guru tidak hanya menerapkan satu strategi pembelajaran saja
namun dapat digabung dengan strategi pembelajaran lain yang berorientasi
kepada upaya meningkatkan aktivitas dan peran siswa dalam pembelajaran.
Namun mengingat tidak semua guru mampu mendesain strategi-strategi
pembelajaran, maka perlu dilakukan pelatihan-pelatihan terhadap guru tentang
bagaimna mendesain suatu strategi pembelajaran yang efektif.

C. Saran
1. Hasil belajar mengolah makanan continental dengan strategi pembelajaran
discovery lebih tinggi dibandingkan dengan strategi pembelajaran inkuiri,
oleh karena itu diharapkan bagi guru yang mengajar mengolah makanan
continental untuk menerapkan pembelajaran discovery guna meningkatkan
hasil belajar siswa. Selanjutnya guru disarankan untuk memerapkan
pembelajaran discovery pada materi pembelajaran stock dan soup
2. Tingkat interaksi social siswa yang berbeda-beda, ada siswa yang
memiliki interaksi social tinggi dan interkasi social rendah. Berdasarkan
hasil penelitian guru disarankan untuk mengenali siswa yang memiliki
tingkat interaksi social siswa sebelum pembelajaran dimulai.
3. Hasil penelitian ini menemukan bahwa siswa yang memiliki interaksi
social tinggi lebih tinggi hasil belajarnya dengan menerapkan strategi

141

pembelajaran

discovery

untuk

pembelajaran

mengolah

makanan

continental. Sedangkan bagi siswa yang memiliki interaksi social rendah
sangat cocok menerpakan strategi inkuiri dalam kegiatan pembelajarannya
untuk meningkatkan hasil belajar mengolah makanan continental.
4. Refrensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan
dengan memperhatikan keterbatasan dalam penelitian ini, sehingga hasil
penelitian menjadi lebih sempurna

142

DAFTAR PUSTAKA

Adler, Ronald B,. & Rodman, Goerge, (1982). Human Comunication. New York:
Rinehart and Windston, Inc
Alma, Buchari, (2008). Guru Profesional. Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar, Bandung: Alfabeta
Arikunto, S (1993). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.
_________. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Barbara B Seels, Rita C, Richey, (1994) Teknologi Pembelajaran, Universitas
Negeri Jakarta: Jakarta
Bryner, Wilson, (1993). The Teacher Role, A Sosiological Analysis. British
Manual of Sociology, NY: Appleton Century-Craft, Inc.
Dick, W. & Carey, L (2005). The systematic Design of Instructional. New York:
Longman
Dimyati & Mujiono. (2006) Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineke Cipta
Rosadi Edi, (2012). Tesis. Pengaruh Strategi Pembelajaran Inkuiri Dengan
Menggunakan Media Exelearning dan Komunikasi Interpersonal Terhadap
Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kecamatan Lima
Puluh
Zunaidi Ahmad, (2014).Tesis. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Interaksi
Sosial Siswa Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Aganma Islam Siswa
Kelas VII SMP Negeri 2 Secanggang
Lubis Ardiles (2012). Tesis. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Ruang Sisi
Lengkung Siswa Kelas IX-E SMPN Ngusikan Tahun Ajaran 2014-2015
Agung Dulhizah (2014). Skripsi. Analisis Hasil Belajar Pengetahuan Bahan
Makanan Pada Praktik Pengolahan Makanan Continental Siswa Kelas XI
SMK Negeri 2 Ballendah
Rustiyarso, M. Yusuf, Alex. Skripsi. Interaksi Sosial Guru dan Siswa dalam
Pembelajaran Sosiologi di SMA Katolik Tolino
142

143

Elfida. (2008). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Efikasi Diri Terhadap Hasil
Belajar Mengolah Makanan Continental Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) Negeri 10 Medan, Tesis, Medan : PPS Universitas
Negeri Medan
Gagne, R.M. Brigs, L.J. (1979). Priciples og Instructional Design, New York:
Holt, Rieheart and Winston
_________ . (1987). Instrucyional Technology Foudations. Lawrence Erlbaum :
New Jersey
Greenberg & Baron. (1997). Behaviour in Organization. New Jersey: PranticeHall International, Inc.
Hamzah, B Uno. (2011). Model Pembelajaran. Menciptakan proses belajar
mengajaryang kreatif dan efektif. Jakarta : Bumi Aksara
hhtp://www.scrid.com/doc/529611753/Laporan-Tutorial-Modul-Dasar-Kuliner
September 2012.
Jerold, Gray, Steven.(1191). Designing Efectivee Instruction. Macmilan College
Publishing : New York
Lawson, Michael J. (1991). Probelm Solving. Dalam Biggs, John B (editor).
Teaching of Learning: The view form psikomotoric Psicology. Hawton :
The Australian Coucil for Education Reseach Ltd.
Luthan Fred, Stackovic.(2006). Prilaku Organisasi, Yogyakarta: Andi.
Miarso, Y. (2007). Menyemai Benih Teknologi Pendidika, Jakarta : Kencana
Mochantoyo, dkk. (1997). Pengelolaan Makanan. Untuk SMK Kelompok
Pariwisata. Jilid 1. Bandung : Angkasa
Moston, musska and Sara Asworth.(1994). Teaching Physical Education. New
york: MacMilland College Publishing Company Inc.
Romizowsky, A.J. (1981) Design Instructional System, New York: Nichol
Publishing Company
Roestiyah, N.K. (1991) Strategi Belajar Mengajar Discovery & Inkuiri. Jakarta :
Rineka Cipta
Sagala, Syaiful. (2003) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

144

Seels, Barbara B. And Rita C. Richey. (1994). Instructional Technology. The
Davitional and Domains of The Field. Washington DC: AECT
Siberman, Mel. (2009). Active learning. Pustaka Insan Mandiri : Yogyakarta.
Sudjana. (1989). Metode Statistik. Bandung: Tarsito
______. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah
Production
______. (2005). Metode Statistik. Bandung: tarsito
Sudjarwo (2015) Proses Sosial dan Interaksi Sosial Dalam Pendidikan. Mandar
Maju: Bandung.
Sugiono (2009). Metode Penelitian Dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Syah, Muhibbin. (2011). Psikologi Pendidkan Dalam Pendekatan Baru, Bandung:
Remaja Rosdakarya
Undang-Undang Sidiknas No 20 tahun 2003, Tentang Sitem Pendidikan Nasional,
Jakarta
Undang-Undang Sidiknas No 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, Jakarta